Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN PENDAHULUAN CKD

(CHRONIC KIDNEY DISEASE)


DI RUANG AYUB 2
RS REOMANI MUHAMADIYAH SEMARANG

Di Susun Oleh :
AMAL FADLILAH
G3A016140

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
LAPORAN PENDAHULUAN CKD
(CHRONIC KIDNEY DISEASE)

A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi
ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan
pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat
ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu
beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)

B. ETIOLOGI
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris
sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes).
(Doenges, 1999; 626)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan kelas,
antara lain:
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
8. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra.

C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume
filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan
penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut
menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik
disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana
timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-
gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% -
90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance
turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga
stadium yaitu:
a. Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN)
normal dan penderita asimtomatik.
b. Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration
Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen
mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat
melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
c. Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration
rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang.
Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat
sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814)

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi,
(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin
aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan
berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Sistem kardiovaskuler
1. Hipertensi
2. Pitting edema
3. Edema periorbital
4. Pembesaran vena leher
5. Friction sub pericardial
b. Sistem Pulmoner
1. Krekel
2. Nafas dangkal
3. Kusmaull
4. Sputum kental dan liat
c. Sistem gastrointestinal
1. Anoreksia, mual dan muntah
2. Perdarahan saluran GI
3. Ulserasi dan pardarahan mulut
4. Nafas berbau amonia
d. Sistem muskuloskeletal
1. Kram otot
2. Kehilangan kekuatan otot
3. Fraktur tulang
e. Sistem Integumen
1. Warna kulit abu-abu mengkilat
2. Pruritis
3. Kulit kering bersisik
4. Ekimosis
5. Kuku tipis dan rapuh
6. Rambut tipis dan kasar
f. Sistem Reproduksi
1. Amenore
2. Atrofi testis

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat
dilakukan cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan
membantu menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit

F. PENCEGAHAN
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat
lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan
dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat
peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan
termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.
Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang
menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan
kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status
kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara
C Long, 2001)
G. PENGKAJIAN FOKUS
1. Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia
muda, dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.
2. Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan
(anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau
(ureum), gatal pada kulit.
3. Riwayat penyakit
a. Sekarang: diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi anafilaksis,
renjatan kardiogenik.
b. Dahulu: riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih,
payah jantung, hipertensi, penggunaan obat-obat nefrotoksik,
Benigna Prostatic Hyperplasia, prostatektomi.
c. Keluarga: adanya penyakit keturunan Diabetes Mellitus (DM).
4. Tanda vital: peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, hipertensi,
nafas cepat dan dalam (kussmaul), dyspnea.
5. Body Systems :
a. Pernafasan (B 1: Breathing)
Gejala: nafas pendek, dispnoe nokturnal, paroksismal, batuk
dengan/tanpa sputum, kental dan banyak,
Tanda; takhipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi. Batuk produktif
dengan/tanpa sputum.
b. Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Gejala: riwayat hipertensi lama atau berat. Palpitasi nyeri dada atau
angina dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.
Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung,
edema.

