Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Wanita merupakan makhluk diduga karena terjadinya ketidak
yang memiliki sistem reproduksi seimbangan hormonal dan tidak ada
cukup unik. Salah satunya adalah hubungan dengan organ reproduksi
mereka mengalami menstruasi setiap (Arifin, 2008).
bulannya yang tidak dialami oleh
pria. Seringkali mereka mengeluhkan Dismenore dapat dialami
sakit atau ketidaknyamanan ketika lebih dari setengah wanita yang
mengalami menstruasi atau yang sedang menstruasi, dan
disebut dengan Dismenore. prevalensinya sangat bervariasi.
Menstruasi adalah perdarahan Berdasarkan data dari berbagai
periodik normal uterus (rahim) dan negara, angka kejadian dismenore di
merupakan fungsi normal pada tubu dunia cukup tinggi. Diperkirakan
wanita. Wanita yang mengalami haid 50% dari seluruh wanita di dunia
biasanya mengeluhkan gejala-gejala menderita dismenore dalam sebuah
dalam dua hari pertama. Gejala siklus menstruasi (Calis, 2011). Dari
tersebut antara lain ketidakstabilan berbagai Negara tersebut didapatkan
emosi, sakit kepala, tidak bergairah, data dismenore, dimana sebanyak
dan nafsu makan menurun. Gejala 12% dismenore sudah parah, 37%
fisik yang paling umum adalah dismenore sedang dan 49%
ketidaknyamanan, nyeri dan dismenore masih ringan (Calis,
kembung di daerah perut, rasa 2011).
tertekan pada daerah kemaluannya
Di Amerika Serikat
dan dismenore (Benson, 2009).
diperkirakan hampir 90% wanita
Setiap bulan secara periodik, mengalami dismenore dan 10-15%
seorang wanita normal akan diantaranya mengalami dismenore
mengalami peristiwa reproduksi berat, yang menyebabkan mereka
yang disebut menstruasi yaitu tidak mampu melakukan kegiatan
meluruhnya jaringan endometrium apapun dan ini akan menurunkan
karena tidak adanya telur matang kualitas hidup pada individu masing-
yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa masing. Bahkan di perkirakan para
itu wajar dan alami sehingga dapat perempuan di Amerika kehilangan
dipastikan bahwa semua wanita yang 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat
normal pasti akan mengalami proses dismenore (Calis, 2011). Di Pakistan
ini, akan tetapi pada kenyataannya diperkirakan 57% pelajar yang
banyak wanita yang mengalami mengalami dismenore mempunyai
masalah menstruasi yang biasa efek terhadap pekerjaan mereka
disebut dengan dismenore (Calis, 2011). Di Indonesia angka
(Prawiharjo, 2008). kejadian dismenore primer sebesar
54,89% sedangkan sisanya adalah
Dismenore bisa disebabkan penderita tipe sekunder. Dismenore
oleh berbagai macam sebab , bisa menyebabkan 14% dari pasien
karena suatu proses penyakit remaja sering tidak hadir di sekolah
(misalnya radang panggul), dan tidak menjalani kegiatan sehari-
endometriosis, tumor atau kelainan hari (Calis, 2011).
letak uterus, selaput dara atau vagina
tidak berlubang, dan stres atau Gejala-gejala dismenore di
kecemasan yang berlebihan. Akan antaranya yaitu rasa sakit datang secara
tetapi, penyebab tersering dismenore tidak teratur, tajam dan kram bagian
bawah perut yang biasanya menyebar melakukan olahraga/senam
ke bagian belakang, terus ke kaki, (Proverawati dan misaroh, 2009).
pangkal paha dan vulva (bagian luar
alat kelamin wanita) (Wijayakusuma H, Menurut Ramaiah (2006),
2009). menyebutkan bahwa salah satu cara
yang sangat efektif untuk mencegah
Dismenore jika tidak segera Dismenore ini adalah dengan
diatasi akan dapat mempengaruhi berolahraga. Berolahraga dapat
fungsi fisik dan mental individu meningkatkan pasokkan darah ke
sehingga terdesak untuk segera organ reproduksi sehingga
mengambil tindakan atau terapi. memperlancar peredaran darah.
Untuk mengatasi dismenore tersebut Olahraga teratur seperti berjalan
dapat dilakukan dengan terapi kaki, jogging, berlari, bersepeda,
farmakologi dan non farmakologi. renang atau senam aerobik dapat
Terapi farmakologi antara lain, memperbaiki kesehatan secara umum
pemberian obat analgetik, terapi dan membantu menjaga siklus
hormonal, obat nonsteroid menstruasi yang teratur. Olahraga
prostaglandin, dan dilatasi kanalis setidaknya dilakukan tiga hingga
servikalis (Prawirohardjo, 2008). empat kali seminggu, khususnya
selama paruh kedua siklus
Sedangkan untuk terapi non menstruasi. Riset menunjukkan
farmakologi antara lain seperti bahwa perempuan yang berolahraga
kompres hangat, terapi musik, teratur dapat meningkatkan sekresi
relaksasi dan olahraga. Latihan hormone dan pemanfaatannya
olahraga mampu meningkatkan khususnya estrogen.
