Вы находитесь на странице: 1из 14

Prosiding Seminar Pranata Nuklir daD Teknisi Litka)'asa

P2BGN - BATAN, Jakarta, 8 Maret 2000 ISBN, 979-8769-10-4

PENGUKURAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS


UNTUK PENCARIAN SUMBER AIR TANAH
DI CIP ANAS JAWA BARAT

Subardjo, M. Nordin, Siamet Sudarto, Setya Darmono *)

ABSTRAK
PENGUKURAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK PENCARIAN
SUMBER AIR TANAH DI CIPANAS JAW A BARAT. Pengukuran ini dilakukan
untuk mencari sumber air tanah di WismaBATAN guna memenuhikebutuhan air bersih.
Selama ini pemakaian air sangat tergantung dari air sumur yang berwama kuling
kecoklatan. Luas daerah penelitian ::t 2 ha dengan kondisi geologi berupa batuan
volkanik hasil kegiatan Gunung Gede. Pengukuran geolistrik tahananjenis menggunakan
konfigurasi Wenner dengan CI-C2/2 = 300 m guna memperolehpenetrasi kedalaman::t
100 m. Hasil pengukuran tahanan jenis pada 12 lokasi titik duga, diperoleh harga
tahananjenis 100 n m pada kedalaman60 - 100 m. Dari hasil pemboran pada titik
antara GF-8 clan GF-lO, lapisan aquifer dijumpai pada kedalaman 60 - 80 m dengan
tebal ::t20 m.

ABSTRACT
RESISTIVITY GEOELECTRICAL INVESTIGATION FOR GROUNDWATER
RESOURCES EXISTENCE AT CIPANAS, WEST JAVA. The ground water
resources investigation at Wisma BATAN has been carried out for water supply
necessity. At the time being the water used has been supplied from shallow opened
well which is dark yellow in colour. The investigationcovered is about 2 ha. Litology of
the area consist of a volcanic product of Gunung Gede activity. Resistivitymeasurement
using Wenner configuration by spread 300 metre to gain 100 metre penetration depth.
The measurement result at 12 sounding location discovered resistivity value 100 n m
which is interpretated as an aquifer at 60 - 100 m depth. The drillingtest shows that
the aquifer was found at 60 - 80 m depth and the thickness is about 20 metres.

*) Bidang Eksplorasi dan Geologi, P2BGN - BATAN


29
PENDAHULUAN
Pengukuran geolistrik tahanan jenis dengan menggunakan alat Transmitter IPC-9

clan Receiver IPR-8 [1,2Jdimanfaatkan untuk mencari sumber air tanah di desa

Padarincang, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat (Gambar 1). Luas daerah penelitian i: 2 ha

yang merupakan kawasan WismaBATAN membentang arab timur - barat yang dibatasi

tanah penduduk clanPerumahan Beverly Hills yang relatif cukup datar (Gambar 2 ).

Kebutuhan air di Wisma BATAN selama ini diambil daTisumur gali yang kualitas clan

kuantitas aimya kurang baik clankurang memadai, sehingga untuk memenuhikebutuhan

air bersih diperlukan sumber air daTibawah tanah dengan cara pemboran. Secara geologi

daerah ini merupakan batuan vulkanik basil kegiatan Gunung Gede, yang banyak

dijumpai bongkah - bongkah batu beku andesit clan batuan breksi. Air yang berada di
bawah permukaan tanah akan melalui pori-pori pada batupasir, breksi, akan lebih

konduktif dibandingkan yang tidak mengandung air. Sehingga ke dalaman clan tebal

lapisan yang mengandung air (aquifer) akan dapat ditemukan dengan menggunakan

metode geolistrik konfigurasiWenne~lJ.

BAHAN, PERALA TAN DAN TATA KERJA

TATAKERJA

Untuk mendapatkan data kedalaman clankeberadaan lapisan yang mengandung air


dilakukan langkah-Iangkahsebagaiberikut :
1. Mempelajari geologi sekitar daerah penelitian
2. Menentukan titik-titik pengukuran dengan spasi (a) 200 m menggunakankonfigurasi
Wenner. Sebagai contoh untuk mendapatkan kedalaman i: 100 m maka bentangan
kabel mencapai C1-C2/2 = 300 m seperti terlihat pada Gambar 3.
3. Memilih lintasanyang mempunyaikemiringan< 20 [3J
4. Pengamatan air sumur penduduk di sekitar daerah penelitian(WismaBATAN)
Pengolahan clan evaluasi data yang diperoleh dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut :

