Вы находитесь на странице: 1из 6

Tugas Penkes Mencegah jatuh

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan rancangan pembelajaran
gerontik dengan judul Penyakit Katarak
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata ajar Keperawatan
Gerontik program D3 Keperawatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, mengingat kemampuan penulis yang sangat terbatas sehingga
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan baik
moril, materi maupun spiritual kepada berbagai pihak, terutama :

1. Ibu Elsye Rahmawaty S.Kep.,MKM. selaku koordinator mata ajar gerontik.

2. Ibu Yunur Nawangsih S.Kep.,MAP selaku dosen pembimbing mata ajar


gerontik.

3. Orang tua kami yang telah senantiasa mendoakan kami dalam penyusunan
makalah ini.

4. Teman-teman kami yang telah memberi motivasi dalam penyusunan makalah


ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan
sebagai bahan koreksi bagi penulis di masa yang akan datang. Sebagai harapan akhir
dari penulis, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada pembaca
khususnya pada diri penulis pribadi.

Jakarta, Mei 2013

Penulis
BAB I
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. Kasus
Ny. R usia 80 tahun, merupakan wbs di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulya 4. Pada
april tahun 2008 Ny. R didiagnosa medis katarak senilis permanent. Ny.R
mengatakan tidak mampu melihat apapun, pandangannya terlihat putih semua. Ny.R
mengeluh tidak nyaman dengan penglihatannya. Ny.R turun dari tempat tidur hanya
untuk ke kamar mandi. Ny.R tidak berani jika jalan-jalan dan keluar kamar sendirian,
karena takut jatuh. Klien hanya mengetahui pencegahan jatuh yaitu berhati-hati.
Terlihat bola mata Ny.R berwarna putih, saat diberikan cahaya pada matanya tidak
ada reflex pupil dan klien tidak melihat cahayanya.

B. Pengkajian
1. Pengkajian Faktor Predisposisi
a. Keadaan Fisik
Ny.R berusia 77 tahun menderita Katarak Senilis. Mata berwarna putih. Ia tidak dapat
melihat. Pandangan yang terlihat hanya putih semua. Tidak ada refleks pupil.
b. Kesiapan Belajar
Ny.R mengatakan bahwa ia tidak berani keluar kamar karena takut jatuh. Ia ingin tahu
cara mencegah jatuh.
c. Motivasi belajar
Motivasi Ny.R cukup baik. Ia sudah ada kemauan untuk mengetahui pencegahan
jatuh.
d. Kemampuan membaca
Klien tidak mampu melihat, tapi sebelum menderita katarak klien mampu membaca.
2. Pengkajian Faktor Pemungkin
Ny.R tinggal di PSTWBM 4. Di sana terdapat petugas, perawat dan lainnya untuk
mengawasi aktivitas dan keamanan wbs.
3. Pengkajian Faktor Penguat
Ny.R selalu minta batuan pada petugas, perawat atau yang lainnya jika butuh sesuatu.
Ia ingin terhindar dari jatuh agar tidak merepotkan orang lain dan tetap sehat.
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, mahasiswa berusaha merumuskan
diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut adalah Resiko tinggi
cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu melihat)
D. Perencanaan Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan
tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada Ny.R mengenai
pencegahan cidera/jatuh. Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat
terlebih dahulu Rancangan pembelajaran (Satpel). Berikut adalah rancangan
pembelajarannya.
1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan Ny.R dapat memperlihatkan
upaya menghindari cedera (jatuh).
b. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit tentang pencegahan
cidera/jatuh diharapkan klien dapat:
a. Menyebutkan faktor penyebab jatuh dengan bahasanya sendiri.
b. Menyebutkan cara-cara pencegahan jatuh dengan baik.
2. Metode Belajar
Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan tentang katarak senilis ini adalah :
a. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi-materi yang telah mahasiswa
kemukakan di atas.
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini dugunakan untuk tanya jawab materi-materi yang telah mahasiswa
kemukakan di atas dan pokok bahasan yang belum di mengerti.

