Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Salah satu metode pengumpulan biaya produksi adalah harga pokok pesanan,
metode harga pokok ini banyak digunakan oleh perusahaan yang memproduksi lebih
dari satu jenis produk, sehingga produk yang dikerjakan sangatlah beragam baik dari
segi mode, ukuran, bentuk maupun mutunya.
Metode harga pokok pesanan merupakan metode perhitungan harga pokok setelah
produk selesai dikerjakan. Pengumpulan biaya harga pokok tersebut untuk setiap jenis
produk dicatat dalam kartu harga pokok pesanan.
Penjelasan :
1) Rekening BDP Biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk mencatat jumlah biaya
tenaga kerja langsung pada departement produksi.
2) BOP sesungguhnya digunakan untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja tidak
langsung departement produksi, seperti upah mandor, teknisi alat alat produksi,
petugas laboratorium, petugas kebersihan dibagian produksi dan lain lain.
3) Biaya pemasaran untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian pemasaran atau
penjualan.
4) Biaya administrasi dan umum untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian kantor.
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih rugi)
BOP yang dibebankan Rp. xxxx
Selisih BOP Rp. xxxx
BOP sesungguhnya Rp. xxxx
3) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih laba)
BOP yang dibebankan Rp. xxxx
Selisih BOP Rp. xxxx
BOP sesungguhnya Rp. xxxx
2. Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih laba).
Selisih BOP Rp. xxxx
Rugi-Laba/ Harga pokok Penjualan Rp. xxxx
No Pesanan : Pemesan :
Jenis Produksi : Sifat Pesanan :
Tgl. Pesan : Jumlah :
Tgl. Selesai : Harga Jual :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
Tg Keteranga Jumla Tg Jam Jumla Tg Dasa Tari Jumla
No
l n h l Kerja h l r f h
Contoh Soal :
PT Health Wealth International berusaha dalam bidang meubel dan memproduksi alat
alat rumah tangga serta perkamtoran berdasarkan pesanan.
Pada bulan Juni 1995 mendapat pesanan dari yayasan Citra Medika untuk membuat
100 set meja belajar (100 meja dan 200 kursi) dengan harga setiap set sebesar Rp.
175.000 untuk memproduksi pesanan tersebut. PT HWI telah melakukan kegiatan
sebagai berikut
1. Membeli bahan baku dan bahan penolong
Bahan Baku :
Kayu dengan ukuran :
4 cm x 6 cm x 300 cm 250 pot @ Rp. 18.000 = Rp.
4.500.000
2 cm x 20 cm x 300 cm 200 pot @ Rp. 30.000 = Rp. 6.000.000
2 cm x 3 cm x 300 cm 100 pot @ Rp. 5.000 = Rp.
500.000
Tripleks 25 lbr @ Rp. 15.000 = Rp. 375.000
Cat 50 klg @ Rp. 10.000 = Rp. 500.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp. 11.875.000
Bahan Penolong :
Paku 5 kg @ Rp. 10.000 = Rp. 50.000
Dempul 10 kg @ Rp. 5.000 = Rp. 50.000
Amplas 200 lb @ Rp. 200 = Rp. 40.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp. 140.000
Jumlah bahan baku dan bahan penolong Rp. 12.015.000
3. Pembebanan BOP selain pemakaian bahan penolong dan tenaga kerja tidak
langsung adalah sebagai berikut :
Biaya Penyusutan Mesin Rp. 100.000
Biaya Penyusutan Gedung Rp. 250.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 50.000
Biaya Pemeliharaan Gedung Rp. 50.000
Jumlah Rp. 450.000
Jawab :
a. Jurnal pada waktu pembelian bahan baku dan bahan penolong.
Persediaan Bahan Baku Rp. 11.875.000
Persediaan Bahan Penolong Rp. 140.000
Utang Dagang Rp. 12.015.000
b. Kartu harga pokok, jika BOP yang dibebankan 60% dari tenaga kerja langsung.
PT Healt Wealth International
Jakarta
KARTU HARGA POKOK PESANAN
c. Jurnal pemakaian/pembebanan bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja dan BOP
ke dalam BDP.
1. Pemakaian Bahan
BDP Biaya Bahan Baku Rp. 11.875.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 11.875.000
BOP Sesungguhnya Rp. 140.000
Persediaan Bahan Penolong Rp. 140.000
2. Pemakaian Tenaga Kerja
BDP Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.000.000
BOP Sesungguhnya Rp. 400.000
Biaya Administrasi dan umum Rp. 500.000
Gaji dan Upah Rp. 2.900.000
3. Pemakaian BOP selain bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung
BOP sesungguhnya Rp. 450.000
Biaya Penyusutan Mesin Rp. 100.000
Biaya Penyusutan Gedung Rp. 250.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 50.000
Biaya Pemeliharaan Gedung Rp. 50.000
4. Pembebanan BOP kedalam BDP
BDP BOP Rp. 1.200.000
BOP yang dibebankan Rp. 1.200.000
Penjelasan :
BOP yang dibebankan 60% x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.200.000
BOP yang sesungguhnya :
a. Biaya Bahan Penolong Rp. 140.000
b. Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. 400.000
c. BOP yang lain Rp. 450.000
Rp. 990.000
Selisih BOP Rp. 210.000 (laba)
Assalamualaikum WR WB
Selamat Pagi rekan-rekan penghaus ilmu pengetahuan, kali ini saya akan memposting contoh
soal beserta jawaban tentang perhitungan biaya produksi menggunakan 1 Departemen, kita
langsung aja meluncur ke TKP:
Soal:
CV Sentari adalah sebuah perusahaan tepung terbesar di Jawa Barat, Berikut data produksi dan
biaya selama bulan maret 2010 sbb:
Diminta:
a) Hitunglah unit ekuivalensi untuk BBB, BBP, dan B. Konversi
b) Buat Laporan Harga Pokok Produksi
c) Buat Jurnal yang Diperlukan
Jawab:
a) Menghitung Unit Ekuivalensi
Data Produksi
Dimasukan dalam Proses 1200 KG
Produk Jadi yang Ditransfer Ke Gudang 700 KG
Produk Dalam Proses (BBB 100%, BBP 100%
BTK 40%, BOP 40%) 500 KG
1200 KG
Biaya yang dibebankan dalam bulan maret 2010:
Total Per KG
BBB Rp 30000 Rp 25
BBP Rp 19200 Rp 16
BTK Rp 9000 Rp 10
BOP Rp 17100 Rp 19
Rp 75300 Rp 70
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk Jadi yang Ditransfer ke Gudang
700 KG @ Rp 70 Rp 49000
Harga Pokok Persediaan Produk Dalam Proses Akhir:
. BBB 12500
. BBP 8000
. BTK 2000
. BOP 3800
Rp 26300
Jumlah Biaya Produksi yang Dibebankan Rp 75300
. Pencatatan BBP
BDP - BBP 19200
Persediaan Bhn Penolong 19200
. Pencatatan BTK
BDP - BTK 9000
Gajih dan Upah 9000
. Pencatatan BOP
BDP - BOP 17100
Berbagai rekening 17100
yang di Kredit
Catatan:
BBB : Biaya Bahan Baku
BBP : Biaya Bahan Penolong
BTK : Biaya Tenaga Kerja
BOP : Biaya Overhead Pabrik
BDP : Barang Dalam Proses