30
1. Kurva lengkung clan kurva bantu secara "matching" basil pengukuran geolistrik
dengan konfigurasi Wenner berupa harga tahanan jenis semu (pa) ini dituangkan
diatas kertas log - log sebagai ordinal, sedangkan kedalaman sebagai absis. Dari
pertemuan titik-titik ini dihubungkanclanmenghasilkankurva, kemudiandicocokkan
dengan kurva standar clankurva bantu akan didapatkan harga ketebalan clantahanan
jenis sebenamya masing-masinglapisan.
2. Grafik Barnes

Harga tahanan jenis semu (pa) dicari harga 1/R, kemudian harga 1/RL =

1/R (NH)-1/R (RN),


2 1t. i1A
hasilnya pL = , merupakan tahanan jenis sebenamya.
1/RL
Hasil pL ini dibuat hubungan antara tahanan jenis semu clan kedalaman akan
menghasilkan kurva secara vertikal, dari perubahan-perubahan puncak ini ( peak )
dapat diinterpretasikan sebagai batas lapisan.
3. KumulatifMoore
Hasil harga tahanan jenis semu dalam ohm - m dijumlahkan disesuaikan dengan
keloID kedalaman pacta label, kemudian menghubungkan titik menjadi garis yang
diperoleh dari harga tahananjenis (absis) clankedalaman (ordinat). Dari garis ini akan
didapatkan perpotongan-perpotongan yang merupakan batas lapisan.

r-0l
C1 a Pi a Pz a Cz

200m 200m 200m


H ..
300m 300m
. .
Gambar 1. Skema Konfigurasi Wenner

31
Keterangan :
PI - P2 : Elektroda potensial
C 1 - C2 : Elektrodaarus
I : kuat arus (miliampere)
V : heclapotensial (milivolt)

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


1. Transmitter IPC-9 900/200 w 1 buah
2. Receiver IPR-8 1 buah

3. Kabel baja @ 400 m 4 gulling


4. DC Regulator 24 V 1 buah
5. Stabilizer 500 N 1 buah
6. Sumber arus dari PLN
7. Handy Talky 6 buah
8. Elektrode besi stainless steel 6 buah
9. Formulir geolistrik, alat tulis dB.

..,.. -r- 't'- "


., '"
i
., G. LINGKUNG i
.J
I
>-
.Y
.Y loG. GE~; '"
,. .... ->-" .\,
~<,.
D Lokasi Pengukuran ...:.G:o~MURIJH -. ~ ~~ ~

Gambar 2. Peta Lokasi Pengukuran Geolistrik di Desa Padarincang


Cipanas Jawa Barat

32
.!
'"II '....
~
., I . Keterangan
/ )
,/' I
/ -""" LB:bhang bor
.~ \. 7: TitiklokasigeoJistrik
. \ / '
! \ I' : BatastanahWisma
BArAN
J \
I "'
( \
\ 11
,/
\,
i/""'-"" ......-...-.---.-..:.
I
\ l )~---~\
\ \
/
) \,

/
~
c\
1 .
I
~
I / \, ,},/'
aA
/
13> \'..~ .~
\
~ ./
1 ~...~.,.
i
(-' "'-'~'"",
"-..
9

"
J'.

\\.\
\
.\5'"'-""-"'-
" ~...J" .'-, ..~,
.-'J/
/ /
.-'
(
,- J

Gambar 3. Peta Lokasi Titik Pengukuran Geolistrik di Wisma BATAN

33
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Pengukuran geolistrik tahananjenis dilakukan pada daerah seluas ::t2 Ha, dengan
penempatan titik-titik pada lokasi dengan bentangan 300 m dengan jumlah titik
pengukuran 12 titik. Titik-titik tersebut adalah titik GF-O,GF-l, GF-3, GF-5, GF-6, GF-
7, GF-8, GF-9, GF-IO, GF-ll, GF-12 clanGF-13 (Gambar 3).
Dari hasil pengukuran geolistrik dengan konfigurasi Wenner didapatkan tahanan
jenis semu, untuk mendapatkan tahanan jenis sebenarnya clankedalaman lapisan yang
mengandung air ( aquifer) dilakukan dengan tiga cara pengolahan data antara lain
Wenner, Barnes clanMoore.

