Вы находитесь на странице: 1из 25

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Responsif Dan
Kreatif Menghadapi
Perubahan

KELOMPOK 9

NIA SASRIA (F1C1 09 042)


MAYA SUSANTI (F1C1 09 0 )
SANATANG (F1C1 09 038 )
ASNIATIN (F1C1 09 037)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan Kel.9

Tanggapan wirausaha pada masa sekarang dan untuk masa yang akan datang semakin berat

terutama menghadapi era globalisasi. Globalisasi ekonomi ditandai dengan proses liberalisasi

perdagangan dan investasi ekonomi pasar bebas. Era globalisasi dalam skema perdagangan bebas

cepat atau lambat mengakibatkan perubahan ekonomi dunia. Dampak lebih lanjut, memaksa

perubahan yang dilakukan oleh setiap Negara untuk mengarah pada usaha untuk mengurangi

distorsi perekonomian dan meningkatkan efesiensi usaha.

Fenomena globalisasi dan pasar bebas membawa konsekuensi semakin tingginya persaingan

dan rentangnya perekonomian atas faktor eksternal. Kenyatan ini berdampak pada kinerja

pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Penguatan daya dukung perekonomian suatu Negara terletak

pada efektivitas perilaku pelaku ekonomi Negara yang bersangkutan. Semakin efesien pelaku

ekonomi bekerja, semakin besar daya dukungnya terhadap perekonomian Negara yang

bersangkutan.

Globalisasi mengakibatkan segala sesuatu bergerak cepat, dan situasi berubah cepat. Perubahan

yang cepat berdampak pada situasi ketidakpastian yang berpengaruh terhadap perusahaan. Seorang

wirausaha tidak dapat menghindari perubahan yang terjadi, tetapi dituntut untuk siap mengadakan

perubahan. Wirausaha dituntut untuk merespon dan beradaptasi pada lingkungan ekonomi,

teknologi dan informasi yang terus beerubah, sehingga wirausaha tidak tertinggal dalam

memanfatkan peluang ekonomi yang ada. Maka dalam makalah ini akan membahas tentang

karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha untuk tanggap dan kreatif dalam menghadapi

perubahan.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam makalah ini, yaitu bagaimana karakteristik yang harus dimiliki

seorang wirausaha untuk tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan.

C. Tujuan
2| Page
Kewirausahaan Kel.9

Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini, yaitu dapat mengetahui karakteristik yang harus

dimiliki seorang wirausaha untuk tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Berpikir Kritis

Ketekunan, ketelitian, dan produktivitas harus menjadi perilaku dan kemampuan bagi

pengusaha. Pengusaha yang tekun, teliti, dan produktif ialah pengusaha yang tidak

menerapkan perilaku wirausaha. Ketekunan dalam menganalisis potret keadaan dan posisi

perusahaan sangat bermanfaat dalam menetapkan peluang bisnis yang direncanakan. Untuk

itu, diperlukan ketelitian dalam analisis berbagai masalah, termasuk menginterpertasikan

data dan informasi di lingkungan perusahaan. Selain hal itu, pengusha harus memiliki

wirausaha tentang efesiensi usaha, yang merupakan perbandingan antara sumber daya yang

dimanfaatkan dalam kegiatan usaha dan output atau hasil/ keuntungan yang diperoleh

perusahaan.

3| Page
Kewirausahaan Kel.9

Hubungan rentabilitas (modal usaha dibandingkan dengan hasil usaha / laba/

keuntungan) harus senantiasa dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Hal ini, akan akan

memberikan gambaran produktivitas dari pengusaha tersebut.


Ketertiban dan ketelitian sangat erat hubungannya dengan keberasan. Seorang

usahawan terkenal mengatakan bahwa kebiasaan menangguhkan sesuatu merupakan

karang menghancurkan lebih banyak perusahaan dari pada batu karang lainnya. Kebiasaan

menangguhkan sesuatu hingga esok adalah sangat rugi jika Anda ingin mencapai sukses.

B. Menyenangkan

Agar wirausaha dapat mencapai sukses yang gemilang, Anda harus memiliki

kepribadian yang menarik. Kepribadian ini sangat penting. Betapa penting jika Anda

bersikap sopan dan hormat kepada orang lain. Ini berarti bahwa dalam keadan yang

bagaimanapun Anda harus tetap merasa riang dan tidak merasa kesal. Ini bukan hal yang

mudah, tetapi hal ini mutlak dan perlu bagi seorang penjual yang baik.
Selain itu, sopan santun itu tidak boleh hanya di luar (lahiriah), melainkan harus bersifat

batiniah. Ini memerlukan banyak latihan namun hasilnya Anda akan mendapatkan ganjaran

yang setimpal. Jika orang bertanya Berapa harganya? dan wirausaha menjawab ,

Harganya dapat Tuan lihat di kartu ini, rasa-rasa wirausaha demikian kurang bijaksana dan

tidak akan sukses.


Seorang penjual harus mempunyai suara yang jelas. Janganlah suaru itu terlalu keras

atau pelan. Wirausaha yang baik, pakaiannya harus rapid an bersih, rapi, dan meresapkan

mata. Wirausaha harus menimbulkan kepercayaan kepada pembeli, jujur serta terus terang

artinya tidak berniat menipu kepada pembeli.


Kejujuran adalah sesuatu yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian

seseorang, sebab hal ini merupakan dasar dari sukses-sukses seterusnya.

C. Proaktif
4| Page
Kewirausahaan Kel.9

Mentalitas wirausaha ialah sikap mental yang selalu ingin mencoba sesuatu.

Wiarausahawan ialah orang yang memiliki daya nalar intelektual yang tinggi. Apabila telah

mengetahui sesuatu, maka nalarnya berkeinginan mengetahui sesuatu yang lebih banyak,

tinggi, dan luas lagi dari pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian, bagi seorang

wirasuastawan tidak mengenal berhenti untuk belajar apa saja. Setelah dimengerti dan

memahami selanjutnya ingin mencoba dan terus mencoba. Konon Napoleon Bonaparte,

sang Kaisar Prancis meraih kemenangan dalam setiap peperangan karena motonya yang

terkenal, Siapa yang berani mencoba, dialah yang akan menag!

