Вы находитесь на странице: 1из 16

SENAM DISMENORE MENURUNKAN DISMENORE

PADA REMAJA PUTRI

Abdul Hanan(1), Lalu Win Isvandiar(2), Nandang DD Khaerari(3)


(1)
Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar
(2)(3)
Dosen Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hamzar

ABSTRACT

Menstruation is a normal periodic uterine bleeding and the physiological


functions that only happens to women. Basically menstruation is catabolism and
occurs under the influence of pituitary and ovarian hormones (Benson, 2009).
Based on the results of preliminary studies on some students of Madrasah Aliyah
Yastakim Pengadangan East Lombok in April 2015 found that 7 out of 10 or 70%
female students tend to experience dysmenorrhea and still perform activities as
usual. But in fact, 60% of students do not know the Madrasah Aliyah Yastakim
Sports benefit in reducing and preventing dysmenorrhea. The presumption they do
sports during menstruation was a waste of time and useless. This study is a quasi
experimental study using pretest posttest design, sample size 47 students of
Madrasah Aliyah Yastakim Pengadangan experiencing dysmenorrhea. Data
collection using research instruments (check list) and direct observation in the
field in August 2015. To see the effect of using analysis wicoxon Sports. In this
study, there are two variables consisting of independent variables (Sport) and the
dependent variable (disminore) which has the effect statistically between
independent variables with the dependent, which obtained significant value p =
0,000 < 0.05, which means that H0 is rejected and H1 accepted , It can be
concluded that there is a significant effect on reducing dysmenorrhea Sports on
Young Women in Madrasah Aliyah (MA) Yastakim Pengadangan East Lombok
2015.

Keywords: Sports, Disminore, Young Women


ABSTRAK

Menstruasi adalah perdarahan periodik normal uterus dan merupakan


fungsi fisiologis yang hanya terjadi pada wanita. Pada dasarnya menstruasi
merupakan proses katabolisme dan terjadi di bawah pengaruh hormon hipofisis
dan ovarium (Benson, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada beberapa
siswi Madrasah Aliyah Yastakim Pengadangan Lombok Timur pada bulan April
tahun 2015 didapatkan bahwa 7 dari 10 atau 70% siswi cenderung mengalami
dismenore dan tetap melakukan aktifitas seperti biasa. Tetapi pada kenyataannya,
60% siswi Madrasah Aliyah Yastakim belum mengetahui manfaat Olahraga dalam
mengurangi dan mencegah terjadinya dismenore. Anggapan mereka melakukan
Olahraga saat menstruasi itu buang-buang waktu dan tidak ada gunanya.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen menggunakan pretest
posttest design, jumlah sampel 47 orang siswi Madrasah Aliyah Yastakim
Pengadangan yang mengalami dismenore. Pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian (check list) dan pengamatan langsung di lapangan pada bulan
Agustus 2015. Untuk melihat pengaruh dari Olahraga menggunakan analisa
wicoxon. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel
independent (Olahraga) dan variabel dependen (disminore) yang memiliki
pengaruh secara statistik antara variabel independent dengan dependen, yaitu
didapatkan nilai signifikan p = 0,000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan Olahraga terhadap penurunan dismenore pada Remaja Putri di
Madrasah Aliyah (MA) Yastakim Pengadangan Lombok Timur Tahun 2015.