3. Media Belajar
Memberikan penkes pada Ny.R hanya menggunakan suara/audio.
4. Materi Belajar (Terlampir)
a. Faktor-faktor penyebab jatuh.
b. Menyebutkan cara-cara pencegahan jatuh
E. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan
penurunan sensori (tidak mampu melihat)
Topik : Pencegahan jatuh
Sub Topik : Faktor-faktor penyebab jatuh dan cara-cara
pencegahan jatuh.
Hari/Tanggal : Selasa, 07 Mei 2013
Tempat : Ruang WBS, Anggrek.
Waktu : 10.00-10.30
Penyuluh/Pembicara : Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1
Peserta/Sasaran : Ny.R
Jumlah : Satu orang
Tujuan Umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan
Ny.R dapat memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh).
Tujuan Khusus : Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan selama
1x30 menit tentang pencegahan cidera/jatuh diharapkan klien dapat:
a. Menyebutkan faktor penyebab jatuh dengan bahasanya sendiri.
b. Menyebutkan cara-cara pencegahan jatuh dengan baik.
Evaluasi :
1. Sebutkan faktor penyebab jatuh
2. Sebutkjan cara pencegahan jatuh
Materi : Terlampir
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media :-
Kegiatan Belajar Mengajar
No. Materi Kegiatan Waktu
1. a. Mengucapkan salam dan
Pembukaan Memperkenalkan diri 10.00 10.05
b. Menyampaikan maksud dan tujuan
c. Menyampaikan waktu/kontrak waktu
yang akan digunakan.
2. Isi a. Menjelaskan dan menyebutkan faktor
penyebab jatuh dengan bahasanya 10.10 10.20
sendiri.
b. Menjelaskan dan menyebutkan cara-
cara pencegahan jatuh dengan baik.
3 Evaluasi a. Memberikan soal secara lisan kepada 10.10 10.25
WBS.
b. WBS mengerti seluruh materi
pendidikan kesehatan yang telah
disampaikan dengan klien mampu
menjawab soal yang diberikan.
4. Penutup a. Mahasiswa mengucapkan terima kasih 10.40
atas segala perhatian wbs. 10.30
b. Mengucapkan salam penutup.

F. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan setelah proses belajar Ny.R pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
lisan, yaitu :
1. Sebutkan faktor penyebab jatuh
2. Sebutkjan cara pencegahan jatuh.

G. Lampiran Materi
Menghindari Risiko Jatuh Pada Lansia
Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut usia
(lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan bahkan
kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri sehingga
lansia membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu
kehidupan pada lansia yang mengalaminya.

1. Apa faktor penyebab seorang Lansia terjatuh ?


Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu: Faktor
Intrinsik dan Ekstrinsik.
a. Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai penyakit
seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh sesisi , Parkinson yang
mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia tidak
terlalu perhatian saat berjalan . Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak
meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan
menyebabkan syncope, syncope lah yang sering menyebabkan jatuh pada lansia.
Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare,
demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. Faktor-faktor lingkungan pun dapat menyebabkan risiko jatuh meningkat, seperti:
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di
bawah,tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat
berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau
menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya,
dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser,lantai licin atau basah,
penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak
tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.

2. Pencegahan
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan
tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan
reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan
obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai,
tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
b. Modifikasi lingkungan
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam
jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
4) Pasang pegangan tangan pada tangga, kamar mandi.
5) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa
untuk melintas.
6) Gunakan lantai yang tidak licin.
7) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.
8) Hindari furnitur yang beroda.
c. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia
1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.
d. Alas kaki
1) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
2) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan.
3) Pakai sepatu yang antislip atau sandal berbahan karet tidak licin.
e. Alat bantu jalan
Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meingkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan
roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara
individual. Alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker.
(Jika hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane.
Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi
menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah
four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh
frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.
f. Memelihara kekuatan tulang
1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas
tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua.
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik

Вам также может понравиться