Mentalitas wirausaha yang mau dan mampu sebagai cirinya, mendorong keinginan

serta keberanian untuk mencoba, lakukan usaha. Apa yang sebenarnya yang dicoba itu,

merupakan wujud suatu usaha ini berarti bahwa yanag disebut usaha adalah melakukan

tindakan atau kegiatan banyak bicara atau pidato kesan kemari tanpa hasil, demikian pula

tidak diam sambil melamun berangan-angan tanpa ada wujud usahanya. Seorang pekerja

pada sebuah perusahaan misalnya, kalau tidak masuk kerja untuk melakukan kewajiban

sesuai pekerjaan yang dibedakan kepadanya sampai waktu yang ditetapkan (jam kerjanya),

maka upahnya akan di potong sesuai dengan hari-hari ketidak hadirannya tersebut tetapi

apabila ia melakukan tindakan dalam wujud yang nyata: datang, bekerja sesuai jam

kerjanya, dibuktikan dalam daftar hadir, maka upahnya akan utuh sesuai UMR yang

ditetapkan perusahaan di tempat kerjanya. Contoh lain, seorang yang sekalipun tercatat

sebagai anggota koperasi dan ingin meminjam uang karena sesuatu keperluan tanpa

tindakan dalam wujud: datang ke koperasi, membuktikan keanggotaannya, mengemukakan

maksudnya untuk meminjam uang maka sekalipun ia benar-benar tercatat anggota koperasi,

tanpa melakukan tindakan (diam saja di rumahnya), mustahil uang pinjaman yang

5| Page
Kewirausahaan Kel.9

dikehendaki itu bakal diterima. Dengan contoh ini jelaslah bahwa melakukan tindakan

adalah falsafah wirausaha.

D. Kreatif

Roger von Oech dalam bukunya Whack on the she the of the Head,

mengidentifikasikan 10 kunci mental dari kreativitas (mental tock of creaktivity) atau

hambatan-hambatan kreativitas, yang meliputi:

1. Searching for the one righ answer yaitu berusaha untuk menemukan suatu asumsi hanya

satu jawaban yang benar atau satu pemecahan yang benar dalam memecahkan suatu masalah.
2. Focusing on being logical, yaitu terfokus pada berpikir logika tidak bebas menggunakan

berpikir nonlogika khususnya dalam berimajinasi berpikir kreatif, padahal dalam berkreaasi

(intuisi dari Von Oech) kita dapat berpikir bebas tentang segala sesuatu yang berbeda dan bebas

pula menggunakan berpikir nonlogika khususnya dalam fase berpikir kreatif (to thing

something different and to freely use nonlogical thinking, especially in the imaginative phase of

the creative process).


3. Blindy following the rules, yaitu berlindung pada aturan yang berlaku (kaku). Kreativitas

sangat tergantung pada kemampuan untuk selalu tidak kaku pada aturan sehingga dapat melihat

cara-cara baruuntuk mengerjakan sesuatu ( new ways of doing things).


4. Constantly being practical, yaitu terikat pada kehidupan praktis semata yang membatasi ide-ide

kreatif.
5. Viewing play as frivolous. Memandang bermain sebagai sesuatu yang tidak karuan. Padahal,

anak-anak dapat belajar dari bermain, yaitu dengan cara menciptakan cara-cara baru dalam

memandang sesuatu yang lama dan belajar tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang

tidak boleh dilakukan (create new ways of looking at old things and learn works and what

doesnt). Wirausaha dapat belajar dengan mencoba pendekatan baru dan penemuan baru.

Kreativitas dapat diciptakan apabila wirausaha mau belajar dari bermain.

6| Page
Kewirausahaan Kel.9

6. Becoming early specialized, yaitu terlalu spesialisasi. Spesialisasi membatasi kemampuan

untuk melihat masalah lain. Adapun orang yang berpikir kreatif cenderung bersifat eksploratif

dan selalu mencari ide-ide di luar bidang spesialisasi.


7. Avoiding ambiguity. Menghindari pengulangan merupakan hambatan untuk berpikir kreatif.

Padahal kemenduaan (ambiguity) dapat menjadi kekuatan yang mendorong kreativitas, dan

mendorong berpikir sesuatu yang berbeda (to think something different). Karena itu,

menghindari kenetralan merupakan hambatan berpikir kreatif.


8. Fearing looking foolish. Berpikir kreatif bukan tempatnya bagi orang kompromistis (berpikir

kompromi). Ide-ide baru jarang muncul dalam lingkungan yang kompromistis. Orang yang

cenderung kompromitis tidak senang melihat orang yang nekad ( foolish). Takut untuk berbuat

nekad merupakan hambatan untuk berpikir kreatif.


9. Fearing mistakes and failure (takut salah dan gagal). Orang kreatif menyadari bahwa mencoba

sesuatu yang baru pasti membawa kegagalan. Namun demikian, mereka melihat kegagalan

bukan sesuatu yang terakhir, tetapi merupakan pengalaman belajar bagaimana cara untuk

meraih sukses. Thomas Edision misalnya, sebelum meraih sukses untuk membuat bola lampu

agar menyala, telah melakukan eksperimen sebanyak 1.800 cara. Seperti halnya Thomas Alfa

Edision, wirausaha dapat belajar dari kegagalan. Belajar dari kegagalan merupakan bagian

terpenting dari proses berpikir kreatif. Kuncinya, adalah kegagalan untuk meraih sukses. Oleh

karena itu, takut terhadap kegagalan merupakan hambatan untuk berpikir kreatif.
10. Believing that Im not creative. Setiap orang berpotensi untuk kreatif. Takut pada

ketidakmampuan untuk berbuat kreatif merupakan hambatan berpikir kreatif.

Untuk memotivasi para karyawan supaya memiliki kreativitas, Zinmerer (1996 : 76)

mengemukakan beberapa cara :

1. Expecting creativity, Wirausaha berharapan memiliki kreativitas. Salah satu cara yang terbaik

untuk mendorong kreativitas adalah memberi kewenangan kepada karyawan untuk berkreasi.