Kata kunci : Olahraga, Disminore, Remaja Putri

PENDAHULUAN
Wanita merupakan makhluk diduga karena terjadinya ketidak
yang memiliki sistem reproduksi seimbangan hormonal dan tidak ada
cukup unik. Salah satunya adalah hubungan dengan organ reproduksi
mereka mengalami menstruasi setiap (Arifin, 2008).
bulannya yang tidak dialami oleh
pria. Seringkali mereka mengeluhkan Dismenore dapat dialami
sakit atau ketidaknyamanan ketika lebih dari setengah wanita yang
mengalami menstruasi atau yang sedang menstruasi, dan
disebut dengan Dismenore. prevalensinya sangat bervariasi.
Menstruasi adalah perdarahan Berdasarkan data dari berbagai
periodik normal uterus (rahim) dan negara, angka kejadian dismenore di
merupakan fungsi normal pada tubu dunia cukup tinggi. Diperkirakan
wanita. Wanita yang mengalami haid 50% dari seluruh wanita di dunia
biasanya mengeluhkan gejala-gejala menderita dismenore dalam sebuah
dalam dua hari pertama. Gejala siklus menstruasi (Calis, 2011). Dari
tersebut antara lain ketidakstabilan berbagai Negara tersebut didapatkan
emosi, sakit kepala, tidak bergairah, data dismenore, dimana sebanyak
dan nafsu makan menurun. Gejala 12% dismenore sudah parah, 37%
fisik yang paling umum adalah dismenore sedang dan 49%
ketidaknyamanan, nyeri dan dismenore masih ringan (Calis,
kembung di daerah perut, rasa 2011).
tertekan pada daerah kemaluannya
Di Amerika Serikat
dan dismenore (Benson, 2009).
diperkirakan hampir 90% wanita
Setiap bulan secara periodik, mengalami dismenore dan 10-15%
seorang wanita normal akan diantaranya mengalami dismenore
mengalami peristiwa reproduksi berat, yang menyebabkan mereka
yang disebut menstruasi yaitu tidak mampu melakukan kegiatan
meluruhnya jaringan endometrium apapun dan ini akan menurunkan
karena tidak adanya telur matang kualitas hidup pada individu masing-
yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa masing. Bahkan di perkirakan para
itu wajar dan alami sehingga dapat perempuan di Amerika kehilangan
dipastikan bahwa semua wanita yang 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat
normal pasti akan mengalami proses dismenore (Calis, 2011). Di Pakistan
ini, akan tetapi pada kenyataannya diperkirakan 57% pelajar yang
banyak wanita yang mengalami mengalami dismenore mempunyai
masalah menstruasi yang biasa efek terhadap pekerjaan mereka
disebut dengan dismenore (Calis, 2011). Di Indonesia angka
(Prawiharjo, 2008). kejadian dismenore primer sebesar
54,89% sedangkan sisanya adalah
Dismenore bisa disebabkan penderita tipe sekunder. Dismenore
oleh berbagai macam sebab , bisa menyebabkan 14% dari pasien
karena suatu proses penyakit remaja sering tidak hadir di sekolah
(misalnya radang panggul), dan tidak menjalani kegiatan sehari-
endometriosis, tumor atau kelainan hari (Calis, 2011).
letak uterus, selaput dara atau vagina
tidak berlubang, dan stres atau Gejala-gejala dismenore di
kecemasan yang berlebihan. Akan antaranya yaitu rasa sakit datang secara
tetapi, penyebab tersering dismenore tidak teratur, tajam dan kram bagian
bawah perut yang biasanya menyebar melakukan olahraga/senam
ke bagian belakang, terus ke kaki, (Proverawati dan misaroh, 2009).
pangkal paha dan vulva (bagian luar
alat kelamin wanita) (Wijayakusuma H, Menurut Ramaiah (2006),
2009). menyebutkan bahwa salah satu cara
yang sangat efektif untuk mencegah
Dismenore jika tidak segera Dismenore ini adalah dengan
diatasi akan dapat mempengaruhi berolahraga. Berolahraga dapat
fungsi fisik dan mental individu meningkatkan pasokkan darah ke
sehingga terdesak untuk segera organ reproduksi sehingga
mengambil tindakan atau terapi. memperlancar peredaran darah.
Untuk mengatasi dismenore tersebut Olahraga teratur seperti berjalan
dapat dilakukan dengan terapi kaki, jogging, berlari, bersepeda,
farmakologi dan non farmakologi. renang atau senam aerobik dapat
Terapi farmakologi antara lain, memperbaiki kesehatan secara umum
pemberian obat analgetik, terapi dan membantu menjaga siklus
hormonal, obat nonsteroid menstruasi yang teratur. Olahraga
prostaglandin, dan dilatasi kanalis setidaknya dilakukan tiga hingga
servikalis (Prawirohardjo, 2008). empat kali seminggu, khususnya
