Вы находитесь на странице: 1из 6

Sumeria

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mesopotamia Kuno

Geografi
Sungai Efrat

Mesopotamia Atas

Rawa-rawa Mesopotamia

Teluk Persia
Moderen

Gurun Suriah

Pegunungan Taurus

Sungai Tigris

Pegunungan Zagros

Kuno Akkad

Assur

Dur-Sharrukin

Nimrud

Babilonia

Kasdim

Niniwe
Lagash

Elam

Het

Media

Mitanni

Sumer

Urartu

Kota-kota lain

Sejarah Prasejarah Acheulia

Mousteria

Trialetia

Zarzi

Natuf

Nemriki

Khiam

Zaman Neolitikum Pra-Tembikar A (NPTA)

Zaman Neolitikum Pra-Tembikar B (NPTB)

Hassuna/Samarra
Halaf

Ubaid

Uruk

Jemdet Nasr

Peradaban Kish

Sejarah Dinasti Awal

Akkadia

Ur III

Babilonia Lama

Bangsa Amori

Bangsa Kass

Asiria Baru

Babilonia Baru

Raja-Raja Sumeria

Akhemenia

Seleukia

Parthia

Romawi

Sasania
Penaklukan Muslim

Linimasa Kekaisaran Asiria

Akkadia

Amori

Aram

Ebla

Elam

Guti

Het

Bahasa Hurri

Luwia

Persia Pertengahan

Persia Kuno

Parthia

Proto-Armenia

Sumeria

Urartu

Budaya Arsitektur
Seni Rupa

Huruf Paku

Kesusasteraan Akkadia

Kesusasteraan Sumeria

Musik

Agama

Enma Elish

Gilgames

Mitologi

Enmerkar dan Penguasa Aratta

Marduk

Penjarahan

Arkeologi Penghancuran oleh ISIL/ISIS

Tell

Sumeria (/sumr/)[note 1] merupakan sebuah peradaban kuno di Mesopotamia selatan, pada masa
kini di selatan Irak, selama masa Chalcolithic dan Abad Perunggu Awal. Meskipun spesimen-
spesimen terawal di daerah ini tidak lebih jauh dari sekitaran tahun 2500 SM, sejarahwan-
sejarahwan modern berpendapat bahwa Sumer ditinggali secara permanen dari sekitaran tahun
5500 hingga 4000 SM oleh orang orang non Semit yang berkomunikasi menggunakan Bahasa
Sumeria (yang menggunakan nama kota-kota, sungai-sungai, pekerjaan, dsb. sebagai bukti [1][2][3]
[4]
Orang orang prasejarah yang penuh dugaan tersebut dewasa ini disebut sebagai "orang proto-
Efrat" atau "Orang Ubaid",[5]yang diduga berevolusi dari kebudayaan Samarra dari Mesopotamia
Utara (Assyria).[6][7][8][9] Orang-orang Ubaid ini (meskipun tidak pernah disebut oleh orang Sumeria
sendiri) menurut asumsi cendikiawan moderen adalah peradaban yang kokoh perdana di daerah
Sumer, mengeringkan rawa-rawa untuk keperluan bercocok tanam, mengembangkan perdagangan,
dan membangun industri, termasuk diantaranya tenunan, kerajinan kulit, besi, pertukangan batu dan
kerajinan tembikar.[5]
Secara harfiah, berarti "tanah dari petuanan (lokal, bangsawan) asli". Stiebing (1994)
mengartikannya sebagai "Tanah dari Petuanan Cahaya" [10]. Postgate (1994)
menganggaoen sebagai pengganti "bahasa" eme, yang menjadi "tanah di jantung Sumeria".(John
Nicholas Postgate (1994). Early Mesopotamia: Society and Economy at the Dawn of History.
Routledge (UK)..
Meskipun begitu, beberapa peneliti menyangsikan ide mengenai sebuah bahasa Proto-Efrat atau
satu subtrata bahasa. Mereka berpendapat, bahwa bahasa Sumeria awalnya merupakan bahasa
para pemburu dan nelayan, yang hidup di rawa-rawa dan kawasan pantai Arabia Timur, yang
merupakan bagian dari kebudayaan bifasial Arabia.[11] Bukti-bukti sejarah yang lebih bisa diandalkan
muncul jauh setelah masa ini; tidak ada satupun penanggalan di daerah Sumer sebelum
masa Enmebaragesi (c. Abad ke-26 SM). Profesor Juris Zarins meyakini bahwa bangsa Sumeria
menetap di sekitar pantai Arabia Timur, yang merupakan Teluk Persia pada masa kini, sebelum
tergenang pada akhir Zaman Es.[12]
Mereka telah mengenal bercocok tanam dan sudah memiliki sistem pengairan. Bangunan-bangunan
mereka dibuat dari lumpur. Mereka menganut agama politheisme.
Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertamakali mendiami kawasan Mesopotamia, sehingga
bangsa Sumeria pantas disebut sebagai penduduk asli Mesopotamia. Bangsa Sumeria datang dari
wilayah Asia Kecil sekitar tahun 3.500 tahun SM. Pada awalnya, bangsa Sumeria mengolah lahan
pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat
membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan
pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria
sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash,
dan Nippur.
Pada awalnya, kota-kota tersebut merupakan kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut
negara kota. Kemudian terjadilah peperangan di antara kota-kota tersebut dan yang kalah akan
menjadi bawahan kota yang menang yang lama kelamaan memunculkan sistem
pemerintahan kerajaan. Bangsa Sumeria mencapai mansa kejayaannya saat dipimpin oleh Raja Ur-
Nammu. Namun, sekitar tahun 2.300 SM, bangsa Sumeria dapat ditaklukkan oleh
bangsa Akkadia di bawah pimpinan Raja Sargon.
Sumer

Вам также может понравиться