7| Page
Kewirausahaan Kel.9

2. Expecting and tolerating failure, yaitu berharap dan sabar menghadapi kegagalan. Orang yang

tidak pernah menemui kegagalan bukan orang kreatif.


3. Encouraging coruosity. Berbesar hati jika menemukan kegagalan, artinya jangan dipandang

sebagai sesuatu yang aneh.


4. Viewing problems as challenges, yaitu memandang kegagalan sebagai tantangan. Setiap

kegagalan memberikan peluang untuk berinivasi.


5. Providing creativity training, yaitu menyediakan pelatihan berkkretivitas.
6. Providing support, yaitu memberikan dorongan dan bantuan, berupa alat dan sumber daya yang

diperlukan untuk berkreasi, terutama waktu yang cukup untuk bekreasi.


7. Rewading creativity, yaitu memberikan hadiah bagi seseorang yang kreatif, misalnya uang,

penghargaan, dan hadiah lainnya.


8. Modeling creativity, yaitu memberi contoh kreatif. Untuk mendorong karyawan lebih kreatif,

harus diciptakan lingkungan yang mendorong krerativitas.

Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan ekonomi global,

menurut Zimmerer (7996: 53), kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan

keunggulan kompetitif, akan tetapi juga sangat penting bagi kesinambungan perusahaan

(survive). Artinya, bahwa dalam menghjadapi tantangan global, diperlukan sumber daya

kreatif dan inovatif atau berjiwa kewirausahaan.


Zimmerer mengemukakan beberapa kaidah atau kebiasaan kewirausahaan

(entrepreneur rules to live by) yaitu :

1. Create, innovate, and activate, yaitu ciptakan, temukan dan aktifkan. Wirausaha selalu

memimpikanide baru, dan selalu bertanya apa mungkin atau mengapa tidak dan

menggunakan inovasinya ke dalam kegiatan praktis.


2. Always be on the lookout for new opportunities, yaitu selalu mencari peluang baru.
3. Keep it simple, yaitu berpikir sederhana.
4. Try it, fix it, do it, yaitu selalu mencoba, memperbaiki, dan melakukannya.
5. Shoot for the top, yaitu selalu mengejar yang terbaik, terunggul dan ingin cepat mencapai

sasaran.
6. Dont be ashamed to start small, yaitu jangan malu untuk memulai dari hal yang kecil.
7. Dont fear failure learn form it, yaitu jangan takut gagal, belajarlah dari kegagalan.

8| Page
Kewirausahaan Kel.9

8. Never give up, yaitu tidak pernah menyerah atau berhenti karena wirausaha bukan orang yang

gampang menyerah.
9. Go for it, yaitu untuk terus mengejar apa yang diinginkannya. Karena pantang menyerah, maka

ia selalu mengejar apa yang belum dicapainya.

Contoh-contoh kegiatan kreativitas:

1. Pencipta sepatu roda antara sepatu dengan roda.


2. Anak-anak menyusun permainan balok-balok, ia dapat berkreasi membuat berbagai bentuk

susunan balok, yang tadinya belum ia kenal.


3. Seorang ibu membuat kejutan, masakan atau kue dengan resep baru, sebagai hasil eksperimen.
4. Di laboratorium, seorang siswa mencoba berbagai eksperimen.
5. Seorang murit membuat karangan dalam Bahasa Indonesia.
6. Seorang wirausaha membuat berbagai krreasi dalam kegiatan usahanya, seperti susunan barang,

pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi.

Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau

melihat hubungan baru antara unsure, data, variable yang telah ada sebelumnya. Menurut

Terman (Conny S., 1984: 22) karakteristik anak berbakat intelektual antara lain unggul atau

menonjol dalam:

1. Kesiagaan mental
2. Kemampuan pengamatan (observasi)
3. Keinginan untuk belajar
4. Daya konsentrasi
5. Daya nalar
6. Kemampuan membaca
7. Ungkapan verbal
8. Kemampuan menulis, dan
9. Kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik.

Mc. Pherson dalam Hubeis 92005: 11) menyatakan bahwa kreativitas adalah

menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan di dalam pikiran manusia yang

membiarkan dirinya untuk berpikir secara lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru,

atau menghasilkan gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang

bermanfaat.
9| Page
Kewirausahaan Kel.9

Ciri dari berpikir kreatif dan individu yang dikatakan kreatif, diantaranya di dasarkan

pada:

1. Mencoba mengemukakan ide atau gagasan asli dengan membuat keterkaitan baru diantaranya

hal-hal yang telah diketahui.


2. Memperhatikan hal-hal yang tidak diduga
3. Mempertimbangkan karakteristik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran.
4. Kerja keras untuk membentuk gagasan sehingga orang lain dapat melihat nilai dalam dirinya.
5. Tidak berpuas hati dengan hanya menghasilkan ide kreatif.
6. Otonomi. Cenderung mengandalkan diri sendiri dan kurang bergantung pada orang lain.
7. Kepercayaan diri. Biasanya yakin akan kemampuan diri sendiri.
8. Kesiapan mengambil resiko. Biasanya siap mengambil resiko dengan ide-ide baru dan cara

baru.

Terdapat sejumlah ciri orang yang kreatif, yaitu :

1. Mengobservasi situasi dan masalah yang sebelumnya tidak diperhatikan orang lain.
2. Membangkitkan ide dan masalah yang dicapainya dari banyak sumber.
3. Cenderung banyak memiliki alternatif terhadap masalah.
4. Sering kali menentang hal-hal yang bersifat klise.
5. Mendayagunakan kekuatan emosional di bawah sadar yang dimilikinya.
6. Memiliki fleksibilitas tinggi dalam pemikiran serta tindakannya.

Helmhoz dalam Winardi (2003:205) menggariskan langkah dalam proses kreatif sebagai

berikut :

1. Saturation. Upaya mengumpulkan data, fakta serta sensasi yang kemudian oleh pikiran

dijadikan bahan mentah guna memproduksi ide baru.