Cara Wenner harga tahanan jenis semu ini dituangkan pada kertas log-log,
tahanan jenis semu pada ordinat clan kedalaman (a) pada absis, hasil pertemuan akan
didapatkan titik-titik dalam bentuk kurva. Dengan menggunakan kurva standar clan
kurva bantu maka akan didapatkan harga tahanan' jenis sebenarnya clanketebalannya,
dari harga ini dibuat titik penampang titik duga tegak lurus ke bawah permukaan tanah
sesuai dengan besaran ketebalan clantahananjenis (Gambar 4).
Cara Barnes dengan rumus llR,
llRL = 1/R (NIl)-I/R (RN),
21t..1A
pL=
llRL

akan didapatkan harga tahanan jenis sebenarnya dengan cara membuat hubungan
tahanan jenis clan kedalaman akan didapatkan kurva (Gambar 4). Dengan mengamati
perubahan-perubahankurva clanmembandingkanhasil Wenner, ketebalan lapiasan dapat
ditentukan mulai dari pI = 70 .0 m, p2 = 50 n m, p3 = 100n m, p4 = 50 n m, p5 =
100 n m, p6 = 500 n m (Gambar4)
Cara Moore harga tahanan jenis semu dihitung secara kumulatif sesuai dengan
kedalaman pada tabel, dengan cara membuat hubungan kedalaman clantahanan jenis
akan didapatkan titik, titik ini dihubungkan akan menghasilkangaris perpotongan, garis
perpotongan ini akan batas lapisan pI = 100 n m, p2 = 150 n m, p3 = 350 - 450 .0 m,
p4 = 400 - 500 n m, p5 = 600 .0 m, p6 = 700 n m (Gambar 5). Dari titik pengukuran
geolistrik dibuat penampang tiga dimensilapisan yang mengandungair mulai dan GF-1,
GF-8, GF-I0, GF-12, GF-7, GF-13, GF-6, GF-5, clanGF-3 ke bawah permukaan tanah

34
(Gambar 6).
Pengukuran ketinggian air dati pennukaan sumur penduduk 3 - 5 m dengan kedalaman
sumur 7 -10 m, dilakukan pada musim hujan (Gambar 7). Infonnasi yang tidak kalah
penting adalah adanya sumur bor di bagian timur lokasi pengukuran iI,S km, bahwa
kedapatan air bersih pada kedalaman 40 - 80 m. Dari data ini dapat direkomendasikan

titik lubang serta perkiraan kedalaman bor) sehingga jenis alat bor yang akan dipakai
clandalamnyapemboran dapat ditentukan.

Pembahasan
Dari basil pengukuran titik-titik geolistrik ini terlihat pada penampang antar titik
duga secara Barnes, Wenner clanMoore, berdasarkan basil perpotongan batas lapisan,
juga dati pola grafik, maka dapat ditarik garis ketebalan clanvariasi tahanan jenis
batuan. Pada Gambar 4 clan6 terlihat mulai dati pennukaan harga tahanan jenis
pada pI = 70 0 m, p2 = 50 0 m, p3 = 100 Q m, p4 = 50 Q m, p5 = 100 0 m, p6 = 50
Q m. Harga tahanan jenis yang kecil ini diinterpretasikan sebagai lapisan penahan air
("impenneable") umumnya pada batuan lempung (clay) dengan harga 1 - 50 Q m;
sedang harga tahanan jenis 100 Q m merupakan lapisan pembawa air segar (aquifer),
pada batupasir yang mempunyaiharga antara 50 - 5000 Q m [6,7].
Dari interpretasi secara Wenner, Barnes clan Moore clan dengan
memperhitungkan masing-masing ketebalan, harga tahanan jenis, perubahan bentuk
kurva maupun batas lapisan dapat ditarik batas harga tahanan jenis yang sebenarnya.
Secara rinci harga ini tertuang pada blok diagram korelasi titik duga tahanan jenis
(Gambar 6) mulai dati pI = 70 Q m, p2 = 50 Om, p3 = 100 Q m, p4 = 50 Q m, p5 =
100 Q m, p6 = 50 f! m.
Setelah mempertimbangkan letak bangunan gedung, tanaman, kedalaman clan
ketebalan lapisan pembawa air dati masing-masing titik pengukuran yang paling baik,
maka titik antara GF-8 - GF-I0 dianggap sebagai titik rencana pemboran air tanah. Dari
basil pemboran, membuktikan bahwa pada kedalaman 60 - 80 m ditemukan lapisan air
tanah dengan ketebalan i 20 m.