produksi endorphin (pembunuh rasa
sakit alami tubuh), dapat Kejadian dismenore akan
meningkatkan kadar serotonin. meningkat dengan kurangnya
Latihan olahraga yang teratur dapat olaharaga, sehingga ketika terjadi
menurunkan stress dan kelelahan dismenore, oksigen tidak dapat
sehingga secara tidak langsung juga tersalurkan ke pembuluh-pembuluh
mengurangi nyeri. Membiasakan darah di organ reproduksi yang saat
olahraga ringan dan aktivitas fisik itu terjadi vasokonstriksi sehingga
secara teratur seperti jalan sehat, menyebabkan timbulnya rasa nyeri
berlari, bersepeda, menari/senam, tetapi bila seseorang teratur
menaik tangga ataupun berenang melakukan olahraga, maka dia dapat
pada saat sebelum dan selama menyediakan oksigen hampir 2 kali
menstruasi, hal tersebut dapat lipat per menit sehingga oksigen
membuat aliran darah pada otot tersampaikan ke pembuluh darah
sekitar rahim menjadi lancar, yang mengalami vasokonstriksi. Hal
sehingga rasa nyeri dapat teratasi ini akan menyebabkan terjadinya
atau berkurang. Latihan ini penurunan dismenore.
sedikitnya 30-60 menit dengan (Tjokronegoro, 2006)
frekuensi 3-5 kali seminggu.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata
Dismenore Primer lebih sedikit
Berdasarkan hasil studi
terjadi pada wanita yang berolahraga
pendahuluan pada 10 siswi Madrasah
dibandingkan wanita yang tidak
Aliyah (MA) Pengadangan Lombok
Timur pada bulan April tahun 2015 diobservasi kembali. Cara
didapatkan bahwa 7 dari 10 atau pengambilan data pada penelitian ini
70% siswi cenderung mengalami adalah peneliti mengobservasi dan
dismenore dan tetap melakukan mengukur responden sebelum
aktifitas seperti biasa. Tetapi pada dilakukan olahraga kemudian
kenyataannya, 60% siswi Madrasah diobservasi lagi setelah dilakukan
Aliyah (MA) Pengadangan belum olahraga (Notoatmodjo, 2010).
mengetahui manfaat Olahraga dalam
mengurangi dan mencegah terjadinya Penelitian ini memberikan
Dismenore. Anggapan mereka intervensi kepada responden yang
melakukan olahraga saat menstruasi akan melakukan aktivitas olahraga
itu buang-buang waktu dan tidak ada kemudian akan dibandingkan
gunanya. sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas olahraga. Rancangan
Berdasarkan fenomena penelitian ini digambarkan sebagai
tersebut penulis sangat tertarik berikut :
melakukan penelitian dengan judul.
Pengaruh Olahraga Terhadap Q1 x Q2
Penurunan Dismenore pada Remaja
Keterangan :
Putri Di Madrasah Aliyah (MA)
Yastakim Pengadangan Tahun 2015. Q1 : Sebelum dilakukan aktivitas
olahraga
METODE PENELITIAN
Q2 : Setelah dilakukan aktivitas
Jenis penelitian yang digunakan
olahraga
dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu yang bertujuan X : Aktivitas olahraga
untuk menyelidiki ada tidaknya
pengaruh sebab akibat serta seberapa POPULASI DAN SAMPEL
besar hubungan sebab akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan- Populasi merupakan seluruh
perlakuan tertentu pada beberapa subjek atau objek dengan
kelompok eksperimental untuk karakteristik tertentu yang akan
mengetahui perbedaan penurunkan diteliti. Bukan hanya subjek atau
dismenore sebelum dan sesudah objek yang dipelajari saja tetapi
dilakukan olahraga saat menstruasi seluruh karakteristik atau sifat yang
terhadap penurunan dismenore pada dimiliki subjek atau objek tersebut
remaja putri di Madrasah Aliyah (Hidayat, 2007).
(MA) Yastakim Pengadangan Populasi dalam penelitian ini
Lombok Timur Tahun 2015. adalah Remaja Putri Madrasah
Penelitian ini menggunakan Aliyah (MA) Yastakim Pengadangan
rancangan penelitian Quasi Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
Eksperimental dengan Pretest- sebanyak 53 siswi yang mengalami
posttest Design. Yang artinya sampel dismenore.
pada penelitian ini diobservasi Sampel merupakan bagian
terlebih dahulu sebelum diberi dari populasi yang akan diteliti atau
perlakuan, kemudian setelah sebagian jumlah dari yang dimiliki
diberikan perlakuan sampel tersebut oleh populasi (Arikunto, 2010).