2. Incubation. Menyeleksi informasi kemudian diolah menjadi berbagai kombinasi yang banyak.
3. Iluminasi. Ilham yang datang tiba-tiba dalam pikiran untuk memecahkan problem yang muncul.

Menurut Evans (1994:40) bahwa proses kreatif ialah proses mental dimana pengalaman

masa lampau dikombinasikan kembali sehingga muncul pemecahan yang lebih baik yang

dibutuhkan manusia. Winardi (2003:247) mengungkapkan bahwa kreatifitas merupakan

kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru untuk memandang

masalah serta peluang. Hal ini terkait dengan inovasi yang merupakan kemampuan untuk

menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang tersebut.


10 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

E. Inovatif

Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi suatu yang diimplementasikan dan

memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Jadi, untuk senantiasa dapat berinovasi

kita memerlukan kecerdasan kreatif dengan hati nurani sebagai sumber kreativitas dan intuisi bisnis

kita.
Wirausaha adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk

melihat materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar dan mempunya kemampuan untuk

bertahan terhadap oposisi sosial (Heijrachman Ranupandoyo, 1982:1). Dalam perusahaan wirausaha

adalah seorang inisiator penting. Menurut Dusselman (7989:1,6), bahwa seorang yang memiliki

jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:

1. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide-ide baru.
2. Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam

pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.


3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu :
a. Usaha perencanaan
b. Usaha untuk mengoordinasi
c. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha
d. Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha
4. Kepemimpinan, yaitu usaha untuk memotivasi, melaksanakan dan mengarahkan ke tujuan

usaha.

Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla (1986) pola tingkah laku kewirausahaan

di atas tergambar pula dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut :

1. Kepribadian/aspek ini dapat diamati dari segi kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri,

keberanian menghadapi resiko, dan kemauan kuat.


2. Kemampuan hubungan/operasionalnya dapat dilihat dengan indikator komunikasi dan hubungan

antar personal.
3. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan, dan

promosi.

11 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

4. Keahlian dalam mengatur, operasionalnya diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan,

perencanaan serta pengaturan pribadi.


5. Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uang.
David McClelland (1967:205) mengemukakan enam ciri perilaku kewirausahaan, yaitu :
1. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko yang moderat, dan bukan atas dasar kebetulan

belaka.
2. Bersifat energetik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.
3. Tanggung jawab individual.
4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya dengan tolok ukur satuan uang

sebagai indikator keberhasilan.


5. Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu kemampuan keterampilan, kepemimpinan, dan

manajerial.

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik

eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang berpengaruh

yaitu kemauan, kemampuan dan kelemahan. Adapun faktor yang berasal dari eksternal diri

perilaku adalah kesempatan atau peluang.


Jalan maju merupakan tahap yang menentukan bagi seorang wiraswasta. Adapun salah

satu penghalang jalan itu adalah kompetisi atau persaingan. Tetapi dengan inovasi akan

memberikan peluang yang menguntungkan. Di kala orang sudah putus asa dan tidak melihat

harapan lagi, saat itulah inovasi memberikan darah segar pemicu tenaga.
Hubeis (2005:69) mengemukakan bahwa inovasi didefinisikan sebagai suatu perubahan

ide dalam sekumpulan informasi yang berhubungan di anatara masukan dan luaran.

(Machfoedz 2004:21) berpendapat bahwa inovasi merupakan suatu proses untuk mengubah

kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Menurut Moh. Asad (2003), semangat

belajar inovatif akan melakukan tiga hal sebagai berikut:

1. Selalu mencari informasi baru yang diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal atau

mengikuti kegiatan ilmiah.


2. Pengembangan diri oleh individu yang memiliki keahlian tertentu. Misalnya melakukan

pekerjaannya dengan mengembangkan pengetahuan tekniknya.

12 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

3. Mengajarkan pengetahuan yang dimiliki pada orang lain baik mitra kerja maupun bawahan

termasuk atasan.

Ada beberapa ciri intrinsik individu yang memiliki semangat bekerja inovatif yaitu :

1. Ketertarikan akan pekerjaan inovatif itu sendiri.


2. Antusiasme dan perasaan optimis dalam melakukan pekerjaan inovatif.
3. Ketertarikan akan tantangan yang dihadapi pada saat memecahkan masalah.
4. Keyakinan yang kuat pada idenya.
5. Keinginan untuk mengambil resiko.

Beberapa karakteristik lainnya yang dimiliki individu dengan krestivitas dan semangat

berinovasi yang tinggi menurut Amabile (1988) sebagai berikut :

1. Memiliki sifat pribadi seperti tekun, selalu ingi tahu, jujur dan giat dalam melakukan pekerjaan.
2. Termotivasi oleh diri sendiri atau terdorong oleh keinginannya sendiri.
3. Memiliki kemampuan kognitif tertentu seperti dapat memecahkan masalah dan melahirkan ide

baru.
4. Berorientasi pada resiko yang mencakup gaya dan sikap yang tidak biasa.
5. Pakar dalam bidangnya, yaitu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan

pekerjaannya.
6. Memiliki kepercayaan pada orang lain, berkomunikasi dengan bebas, fleksibilitas, dan

penolong.
7. Memiliki pengalaman yang beraneka ragam dari pengalaman yang umum hingga melahirkan

suatu ide.
8. Memiliki kemampuan bersosialisasi.
9. Memiliki tingkat intelegensia yang tinggi serta tidak terikat dengan cara dan tradisi yang lama.

West (2000:18) mengemukakan bahwa inovasi merupakan pengenalan dan penerapan

secara sengaja dalam suatu pekerjaan, tim kerja atau organisasi dari ide, proses, produk atau

prosedur baru bagi pekerjaan, tim kerja atau organisasi itu dengan tujuan menguntungkan

pekerjaan, tim kerja atau organisasi itu.


