Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
AGAMA ISLAM
DISUSUN OLEH :
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shawalat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan sahabat beliau, serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di
jalan-Nya.
Makalah ini dirancang agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang agama,
mengetahui konsep sehat-sakit, sakaratulmaut dan mengurus jenazah, serta kaitannya
dengan peran keperawatan, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta masukan yang
sifatnya membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan makalah yang akan
datang menjadi lebih baik.
( Penyusun )
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Sehat Sakit
2.2 Sakratulmaut
2.3 Merawat Jenazah
2.4 Pandangan Menurut Agama
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................
3.1. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk itu, membahas materi ini agar masyarat sadar dan paham tentang pentingnya
mengetahui konsep sehat sakit , sakaratul maut dan tata cara merawat jenazah
dengan baik dan benar menurut pandangan agama islam.
2. WHO (1974),
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari aspek fisik, mental, sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
3. Perkins (1937),
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitassehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani,
dan sosial.
4. WHO (1974),
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbang/sempurna seseorang dari aspek
medis, fisik, mental, sosial, psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi
juga kecacatan.
Jadi, sehat berarti bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi meliputi seluruh kehidupan
manusia, termasuk aspek sosial, psikologis, spiritual, faktor-faktor lingkungan,
ekonomi, pendidikan dan rekreasi. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana
seseorang berada dalam keadaan tidak seimbang akibat adanya pengaruh yang datang
dari luar atau dari dalam dirinya.
2.1.2 Model sehat sakit
Menurut model kontinum sehat sakit, sehat adalah sebuah keadaan yang dinamis
yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap
perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan fisik,
emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu mengalami perubahan atau
penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai beberapa
tingkat, maka akan lebih akurat bila ditentukan sesui dengan titik tertentu pada skala
kontimum sehat sakit:
Rentang sehat Renatang sakit
Keterangan gambar:
Rentang sakit dapat digambarkan mulai setengah sakit, sakit, sakit kronis dan
berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai dari
sehat normal, sehat sekali dan sejahtera sebagai status sehat yang paling tinggi.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperwatan dalam konsep
sehat sakit, memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan biberikan
selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam
rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadaan sakit atau sakit kronis
sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta
tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan status kesehatannya.
2. Model kesejahteraan tingkat tinggi
Model kesejahteraan tingkat tinggi berorientasi pada cara memaksimalkan potensi
sehat pada setiap individu utuk mampu mempertahankan rentang keseimbangan dan
arah yang memiliki tujuan tertentu dalam lingkungan.
Model ini mencakup kemajuan tingkat fungsi ke arah yang lebih tinggi, yang menjadi
suatu tantangan yang luas dimana individu mampu hidup dengan potensi yang paling
maksimal, merupakan suatu proses yang dinamis, bukan suatu keadaan yang statis
dan pasif.
3. Model agen-penjamu-lingkungan
Menurut pendekatan ini, tingkat sehat sakit individu atau kelompok ditentukan oleh
hubungan yang dinamis antara ketiga variable agen, pejamu dan lingkungan.
Agen: factor internal atau eksternal yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit
Ex: seseorang terkena penyakit typoid, dimana agen adalah bakteri
Pejamu: seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit atau sakit
tertentu.ex: riwayat keluarga, usia, gaya hidup
Lingkungan: seluruh factor yang ada diluar pejamu. Lingkungan fisik antara lain
tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal. Lingkungan soaial terdiri dari
interaksi seseorang dengan orang lain, termasuk stress, konflik dengan orang lain,
kesulitan ekonomi, krisis hidup, kematian pasangan.
4. Model keyakinan kesehatan
Menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang
ditampilkannya.