selama paruh kedua siklus
Sedangkan untuk terapi non menstruasi. Riset menunjukkan
farmakologi antara lain seperti bahwa perempuan yang berolahraga
kompres hangat, terapi musik, teratur dapat meningkatkan sekresi
relaksasi dan olahraga. Latihan hormone dan pemanfaatannya
olahraga mampu meningkatkan khususnya estrogen.
produksi endorphin (pembunuh rasa
sakit alami tubuh), dapat Kejadian dismenore akan
meningkatkan kadar serotonin. meningkat dengan kurangnya
Latihan olahraga yang teratur dapat olaharaga, sehingga ketika terjadi
menurunkan stress dan kelelahan dismenore, oksigen tidak dapat
sehingga secara tidak langsung juga tersalurkan ke pembuluh-pembuluh
mengurangi nyeri. Membiasakan darah di organ reproduksi yang saat
olahraga ringan dan aktivitas fisik itu terjadi vasokonstriksi sehingga
secara teratur seperti jalan sehat, menyebabkan timbulnya rasa nyeri
berlari, bersepeda, menari/senam, tetapi bila seseorang teratur
menaik tangga ataupun berenang melakukan olahraga, maka dia dapat
pada saat sebelum dan selama menyediakan oksigen hampir 2 kali
menstruasi, hal tersebut dapat lipat per menit sehingga oksigen
membuat aliran darah pada otot tersampaikan ke pembuluh darah
sekitar rahim menjadi lancar, yang mengalami vasokonstriksi. Hal
sehingga rasa nyeri dapat teratasi ini akan menyebabkan terjadinya
atau berkurang. Latihan ini penurunan dismenore.
sedikitnya 30-60 menit dengan (Tjokronegoro, 2006)
frekuensi 3-5 kali seminggu.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata
Dismenore Primer lebih sedikit
Berdasarkan hasil studi
terjadi pada wanita yang berolahraga
pendahuluan pada 10 siswi Madrasah
dibandingkan wanita yang tidak
Aliyah (MA) Pengadangan Lombok
Timur pada bulan April tahun 2015 diobservasi kembali. Cara
didapatkan bahwa 7 dari 10 atau pengambilan data pada penelitian ini
70% siswi cenderung mengalami adalah peneliti mengobservasi dan
dismenore dan tetap melakukan mengukur responden sebelum
aktifitas seperti biasa. Tetapi pada dilakukan olahraga kemudian
kenyataannya, 60% siswi Madrasah diobservasi lagi setelah dilakukan
Aliyah (MA) Pengadangan belum olahraga (Notoatmodjo, 2010).
mengetahui manfaat Olahraga dalam
mengurangi dan mencegah terjadinya Penelitian ini memberikan
Dismenore. Anggapan mereka intervensi kepada responden yang
melakukan olahraga saat menstruasi akan melakukan aktivitas olahraga
itu buang-buang waktu dan tidak ada kemudian akan dibandingkan
gunanya. sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas olahraga. Rancangan
Berdasarkan fenomena penelitian ini digambarkan sebagai
tersebut penulis sangat tertarik berikut :
melakukan penelitian dengan judul.
Pengaruh Olahraga Terhadap Q1 x Q2
Penurunan Dismenore pada Remaja
Keterangan :
Putri Di Madrasah Aliyah (MA)
Yastakim Pengadangan Tahun 2015. Q1 : Sebelum dilakukan aktivitas
olahraga
METODE PENELITIAN
Q2 : Setelah dilakukan aktivitas
Jenis penelitian yang digunakan
olahraga
dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu yang bertujuan X : Aktivitas olahraga
untuk menyelidiki ada tidaknya
pengaruh sebab akibat serta seberapa POPULASI DAN SAMPEL
besar hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan- Populasi merupakan seluruh
perlakuan tertentu pada beberapa subjek atau objek dengan
kelompok eksperimental untuk karakteristik tertentu yang akan
mengetahui perbedaan penurunkan diteliti. Bukan hanya subjek atau
dismenore sebelum dan sesudah objek yang dipelajari saja tetapi
dilakukan olahraga saat menstruasi seluruh karakteristik atau sifat yang
terhadap penurunan dismenore pada dimiliki subjek atau objek tersebut
remaja putri di Madrasah Aliyah (Hidayat, 2007).
(MA) Yastakim Pengadangan Populasi dalam penelitian ini
Lombok Timur Tahun 2015. adalah Remaja Putri Madrasah
Penelitian ini menggunakan Aliyah (MA) Yastakim Pengadangan
rancangan penelitian Quasi Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
Eksperimental dengan Pretest- sebanyak 53 siswi yang mengalami
posttest Design. Yang artinya sampel dismenore.
pada penelitian ini diobservasi Sampel merupakan bagian
terlebih dahulu sebelum diberi dari populasi yang akan diteliti atau