Pada dasarnya inovasi berawal dari suatu gagasan baik dari dalam maupun luar

perusahaan untuk menciptakan dan menerapkan sesuatu yang baru yang akhirnya dapat

memberikan manfaat yang positif bagi perusahaan. Dalam hal ini, yang terpenting dari

suatu inovasi yaitu gagasan, penerapan dan kegunaan.


13 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

Secara keseluruhan baik ditingkat makro maupun mikro dapat memberikan dampak

positif yaitu produk/proses baru yang menghasilkan pendapatan baru dan selanjutnya akan

menginduksi permintaan (substitusi) positif pada agregat ekonomi yang pada gilirannya

akan meningkatkan penyerapan lapangan pekerjaan seperti disajikan pada bagan berikut:

INOVASI

INOVASI PRODUK INOVASI PROSES


gkali dikombinasikan denganPengetahuan
hal baru, membentuk metode
metode baru produksi
untuk yang tidak
menghasilkan diketahui
barang yang dikenal melalui masukan yan

Gambar: Konsep inovasi sebagai bentuk kemampuan teknologi


Berdasarkan prosesnya, menurut Hubies (2005:77) bahwa proses inovasi dibedakan atas

hal:

1) Radikal, bila reduksi biaya yang ditimbulkan oleh inovasi dapat memonopoli harga dan
ProdukKemampuan
Peningkatan mutu produk baru tenaga kerja
Kemampuan modal
netralitas
Perubahan keterampilan
mengambil bagian terbesar dari pangsa pasar
2) Bertahap bila monopoli harga hanya terjadi diatas tingkat kompetitif

Kedua hal yang dikemukakan bersifat positif tetapi sebaliknya dapat disebut

technological unemployment bila inovasi mengganggu pekerjaan dan meningkatkan

pengangguran. Inovasi dapat berdampak terhadap lapangan kerja yang dapat memunculkan

isu ekonomi penting seperti:

1) Bentuk teknologi yang ada kaitannya dengan modal dan tenaga kerja maupun dalam hal skala

ekonomi yang terkait dengan luaran dan masukan yang dapat memberi keunggulan produk.
2) Bentuk, arah dan tingkat kemajuan teknologi yang dipengaruhi oleh regulasi pemerintah yang

berbentuk inovasi produk, proses, perubahan teknologi secara radikal dan bertahap, kesenjangan

teknologi maupun terobosan teknologi yang dapat mengurangi biaya.


3) Preferensi konsumen dalam hal permintaan, ukuran pasar.
4) Struktur pasar produk yang meliputi derajat kompetisi dan hambatan masuk
5) Struktur pasar tenaga kerja dan
6) Struktur keterampilan SDM yang meliputi mobilitas pekerja ditingkat regional dan lapangan

pekerjaan.

14 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

Dalam praktiknya inovasi didasari atas tahapan pengenalan persuasi, pengambilan

keputusan, implementasi, dan konfirmasi yang sesuai dengan kemampuan mengadopsi baik

aktif dan pasif. Hal ini dapat diartikan bahwa inovasi merupakan sikap termotivasi untuk

memecahkan masalah yang didukung oleh kemampuan berfikir kreatif. Inovasi merupakan

salah satu factor penentu dari suatu kesuksesan tertentu yang dapat membarikan pengaruh

terhadap peningkatan yang berkesinambungan serta perbaikan yang dapat dilakukan dengan

Look Outside selama masa ketidakpastian dalam antisipasi perubahan pasar, teknologi dan

kompetisi untuk mendorong pengembangan teknologi yang baru maupun produk yang baru.
Machfoedz (2004;24) berdasarkan jenisnya mengemukakan bahwa inovasi terdiri dari

empat jenis yaitu penemuan, pengembangan, duplikasi dan sintesis

1) Dikatakan penemuan apabila merupakan kreasi suatu produk, jasa atau proses baru yang belum

pernah dilakukan sebelumnya yang cenderung disebut revolusioner.


2) Pengembangan merupakan kelanjutan perubahan, perbaikan dari suatu produk, jasa maupun

proses yang sudah ada sebelumnya, dan konsep seperti ini menjadikan aplikasi ide yang telah

ada dan berbeda.


3) Duplikasi atau peniruan bukan semata-mata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif

menghasilkan konsep yang lebih mampu memenangi persaingan.


4) Sintesis merupakan perpaduan konsep dan factor yang telah ada menjadi formula baru. Meliputi

pengambilan sejumlah idea tau produk yang telah ditemukan dan dibentuk sehingga

menghasilkan produk dengan aplikasi baru.


Tujuan awal dari inovasi yaitu menjadi Standard setter (pembuat norma), menentukan arah

teknologi atau industry (new era). Apabila suatu hasil inovasi dari awal tidak dimaksudkan sebagai

leader, tidak mengubah lingkungan, suatu inovasi dikatakan tidak cukup inovatif (Grove dalam

Bataris Gorat, 2003).


Prinsip inovasi menurut Drucker (1985; 149) terdapat sejumlah keharusan yang harus

dilakukan dan terdapat beberapa larangan yang lebih baik tidak dikerjakan serta ada juga yang

disebut persyaratan. Dalam keharusan terdapat hal-hal:

15 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

1. Inovasi yang mempunyai tujuan dan sistematis, dimulai dengan menganalisis peluang. Ini

dimaksudkan bahwa semua sumber peluang inovatif tidaklah cukup hanya dengan

memerhatikan, tetapi pencariannya perlu diorganisasikan serta dikerjakan dengan cara yang

benar dan sistematis.


2. Inovasi bersifat konseptual dan perceptual. Untuk berinovasi harus dapat mencari informasi

dengan melihat, memperhatikan, menyimak serta mempelajari para customer dalam hal harapan,

nilai dan kebutuhannya yang selanjutnya dengan inovasi terefleksi dapat bersedia menggunakan

karena manfaat yang dirasakannya.


3. Agar efektif, sebuah inovasi harus sederhana dan harus terfokus, agar tidak memberikan

kesulitan dan dapat berjalan. Disebabkan sesuatu yang baru terlebih lagi rumit akansulit

melakukan pengaturan dan perbaikan.