Preventif:
a. Primer
Pencegahan yang sebenarnya, pencegahan ini dilakukan sebelum terjadi penyakit dan
gangguan fungsi, dan diberikan kepada klien yang sehat secara fisik dan mental, tidak
menggunakan tindakan terapetik dan tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit
(Edelman dan Mandle, 1994). Contoh, program pendidikan kesehatan, imunisasi,
penyediaan nutrisi yang baik, kesegaran fisik
b. Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada individu yang mengalami masalah kesehatan
atau penyakit. Dan individu yang beresiko mengalami komplikasi atau penyakit yang
labih buruk. Dengan cara pembuatan diagnose dan pemberian intervensi yang tepat
untuk menghindari kondisi yang lebih parah dan memungkinkan klien kembali pada
kondisi kesehatan yang normal (Pender, 1993; Edelman dan Mandle, 1994).
Sebagian besar dilakukan dirumah, rumah sakit atau fasilitas yang memadai.
Pencegahan sekunder terdiri dari teknik screening dan pengobatan penyakit pada
tahap dini untuk membatasi kecacatan.
c. Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika terjadi kecacatan atau ketidakmampuan yang
permanaen dan tidak dapat disembuhkan. Pencegahan tersier terdiri dari cara
meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui intervensi yang
bertujuan untuk mencegah komplikasi dan penurunan kondisi kesehatan (Edelman
dan Mandle, 1994).
Tingkat perawatan ini disebut perawatan preventif karena didalamnya mencakup
tindakan pencegahan terjadinya ketidakmampuan atau penurunan fungsi yang lebih
jauh. Contoh, pemberian perawatan tersier pada klien yang telah mengalami
kebutaan. (ex: terjadinya kecelakaan dirumah, dalam pengasuhan anaknya)
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Masyarakat
Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang
sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi:
1. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempunyai arti
bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini
adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai
dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap
perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
2. Nutrisi
Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviors), yakni respons seseorang terhadap
makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan,
persepsi, sikap, dan praktek masyarakat terhadap makanan serta unsur-unsur yang
terkandung di dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan
kebutuhan tubuh manusia.
8. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang
dapat mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat
pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang
baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
Beberapa kategori yang diidentifikasikan sebagai faktor penentu yang penting dalam
status kesehatan seseorang (Edelman dan Mandle, 1994) antara lain: Merokok,
nutrisi, penggunaan alkohol, kebiasaan penggunaan obat-obatan, mengendarai
kendaraan bermotor, olahraga, seksualitas dan penggunaan alat kontrasepsi atau alat
pencegah lainnya, hubungan keluarga, modifikasi faktor risiko, koping dan adaptasi.
2.2 SAKARATUL MAUT
Definisi Sakaratul Maut : Sakaratul maut merupakan kondisi orang yang sedang
menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk
meninggal. Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan sekarat, menjelang ajal,
atau najal (bahasa Jaw-pen.)
5. Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang
menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat
diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang
tersobek ? (HR Bukhari).
7. Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara
sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian,
niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri
kalian sendiri. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
8. Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan
menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang
sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat
syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki.
( Imam Ghozali).
1. Detik akhir ajal Rasulullah saw. Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah
r.a., ia bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam) "Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang
berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka
dengannya seraya berkata: Laa Ilaaha Illa Allah . Sesungguhnya kematian
memiliki sakratul maut
3. Godaan syaitan. Syetan tidak akan menyia-nyiakan waktu itu untuk menggoda
dan menyesatkan anak Adam. Sampai menjelang akhir hayatnya, syetan akan
hadir pada waktu sakaratul maut. Ia berusaha mendoktrin dan mengelincirkan
manusia dari jalan yang benar. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya syetan
akan mendatangi kalian saat menjelang kematiannya. Ia menyeru: Matilah
sebagai seorang Yahudi, matilah sebagai seorang Nashrani. (HR. Nasai).
