Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam
miliekuivalen).2
Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah Natrium (Na+),
sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah Kalium (K+). Suatu
sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar Natrium
dan Kalium ini.
Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling
berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma:
138-145mEq/liter. Kadar natrium dalam tubuh 58,5 mEq/kgBB dimana 70%
atau 40,5 mEq/kgBB dapat berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-
180 mEq/liter, faeces 35 mEq/liter dan keringat 58 mEq/liter. Kebutuhan
setiap hari = 100 mEq (6-15 gram NaCl).
6
Anion
7
Non elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam
cairan. Zat lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
a. Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah
perembesan (difusi) cairan melalui membran semipermiabel kedalam
cairan lain yang konsentrasinya lebih tinggi. Membran semipermeabel
adalah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun tidak dapat dilalui
zat terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah adalah 285 5 mOsm/L. Larutan
dengan tekanan osmotik kira-kira sama disebut isotonk (NaCl 0,96%,
Dekstrosa 5%, Ringer-Laktat) lebih rendah disebut hipotonik (akuades)
dan lebih tinggi disebut hipertonik. Cairan lain yang konsentrasinya lebih
tinggi. Membran semipermeabel adalah membran yang dapat dilalui air
(pelarut), namun tidak dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.
Konsentrasi molar (mol) adalah jumlah zat yang setara dengan berat
atom atau berat molekul zat dalam gram (1 mol zat mengandung jumlah
partikel sama 6,02 x 10 23). 1 mol Na setara dengan berat atom Na yaitu 23
g. 1 mol Na Cl = Na (23 g) + Cl (35,5 g) = NaCl (58,5 g). NaCl 0,9%
100 ml mengandung 0,9 gram atau 1 liter 9000 mg.
b. Difusi
Difusi ialah gerakan molekul yang terus menerus diantara molekul
yang satu dengan yang lainnya dalam cairan, maupun dalam gas. Ion-ion
berdifusi dengan cara yang sama seperti semua molekul, bahkan partikel
koloid tersuspensi berdifusi dengan cara yang sama juga kecuali bahwa
proses difusinya berlangsung sangat lambat dibandingkan dengan zat-zat
molekular akibat ukurannya yang sangat besar.
Difusi melalui membran sel terbagi atas difusi sederhana dan difusi
yang dipermudah. Difusi sederhana dapat terjadi melalui membran sel
dengan dua cara yaitu:
1. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika
bahan yang berdifusi terlarut-lipid
2. Melalui saluran licin pada beberapa protein transfor. 1,4
Peran natrium
Ekskresi air hampir selalu disertai oleh ekskresi natrium air lewat
urin, feces, atau keringat, karena itu kekurangan air (dehidrasi) selalu
10
Peran kalium
Sebagian besar K terdapat dalam sel (150 mEq/L). Pembedahan
menyebabkan katabolisme jaringan dan moilisasi kalium pada hari-
hari pertama dan kedua. Kebutuhan akan kalium cukup diatasi dengan
kebutuhan rutin saja sekitar 0,5 mEq/kgBB/hari. Kemampuan ginjal
menahan kalium sangat rendah. Kadar kalium dalam plasma hanya 2%
dari total K tubuh, sehingga kekurangan K jarang terdeteksi. Funfsi K
adalah merangsang saraf otot, menghantarkan impuls listrik,
membantu utilisasi O2, asam-amino, glikogen dan pembentukan sel.
Kadar K serum normalnya 3-5 mEq/L. Hipokalemia (<3 mEq/L),
memyebabkan keletihan otot, lemas, kembung, ileus paralitik,
gangguan irama jantung. Konsentrasi K dalam infus sebaiknya < 40
mEq/L atau kecepatan pemberian < 20 mEq/jam. 1
B. Faktor-faktor intraoperatif 5
1. Induksi anestesi
Dapat menyebabkan terjadinya hipotensi pada pasien dengan
hipovolemia preoperatif karena hilangnya mekanisme kompensasi
seperti takikardia dan vasokonstriksi.
2. Kehilangan darah yang abnormal.
12
C. Faktor-faktor postoperatif 5
1. Stres akibat operasi dan nyeri pasca operasi.
2. Peningkatan katabolisme jaringan.
3. Penurunan volume sirkulasi yang efektif.
4. Risiko atau adanya ileus postoperatif.
Terapi rumatan
Terapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh
dan nutrisi. Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35
ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+ = 1-2 mmol/kgBB/hari dan K+ =
1 mmol/kgBB/hari. Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan
yang hilang akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat
(lewat kulit) dan pengeluaran lewat paru atau dikenal dengan insensible
water losses. Digunakan rumus Holiday Segar 4:2:1, yaitu: 3
a. Cairan hipotonik
Cairan hipotonik osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut
dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik
dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami
dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik,
juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan
tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada
beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%. 2,7
b. Cairan Isotonik
Cairan Isotonik osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya
mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada
di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami
hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus
menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
18
c. Cairan hipertonik
Cairan hipertonik osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5% + Ringer-Lactate, Dextrose 5% + NaCl 0,9%,
produk darah (darah), dan albumin. 2,7
2. Cairan Koloid
Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut plasma
substitute atau plasma expander. Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan
yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang
menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 3-6 jam)
dalam ruang intravaskuler. Oleh karena itu koloid sering digunakan untuk
resusitasi cairan secara cepat terutama pada syok hipovolemik/hermorhagik
atau pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein
yang banyak (misal luka bakar). 2,5,8
3. Gelatin
Larutan koloid 3,5-4% dalam balanced electrolyte dengan berat
molekul rata-rata 35.000 dibuat dari hidrolisa kolagen binatang.2,5,8
Ada 3 macam gelatin, yaitu:
20
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dan menjadi pegangan dalam
pemberian cairan perioperatif, yaitu
Kebutuhan normal cairan dan elektrolit harian
Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35
ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+ = 1-2 mmol/kgBB/har idan K+ = 1
mmol/kgBB/hari. Kebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang
hilang akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat (lewat
kulit) dan pengeluaran lewat paru atau dikenal dengan insensible water
losses. Cairan yang hilang ini pada umumnya bersifat hipotonus (air lebih
banyak dibandingkan elektrolit). 2
Defisit cairan dan elektrolit pra bedah
Hal ini dapat timbul akibat dipuasakannya penderita terutama pada
penderita bedah elektif (sektar 6-12 jam), kehilangan cairan abnormal
yang seringkali menyertai penyakit bedahnya (perdarahan, muntah, diare,
diuresis berlebihan, translokasi cairan pada penderita dengan trauma),
kemungkinan meningkatnya insensible water loss akibat hiperventilasi,
demam dan berkeringat banyak. Sebaiknya kehilangan cairan pra bedah ini
harus segera diganti sebelum dilakukan pembedahan.2
Table 2.5 Pengganti defisit prabedah 2
Usia Jumlah Kebutuhan
(ml/Kg/Jam)
Dewasa 1,5 2
Anak 24
Bayi 46
Neonatus 3
cairan pasca bedah cukup dengan cairan hipotonis dan bila perlu
larutan garamisotonis. Terapi cairan ini berlangsung sampai penderita
dapat minum dan makan.2