Tanda: hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting pada


kaki, telapak tangan, disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi
ortostatik, friction rub perikardial, pucat, kulit coklat kehijauan,
kuning, kecenderungan perdarahan. Anemia normokrom, gangguan
fungsi trombosit, trombositopenia, gangguan lekosit.
c. Persarafan (B 3: Brain)
Kesadaran: disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai
koma. Miopati, ensefalopati metabolik, burning feet syndrome,
restless leg syndrome. Endokrin; gangguan toleransi glukosa,
gangguan metabolisme lemak, gangguan seksual, libido, fertilitas
dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan metabolisme vitamin
D.
d. Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4: Bladder)
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua
dan pekat, tidak dapat kencing.
Gejala: Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap
lanjut) abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan)
oliguria atau anuria.
e. Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5: Bowel)
Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis
erosiva dan diare.
f. Tulang-Otot-Integumen (B 6: Bone)
Gejala: nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki,
(memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.
Tanda: pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area ekimosis
pada kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium,pada kulit, jaringan
lunak, sendi keterbatasan gerak sendi. Berwarna pucat, gatal-gatal
dengan eksoriasi, echymosis, urea frost, bekas garukan karena
gatal.
6. Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pasien gagal ginjal kronik terjadi perubahan persepsi dan tata
laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak
gagal ginjal kronik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif
terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi
prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu
perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.
b. Pola nutrisi dan metabolisme: anoreksi, mual, muntah dan rasa
pahit pada rongga mulut, intake minum yang kurang. dan mudah
lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status
kesehatan klien.
Gejala: peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat
badan
(malnutrisi) anoreksia, nyeri ulu hati, mual muntah, bau mulut
(amonia),
penggunaan diuretik.
Tanda: gangguan status mental, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang,
rambut tipis, kuku rapuh.
c. Pola Eliminasi
Eliminasi uri: kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna
urine kuning tua dan pekat, tidak dapat kencing.
Gejala: Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria (gagal tahap
lanjut) abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urin, (pekat, merah, coklat, berawan)
oliguria
atau anuria.
Eliminasi alvi: diare.
d. Pola Tidur dan Istirahat: gelisah, cemas, gangguan tidur.
e. Pola Aktivitas dan Latihan: klien mudah mengalami kelelahan dan
lemas menyebabkan klien tidak mampu melaksanakan aktivitas
sehari-hari secara maksimal.
Gejala: kelelahan ektremitas, kelemahan, malaise.
Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
f. Pola hubungan dan peran.
Gejala: kesulitan menentukan kondisi. (tidak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran).
g. Pola sensori dan kognitif.
Klien dengan gagal ginjal kronik cenderung mengalami
neuropati/mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya
trauma. Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik/tidak,
klien mengalami disorientasi/tidak.
h. Pola persepsi dan konsep diri.
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya
perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan
menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran
pada keluarga.
i. Pola seksual dan reproduksi.
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ
reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi seksual,
gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada
proses ejakulasi serta orgasme.
Gejala: penurunan libido, amenorea, infertilitas.
j. Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping.
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, faktor
stress, perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan,
karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif
berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain, dapat
menyebabkan klien tidak mampu menggunakan mekanisme koping
yang konstruktif/adaptif.
Gejala: faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada
kekuatan.
Tanda: menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan kepribadian.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
serta gagal ginjal kronik dapat menghambat klien dalam
melaksanakan ibadah maupun mempengaruhi pola ibadah klien.
7. Pemeriksan fisik :
a. Kepala: edema muka terutama daerah orbita, mulut bau khas
ureum.
b. Dada: pernafasan cepat dan dalam, nyeri dada.
c. Perut: adanya edema anasarka (ascites).
d. Ekstrimitas: edema pada tungkai, spatisitas otot.
e. Kulit: sianosis, akaral dingin, turgor kulit menurun.

H. PENATALAKSANAAN
1. Dialisis (cuci darah)
2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen
kalsium, furosemid (membantu berkemih)
3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
4. Transfusi darah
5. Transplantasi ginjal

I. PATHWYS KEPERAWATAN
(Terlampir)
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang
meningkat.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
udem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na
dan H2O.
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah.
4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder,
kompensasi melalui alkalosis respiratorik.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan
menurun.

K. INTERVENSI / RASIONAL
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang
meningkat
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam penurunan
curah jantung tidak terjadi dengan
Kriteria hasil :
mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi
jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu
pengisian kapiler
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi jantung dan paru
R : Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur

b. Kaji adanya hipertensi


R : Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-
renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala
0-10)
R : HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema


sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam berat
tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan
Kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output
Intervensi:
a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan
masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
R : Mengetahui/ memantau status cairan klien
b. Batasi masukan cairan
R : Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan
respon terhadap terapi
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
R : Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam
pembatasan cairan
d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan
terutama pemasukan dan haluaran
R : Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,


mual, muntah
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
masukan nutrisi adekuat.
Kriteria hasil: menunjukan BB stabil
Intervensi:
a. Awasi konsumsi makanan / cairan
R : Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
b. Perhatikan adanya mual dan muntah
R : Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat
mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi
c. Beikan makanan sedikit tapi sering
R : Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan
d. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan
R : Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial
e. Berikan perawatan mulut sering
R : Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai
dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan

4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder:


kompensasi melalui alkalosis respiratorik
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola
nafas kembali normal / stabil
Kriteria hasil :
RR dalam batas normal
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
R : Menyatakan adanya pengumpulan sekret
b. Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam
R : Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
c. Atur posisi senyaman mungkin
R : Mencegah terjadinya sesak nafas
d. Batasi untuk beraktivitas
R : Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau
hipoksia
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
integritas kulit dapat terjaga
Kriteria hasil :
- Mempertahankan kulit utuh
- Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit
Intervensi:
a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan
kadanya kemerahan
R : Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat
menimbulkan pembentukan dekubitus / infeksi.
b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
R : Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang
mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan
c. Inspeksi area tergantung terhadap udem
R : Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek
d. Ubah posisi sesering mungkin
R : Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk
untuk menurunkan iskemia
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


Jakarta : EGC

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.
Jakarta : EGC

Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis


Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II.
Jakarta.: Balai Penerbit FKUI
PATHWAYS KEPERAWATAN

infeksi vaskuler zat toksik Obstruksi saluran kemih

reaksi antigen arteriosklerosis tertimbun ginjal Retensi urin batu besar dan iritasi / cidera
antibodi kasar jaringan
suplai darah ginjal turun
menekan saraf hematuria
perifer
anemia
nyeri pinggang
GFR turun