5. Menyelimutinya agar tidak tidak terbuka dan supaya rupanya yang berubah
tertutup dari pandangan. Diterima dari 'Aisyah r.a.: "Bahwa Nabi saw. ketika
beliau wafat, jasadnya ditutupi dengan selimut Yaman." Dan dibolehkan
mencium mayat menurut ijma'. Rasulullah saw. telah mencium mayat Usman
bin Mazh'un, sedang Abu Bakar r.a. menelungkup dan meratapi tubuh Nabi
saw. sewaktu ia wafat, lalu menciumnya diantara kedua matanya, serta
katanya: "Wahai Nabiku, wahai junjunganku yang kucinta...!
Adapun orang yang tidak mempunyai harta dan meninggal dengan rencana
hendak membayarnya, maka ada keterangan bahwa Allah akan membayarkannya,
demikian pula orang yang memilki harta dan hendak membayarnya, tetapi tidak
dibayarkan oleh ahli warisnya. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Nabi saw. bersabda: "Barang siapa mengambil harta orang dan bermaksud
hendak membayarnya, maka Allah akan membayarkannya. Dan barang siapa
yang mengambilnya dengan maksud hendak menggelapkannya, (berniat tidak
membayar-pen.), maka Allah akan menghabiskannya."
Pada sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada
Allah sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem. Jangan sampai
seorang dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah,
selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada pada sangka-sangka
hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang baik .
Selanjutnya Ibnu Abas berkata, Apabila kamu melihat seseorang menghadapi
maut, hiburlah dia supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa
dengan Tuhannya itu. Selanjutnya Ibnu Masud berkata : Demi Allah yang tak ada
Tuhan selain Dia, seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka Allah
berikan sesuai dengan persangkaannya itu. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan
apapun jua berada ditangannya.
Dalam keadaan yang seperti itu peran perawat disamping memenuhi kebutuhan
fisiknya juga harus memenuhi kebutuhan spiritual pasien muslim agar diupayakan
meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah. Perawat membimbing pasien
dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang),
sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim.
Selanjutnya Umar Bin Ktahab berkata Hindarilah orang yang mati diantara
kami dan dzikirkanlah mereka dengan ucapan Laailahaillahllah, maka
sesungguhnya mereka (orang yang meninggal) melihat apa yang tidak bisa, kamu
lihat .
Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah orang yang telah meninggal dunia. Setelah proses
pengurusan jenazah, termasuk di dalamnya memandikan, mengkafani, dan
menyolatkannya, atau proses lainnya berdasar ajaran agama masing-masing, biasanya
mayat dikuburkan atau dikremasi (dibakar). Proses pengurusan jenazah ini biasanya
dilakukan oleh keluarga jenazah dengan dukungan pemuka agama.
2.3.2 MEMANDIKAN
Hal yang harus dilakukan bagi orang yang telah mati sebelum dimandikan
6. Dan perut mayit itu seyogyanya diberi benda asalkan bukan al-Quran. Sepeti
halnya kaca dan lainnya.
1. Air Mutlaq : Yaitu air yang suci dan mensucikan seperti air sumur, air sungai,
air hujan, air sumber dan lain sebagainya. Jika tidak menemukan air atau ada
tapi tapi sulit untuk memperolehnya atau ada udzur untuk memakai air seperti
orang mati terbakar, maka diperbolehkan untuk diganti dengan debu yang
bersih dan suci (tayammum)
2. Kain (samper) atau baju gamis untuk menutupi badan atau aurat mayit, dan
lebih baik kalau keduanya difungsikan secara bersamaan ketika nanti
memandikan.
1. Orang yang mati Syahid (Orang yang mati karena memerangi orang-orang
kafir dalam menegakan Agama Allah)
3. Bayi yang keguguran (siqtu) dan tidak lengkap anggota badannya, tidak boleh
dimandikan, tapi disunnahkan dikafani dan dikuburkan
4. Mayit yang udzur untuk memakai air (yakni kalau memakai air akan timbul
kemudharatan terhadap si mayit) seperti orang yang mati terbakar dan lain
sebagainya. Dan sebagai gantinya adalah harus ditayammumi.
