Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mesopotamia Kuno
Geografi
Sungai Efrat
Mesopotamia Atas
Rawa-rawa Mesopotamia
Teluk Persia
Moderen
Gurun Suriah
Pegunungan Taurus
Sungai Tigris
Pegunungan Zagros
Kuno Akkad
Assur
Dur-Sharrukin
Nimrud
Babilonia
Kasdim
Niniwe
Lagash
Elam
Het
Media
Mitanni
Sumer
Urartu
Kota-kota lain
Mousteria
Trialetia
Zarzi
Natuf
Nemriki
Khiam
Hassuna/Samarra
Halaf
Ubaid
Uruk
Jemdet Nasr
Peradaban Kish
Akkadia
Ur III
Babilonia Lama
Bangsa Amori
Bangsa Kass
Asiria Baru
Babilonia Baru
Raja-Raja Sumeria
Akhemenia
Seleukia
Parthia
Romawi
Sasania
Penaklukan Muslim
Akkadia
Amori
Aram
Ebla
Elam
Guti
Het
Bahasa Hurri
Luwia
Persia Pertengahan
Persia Kuno
Parthia
Proto-Armenia
Sumeria
Urartu
Budaya Arsitektur
Seni Rupa
Huruf Paku
Kesusasteraan Akkadia
Kesusasteraan Sumeria
Musik
Agama
Enma Elish
Gilgames
Mitologi
Marduk
Penjarahan
Tell
Sumeria (/sumr/)[note 1] merupakan sebuah peradaban kuno di Mesopotamia selatan, pada masa
kini di selatan Irak, selama masa Chalcolithic dan Abad Perunggu Awal. Meskipun spesimen-
spesimen terawal di daerah ini tidak lebih jauh dari sekitaran tahun 2500 SM, sejarahwan-
sejarahwan modern berpendapat bahwa Sumer ditinggali secara permanen dari sekitaran tahun
5500 hingga 4000 SM oleh orang orang non Semit yang berkomunikasi menggunakan Bahasa
Sumeria (yang menggunakan nama kota-kota, sungai-sungai, pekerjaan, dsb. sebagai bukti [1][2][3]
[4]
Orang orang prasejarah yang penuh dugaan tersebut dewasa ini disebut sebagai "orang proto-
Efrat" atau "Orang Ubaid",[5]yang diduga berevolusi dari kebudayaan Samarra dari Mesopotamia
Utara (Assyria).[6][7][8][9] Orang-orang Ubaid ini (meskipun tidak pernah disebut oleh orang Sumeria
sendiri) menurut asumsi cendikiawan moderen adalah peradaban yang kokoh perdana di daerah
Sumer, mengeringkan rawa-rawa untuk keperluan bercocok tanam, mengembangkan perdagangan,
dan membangun industri, termasuk diantaranya tenunan, kerajinan kulit, besi, pertukangan batu dan
kerajinan tembikar.[5]
Secara harfiah, berarti "tanah dari petuanan (lokal, bangsawan) asli". Stiebing (1994)
mengartikannya sebagai "Tanah dari Petuanan Cahaya" [10]. Postgate (1994)
menganggaoen sebagai pengganti "bahasa" eme, yang menjadi "tanah di jantung Sumeria".(John
Nicholas Postgate (1994). Early Mesopotamia: Society and Economy at the Dawn of History.
Routledge (UK)..
Meskipun begitu, beberapa peneliti menyangsikan ide mengenai sebuah bahasa Proto-Efrat atau
satu subtrata bahasa. Mereka berpendapat, bahwa bahasa Sumeria awalnya merupakan bahasa
para pemburu dan nelayan, yang hidup di rawa-rawa dan kawasan pantai Arabia Timur, yang
merupakan bagian dari kebudayaan bifasial Arabia.[11] Bukti-bukti sejarah yang lebih bisa diandalkan
muncul jauh setelah masa ini; tidak ada satupun penanggalan di daerah Sumer sebelum
masa Enmebaragesi (c. Abad ke-26 SM). Profesor Juris Zarins meyakini bahwa bangsa Sumeria
menetap di sekitar pantai Arabia Timur, yang merupakan Teluk Persia pada masa kini, sebelum
tergenang pada akhir Zaman Es.[12]
Mereka telah mengenal bercocok tanam dan sudah memiliki sistem pengairan. Bangunan-bangunan
mereka dibuat dari lumpur. Mereka menganut agama politheisme.
Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertamakali mendiami kawasan Mesopotamia, sehingga
bangsa Sumeria pantas disebut sebagai penduduk asli Mesopotamia. Bangsa Sumeria datang dari
wilayah Asia Kecil sekitar tahun 3.500 tahun SM. Pada awalnya, bangsa Sumeria mengolah lahan
pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat
membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan
pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria
sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash,
dan Nippur.
Pada awalnya, kota-kota tersebut merupakan kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut
negara kota. Kemudian terjadilah peperangan di antara kota-kota tersebut dan yang kalah akan
menjadi bawahan kota yang menang yang lama kelamaan memunculkan sistem
pemerintahan kerajaan. Bangsa Sumeria mencapai mansa kejayaannya saat dipimpin oleh Raja Ur-
Nammu. Namun, sekitar tahun 2.300 SM, bangsa Sumeria dapat ditaklukkan oleh
bangsa Akkadia di bawah pimpinan Raja Sargon.
Sumer