Berdasarkan pengertian tersebut, n=46,79 , n=47(dibulatkan)
dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah bagian populasi yang hendak Sampel pada penelitian ini
diteliti dan mewakili karakteristik adalah 47 siswi Madrasah Aliyah
populasi. (MA) Yastakim Pengadangan
Lombok Timur yang mengalami
Sampel pada penelitiann ini dismenore untuk menjadi responden
adalah remaja putri tang mengalami dengan kriteria inklusi dan eksklusi
dismenore di Madrasah Aliyah (MA) pada penelitian ini adalah sebagai
Yastakim Pengadangan yang berikut:
ditetapkan secara Non Probability a. Kriteria Inklusi
Sampling (Purposive Sampling) yaitu Merupakan karakteristik
suatu pengambilan sampel umum subjek penelitian dari
berdasarkan suatu pertimbangan suatu populasi target yang
tertentu yang dibuat oleh peneliti terjangkau yang akan diteliti.
sendiri, berdasarkan ciri-ciri kriteria Kriteria inklusi dalam penelitian
inklusi yang telah ditetapkan ini adalah:
(Arikunto, 2010) 1) Siswi Madrasah Aliyah (MA)
Yastakim Pengadangan
Rumus Sample: Lombok Timur yang
N mengalami dismenore.
n= 2 2) Umur responden anatara 16
1+ N ( d) 18 tahun.
Keterangan : 3) Bersedia menjadi responden.
n : Sample 4) Siswi yang mengalami skala
N : Populasi nyeri ringan sampai nyeri
d : Presisi/Ketajaman : 1%, 5%, 10% berat terkontrol
N b. Kriteria Eksklusi
n= Merupakan menghilangkan
1+ N ( d)2 atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari
53 studi (Arikunto, 2010). Kriteria
n= 2 eksklusi dalam penelitian ini
1+53(5 )
adalah:
1) Siswi Madrasah Aliyah (MA)
53 Yastakim Pengadangan
n= 2 Lombok Timur yang yang
1+53 ( 0,05 )
tidak ada ditempat.
2) Siswi dirawat di Rumah
53 Sakit.
3) Siswi dismenore yang
1+53 ( 0,0025 )
menggunakan obat- obatan.
4) Siswi yang mengalami nyeri
53 berat tidak terkontrol atau
nyeri tidak tertahankan.
1+0,1325
53
=46,79
1,1325
Yastakim Pengadangan
Sampling adalah memilih
sejumlah tertentu dari keseluruhan
populasi, jika ditinjau berdasarkan
cara penentuan sampel, maka Kelas Jumlah Persentase
penelitian ini menggunakan tehnik Umur 16 10 21%
Non Probability Sampling
(Purposive Sampling) yaitu suatu Umur 17 12 26%
pengambilan sampel didasarkan pada Umur 18 18 38%
suatu pertimbangan tertentu yang Umur 19 7 15%
dibuat oleh peneliti sendiri, Jumlah 47 100%
berdasarkan ciri-ciri kriteria inklusi Sumber: Data Primer Penelitian
dan eksklusi yang telah ditetapkan Tahun 2015
(Arikunto, 2010)
Tabel 2 menunjukkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagaian besar karaktristik
responden berdasarkan umur terdapat
Hasil Penelitian pada umur 18 tahun sebanyak 18
a. Karakteristik Responden responden (38%) sedangkan
Berdasarkan Kelas sebagaian kecil karaktristik
responden berdasarkan umur terdapat
Tabel 1 Karakteristik Responden pada umur 19 tahun sebanyak 7
responden (15%).
Berdasarkan Kelas di
Madrasah Aliyah (MA) c. Disminore Sebelum Dilakukan
Yastakim Pengadangan Intervensi Olahraga pada
Remaja Putri di Madrasah
Persentas Aliyah (MA) Yastakim
Kelas Jumlah
e Pengadangan
Kelas XI 21 45% Tabel 3 Data Disminore Sebelum
Kelas XII 26 55% Dilakukan Intervensi
Jumlah 47 siswa 100% Olahraga pada Remaja
Sumber: Data Primer Penelitian Putri di Madrasah Aliyah
Tahun 2015 (MA) Yastakim
Pengadangan Lombok
Tabel 1 menunjukkan bahwa
Timur
karaktristik responden berdasarkan
kelas didapatkan sebanyak 21
responden (45%) berada di kelas XI, Dismenor Jumla Persentas
26 responden (55%) berada di kelas e Pre Test h e
XII. Ringan 0 0%
Sedang 36 77%
b. Karakteristik Responden Berat 11 23%
Berdasarkan Umur Jumlah 47 100%
Tabel 2 Karakteristik Responden Sumber: Data Primer Penelitian
Berdasarkan Umur di Tahun 2015
Madrasah Aliyah (MA)
Tabel 3 menunjukkan bahwa Tabel 5 Pengaruh Olahraga
disminore sebelum dilakukan Terhadap Penurunan
Intervensi Olahraga sebanyak 0 Dismenore pada Remaja
responden (0%) dengan kategori
Putri di Madrasah Aliyah
ringan, 36 responden (77%) dengan
kategori sedang dan 11 responden (MA) Yastakim
(23%) dengan kategori berat. Pengadangan Tahun 2015