perlakuan, kemudian setelah sebagian jumlah dari yang dimiliki
diberikan perlakuan sampel tersebut oleh populasi (Arikunto, 2010).
Berdasarkan pengertian tersebut, n=46,79 , n=47(dibulatkan)
dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah bagian populasi yang hendak Sampel pada penelitian ini
diteliti dan mewakili karakteristik adalah 47 siswi Madrasah Aliyah
populasi. (MA) Yastakim Pengadangan
Lombok Timur yang mengalami
Sampel pada penelitiann ini dismenore untuk menjadi responden
adalah remaja putri tang mengalami dengan kriteria inklusi dan eksklusi
dismenore di Madrasah Aliyah (MA) pada penelitian ini adalah sebagai
Yastakim Pengadangan yang berikut:
ditetapkan secara Non Probability a. Kriteria Inklusi
Sampling (Purposive Sampling) yaitu Merupakan karakteristik
suatu pengambilan sampel umum subjek penelitian dari
berdasarkan suatu pertimbangan suatu populasi target yang
tertentu yang dibuat oleh peneliti terjangkau yang akan diteliti.
sendiri, berdasarkan ciri-ciri kriteria Kriteria inklusi dalam penelitian
inklusi yang telah ditetapkan ini adalah:
(Arikunto, 2010) 1) Siswi Madrasah Aliyah (MA)
Yastakim Pengadangan
Rumus Sample: Lombok Timur yang
N mengalami dismenore.
n= 2 2) Umur responden anatara 16
1+ N ( d) 18 tahun.
Keterangan : 3) Bersedia menjadi responden.
n : Sample 4) Siswi yang mengalami skala
N : Populasi nyeri ringan sampai nyeri
d : Presisi/Ketajaman : 1%, 5%, 10% berat terkontrol
N b. Kriteria Eksklusi
n= Merupakan menghilangkan
1+ N ( d)2 atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari
53 studi (Arikunto, 2010). Kriteria
n= 2 eksklusi dalam penelitian ini
1+53(5 )
adalah:
1) Siswi Madrasah Aliyah (MA)
53 Yastakim Pengadangan
n= 2 Lombok Timur yang yang
1+53 ( 0,05 )
tidak ada ditempat.
2) Siswi dirawat di Rumah
53 Sakit.
3) Siswi dismenore yang
1+53 ( 0,0025 )
menggunakan obat- obatan.
4) Siswi yang mengalami nyeri
53 berat tidak terkontrol atau
nyeri tidak tertahankan.
1+0,1325
53
=46,79
1,1325
Yastakim Pengadangan
Sampling adalah memilih
sejumlah tertentu dari keseluruhan
populasi, jika ditinjau berdasarkan
cara penentuan sampel, maka Kelas Jumlah Persentase
penelitian ini menggunakan tehnik Umur 16 10 21%
Non Probability Sampling
(Purposive Sampling) yaitu suatu Umur 17 12 26%
pengambilan sampel didasarkan pada Umur 18 18 38%
suatu pertimbangan tertentu yang Umur 19 7 15%
dibuat oleh peneliti sendiri, Jumlah 47 100%
berdasarkan ciri-ciri kriteria inklusi Sumber: Data Primer Penelitian
dan eksklusi yang telah ditetapkan Tahun 2015
(Arikunto, 2010)
Tabel 2 menunjukkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagaian besar karaktristik
responden berdasarkan umur terdapat
Hasil Penelitian pada umur 18 tahun sebanyak 18
a. Karakteristik Responden responden (38%) sedangkan
Berdasarkan Kelas sebagaian kecil karaktristik
responden berdasarkan umur terdapat
Tabel 1 Karakteristik Responden pada umur 19 tahun sebanyak 7
responden (15%).
Berdasarkan Kelas di
Madrasah Aliyah (MA) c. Disminore Sebelum Dilakukan
Yastakim Pengadangan Intervensi Olahraga pada
Remaja Putri di Madrasah
Persentas Aliyah (MA) Yastakim
Kelas Jumlah
e Pengadangan
Kelas XI 21 45% Tabel 3 Data Disminore Sebelum
Kelas XII 26 55% Dilakukan Intervensi
Jumlah 47 siswa 100% Olahraga pada Remaja
Sumber: Data Primer Penelitian Putri di Madrasah Aliyah
Tahun 2015 (MA) Yastakim
Pengadangan Lombok
Tabel 1 menunjukkan bahwa
Timur
karaktristik responden berdasarkan
kelas didapatkan sebanyak 21
responden (45%) berada di kelas XI, Dismenor Jumla Persentas
26 responden (55%) berada di kelas e Pre Test h e
XII. Ringan 0 0%
Sedang 36 77%
b. Karakteristik Responden Berat 11 23%
Berdasarkan Umur Jumlah 47 100%
Tabel 2 Karakteristik Responden Sumber: Data Primer Penelitian
Berdasarkan Umur di Tahun 2015
Madrasah Aliyah (MA)
Tabel 3 menunjukkan bahwa Tabel 5 Pengaruh Olahraga
disminore sebelum dilakukan Terhadap Penurunan
Intervensi Olahraga sebanyak 0 Dismenore pada Remaja
responden (0%) dengan kategori
Putri di Madrasah Aliyah
ringan, 36 responden (77%) dengan
kategori sedang dan 11 responden (MA) Yastakim
(23%) dengan kategori berat. Pengadangan Tahun 2015