35
KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil geolistrik clan pemboran air tanah, maka dapat
disimpulkansebagai berikut :
1. Lapisan air tanah (aquifer) ditemukan pada kedalaman 60 - 80 m dengan harga
tahananjenis (p) = 100 .Q m.
2. Teballapisan yang mengandung air tanah::!:20 m.

DAFTAR PUSTAKA
1. SCINTREX INSTRUCTION MANUAL' "Induced Polarization Time Domain
Receiver",Canada (1983).
2. SCINTREX INSTRUCTION MANUAL' "Induced Polarization and Resistivity
Transmitter", Canada (1984).
3. MILTON & DOBRIN; "GeophysicalProspecting", Mc. Grow Hill, (1984)
4. LILIK HENDRAJAYA, IDAM AVIF; "Geolistrik Tahanan lenis, Laboratorium
Fisika Bumi", Jurusan Fisika, Fakultas Matematika clanllmu Pengetahuan Alam (F-
MIPA) Institut Teknologi Bandung, (1988).
5. RICHARD VAN BLARICOM, "Practical Geophysics for the Exploration
Geology", North West Mining Assosiation, W, 1020 Riverside Av, Spocane, WA
99201.
6. Mannual of Applied Geology for Engineers, Institution of CivilEngineers, London
(1976).
7. SUKENDAR ASIKIN, SAROSO BS: "Diktat Petunjuk Penyelidikan
Resistivitas Cara Wenner", PPTM Bandung (1984).

36
c;.p 5 BAI11"T . ::
1 flMUI1
OlL ~":.->;-..::'.: , GF3 . 0
_W'-=-\-'
-_.:=::.:.:~.
"/-,- """ GF
.. ,
, - -"
l
\I .~:!
.~,;:---"'~-
-....
,_.. ~
..~~. G,S'

"
A
.
I '"..-'
. .
t
.
. 1M ~-I
'U ", . ~,
(-.;:.~'"
~'- ' _.
""'"
-'h . w .. GF1
. . -- -
';/
1

.,[ r~I'.
-l..!
~I
I In I
).,,~~
'" "~
r l--J=:~'~
\ / \ '1\' I
\. I
~

I ~ II
I
-_.1J~ r~, ~~.~~
I

I
/ \
~' I ]
I
I- j I
" ' \

IH
. I

11~Q'
,ii
' \
i'"

r
Ii' I

," 11 . '. I .
I
'
I
1 - I
I I
,I ;'
I Ir -- '
I
1 II 1

~ ,I

r
"

fJL
.
~':'Q

.I
"

r
-

,
"

lL

"
~.~.
11'---"":' ~,
!

--.: III
H ..'
r
-~--:
I
", I

!:
"

I
I
,I
:!
II
.I
---',
"
I
'
I(ET
~ANG.<." .1/ !' ,I
-, I ~
..t~
fI ,.._~
irl!(dO~<I\ 7; "9qt"$ r~$I;fllvh_l
"'"
Barlt~.; 0
'"--' l~M
"), v 'I~nncr 1 '. '
\ 1("1"" 9 ~rn~. w ~ Ii;CcldlHr,gn em)
SKAlA jI;SOO

Gambar 4, HasiIKorelasi Dengan Cara Grafik Barnes

37
.AAAT
."
" ' -" ' , - ~. . Fit UN""
GF~~""-..:
"\
~- ' ,~~---"':'-
GF12 'G .

~ ~\
<

. ",IT
~_I\ ,'" , ~ .-~r-'\~ _l .
OO! I~---~J t<

\
.
. ~, }---
~V
\

"'I I
,b
\
1.< ,
\\..
~~
--- -J , , \~ .

-, f\ ,/ \
- --
~ r j - ,.', r-.

-" \ L
"I
\
.

\
/ '\

. , '.. \. ', " \


\

\
'

,
! \
\
MG'
I . \
." :
"{....
" "~,, ,,-,
'KAL~ ~~OO.
. - "...I.~.......
~.N
J;."".k...,.,

Gambar 5. HasiI Korelasi Dengan Cara KomulatifMoore

38
I
GF12

.- .