1. Haruslah dimandikan ditempat yang sepi, tidak ada yang masuk kecuali orang
yang memandikan dan wali si mayit ( keluarganya ) bisa di buatkan tabir
( gombong ) tempat memandikan.
5. Mayit diletakkan di atas alas, seperti pohon pisang atau kaki orang yang akan
memandikan agar gampang menjangkau anggota yang sulit dijangkau seperti
dibagian tubuh mayit yang sulit dijangkau.
6. Air yang ingin dipakai untuk memandikan di jauhkan dari lokasi memandikan
ke tempat ke tempat yang tidak terlalu jauh. Hal ini di maksudkan agar nanti
air yang telah di pakai tidak kena pada air yang masih suci (belum di pakai).
8. Lakukan tekanan (urutan) pada perut mayit dengan tangan kiri anda (orang-
orang yang memandikan) untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang tersisa
dalam perut mayit dan lakukanlah berulang-ulang dengan hati-hati (tidak
kasar)sampai di yakini bahwa isi perut sudah tidak ada lagi.
9. Bersihkanlah dubur dan kemaluan mayit dengan tangan kiri berbalut kain dan
gantilah kain tersebut dengan kain yang barujika sudah dipakai, dan
lakukanlah sampai tiga kali atau lebih (tergantung kebutuhan).
10. Bersihkanlah mulut, lubang, hidung, kuping, mata, kuku tangan dan kaki dan
anggota yang biasa terkena najis dan kotoran, bersihkanlah dengan air sampai
tidak ada najis atau kotoran tersisa. Namun ingat jangan sampai menyakiti
mayit.
/
12. Kemudian siramlah mayit mulai dari kepalanya (rambutnya) dagaunya
(jenggotnya jika ada) kemudian sisirlah keduanya dengan sisir yang besar
giginya, lakukanlah dengan lembut dan hati-hati dan kembalikan lagi rambut
dan jenggot yang jatuh jangan di buangMulailah menyiram dari anggota mayit
yang kanan dan anggota wudhu` sesuai dengan hadits yang berbunyi:
15. Pada setiap memandikan sunnah disertai dengan sabun dan harum-haruman
yang lain untuk membantu menghilangkan kotoran-kotoran yang lengket,
mengawetkan kulit mayit dan mengharumkan mayit.
16. Kemudian siramlah dengan air yang sedikit dicampur dengan kapur atau
sabun
18. Kemudian siramlah lagi dengan air murni dan bersih pada seluruh badan
mayit baik luar atau bagian dalam
Catatan:
Lakukanlah (mandikanlah) mayit tiga atau lima kali dan seterusnya (ganjil) hal itu
tergantung kebutuhan pada diri mayit, dan diselesaikan pada hitungan ganjil juga
seperti 3 kali atau 5 kali dan seterusnya.
1. Hindari adanya kotoran atau najis yang masih melekat pada badan mayit
setelah dimandikan maka dari itu periksalah sebelum selesai dimandikan
2. Hindarkan air yang sudah terpakai dari badan mayit yang sudah bersih.
Catatan:
Jika keluar kotoran dari dubur atau kemaluan maka cukup hanya dengan
membersihkannya saja tampa mengulangnya dari awal yakni memandikannya lagi
dari awal
Jika sudah selesai dimandikan kemudian dipindahkan ke tempat dimana mayit
tersebut akan dikafani. Dipindah dengan cara tetap ditutup dadannya dengan kain
yang kering dan setelah sampai pada tempatnya si mayit dihanduk agar betul-betul
lebih kering.
Dan kalau mayit perempuan sebaiknya dibedaki dan diberi cellak dan di dahinya
ditulis lafadz Allah dengan celak tersebut.