d. Data Disminore Setelah Test Statistics(b)


Dilakukan Irtervensi Olahraga post test -
pada Remaja Putri di pre test
Madrasah Aliyah (MA) Z -6.072a
Yastakim Pengadangan Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000
Tabel 4 Data Disminore Setelah Sumber: Data Primer Penelitian
Dilakukan Intervensi Tahun 2015
Olahraga pada Remaja
Table 5 menunjukkan hasil
Putri di Madrasah Aliyah
uji statistik dengan menggunakan uji
(MA) Yastakim wilcoxon didapatkan nilai signifikan
Pengadangan Lombok p = 0,000 ( p < 0,05 ) yang berarti
Timur H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
Dismenor ada pengaruh yang signifikan
Jumla Persentas
e Post Olahraga terhadap penurunan
h e
Test dismenore pada Remaja Putri di
Ringan 41 87% Madrasah Aliyah (MA) Yastakim
Sedang 6 13% Pengadangan Lombok Timur Tahun
Berat 0 0% 2015.
Jumlah 47 100%
Pembahasan
Sumber: Data Primer Penelitian
Tahun 2015 1. Disminore Sebelum Dilakukan
Olahraga pada Remaja Putri
Tabel 4 menunjukkan bahwa di Madrasah Aliyah (MA)
disminore setelah dilakukan Yastakim Pengadangan Tahun
Intervensi Olahraga pada siswi 2015
Madrasah Aliyah Yastakim
Pengadangan sebanyak 41 responden Hasil penelitian menunjukkan
(87%) dengan kategori ringan, 6 bahwa disminore sebelum
responden (13%) dengan kategori dilakukan Intervensi Olahraga
sedang dan 0 responden (0%) sebanyak 0 responden (0%)
dengan kategori berat. dengan kategori ringan, 36
responden (77%) dengan kategori
e. Pengaruh Olahraga Terhadap sedang dan 11 responden (23%)
Penurunan Dismenore pada dengan kategori berat.
Remaja Putri di Madrasah pada umumnya dismenore
Aliyah (MA) Yastakim primer timbul pada masa remaja,
Pengadangan Tahun 2015 yaitu sekitar 2-3 tahun setelah
menstruasi pertama. Nyeri pada
dismenore primer di duga berasal
dari kontrkasi rahim yang Hasil penelitian menunjukkan
dirangsang oleh prostaglandin bahwa disminore sebelum
(kelenjar kelamin) dan mencapai dilakukan Intervensi Olahraga
puncaknya pada umur 15 dan 25
sebanyak 0 responden (0%)
tahun. Adapun faktor lain yang
dapat memperburuk dismenore
dengan kategori ringan, 36
adalah rahim yang menghadap ke responden (77%) dengan kategori
belakang, kurang berolahraga, dan sedang dan 11 responden (23%)
stress psikis atau sosial. Perbedaan dengan kategori berat.
berat ringannya nyeri tergantung Sedangkan pada tabel 4.6
pada kadar prostaglandin. Wanita menunjukkan bahwa data
yang mengalami dismenore disminore setelah dilakukan
memiliki kadar prostaglandin 5-13 Intervensi Olahraga pada siswi
kali lebih tinggi dibandingkan Madrasah Aliyah Yastakim
wanita yang tidak mengalami Pengadangan sebanyak 41
dismenore. Meskipun demikian,
responden (87%) dengan kategori
tidak perlu khawatir karena
pertambahan umur dan kehamilan
ringan, 6 responden (13%)
akan menyebabkan menghilangnya dengan kategori sedang dan 0
dismenore primer (El Manan 2011) responden (0%) dengan kategori
dismenore mulai timbul sejak berat.
haid pertama kali (menarche) dan Dari hasil penelitian ini
kelihatannya keluhan sakitnya menunjukkan adanya perubahan
menjadi sedikit berkurang seiring skala dismenore pada remaja
jalannya waktu, setelah wanita putri di madrasah aliyah
yang bersangkutan menikah dan yastakim pengadangan dengan
begitu hamil langsung hilang demikian bahwa ada pengaruh
(Yatim 2006). aktifitas olahraga terhadap
Dismenore primer biasanya penurunan tingkat dismenore.
terjadi 6 bulan sampai 12 bulan Hal ini sesuai dengan tujuan
setelah menars (Holder, 2011). dari olahraga yaitu keluarnya
Oleh karena itu, siklus haid pada hormone endorphin (penghilang
bulan pertama setelah menars rasa nyeri alami tubuh) dari
umumnya berjenis anovulatoar kelenjar pituitary sehingga dapat
(tidak disertai dengan menurunkan tingkat dismenore
pengeluaran ovum) yang tidak (Ramaiah, 2006).
disertai dengan rasa nyeri. Rasa Apabila orang melakukan
nyeri timbul tidak lama senam, peredaran darah akan
sebelumnya atau bersama-sama lancar dan meningkat jumlah
dengan permulaan haid dan atau volume darah. Dan 20%
berlangsung untuk beberapa jam darah terdapat di otak, maka akan
(Simanjuntak, 2008). Biasanya 8- terjadi proses endorfin hingga
72 jam (Holder, 2011). terbentuk norepinefrin yang
menimbulkan rasa gembira, rasa
2. Disminore Setelah Dilakukan sakit hilang, adiksi (kecanduan
Olahraga pada Remaja Putri gerak), menghilangkan depresi