4. Inovasi yang efektif dimulai dari yang kecil.
5. Harus mengarah pada kepemimpinan.

Berkaitan dengan larangan, yang lebih baik tidak dikerjakan dalam inovasi adalah:

1. Tidak merasa superior dan serba mengetahui karena pada prinsipnya ketidakmampuan

merupakan factor yang tersedia dalam jumlah yang tidak pernah kekuarangan.
2. Tidak mencoba mengerjakan terlalu banyak pekerjaan sekaligus
3. Tidak perlu melakukan inovasi untuk masa depan, tetapi lakukanlah inovasi untuk masa

sekarang/saat ini.

Disamping hal tersebut, terdapat pula persyaratan yang harus dipenuhi bagi sebuah

inovasi yaitu:

1. Menghendaki pengetahuan dan kepandaian. Disamping itu juga inovasi perlu bakat, kecerdikan,

kepekaan, kerja keras yang terarah dan bertujuan suhingga dibutuhkan ketekunan, keuletan serta

komitmen.
2. Innovator perlu membina kekuatannya mengingat resiko dan keuntungan yang diperolehnya,

mampu melihat peluang yang lebih luas, dan mengambil kesempatan yang sesuai bagi usahanya.

16 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

3. Inovasi merupakan dampak dalam suatu perekonomian maupun masyarakat pada umumnya juga

merupakan perubahan dalam sebuah proses. Sehingga inovasi harus senantiasa dekat, tertuju

dan benar-benar digerakkan oleh pasar.

Inovasi terkait juga dengan proses, dimana proses inovasi memiliki saling ketergantungan

dengan proses belajar (pengetahuan, pengertian, aplikasi, analisis dan sintesis) yaitu tentang

pemahaman suatu masalah atau ide baru kedalam suatu konteks. Secara riil hal ini

ditentukan oleh proses produksi, peluang, proses, personal individu, dan kjelompok dalam

bentuk hasil (kapasitas inovasi) baik inovasi produk, proses, inovasi pemasaran dan

manajemen.
Proses inovasi dapat dianggap sebagai konversi pola pikir dari besar ke yang kecil

ataupun sebaliknya yang diawali dari gagasan tertentu dan diakhiri oleh suatu perwujudan

fisik atau nonfisik. Proses inovasi juga dipandang sebagai suatu system dan juga merupakan

hal penting dalam mengambil keputusan agar dapat bersaing melalui penjabaran fungsi

organisasi. Selanjutnya, bahwa efektifitas suatu organisasi inovasi sendiri membutuhkan hal

sebagai berikut:

1. Pemahaman yang baik dan kesadaran akan lingkungan.


2. Komunikasi.
3. Kebijakan yang menyeluruh yang melibatkan individu dalam membuat keputusan.
4. Pengakuan atas nilai unik dan konstribusi individu.
5. Keterampilan.
6. Kemampuan mengidentiikasi peluang dan mampu bertindak sebagai peluang.
7. Kemampuan melakukan perubahan bentuk organisasi secara cepat jika diperlukan.
8. Berfokus pada pengembangan individu dan kemampuan tim.
9. Kesediaan mengambil kesempatan baik untuk kemajuan maupun kegagalan.
10. Kemampuan melupakan kkegagalan dan bangkit dari kegagalan yang dialami.

Dalam implementasinya dibutuhkan ruang untuk melihat dampak dari suatu inovasi.

Tidak sedikit dalam implementasinya mengalami kegagalan, dan kegagalan dalam

implementasinya itu sendiri dalam dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

1. Tidak mempertimbangkan tahap desain dalam proses penciptaan


2. Tidak terdapat kesesuaian antara visi perusahaan dan implementasi di lapangan
17 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

3. Manajemen tidak memperhatikan keseluruhan proses (Hubeis, 2005;85).

Ciri perusahaan inovatif dapat berbasis inovasi continuous, bertahap (incremental) dan

spiral yaitu mengolah informasi dari luar ke dalam, guna memecahkan masalah dan

mengadaptasi perubahan suatu lingkungan. Hal ini dapat menciptakan pengetahuan baru

dan informasi dari dalam ke luar serta solusinya dalam mendefinisikan masalah dalam

lingkungan. Dalam hal ini, inovasi merupakan salah satu faktor penentu terhadap

kesuksesan yang menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam

pegelolaan suatu inovasi ditentukan oleh pengubah sikap yang dicirikan oleh:

1. Unsur karakteristik pekerjaan yang meliputi keuntungan, kesesuaian atau kecocokan,

kelengkapan, kemampuan keuangan dan SDM, serta dukungan dari yang mempunyai

kepentingan.
2. Komunikasi yang meliputi cara, keterlibatan pengguna.
3. Organisasi yang meliputi tujuan, struktur berupa spesialisasi pekerjaan, pengambilan keputusan

yang terkomunikasikan, dan kepemimpinan


4. Para pegawai yang meliputi umur, status ekonomi dan sosial, kemudahan akan pengetahuan.
Hubeis (2005 ;91-99) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

melaksanakan strategi inovasi yaitu:


1. Pertama di Pasar. Dibutuhkan penelitian dan pengembangan serta promosi yang cukup besar.
2. Pengikut awal. Tidak dituntut untuk membutuhkan inovasi produk unggulan melainkan

memperbaiki inovasi proses dan mengidentifikasi kebutuhan pasar yang ditujukan untuk

menekan biaya produksi dan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang tidak dapat dipenuhi oleh

pemimpin pasar.
3. Bermain bersama di Pasar. Dituntut untuk mampu mengembangkan dan menghasilkan produk

dengan biaya yang lebih rendah.


4. Merespon perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Ada bebarapa indikator yang perlu diperhatikan dalam upaya mengembangkan usaha dan

mempertahankan kelangsungan hidup usaha dalam berinovasi yaitu:

18 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

1. Dimensi finansial: memperhatikan pengembalian investasi inovasi, pembagian pasar,

penghematan biaya dan biaya total pekerjaan.


2. Dimensi konsumen: memperhatikan pengguna pelanggan dalam pengembangan, kepuasan

konsumen, tingkat retensi konsumen dan penambahan konsumen baru.