GGK

sekresi protein terganggu retensi Na sekresi eritropoitis turun

sindrom uremia urokrom total CES naik resiko suplai nutrisi dalam produksi Hb turun
tertimbun di kulit gangguan nutrisi darah turun

perpospatemia gang. tek. kapiler naik oksihemoglobin turun


keseimbangan perubahan warna
pruritis gangguan intoleransi
asam - basa kulit vol. interstisial naik suplai O2 kasar turun
perfusi jaringan aktivitas
gang. prod. asam naik
edema payah jantung kiri bendungan atrium kiri
integritas kulit
as. lambung naik (kelebihan volume cairan) naik
nausea, vomitus iritasi lambung preload naik COP turun
tek. vena pulmonalis

resiko gangguan infeksi perdarahan beban jantung naik aliran darah ginjal suplai O2 suplai O2 ke
nutrisi turun jaringan turun otak turun kapiler paru naik
gastritis
- hematemesis hipertrofi ventrikel kiri
- melena RAA turun metab. anaerob syncope edema paru
mual,
(kehilangan
muntah retensi Na & H2O timb. as. laktat
anemia kesadaran)
naik naik Gang. pola napas

kelebihan vol. cairan - fatigue intoleransi aktivitas


- nyeri sendi

Вам также может понравиться

  • Akreditasi
    Akreditasi
    Документ1 страница
    Akreditasi
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Spo Pelayanan Odha
    Spo Pelayanan Odha
    Документ2 страницы
    Spo Pelayanan Odha
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Akreditasi
    Akreditasi
    Документ1 страница
    Akreditasi
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Spo Pelayanan Odha
    Spo Pelayanan Odha
    Документ2 страницы
    Spo Pelayanan Odha
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • LP CKD 1
    LP CKD 1
    Документ6 страниц
    LP CKD 1
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • LP PK
    LP PK
    Документ13 страниц
    LP PK
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Akreditasi
    Akreditasi
    Документ1 страница
    Akreditasi
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Документ9 страниц
    Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Detha D. Aryani
    Оценок пока нет
  • Igd CKS
    Igd CKS
    Документ10 страниц
    Igd CKS
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • LP Waham
    LP Waham
    Документ10 страниц
    LP Waham
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • SP Halusinasi
    SP Halusinasi
    Документ8 страниц
    SP Halusinasi
    Yuni Kartika Sari
    Оценок пока нет
  • LP Gagal Nafas
    LP Gagal Nafas
    Документ10 страниц
    LP Gagal Nafas
    WulanFebby
    Оценок пока нет
  • LP CKD
    LP CKD
    Документ17 страниц
    LP CKD
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Strategi Pelaksanaan
    Strategi Pelaksanaan
    Документ6 страниц
    Strategi Pelaksanaan
    Diyanti W P
    Оценок пока нет
  • LP Gagal Nafas
    LP Gagal Nafas
    Документ10 страниц
    LP Gagal Nafas
    WulanFebby
    Оценок пока нет
  • Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Документ9 страниц
    Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Detha D. Aryani
    Оценок пока нет
  • Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Документ9 страниц
    Strategi Pelaksanaan PERILAKU KEKERASAN
    Detha D. Aryani
    Оценок пока нет
  • Gagal Nafas
    Gagal Nafas
    Документ14 страниц
    Gagal Nafas
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • SP Waham
    SP Waham
    Документ6 страниц
    SP Waham
    jullianda
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ17 страниц
    Presentation 1
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Ansin Bga
    Ansin Bga
    Документ2 страницы
    Ansin Bga
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • LP Resiko Bunuh Diri
    LP Resiko Bunuh Diri
    Документ11 страниц
    LP Resiko Bunuh Diri
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Igd LK CKD
    Igd LK CKD
    Документ7 страниц
    Igd LK CKD
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Ansin Kateter
    Ansin Kateter
    Документ4 страницы
    Ansin Kateter
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Di Igd
    Asuhan Keperawatan Di Igd
    Документ3 страницы
    Asuhan Keperawatan Di Igd
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Pre Planning Paling Okeh Sedunia
    Pre Planning Paling Okeh Sedunia
    Документ8 страниц
    Pre Planning Paling Okeh Sedunia
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ17 страниц
    Presentation 1
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Analisa Sintesa NRM
    Analisa Sintesa NRM
    Документ5 страниц
    Analisa Sintesa NRM
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Ansin Hecting
    Ansin Hecting
    Документ4 страницы
    Ansin Hecting
    dewiarisanti
    Оценок пока нет
  • Ansin Pemberian O2
    Ansin Pemberian O2
    Документ4 страницы
    Ansin Pemberian O2
    dewiarisanti
    Оценок пока нет