Вы находитесь на странице: 1из 10

8

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN CROUP

A. PENGKAJIAN
1. Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin.
Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak
meliputi nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
alamat.
2. Riwayat penyakit sekarang yang menyertai
Croup seringkali didahului dengan batuk yang tidak spesifik, flu, demam dalam
yag terjadi dalam 24-72 jam. Selanjutnya diikuti dengan sesaak napas, batuk
kering (barking cough), stridor sampai sesak napas. Anak menjadi gelisah dan
rewel.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat adanya infeksi saluran napas sebelumnya sejak lahir. Croup spasmodic
merupakan jenis croup yang recurrent atau berulang.
4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester, apakah ibu pernah mengalami infeksi
atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat trauma, perdarahan per vaginam
sewaktu hamil, penggunaan obat-obatan maupun jamu selama hamil. Riwayat
persalinan ditanyakan apakah sukar, spontan atau dengan tindakan
(forcep/vakum ), perdarahan ante partum, asfiksi dan lain-lain. Keadaan selama
neonatal apakah bayi panas, batuk atau pilek dan sesak napas.
5. Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta umur
mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi. Pada umumnya setelah
mendapat imunisasi DPT efek sampingnya adalah panas yang dapat
menimbulkan kejang.
6. Riwayat Perkembangan
Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi:
Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial): berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Gerakan motorik halus: berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
9

tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi yang
cermat, misalnya menggambar, memegang suatu benda, dan lain-lain.
Gerakan motorik kasar : berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Bahasa: kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
7. Riwayat kesehatan keluarga.
Adakah anggota keluarga yang menderita infeksi saluran pernapasan akut atau
kronis.
8. Riwayat sosial
Untuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu dikaji
siapakah yanh mengasuh anak?
Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya?
7. Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan
Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana ?
Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi:
Pola nutrisi
Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi anak. Ditanyakan bagaimana kualitas
dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh anak ?
Pola Eliminasi :
BAK : ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis ditanyakan
bagaimana warna, bau, dan apakah terdapat darah ? Serta ditanyakan apakah
disertai nyeri saat anak kencing.
BAB : ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak ? Bagaimana
konsistensinya lunak,keras,cair atau berlendir ?
Pola aktivitas dan latihan
Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya?
Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam? Aktivitas apa yang disukai?
Pola tidur/istirahat
Berapa jam sehari tidur? Berangkat tidur jam berapa? Bangun tidur jam berap?
Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang?
9 Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Pertama kali perhatikan keadaan umum vital: tingkat kesadaran, tekanan
darah, nadi, respirasi dan suhu.
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala
10

Adakah tanda-tanda mikro atau makrosepali?


Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut. Pasien
dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang, kemerahan
seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menyebabkan rasa sakit pada
pasien.
Muka/ Wajah.
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang paresis tertinggal bila
anak menangis atau tertawa, sehingga wajah tertarik ke sisi sehat. Adakah
tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ? Apakah ada gangguan nervus
cranial?
Mata
Gangguan penglihatan atau adanya infeksi seperti conjunctivitis.
Telinga
Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya infeksi
seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari
telinga, berkurangnya pendengaran.
Hidung
Apakah ada pernapasan cuping hidung? Polip yang menyumbat jalan napas?
Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
Mulut
Adakah tanda-tanda sardonicus? Adakah cynosis? Bagaimana keadaan lidah?
Adakah stomatitis? Berapa jumlah gigi yang tumbuh? Apakah ada caries
gigi?
Tenggorokan
Adakah tanda-tanda peradangan tonsil? Penyempitan saluran pernapasan,
stridor, kemerahan dan edema laring dan trakea serta pipa epiglottis.
Leher
Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid? Adakah
pembesaran vena jugulans?
Thorax
11

Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,


frekwensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi ntercostale? Pada auskultasi,
adakah suara napas tambahan?
Jantung
Bagaimana keadaan dan frekwensi jantung serta iramanya? Adakah bunyi
tambahan? Adakah bradicardi atau tachycardia?
Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen? Bagaimana
turgor kulit dan peristaltik usus? Adakah tanda meteorismus? Adakah
pembesaran lien dan hepar?
Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Bagaimana
keadaan turgor kulit?
Ekstremitas
Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejang?
Bagaimana suhunya pada daerah akral?
Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari vagina, tanda-tanda
infeksi?
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
2. Gangguan pertukaran gas berrhubungan dengan kerusakan membrane
alveoli kapiler
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungna dengan penyempitan saluran
napas atas
4. PK Infeksi berhubungan dengan invasi kuman pada saluran pernapasan
5. Risiko jatuh berhubunagn dnegan usia anak keterbatasan fisik.
12

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Hipertemi berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC Label : Temperature Regulation NIC Label : Temperature
dnegan proses infeksi keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Memonitor suhu setidaknya setiap 2 jam Regulation
diharapkan terjadi penurunan sekali 1. Untuk mengetahui perubahan
suhu tubuh dengan kriteria hasil : 2. Memonitor tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh pasien.
NOC label: Thermoregulation dan rr 2. Untuk memantau kondisi klien
1. Suhu tubuh dalam rentang 3. Menyesuaikan suhu lingkungan yang atau mengindentifikasi masalah
normal 36,5 37,50C pasien butuhkan dan mengevaluasi respons klien
2. Nadi dan RR dalam rentang 4. Berikan antipiretik terhadap intervensi.
normal 3. Mencegah peningkatan suhu
tubuh pasien
4. Memberikan efek untuk
menurunkan hipertermi
2 Gangguan pertukaran gas b.d Setelah diberikan asuhan NIC Label: Oxigen Therapy
kerusakan membrane alveoli keperawatan selama. x 24 jam Persiapan alat-alat dilakukan
kapiler gangguan pertukaran gas pasien 1 Atur peralatan oksigen, penghangat untuk mempermudah tindakan
teratasi dengan kriteria hasil : udara, dan tabung humidifier terapi oksigen
NOC Label: Gas Exchange 2 Monitor aliran oksigen Monitor aliran oksigen yang
3 Monitor posisi kelengkapan oksigen sesuai dengan indikasi untuk
Memiliki mental status 4 Edukasikan keluarga klien mengenai menghindari
yang normal pentingnya mengecek kelengkapan kekurangan/kelebihan terapi
Dapat bernafas dengan peralatan oksigen. oksigen
mudah 5 Monitor keefektifan terapi oksigen Mengatur posisi kelengkapan
Tidak mengalami dyspnea oksigen untuk mempermudah
Tidak mengalami sianosis tindakan dan meminimalisir
Tidak mengalami somnolen kemungkinan cedera
Memiliki PaO2 dan PaCO2
dalam batas normal Memberikan informasi kepada
Memiliki pH arteri dalam keluarga pasien untuk
batas normal mengoptimalkan terapi
Memiliki saturasi O2 dalam oksigen
13

batas normal 6 Instruksikan pasien dan keluarga Monitor keefektifan terapi


Memiliki perfusi ventilasi mengenali prosedur tindakan, lama dengan melihat kondisi pasien
yang seimbang terapi, dan dampak dari terapi yang untuk mengkaji adanya tanda-
dilakukan tanda keracunan O2 seperti
hipertensi,sianosis
Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga untuk
menurunkan tingkat
kecemasan saat dilakukan
terapi oksigen.