3. Dimensi proses internal bisnis: memperhatikan keberhasilan keseluruhan tim pengembangan,

waktu pengembangan dan total jam kerja karyawan/pekerja.


4. Dimensi pembelajaran dan pertumbuhan: keterampilan baru yang dikenalkan perusahaan,

pengembangan teknologi inti, rata-rata investasi waktu karyawan/pekerja mengikuti pelatihan.

Kemampuan inovasi terdiri dari 4 elemen penting yaitu:

1. Pengetahuan dan keterampilan


2. Sistem manajerial
3. Sistem fisik
4. Nilai-nilai dan kemampuan penciptaan inovasi pun membutuhkan pengembangan berupa

pemahaman, pengalaman, keragaman invormasi dan keterampilan.

Inovasi merupakan alat spesifik kewirausahaan serta tindakan yang memberikan sumber

daya dan kemampuan baru untuk menciptakan kesejahteraan. Inovasi dikatakan pula dapat

menciptakan sumberdaya. Tidak ada sesuatu pun yang menjadi sumber daya hingga orang

menemukan manfaat dari sesuatu yang terdapat di alam sehingga memberikan nilai

ekonomis. Terkait dengan hal ini, terdapat tujuh sumber peluang inovasi menurut Drucker

dalam Wheelen and Hunger (2003;509) sebagai berikut:

1. Hal yang tidak diharapkan berupa sukses yang tidak diharapkan, kegagalan yang tidak

diharapkan, atau kejadian di luar perusahaan yang tidak diharapkan dapat menjadi kesempatan

yang unik.
2. Sesuatu yang bertentangan berupa adanya perbedaan antara realitas dan apa yang diasumsikan

seseorang, atau apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi.
3. Inovasi berdasarkan kebutuhan proses, ketika terdapat hubungan operasional yang lemah di

antara proses tertentu.

19 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

4. Perubahan dalam industri maupun struktur pasar dimana produk jasa atau pendekatan inovatif

yang dilakukan mungkin merupakan konsekuensi dari perubahan dasar yang terjadi dalam

industri atau pasar.


5. Demografis, berupa perubahan dalam besaran populasi, struktur usia, komposisi tenaga kerja,

tingkat pendidikan dan pendapatan.


6. Perubahan persepsi, suasana hati dan arti hidup, dimana kesempatan untuk inovasi yang

berkembang ketika sistem kepercayaan sikap dan asumsi masyarakat berubah terhadap suatu

produk.
7. Pengetahuan baru, dimana pengetahuan ilmiah dan non-ilmiah telah menciptakan produk dan

pasar baru.

Ide inovatif dapat bersumber pada kreatifitas eksternal dan internal. Kreatifitas eksternal

dapat dirangsang dengan memanfaatkan secara sistematis rasa keingintahuan tentang

perkembangan, ide dan kekuatan baru yang sedang berlangsung di sekitar. Dengan hal ini

sesorang membangun sumber informasi mengenai berbagai hal tentang fakta, kesan, citra

dan berbagai ide. Dengan demikian seseorang dapat memperoleh ide yang dapat diraih dan

dimanfaatkan. Kreatifitas internal dapat muncul secara tiba-tiba ketika seseorang sedang

sibuk dengan kreatifitas eksternal.


Pengusahan bukanlah pekerja administratif yang disibukkan dengan masalah rutin sehari-

hari melainkan selalu mengembangkan ide atau gagasan dalam perencanaan yang terstruktur

dan kreatif dalam menemukan target baru. Ciri-ciri innovative personality yang kreatif

menurut Everett E. Hagen (1962; 88):

1. Openness to experience, yaitu terbukatehadap pengalaman. Selalu berminat dan tanggap

terhadap gejala disekitar kehidupan dan sadar bahwa yang di dalamnya terdapat individu yang

berperilaku sistematis.
2. Creative imagination, yaitu kretif dalam berimajinasi.
3. Confidence and content in ones own evaluation, yaitu cakap dan memiliki keyakinan atas

penilaian dirinya dan memiliki pendirian yang teguh.

20 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

4. Satisfaction in facing and attacking problems and in resolving confusion or inconsistency, yaitu

selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.


5. Has a duty or responsibility to achieve, yaitu memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk

berprestasi.
6. Intelligence and energetic, yaitu penuh daya imajinasi dan memiliki kecardasan.

F. Efisiensi
Efisiensi merupakan produktivitas yang dinilai dengan uang.

Efisiensi biaya

Efisiensi biaya juga dapat dibedakan dalam :

- Biaya rata-rata
- Biaya marjinal

Apabila produktivitas diatas dikaitkan dengan harga factor produksinya, maka menjadi efisiensi

biaya. Biaya rata-rata berkaitan antara factor produksi dan harga factor produksinya, sedangkan

produksi merjinal dikaitkan dengan harga factor produksi tambahannya.

Dalam kaitannya dengan optimalisasi penggunaan sumber daya, maka biaya dibedakn menjadi:
- Biaya tetap
- Biaya tidak tetap
- Biaya rata-rata
- Biaya variabel rata-rata
Efisiensi Perusahaan

Upaya efisisensi perusahaan menyangkut dua sisi, yaitu sisi penggunaan / alokasi sumber daya

dengan penjualan hasil produk yang dihasilkan. Secara skematis efisiensi perusahaan dapat

digambarkan sebagai berikut :

Laba penjualan = hasil penjualan= total penjualan


Besar kecil laba usaha tergantung pada :
- Keberhasilan mencapai tingkat jual yang terbaik
- Kemampuan memperbesar penjualan
- Efisiensi biaya
- Kondisi para atau lingkungan usaha
Berbicara kualitas adalah mutu, suatu tingkatan tertinggi tentang daya manfaat dari apa yang anda

tawarkan kepada orang lain. Katakanlah suatu barang dagangan, mempunyai kualitas yang baik apabila

memnuhi fungsi yang ditawarkan, tanpa menimbulkan kekecewaan dipihak pemakai.