di Madrasah Aliyah (MA) (Marwoto, 2008)
Yastakim Pengadangan Tahun Perubahan lain juga
2015 disebabkan karena Latihan
olahraga yang teratur dapat menyalurkan darah keseluruh
menurunkan stress dan kelelahan tubuh, termasuk ke organ
sehingga secara tidak langsung reproduksi sehingga
juga mengurangi nyeri. memperlancar aliran darah ketika
Membiasakan olahraga ringan terjadi dismenore. Selain itu
dan aktivitas fisik secara teratur senam juga dapat melatih
seperti jalan sehat, berlari, kekuatan otot-otot tertentu
bersepeda, menari/senam, sehingga otot-otot tersebut
menaik tangga ataupun berenang terlihat lebih kuat dan kencang
pada saat sebelum dan selama dan kelenturan tubuhpun
menstruasi, hal tersebut dapat meningkat Tjokronegoro (2006)
membuat aliran darah pada otot dan Rager (1999)
sekitar rahim menjadi lancar,
sehingga rasa nyeri dapat teratasi 3. Pengaruh Olahraga Terhadap
atau berkurang. Latihan ini Penurunan Dismenore pada
sedikitnya 30-60 menit dengan Remaja Putri di Madrasah
frekuensi 3-5 kali seminggu. Aliyah (MA) Yastakim
Berdasarkan hasil penelitian Pengadangan Tahun 2015
ternyata Dismenore Primer lebih
sedikit terjadi pada wanita yang Berdasarkan uji statistik
berolahraga dibandingkan wanita dengan menggunakan uji
yang tidak melakukan wilcoxon didapatkan nilai
olahraga/senam (Proverawati dan signifikan p = 0,000 ( p <
misaroh, 2009). 0,05 ) yang berarti H0 ditolak dan
Prinsip kerja olahraga dapat H1 diterima. Dengan demikian
meningkatkan efisiensi kerja paru dapat disimpulkan bahwa ada
sehingga ketika terjadi pengaruh yang signifikan
dismenore, oksigen dapat olahraga terhadap penurunan
tersalurkan ke pembuluh- dismenore pada Remaja Putri di
pembuluh darah di organ Madrasah Aliyah (MA) Yastakim
reproduksi yang saat itu terjadi Pengadangan Tahun 2015.
vasokonstriksiyang menimbulkan Hasil penelitian ini sejalan
rasa nyeri, yang disebabkan dengan teori dari Ramaiah (2006),
karena respon dari oksigen tidak menyebutkan bahwa salah satu
tersampaikan sampai pembuluh cara yang sangat efektif untuk
darah paling ujung. Tetapi bila mencegah Dismenore ini adalah
seseorang rutin melakukan senam dengan berolahraga. Berolahraga
maka dia dapat menyimpan dapat meningkatkan pasokkan
oksigen dua kali lipat permenit darah ke organ reproduksi
sehingga oksigen tersampaikan sehingga memperlancar
pada pembuluh darah yang peredaran darah. Olahraga teratur
mengalami vasokontriksi dan seperti berjalan kaki, jogging,
akan menyebabkan penurunan berlari, bersepeda, renang atau
dismenore. Manfaat yang kedua, senam aerobik dapat
pada seseorang yang rutin memperbaiki kesehatan secara
melakukan senam akan terjadi umum dan membantu menjaga
peningkatan jumlah dan ukuran siklus menstruasi yang teratur.
pembuluh darah yang Olahraga setidaknya dilakukan
tiga hingga empat kali seminggu, intervensi olahraga pada remaja
khususnya selama paruh kedua putri di Madrasah Aliyah (MA)
siklus menstruasi. Riset Yastakim Pengadangan Tahun
menunjukkan bahwa perempuan 2015
yang berolahraga teratur dapat 2. 87% responden merasakan
meningkatkan sekresi hormone Dismenore dengan kategori
dan pemanfaatannya khususnya ringan setelah dilakukan
estrogen. intervensi olahraga pada remaja
Hasil penelitian ini juga putri di Madrasah Aliyah (MA)
diperkuat oleh teori dari Yastakim Pengadangan Tahun
(Sumudarsono, 1998 dalam 2015
Suparto 2011). Mengungkapkan 3. Berdasarkan uji statistik
bahwa ternyata dismenore lebih didapatkan bahwa ada pengaruh
sedikit terjadi pada olahragawati yang signifikan olahraga
dibandingkan wanita yang tidak terhadap penurunan dismenore
melakukan olahraga/ senam.
Banyak jenis olahraga yang dapat Berdasarkan simpulan tersebut dapat
dijadikan alternatif untuk disarankan :
mengurangi dismenore salah
satunya dengan senam.
Kejadian dismenore akan
meningkat dengan kurangnya
olaharaga, sehingga ketika terjadi
dismenore, oksigen tidak dapat
tersalurkan ke pembuluh-
pembuluh darah di organ
reproduksi yang saat itu terjadi
vasokonstriksi sehingga
menyebabkan timbulnya rasa
nyeri tetapi bila seseorang teratur
melakukan olahraga, maka dia
dapat menyediakan oksigen
hampir 2 kali lipat per menit
sehingga oksigen tersampaikan
ke pembuluh darah yang
mengalami vasokonstriksi. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya
penurunan dismenore
(Tjokronegoro, 2006)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang


telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. 77% responden merasakan
Dismenore dengan ketegori
sedang sebelum dilakukan
1. Bagi Ilmu Keperawatan Abbaspour, Z et al. (2005). The
Agar dapat menjadikan effect of exercise on
olahraga sebagai tambahan primary dysmenorrhea.
pengembangan ilmu pengetahuan Res Health Sci Journal. 4
keperawatan khususnya (2): 26-31.
keperawatan maternitas tentang Abedian. 2011. The effects of peer
penanganan Dismenore pada saat education on health
menstruasi. behaviors in girls with
2. Bagi institusi Pendidikan dysmenorrhea.
Stikes Hamzar http://www.jofamericansci
Agar dapat menjadikan ence.org/journals/amsci/
olahraga sebagai tambahan am0701 /
refrensi dan memberikan 58_4513am0701_431_438
informasi kepada mahasiswi .pdf. pada tanggal 16
tentang olahraga sebagai salah satu Maret 2014
alternative secara nonfarmakologi AHA, 2011. Obesity Information.
dalam menurunkan nyeri Available from:
menstruasi (dismenore). http://www.heart.org/HEA
3. Bagi tenaga kesehatan RTORG/GettingHealthy/
Agar dapat menjadikan WeightManagement/Obesi
olahraga sebagai salah satu ty/Obesity-
alternatif intervensi keperawatan Information_UCM_30790
untuk mengatasi masalah 8_Article.jsp
dismenore pada masyarakat Alimul. 2007. Metode penelitian
khususnya pada wanita usia keperawatan dan teknik
produktif tentang kesehatan analisa data. Jakarta:
reproduksi. Salemba Medika.
4. Bagi pasien atau Andira, Dita. 2010. Seluk Beluk
Responden Kesehatan Reproduksi
Agar dapat menjadikan Wanita. Yogyakarta : A
olahraga sebagai cara bagi Plus Books.
responden untuk mengatasi
dismenore pada saat menstruasi. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi. Jakarta :
5. Bagi Peneliti Rineka Cipta.
Sebagai data dasar dan
pembanding untuk melakukan Arifin, 2008. Nyeri Haid. Jakarta:
penelitian lebih lanjut tentang EGC.
olahraga sebagai upaya
pencegahan dan pengobatan Baziad, Ali. 2008. Endokrinologi
dismenore dengan menggunakan Ginkologi. Edisi ke-2.
rancangan penelitian yang Jakarta : Media
berbeda, cakupan responden Aescolapsus.
yang lebih luas dan lokasi
penelitian yang berbeda. Benson, Ralph C., Pernoll, Martin L.,
2009. Berbagai Kelainan
DAFTAR PUSTAKA dan Komplikasi
Menstruasi. Dalam : Buku
Saku Obstetri dan Gale Encyclopedia of Medicine,
Ginekologi. Jakarta : EGC 2008. Exercise. Available
from: http://medical-
Bobak, Laudermik, Jensen. 2005. dictionary.thefreedictionar
Buku Ajar Keperawatan y.com/exercise
Maternitas. Edisi ke-4.
Jakarta: EGC. Hacker dan Moore. 2001. Essensial
Obstetri dan Ginekologi.
Brick, Lyne. 2006. Fitness Aerobic.
Edisi ke-2. Jakarta:
(Alih bahasa: Anna
Hipokrates.
Agustina), Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada Hendrik. 2006. Problema Haid
Tinjauan Syariat Islam
Calis. 2011. Dysmenorrhea.
dan Medis. Solo: Tiga
http://emedicine.medscape
Serangkai.
.com/article /253812-
overview#showall diakses
Hidayat, Musrifatul. 2008.
pada tanggal 10 Maret
Keterampilan Dasar
2014
Praktek Untuk Kebidanan
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Edisi 2. Jakarta:: Salemba
Saku Pathofisiologi. Medika
Jakarta: EGC.
Hidayat. A.A.A. 2007. Metode
Cleaveland Clinic, 2011. Exercise Penelitian Keperawatan
and Weight Control. dan Tekhnik Analisa Data.
Available from: Jakarta: Salemba Medika
http://my.clevelandclinic.o
___________2004. Kebutuhan dasar
rg/heart/prevention/exercis
manusia. Jakarta: Buku
e/ex_wtcontrol.aspx
Kedokteran EGC
CDC. 2011. Healthy Weight - it's not Holder. 2011. Dysmenorrhea in
a diet, it's a lifestyle! Emergency Medicine
Available from: Clinical Presentation.
http://www.cdc.gov/healthyw http://emedicine.medscape
eight/physical_activity/index.
.com/ article/795677-
html
clinical. diakses pada
tanggal 12 Maret 2014.
Dorlands Medical Dictionary, 2007.
Aerobic Exercise. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Available from: Kuantitatif Kualitatif dan
http://medical- R&D. Bandung: Alfabeta
dictionary.thefreedictionar
y.com/exercise Lefebvre. 2005. Primary
EL Manan.2011. Miss V. Yogyakarta: Dysmenorrhea Consensus
Buku Biru Guideline.
http://www.sogc.org/guide
Gabriel, J. F. 1996. Fisika lines/public/169E-CPG-
Kedokteran. Jakarta: EGC. December2005.pdf. pada
tanggal 13 Maret 2014
Manuaba, Gde. 2008. Ilmu Okparasta. 2007. Dismenore.
Kebidanan, penyakit http://fkunsri.wordpress.com/
kandungan dan Keluarga 2008/02/06/ dismenore-
Berencana. Jakarta : EGC. part-1. diakses pada
tanggal 8 Maret 2014
_________ 2002. Konsep Obstetri &
Ginekologi Sosial Kabirian, M., et al. 2011. Self-
Indonesia. Jakarta : EGC. management in Primary
Dysmenorrhea : Toward
Martinus. 2010. Dismenorea. Evidence-based Education.
http://repository.usu.ac.id/bitst Departement of
ream/123456789/ 19180/5/ Midwifery, Mashhad
Chapter% 20I.pdf. pada University of Medical
tanggal 11 Maret 2014. Science, Mashhad, Iran.
Life Science Journal,
Marwoto. Pengenalan Macam-
2011;8(2).
Macam Senam dan
Manfaatnya. 2008 Proverawati dan
Misaroh.2009.Menarche
Maulana, M. 2008. Panduan
Menstruasi Pertama
Lengkap Kehamilan:
Penuh
Memahami Kesehatan
Makna.Yogyakarta:Nuha
Reproduksi, Cara
Medika.
Menghadapi Kehamilan,
dan Kiat Mengasuh Anak. Polat. 2009. Prevalence of primary
Yogyakarta: Katahati dysmenorrhea in young
Morgan. 2009. Penatalaksanaan adult female university
Masalah dan Prosedur students.
pada Wanita Hamil dan http://www.springerlink.com/
Tidak hamil. Dalam : content/
Obstetri dan Ginekologi. 22567w5671567463/
Jakarta : EGC, 180-186. fulltext.pdf pada tanggal 8
Mosbys Medical Dictionary, 2009. Maret 2014
Exercise Definition. Potter, P. A, Perry, AG. 2006. Buku
Available from: Ajar Fundamental
http://medical- Keperawatan. Edisi ke-4.
dictionary.thefreedictionar Volume I. Jakarta: EGC.
y.com/exercise
Prawirohardjo, Sarwono, 2008,
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Pelayanan Kesehatan
Penelitian Kesehatan. Maternal dan Neonatal,
Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta : YBP SP.