3 Ketidakefektifan Pola Napas


bd penyempitan slauran Setelah dilakukan tindakan a NIC label: Respiratory Monitoring a NIC label: Respiratory
napas keperawatan selama x 24 jam, 1 Memantau Respiration Rate, ritme, Monitoring
diharapkan nyeri yang dialami kedalaman dan upaya pernafasan 1 Untuk mengetahui peningkatan
pasien terkontrol dengan kriteria atau penurunan Respiration
hasil : Rate, ritme, kedalaman serta
a NOC label: Respiratory 2 Memantau pergerekan dada, mengamati upaya pernafasan klien
Status : Ventilation simetris, penggunaan otot-otot bantu 2 Mengetahui peningkatan atau
Dengan kriteria hasil: dan retraksi otot supraklavikular dan penurunan upaya pernafasan
- Respiration Rate klien interkostal klien dengan bantuan otot
normal 1 Monitor pola nafas, takipneu, pernafasan
- Kedalaman inspirasi hiperventilasi 3 Agar mengetahui tingkat
klien normal 2 Auskultasi suara nafas, catat area yang kecepatan dan kedalaman
NOC Label : Respiratory Status: mengalami penurunan pernafasan klien
Airway Patency 3 Membuka jalan nafas menggunakan
teknik mengangkat dagu dan
Respiratory rate pasien mendorong rahang
dalam batas normal NIC Label : Vital Signs Monitoring
Pasien tidak menggunakan
otot bantu nafas Memonitor suhu dan status respirasi pasien
Memonitor tekanan darah
14

NOC Label : Vital Signs


Suhu tubuh pasien dalam
batas normal (36-37oC )
Tekanan sistolik pasien
dalam keadaan normal
(110 mmHg)
Tekanan diastolic pasien
dalam keadaan normal
(60-80 mmHg)
4 PK infeksi Setelah melakukan asuhan NIC Label >> Medication Administration : Agar nantinya tidak terjadi
keperawatan selam 3 X 24 jam Oral kesalahan dalam pemberian
diharapkan gangguan Menggunakan 5 benar (benar obat kepada klien
pendengaran klien obat, benar pasien, benar waktu, Agar nantinya obat yang
dapat diatasi dengan kriteria benar jalur/cara, benar dosis) diberikan ke klien tidak
hasil : dalam pemberian obat kepada menimbulkan alergi ke klien
NOC Label >> Infection klien yang akan membuat kondisi
Severity Memeriksa tanggal kadaluarsa klien lebih buruk
Pada telinga klien tidak obat antibiotika yang diberikan Agar dapat menentukan jalur
mengeluarkan bau yang tidak kepada klien pemberian obat pada klien
sedap Membaca Rekam Medis, Untuk mendapatkan efek dari
Pada telinga klien tidak catatan keperawatn klien dan obat yang diberikan
mengeluarkan sputum riwayat alergi obat klien Untuk mengurangi kecemasan
purulent Memeriksa factor dan menambah pengetahuan
Tidak terjadi kolonisasi kontraindikasi pada klien untuk klien
sputum pada telinga klien diberikan obat antibiotic Agar nantinya tidak terjadi hal
Klien tidak mengalami letargi melalui oral yang tidak diinginkan dalam
NOC Label; Risk Control : Berikan obat antibiotika ke pemberian obat secara oral yang
Hearing Impairment klien pada keadaan lambung salah
Klien mampu memantau yang masih kosong/berisi Untuk mengetahui efek apa saja
gejala kemunduran makanan (sesuai anjuran) yang ditimbulkan dari
pendengarannya Beritahukan kepada klien efek- pengobatan yang diberikan
15

Tidak terjadi kerusakan pada efek yang mungkin ditimbulkan Untuk mengetahui apakah ada
gendang telinga klien lebih dari obat antibiotika yang cairan yang keluar melalui
lanjut diberikan telinga klien
Tidak adanya objek asing Mengedukasi klien dan Untuk menjaga telinga klien
pada telinga klien keluarga klien tentang tetap bersih
Infeksi telinga klien bagaimana caranya memberikan Untuk menjaga gendang telinga
termanajemen dengan baik obat secara oral klien tidak mengalami
NOC Label ; Medication Memantau efek terapeutik dan kerusakan yang lebih lanjut
Respone efek samping yang ditimbulkan
Dari pengobatan yang ke klien
diberikan ke klien diharapkan Mendokumentasikan pemberian
adanya efek terapeutik obat secara oral dan respon
Dari pengobatan yang klien
diberikan ke klien diharapkan NIC Label: Infection Control
gejala yang dialami klien Memberikan terapi antibiotic
berkurang/hilang. seseuai yang ditetapkan
1 Risk control: infectious Mendorong pemenuhan nutrisi
process dan cairan pada klien
Mengganti peralatan yang
monitor perubahan status
digunakan pasien secara berkala
kesehatan umum.
NIC Label: Medication Management
mengambil tindakan segera untuk
mengurangi risiko.
Menjelaskan fungsi obat dan
strategi praktek pengendalian
cara pemberian
infeksi.
Memantau ketaatan pasien
dalam pengonsumsian obat
Meninjau secara berkala jumlah
obat yang diberikan
NIC Label: Infection Protection