2.3.3 MENGKAFANI
Pembiayaan
Biaya dalam mengkafani di ambil dari harta peninggalan yang tidak ada sangkut
pautnya dengan hak orang lain seperti barang gadaian dan sebagainya. Kalau harta
peninggalan di atas tidak ada maka yang berkewajiban untuk membiayai adalah orang
yang punya kewajiban memberi nafkah ketika masih hidup, jikalau orang yang
berkewajiban tidak ada, maka bisa diambil dari baitul-mal, jika baitul-mal tidak ada
maka pembiayaan diambil dari harta orang Islam yang mampu / kaya
Langkah-langkah mengkafani.
Dalam hal mengkani,kalau kita mengacu kepada haqqullah ( hak Allah) semata,
maka kain yang dibutuhkan hanya sebatas penutup aurat. Bagi laki-laki hanya sebatas
penutup pusar dan lututnya, sedangkan bagi perempuan baik orang yang
merdeka atau budak adalah kain yang dapat menutupi semua anggota tubuhnya
kecuali muka dan kedua telapak tangannya. Adapun bagi banci/waria hukum
mengkafaninya disamakan dengan perempuan.
Akan tetapi kalau dipandang dari haqqullah dan haqqul adami, maka kain kafan yang
dibutuhkan untuk mengkafani laki-laki secara sempurna adalah tiga lembar kain
kafan warna putih. Sedangkan untuk perempuan dan waria adalah lima lembar kain
yang terdiri dari :
1. Dua lembar kain panjang yang cukup untuk membungkus seluruh tubuhnya.
3. Baju kurung
1. Bentangkan tiga lebar kain kafan yang suda dipotong sesuai denga ukuran
yang dibutuhkan dengan cara disusun, kain yang paling lebar diletakkan
dipaling bawah. Kalau ukuran lebar kain sama, geserlah kain yang ditengah
kekanan sedikit dan yang paling atas kekiri sedikit atau sebaliknya. Dan jika
sendainya lebar kain kafan tidak cukup untuk menyelimuti mayit, maka geser
lagi hingga bisa menutupi mayit. Dan jika tetap tidak bisa menutupinya, baik
karena mayitnya besar atau yang lain, maka lakukan penambahan sesuai
dengan kebutuhan.
3. Persiapkan tiga atau lima utas kain tali dan letakkan dibawah kain yang paling
bawah. Dan agar tali dibagian dada (diatas tangan dan dibawahnya) tidak
mudah bergeser, potonglah dengan bentuk khusus. (satu utas talli yang dibagi
dua, sedangkan ditengan tetap tidak disobek)
1. Hidung
2. Mulut
3. Kedua telinga (dan sebaiknya menggunakan kapasyang lebar, sekiranya bisa
menutupi seluruh muka mayit)
6. Dahi
8. Kadua lutut
1. Bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah di potong sesuai dengan
ukuran yang di butuhkan.kemudian letakkan pula kain sarung di atasnya di
bagian bawah (tempat di mana badan antara pusar dan kedua lutut
di rebahkan)
7. Selimutkan kain sarung di badan mayit antara pusar dan kedua lutut dan
pasangkan juga baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung).Bagi
yang rambutnya panjang di kepang menjadi dua atau menjadi tiga, dan di
letakkan di atas baju kurung tempatnya di bagian dada.
3. Memberi kapas di bagin tertentu (lihat rinian pada nomor 04 cara mengkafani
mayat laki-laki)
4. Menggunakan kain kafan dengan hitungan ganjil, tiga lembar lebih utama dari
dua atau empat lembar, akan tetapi penambahan hitungan kain kafan lebih dari
satu lembar lebih baik meskipun satu termasuk hitungan ganjil sebagai
penghormatan pada si mayit, jadi dua lembar lebih utama dari satu lembar.
5. Menggunakan kain yang bagus tapi tidak mahal, yang di maksud di sini
adalah kain yang berwarna putih, bersih, suci dan tebal.
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu kifayah.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
( )
1. Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli
bidah.
