Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Diantaranya bunyi-bunyi sangat mirip kedengarannya. Bunyi bahasa yang berbeda atau mirip
dinamakan fonem.
Fonem dalam bahasa mempunyai beberapa macam lafal bergantung pada letaknya dalam kata
suku atau suku kata.
Alat ucap kita sebagai artikulator dan titik artikulasinya yg dibantu dengan udara dan paru-paru.
Konsonan itu sendiri dihasilkan apabila bunyi ujaran udara yg keluar dari paru-paru mendapat
rintangan/ halangan dari alat ucap lainya. Konsonan mempuyai contoh yaitu: konsonan hambat
bilabial, konsonan hambat alveolar, konsonan hambat palatal, konsonan frikatif glottal tak
bersuara, konsonan nasal bilabial, konsonan nasal alveolar, konsonan nasal palatal, konsonan
nasal velar, konsonan getar alveolar, konsonan lateral alveolar, semi vocal bilabial, semivokal
palatal
Inotasi/ Tekanan
Inotasi adalah kalimat atau mengacu yangg ditekankan pada suku kata atau kata sehingga bagian
itu lebih keras (tinggi) ucapnnya dari pada bagian yg lain. Inotasi mengacu pada naik turunnya
nada dalam perafalan kalimat, sedangkan ritme mengacu kepemberian tekanan pada kata dalam
kalimat.
Bagian kalimat tempat berlakunya suatu pola perubahan nada tertentu disebut kolompok
ton. Pada setiap kelompok ton terdapat suku kata yg terdengar menonjol yg menyebabkan
terjadinya pengubahan nada. Suku kata itulah yang mendapat aksen.
B. Lafal, Tekanan, Inotasi Dan Jeda Tidak oleh Lazim/ Tidak Baku
Dalam tuturan bahasa Indonesia ada sejumlah fonem yg dilafalkan tidak sesuai dengan lafal yg
tepat sehingga lafal tersebut menjadi tidak baku. Hal tersebut dapat dipengaruhi berbagai factor,
misalnya karena faktor lafal bahasa daerah asal, faktor latar belakang pendidikan atau lingkungan
sosial.
Contoh:
Manfaat manpaat
Fasilitas pasilitas
Virus pirus
Pelafalan agar tidak salah harus dilihat berdasarkan konteks kalimat dalam arti katakata tersebut
dan dilafalkan berdasarkan makna kalimat yang dimaksud.
2. Memahami Pemerian
Ketika membaca suatu teks, pada umumnya teks yang kita baca adalah berurutan dari kiri ke
kanan. Namun, agar lebih mudah dipahami. Mudah diingat, dan lebih mudah untuk
diungkapkannya, informasi/keterangan dalam teks tersebut sering diuraikan secara berurutan ke
bawah dengan mengambil pokokpokok yang dibutuhkan saja. Informasi/ keterangan yang
demikian itu berarti membutuhkan pemerian.
C. Isi Pokok Informasi dan Uraian Lisan yang Bersifat Faktual, Spesifik dan Rinci
Informasi yang bersifat faktual adalah informasi yang berdasarkan kenyataan atau sesuatu yang
benarbenar terjadi, atau benarbenar ada. Misalnya dalam seminar contoh-contoh yang
dikemukakan biasanya bersifat faktual. Artinya contoh-contoh yang dikemukakan merupakan
contoh yang benarbenar ada, bukan fiktif atau karangan si pembicara semata-mata.
D. Memahami Ragam Bahasa
1. Ragam Bahasa
Ragam bahasa Indonesia ditimbulkan karena adanya pengaruh faktor sejarah, dan perkembangan
masyarakat, atau faktor yang terdapat pada masyarakat pemakai bahasa seperti pendidikan, usia,
agama, bidang pekerjaan, sikap penutur dan juga latar belakang budaya daerah. Walaupun
demikian kita msih bisa memahami orang lain yang berbahasa Indonesia, karena pada dasarnya
ciri dan kaidah tata bunyi, pembentukan kata, serta tata makna pada umumnya masih sama.
Secara garis besar ragam bahasa yang ada di Indonesia antara lain:
Hal utama dalam membaca cepat adalah pemahaman yang cepat. Cara membaca cepat dapat
dilatih dengan latihan untuk memperoleh cara yang efektif tanpa membuang waktu dan tidak
mengabaikan tujuann utama, yaiitu memperoleh informasi cepat dan akurat.
Pola Horizontal
Pola Vertikal
Pola Diagonal
Pola Zig Zag
Pola Spiral
Pola Blok
3. Menghitung Kecepatan Membaca
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca cepat diantaranya adalah:
1. Kamus Umum adalah kamus yang berisi segala kata dalam suatu bahasa beserta
maknanya. Misalnya Kamus Umum Bahasa Indonesia
2. Kamus Khusus adalah kamus yang garapan atau cangkupannya terbatas pada suatu
bidang tertentu saja. Misalnya kamus Linguistik, Kamus Ekonomi, Kamus Teknik, Kamus
Komputer dan sebagainya.