Untuk bisa kaya, anda harus hemat. Hemat artinya mengeluarkan uang, atau membebankan sebagian

biaya dengan nilai uang yang jauh lebih rendah dari yang dikeluarkan oleh orang lain atau dikeluarkan secara
21 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

umum dengan tidak mengurangi jumlah maupun kualitas dari apa yang anda dapatkan. Untuk ndapat

bertinddak hemat, ada dua hal yang dituntut dari diri anda yaitu sedikit cerewet dan perlu suatu kesabaran.
Ukuran lain kualitas anda adalah overhead yang rendah. Overhead adalah biaya yang harus anda

keluarkan untuk mendukung kegiatan menjalankan usaha anda, dan sering tidak tergantung hasil penjualan

anda. Penghasilan anda ada atau tidak ada, tetapi pengeluaran anda sudah harus dikeluarkan.
Kualitas anda berikutnya adalah sebagai wiraswasta merupakan produktivitas tinggi. Produktivitas itu

sebdiri adalah penjualan anda meningkat sedangkan biaya anda dapat dipertahankan atau diturunkan lebih

rendah dari yang seharusnya. Kulaitas lainnya addalah biaya rendah. Biaya hamper sama dengan overhead

dalam fungsinya menopang jalannya usaha anda. Biaya disini adalah segala pengeluaran yang dikeluarkan

yang berkaitan langsung dengan tingkat penjualan yang anda harapkan.


CARA MENINGKATKAN EFISIENSI
a. Memperbaiki kecakapan
b. Meningkatkan kesempurnaan

H. Produktif

Produktif berkaitan dengan produktivitas adalah perbandingan kuantitas hasil produksi (output) jumlah

factor produksi (input) yang dialokasikan untuk menghasilkan output. Produktivitas factor produksi dapat

dibedakan dalam dua hal, yaitu :


a. Produktivitas rata-rata per faktor produksi

Adalah jumlah hasil produksi persatuan factor produksi :

total hasil produksi


Produktivitas rata-rata = jumlah faktor produksi

Tingginya produktivitas antara lain tergantung :

- Produktivitas factor daya manusia ( keterampilan, kerapian, pengalaman, pendidikan formal, dan juga

pengaturan kerjanya ).
- Alokasi/ proporsi factor-faktor produksi
- Metode kerja atau teknologi
b. Produktivitas marjinal faktor produksi
Adalah perbandingan tambahan hasil dari setiap unit tambahan factor produksi yang secara sederhana

dirumuskan :
total hasil produksi
Produktivitas rata-rata = jumlah faktor produksi

22 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

Tolak ukur ini, untuk mempertimbangkan tambahan skala jumlah produksi yaitu untuk menjawab apakah

tambahan skala jumlah produksi masih menguntungkan. Selama tambahan hasil produksi masih lebih besar

dari tambahan factor produksi, masih menguntungkan.


Sebagai wairaswasta, anda memerlukan tenaga penggerak dari dalam diri anda dari luar. Yang dari dalam

diri anda, bias anda tuangkan keluar. Adapun tenaga penggerak dari luar adalah modal usaha anda. Baik

modal sendiri, maupun dari luar yang disebut utang. Hamper sama dengan tenaga pengggerak dari luar, anda

membutuhkan bahan bakar. Bahan bakar adalah uang yang tersedia untuk anda gunakan membiayai segala

keperluan usaha anda.

Ada macam-macam sumbernya. Mungkin dari modal anda ssendiri beupa tabungan. Anda boleh

langsung memakai tabungan anda. Tetapi boleh juga anda meminjam uang dari bank dengan

menjamin tabungan anda. Partner atau mitra anda mungkin dapat menjadi sumber yang mudah

prosesnya dan tidak berbelit-belit. Tetapi dapat juga mahal harganya. Sumber lainnya adalah

pemerintah. Karena pemerintah begitu banyak melakukan program untuk mengentaskan kemiskinan,

pengembangan pengusaha kecil dan menengah.

I. Orisinil
Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan unsure keorisinalan seseorang. Wirausaha yang inovatif

adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara yang lebih baik ( Yuyun Wiraswasta, 7994:7).

Ciri-cirinya :
- Tidak pernah puas dengan cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik;
- Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya;
- Selalu ingin tampil berbeda atau memanfaatkan perbedaan.
Kreativitas mengandung pengertian, yaitu :
a. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada
b. Hasil kerja sama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara yang baru
c. Menghilangkan sesuatu untuk menciptakan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan

kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari.

Berinisiatif adalah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaaan berinisiatif akan melahirkan

kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan berulang-ulang dan melahirkan inovasi.


Pokok-pokok pikiran Gerschenkron, pada dasarnya sejalan dengan pokok-pokok pikiran Everett E.

Hagen (1962:88) yang mengemukakan tentang cirri-ciri innovative personality yang kreatif sebagai berikut :

23 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

1. Openness to experience, yaitu terbuka terhadap pengalaman. Ia selalu berminat dan tanggap terhadap

gejala disekitar kehidupannya dan sadar bahwa yang didalamnya terdapat individu yang berperilaku

sistematik.
2. Creative imagination, yaitu kreatif dalam berimajinasi. Wirausaha memiliki kemampuan untuk bekerja

dengan penuh imajinasi.


3. Confidence and content in ones own evaluation, yaitu cakap dan memliki keyakinan atas penilaian

dirinya dan teguh pendirian.


4. Satisfaction in facing and attacking problems and ini resolving confusion or inconsistency, yaitu selalu

memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.


5. Has a duty or responsibility to achieve, yaitu memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk berprestasi.
6. Intelligence and energetic, yaitu penuh daya imajinasi dan memiliki kecerdasan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang harus

dimiliki oleh seorang wirausaha untuk tanggap dan kreatif dalam menghadapi perubahan

yaitu meliputi :

1. Berpikir kritis
2. Menyenangkan
3. Proaktif
4. Kreaktif
5. Inovatif
6. Efisien
7. Produktif
24 | P a g e
Kewirausahaan Kel.9

8. Orisinal

25 | P a g e

Вам также может понравиться