Nursalam, 2008, Konsep dan Price, A. S., Wilson M. L.,


Penerapan Metodologi 2006. Patofisiologi
Penelitian Ilmu Konsep Klinis Proses-
Keperawatan, Jakarta: Proses Penyakit. Alih
Salemba Medika Bahasa: dr. Brahm U.
Penerbit. Jakarta: Suharjana. Senam dalam Pendidikan
EGC Jasmani Merupakan
Sarana Untuk
Proverawati, A. & Misaroh, S.2009. Pembentukan
Menarche Menstruasi Ketangkasan dan Mental
Pertama Penuh Makna. Anak Sekolah Dasar ;
Yogyakarta: Nuha seminar olahraga nasinal
Medika.\ ke II. 2008
http://staff.uny.ac.id
Puji. A, Istiqomah. Efektivitas Senam
Dismenore Dalam Sugiyono, 2011. Statistik Untuk
Mengurangi Nyeri Penelitian, Alfabeta
Dismenore pada Remaja Bandung
Putri di SMUN 5
Semarang. Semarang. Saryono. (2011). Metodologi
2009. penelitian kesehatan:
penuntun praktis bagi
Ramaiah, S. 2006. Mengatasi pemula. Yogyakarta:Mitra
Gangguan Menstruasi. Cendikia Press.
Yogyakarta : Diglosi
Medika. Sumaryanti. 2006. Pengaruh
Frekuensi Senam Aerobik
Rayburn, WF & Carey, JC. 2001. Terhadap Tingkat
Obstetri dan Ginekologi. Kebugaran Jasmani Siswa
Jakarta : Widya Medika. Sekolah Dasar.
Yogyakarta. FIK UNY.
Sarwono. 2006. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Suparto, Achmad. 2011. Efektifitas
Neonatal. Jakarta : YBP Senam Dismenore dalam
SP Mengurangi Dismenore
Schwartz, M. William, 2004. Nyeri pada Remaja Putri.
Pelvis. Dalam : Pedoman Phederal. Vol 4 No.1. Mei
Klinis Pediatri. Jakarta : 2011. Hal. 7
EGC,
Yatim. 2006. Dismenorrhoe.
Simanjuntak, Pandapotan, 2008.
Dalam : Haid Tidak Wajar
Gangguan Haid dan
dan Menopause. Jakarta :
Siklusnya. Jakarta : Bina
Pustaka Populer Obor
Pustaka
Sinclair, Constance, 2009. Kondisi Tariq, Nabia, 2009. Impact and
Ginekologis dan Healthcare-seeking
Pertimbangan Kehamilan Behaviour of
serta Kontrasepsi. Premenstrual
Dalam : Buku Saku Symptoms and
Kebidanan. Jakarta : EGC Dysmenorrhea. Available
from
Smeltzer. 2002. Buku Ajar Medikal :http://BJMP1209Tariq/.
Bedah Brunner-Suddart. [Accesed 13 November
Jakarta: EGC 2011]Yuni Kusmiati, 2009.
Perawatan Ibu Hamil.
Yogyakarta : Fitramaya.

Thing, Toh Chia. 2011. Hubungan


Kebiasaan Olahraga dengan
Dismenore pada Siswi
SMA Santo Thomas 1
Medan. Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas
Sumatera Utara

Вам также может понравиться