Memonitor tanda dan gejala


infeksi secara local dan sistemik
16

5 Resiko jatuh b. ketrbatasan Setelah dilakukan asuhan a. NIC Label :


fisik keperawatan selama x24 jam, Fall Prevention
diharapkan klien tidak mengalami aIdentifikasi kebiasaan dan factor yang dapat a Untuk mengetahui kebiasaan
risiko jatuh, dengan : menyebabkan resiko terjatuh yang dapat menyebabkan
a. NOC Label : bIdentifikasi karakteristik lingkungan yang terjatuh sehingga dapat
Fall Prevention Behaviour mungkin meningkatkan potensi jatuh memperkecil risiko terjatuh
Dengan kriteria hasil : c Sediakan pencahayaan yang adekuat untuk b Untuk mengetahui kondisi
aAdanya penggunaan alat meningkatkan jarak penglihatan lingkungan yang dapat
pengelihatan secara tepat d Anjurkan orang tua untuk selalu bersama menyebabkan resiko terjatuh
bTersedianya pencahayaan yang anak. c Mengoptimalkan penglihatan
adekuat e Pasang pengaman tempat tidur. klien untuk menghindari resiko
terjatuh
d Mencegah anak terjatuh saat
tidur atau bermain.

D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan berdasarakan prioritas diagnose keperawatan.
E. EVALUASI
Hal hal yang perlu dievaluasi pada anak dengan Croup adalah:
1 Adanya kesulitan bernapas atau sesak, tanda tanda sianosis, kemmapuan bernapas spontan.
2 Kestablian suhu tubuh.
3 Tanda tanda infeksi akut pada saluran pernapasan seperti demam, syok sepsis,
4 Tanda tanda komplikasi croup.
5 Apabila dialkukan [emasangan intubasi perhatiak dampak infeksi akibat pemasanganalat invasive.
6 Resiko jatuh selama dialkukan perawatan di rumah sakit.
17

DAFTAR PUSTAKA

Bjornson, C. L., M.D., & Johnson, D. W., M.D. (2013). Croup in


children. Canadian Medical Association.Journal, 185(15), 1317-23.
Retrieved from https://search.proquest.com/docview/1450263651?
accountid=32506

Docthwrman, J. M. & Bulecheck, G. N. (2004). Nursing Interventions


Classification. St Louis, Mossouri, Elsevier inc.

Griffin, E. S., & Young, T. M. (2015). Bacterial tracheitis in a 9-month-old


child. Journal of Emergency Nursing, 41(2), 109-112.
doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.jen.2015.01.002

Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi &


Klasifikasi. Edisi 10. Jakarta: EGC
http://www.aafp.org/afp/2011/0501/p1067.html

Moorhead, S., Jonson, M., Mass, M. L., & Swanson, E. (2008). Nursing
Outcomes Classification. Mosby. Elsevier inc

Rankin, I., Wang, S. M., Waters, A., Clement, W. A., & Kubba, H. (2013). The
management of recurrent croup in children. The Journal of Laryngology
and Otology, 127(5), 494-500.
doi:http://dx.doi.org/10.1017/S0022215113000418

Tanto, C. et al. (2014). Kapita Salekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Zoorob, R., Sidani, M., & Murray, J. 2011. Croup: An Overview.


Meharry Medical College, Nashville, Tennessee. Am
FamPhysician. 2011 May 1;83(9):1067-1073

Вам также может понравиться