Gambar 6. Diagram Pagar Lapisan Pembawa Air Dengan Geolistrik

39
Bani

Cl7
ell ClIO Timur
~------._.- S""COi

ubairww. I _-L ~---~-- 5-~ _0,_-


5", IS~ur

50

~08j
020.
L-..J

Gambar 7. Kedudukan Muka Air Tanah Sumur Penduduk Dengan Titik


Geolistrk

40
DISKUSI

Pertanyaan

1. Dimyati
Untukpencarianair bersih menggunakanalattersebut, berapa meter kedalaman
tanahmaksimal.

Jawaban
Tergantung daTibentangan kabel arus untuk CI clanC2, alat di P2BGN mempunyai
panjang kabel + 500 m, dengan demikian dapat mendeteksi :t 150 m ke bawah
permukaan tanah.

Pertanyaan

2. Priyo Sularto
Apa kriteria dalarn menentukan lapisan (dalarn gambar terdapat basil yang sarna
tetapi terdapat 2 lapisan) ?
Apakah ada kesamaan antara basil pengukuran Geofisika dengan basil pemboran
mengenaikedapatan kedalarnanaquifer?

Jawaban

Metode Barnes kurva tahananjenis maksimumke minimum(titik belah kurva Barnes)


metode Moore titik potong kurva tahanan jemis.
Lapisan tahanan jenis sebelumnya (hasil matching perhitungan dengan software
Geosoft).

Pertanyaan

3. Johan Baratha H.
BagaimanaprinsipdasarkeIjaalat ?"
KeterbatasanmetodekeIja/peralatandalarnmencariair.
Jawaban

Prinsip keIja alat geolistrik adalah menginjeksikan arus listrik daTi alat transmiter
IPC9/200 W ke dalarn bumi melalui elektroda arus (CIC2) daD diterima di receiver
IPR8. Hasil pembacaan alat berupa kuat arus listrik (I=arnpere) clanpotensial dalarn
mVott, harga tahanan jells f (rho) dapat dihitung fa = K.v/I ( ill). Dari harga
tahanan jenis yang kontras dapat dibedakan jenis batuan secara tegak (vertikal) ke
bawah permukaan tanah. Permukaan tanah yang lebih besar (> 20 ) akan
mendapatkan harga tahananjells yang semu, clanketerbatasan lain, adanya besi/pipa
yang terpendam dalam tanah, kabel tegangan listrik tinggi harns dihindari.

41
Pertanyaan

4. Yosep Tampubolon

Apakah dasar penentuan Wenner = 300 m, apakah tidak dapat menggunakan angka-
angka lain 100, 50, atau 20 m ?
Didalamtata keIja dapat dilihat yaitu : memilihlintasan< 20 0, apakah penting
memilihkemiringanlintasan < 200 ?

Jawaban

Untuk mendapatkan penetrasi lebih dalam, semakin kecil spasi elektroda misal 20 m,
berarti semakin dangkal penetrasi.
Pemilihanlokasi penting karena metode ini punya keterbatasan, semakinteIjallereng
semakin semu anomali yang didapat. Maka dari itu dalam pengukuran geolistrik
tahananjenis idealnyadilakukan pactadaerah yang relatif datar.

Pertanyaan

5. Budiningsih

Apakah keuntungan alat geolistrik untuk pencarian sumber air tanah ?


Faktor apa yang dapat mengganggu alat tersebut pacta waktu dipakai untuk
pengukuran ?
Apa kriteria batas lapisan dari penarikan garis grafik ?

Jawaban

Keuntungan akan mendapatkan sumber air yang mempunyai kwalitas baik , jauh dari
pengaruh air permukaan ataupun pencemaranlingkungan.
Tegangan tinggi, pipih yang terpendam clankabellistrik di dalam tanah.
Kurva tahanan maksimum clan minimum, kumulatif Moore 9 titik potong kurva
tahananjenis), lapisantahananjenis sebenamya (hasil matching clanperhitungan harga
software geosoft).

Pertanyaan

6. Zainuddin H.

Apa difinisidari : sumber air tanah, lapisan pembawa air ?


Yang dicari adalah sumber air tetapi yang di hasilkan adalah lapisan aquifer, harap
dijelaskan !

Jawaban

Sumber air tanah (ground water reservoir) merupakan air terletak di bawah tanah
yang mempunyai kwalitas baik, dan' tidak dipengaruhi air permukaan, pencemaran
lingkungan. Lapisan pembawa air (aquifer) merupakan lapisan dimana air akan
tersimpan clanhila diambil melalui pemboran tidak akan habis walaupun pactamusim
kering, lapisan ini selalu diapit oleh lapisanyang kedap air.
42

Вам также может понравиться