5. Keluarga terdekat.
1. Niat
Setiap shalat dan ibadah lainnya kalo tidak ada niat dianggap tidak sah, termasuk niat
melakukan Shalat jenazah. Niat dalam hati dengan tekad dan menyengaja akan
melakukan shalat tertentu saat ini untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-
Bayyinah : 5).
Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai
niatnya. (HR. Muttafaq Alaihi)
Catatan:
Doa yang saya berikan di atas adalah untuk mayit lelaki satu orang.
Kalau dua orang laki-laki atau perempuan, diganti dengan: HUMA.
Kalau perempuan satu orang, diganti dengan: HA.
Kalau banyak mayit lelaki: HUM.
Kalau banyak mayit wanita: HUNNA.
Kalau gabung banyak mayat lelaki dan wanita, bisa pakai: HUM.
Contoh : Allahummaghfir lahum warhamhum, waaafihi wafu anhum
2.3.5. MENGUBURKAN JENAZAH
Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah diletakkan, sebab
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah melarangnya.
Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit terjaga dari jangkauan
binatang buas, dan agar baunya tidak merebak keluar.
Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada syaq. Dalam masalah
ini Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda:
Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita
(non muslim). (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani
dalam Ahkamul Janaaiz hal. 145)
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar
kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya
(membentuk huruf U memanjang).
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain kepala
dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau
papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi
sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam
liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang dilakukan
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan (diuruk) tanah ke
atas jenazah tersebut.
Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan diperciki
air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu alaihi wassalam (dalam masalah
ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang shahih, silakan lihat Irwaul Ghalil
II/206). Lalu diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar mudah dikenali.
Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat diambil beberapa
hikmah, antara lain:
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-
baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
2.4 PANDANGAN MENURUT AGAMA
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia
sejak jaman Nabi Adam. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah
takdir, sakit pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita
sakit kenapa harus mencari sehat /kesembuhan? Lantas bua apa dan apa manfaat
berobat? Dari sinilah landasan kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan
upaya pengobatan.
Ayat diatas mengisahkan Nabi Ayub yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan
anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa
penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh
Nabi Ayub untuk berzikir dan memohon keridhoan Allah, dan Allah pun
mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayub sembuh dan dikembalikan harta
dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada
Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir
Allah. Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah
mentakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah mentakdirkan
kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh.
(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku. Dan
Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu. Dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkan Aku. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan
menghidupkan aku (kembali). Dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni
kesalahanku pada hari kiamat. (Al Quran surah Asy Syuaraa [26]: 78 82)
KONSEP SAKIT
Di hadapan Allah, orang saki bukanlah orang yang hina. Mereka justru memiliki
kedudukan yang sangat mulia.
Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang
berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai
pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.:
(Hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Bahkan Allah menjanjikan apabila orang yang sakit apabila ia bersabar dan
berikhtirar dalam sakitnya, selain Allah menghapus dosa-dosanya.
Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali
Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-
dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah
untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.
(HR. Asy-Suyuti)
KONSEP SEHAT
Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap
kesehatan manusia. Sunnah Nabi menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai
nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa
menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah bersabda. Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyaka
manusia yaitu kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abbas)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari materi yang dibahas diatas adalah :
Konsep sehat sakit :
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari aspek fisik, mental, sosial dan
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. (WHO (1974))
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitassehari-hari baik aktifitas
jasmani, rohani, dan social(Perkins (1937))
Sakratulmaut :
sakaratul maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian,
berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya
respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak
atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Sakartul maut dan
kematian merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan
suatu fenomena tersendiri. kematian lebih kearah suatu proses, sedangkan
sakaratul maut merupakan akhir dari hidup.
Merawat jenazah :
Memandikan
Mengkafani
Menyalatkan
Menguburkan
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dianhusadautami.co.id/p/konsep-sehat-sakit.html?m=1,
diakses tanggal 14 september2016 jam 14.00