Informasi dalam Kamus
Setiap lema mempunyai kerangka informasi sebagai berikut:
1. Lema yang berupa tunggal, kata berimbuhan, kata berulang, kata majemuk, frase
(gabungan kata) atau akronim menjadi judul tiap entri, dan itulah yang dijelaskan dalam
batang tubuh kamus
2. Semua lema disusun secara alfabetis
3. Tiap lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan pedoman terperinci yang dimuat
dalam bagian lain dari kamus
4. Sesuai dengan konteks dan keperluan, setiap lema diberi label berikut:
Label ragam bahasa.
Label kelas kata.
Label penggunaan bahasa yang menunjukkan bahasa dialek melayu, bahasa daerah
atau bahasa asing.
Label bidang kehidupan dan bidang ilmu yang menunjukkan dalam bidang apa kata
yang bersangkutan dipergunakan.
Penunjukkan pelafalan / e / untuk membedakannya dari pelafalan /e/.
Penjelasan makna berupa batasan makna, uraian penggunaan, atau padanan kata.
Kompetesi Dasar: Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.
A. Memahami Berbagai Bentuk Informasi Tertulis
Memahami Informasi Grafis
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar, biasanya
menggambarkan turun naiknya hasil, statistik dan sebagainya.
Grafik terdiri atas beberapa macam, misalnya grafik batang, garis, kolom, pie (lingkaran), dan
sebaginya.
1. Teknik membuat simpulan induktif yaitu teknik membuat simpulan induktif disusun
mulai dari pengumpulan data/fakta dan berakhir pada kesimpulan yang merupakan ciri
umum dat/fakta yang diamati
2. Teknik membuat simpulan deduktif yaitu teknik membuat simpulan yang bertolak dari
suatu kesimpulan umum kemudian dijabarkan contoh-contoh yang mengandung ciri-ciri
umum itu.
Kompetesi Dasar: Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.
A. Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat
Fonologi
Fonologi terdiri atas dua bagian ilmu, yaitu:
1. Fonetik, yaitu ilmu yang mempelajari atau menganalisisi bunyi ujar serta mempelajari
bagaimana alat ujar itu dapat menghasilkan bunyi.
2. Fonemik, yaitu ilmu yang mempelajari bunyi ujar dalam fungsinya sebagai pembeda
arti.
Mengucapkan Kata dengan Tekanan dan Artikulasi yang Tepat
Setiap ujaran mempunyai tekanan/ nada, pada masingmasing kata atau kalimat. Tekanan yang
diucapkan tersebut bergantung pada pentingnya kata atau kalimat berdasarkan situasi yang
terjadi pada si pembicara.
Kompetesi Dasar: Memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
A. Memilih Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan Yang Tepat
Kata dan Ungkapan yang sesuai dengan Tuntutan Situasi Komunikasi
Ketika kita melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis kadangkadang secara tidak
sengaja atau tidak, sering menggunakan ungkapan. Penggunaan ungkapan ketika berkomunikasi
akan menghidupkan suasana, misalnya kalimat tersebut menjadi lebih hidup, tidak monoton,
hangat dan menarik.
Untuk menguasai ungkapan denagn baik, dibutuhkan latihan tentang penggunaan ungkapan
secara tepat sesuai dengan tuntutan situasi komunikasi, misalnya untuk situasi komunikasi yang
gembira, situasi sedih, tegang, menakutkan, santai dan sebagainya dibutuhkan ungkapan yang
berbeda.
Pengulangan Mubazir
Dalam membuat sebuah kalimat kadangkadang terdapat penggunaan kata yang sama secara
berulanulang. Pengulangan kata tersebut menjadi mubazir. Oleh karena itu, untuk
menghindarinya kita perlu menggantinya dengan menggunakan sinonim atau ungkapan yang
tepat, tetapi penggantian kata tersebut tidak boleh merubah pengertian atau makna kalimat itu,
sehingga penggunaan kalimat menjadi lebih efektif.
Contoh: Direktur perusahaan itu meminta perwakilan para perkerja untuk melakukan
perundingan,tetapi para perkerja tetap menolak permintaan itu,kecuali ada jaminan tututan
kenaikan gaji mereka dipenuhi.
sebaiknya: Direktur perusahaan itu meminta perwakilan para perkerja untuk melakukan
perundingan,tetapi karyawan tetap menolak permintaan itu,kecuali ada jaminan tuntutan
kenaikan gaji mereka dipenuhi.
Honomin
Honomin,yaitu dua kata atau lebih yg sama bunyinya tetapi berbeda artinya. Misalnya kata jarak
dalam kalimat berikut ini.
(a) Jarak antara Jakarta dan Cirebon kami tempuh dalam waktu 4 jam.
(b) Pada zaman dahulu orang menggunakan buah jarak sebagai lampu penerang rumah.