Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tema : Religi
Judul : Tobatya Preman Sekolah
Penokohan :
1. Abduh (kasar)
2. Laila (lemah lembut)
3. Ibu. Syaroffah (penyabar)
4. Rukmam (sombong)
5. Vera (sombong)
6. Rico (sombong)
7. Rudi (kasar)
Sinopsis
Pagi hari, dua preman sekolah bersiri di depan pintu kelas. Mereka adalah Abduh dan rudi. Hamper
dari seluruh siswa serta guru yang ada takut pada mereka berdua. Mereka sangatlah sering membuat
onar di sekolah. Mereka sering memeras uang teman temannya. Rukmam, Vera dan Rico adalah
sasaran utama anduh dan rudi, karena mereka bertiga adalah anak anak orang kaya di di sekolahan
mereka.
Tidak hanya itu, selain diperas uang,mereka bertiga juga sering sekali dikerjai oleh Abduh dan rudi.
Perbuatan Abduh dan rudi ini membuat murid murid di sekolah membenci dirinya. Abduh sebgai ketua
geng sangatlah popular di sekolahnya karena saking seringnya dia keluar dan masuk ruang BK.
Abduh ini adalah seorang anak dari keluarga tidak mempu. Ayahnya telah meninggal dunia ketika ia
kecil dan sekarang ia hanya tinggal dengan ibunya di sebuah rumah kontrakan kecil. Perbuatan Abduh
yang liar tak terkontrol ini membuat ibunya sering sakit sakitan. Abduh sering kali memerahi ibunya
karena hal sangat sepele dan membuat ibunya sakit hati tetapi mesekipun begitu ibunya tetaplah sabar
ia selalu berdoa agar anaknya berubah menjadi anak yang baik dan sholeh.
Suatu hari saat ia pulang sekolah bersama rudi. Ia melihat banyak sekali orang orang yang berkumpul
di rumahnya. Sebelumnya ia beranggapan kalau orang orang sedang mengadakan arisan rutin di
rumahnya. Ia berpikiran setelah acara itu ia akan mengambil uang arisan tersebut untuk dibuat berfoya
foya. Tetapi setelah ia masuk kedalam rumah. Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua
tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau wanita itu adalah
ibunya.
Sejak kematian ibunya, Abduh bertekad akan menjadi anak yang baik dan dapat diandalkan oleh orang
lain. Rudi pun mengikuti jejak Abduh. Mereka tidak pernah lagi berbuat onar di sekolah. Lalau
mereka berdua meminta maaf kepada teman temannya. Seluruh temannya begitu kaget dan tidak bisa
memaafkan begitu saja, ternyata mereka bukannya malah bersyukur karena premen yang ada di
sekolah mereka telah insyaf tetapi mereka malah ingin membalas dendam, terutama Rukmam,Rico dan
Vera yang setiap hari dikerjai olehnya. Setiap hari cacimaki dan olok-olok dari teman-temannya
bertubi-tubi kepada rudi dan Abduh. Tetapi dibalik itu semua ada seorang cewek yang malah
menghibur mereka berdua.
Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan memiliki nilai
UNAS terbaik. Ketika teman teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak. Mereka semua
tidak percaya tetapi mereka berdua tidaklah putus asa. Hingga akhirnya karena rajin belajar rudi dan
Abduh menjadi siswa terbaik se-kabupate sedangkan Rico, Rukmam dan Vera hany meratapi nasib
mereka karena tidak lulus. Akhirnya setelah Rico, Rukmam dan Vera merasa bersalah mereka
memutuskan untuk meminta maaf kepada rudi dan Abduh. Dan akhirnya mereka pun saling
memaafkan.
Nabi Luth merupakan salah satu Nabi dalam kepercayaan tiga agama besar yaitu Islam, Kristen dan
Yahudi. Tetapi di agama Yahudi dan Kristen lebih dikenal dengan nama Lot. Nabi Luth atau Lot
menurut Islam menjadi Nabi ke-7 setelah Nabi Ibrahim AS, dimana Nabi Luth yaitu, Nabi yang di utus
oleh Allah SWT untuk berdakwah pada kaumnya di negeri Sadum (Sodom) dan Gomorrah (Amora).
Namanya, disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Alquran. Untuk diketahui, Nabi Luth masih memiliki
ikatan saudara dengan nabi Ibrahim. Lebih tepatnya ia adalah keponakan dari Nabi Ibrahim AS. Saat
berdakwah kepada kaumnya di kota Sodom, nabi Luth mendapatkan banyak tentangan. Masyarakat di
kota Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan rusak akhlaknya. Masyarakat Sodom tidak
mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab.
Dengan alasan itulah Nabi Luth di utus oleh Allah SWT untuk meluruskan kelakuan serta akhlak
umantnya itu. Pada waktu itu, kaum Sodom setiap harinya melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan perintah Allah SWT.
Maksiat dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta
merupakan kejadian sehari-hari di mana yang kuat menjadi penguasa. Sedangkan, yang lemah menjadi
korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.
Yang lebih parah lagi, masyarakatnya melakukan penyimpangan seksual dimana hampir seluruh kaum
laki-lakinya hanya tertarik kepada sesamanya dan begitu juga kaum wanitanya. Kedua jenis
kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga hal tersebut merupakan suatu
kebudayaan bagi kaum Sodom.
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang
dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. [QS.
Ash-Shu`ar ayat 165-166]
Berkali-kali Nabi Luth menyerukan kepada mereka untuk meninggalkan kebudayaan menyimpang
mereka, namun karena sudah terlanjur hancur moral masyarakat disana merekapun tidak mau
mendengar perkataan Nabi Luth. Hanya sebagian kecil saja yang mau mengikuti ajaran Nabi Luth.
Demikianlah Nabi Luth, melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya. Ia tidak henti-henti
menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau
perorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Allah SWT dan menyembah-Nya.
Diajaknya kaumnya untuk melakukan amal saleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar.
Namun demikian, keruntuhan moral dan kerusakan akhlak telah mendarah daging di dalam pergaulan
sosial mereka dan pengaruh hawa nafsu serta bujukan setan sudah begitu kuat dan menguasai tindak-
tanduk mereka, maka dakwah dan ajakan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan kesabaran dan
ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan pikiran mereka dan berlalu begitu saja, masuk
telinga kanan keluar telinga kiri.
Telinga-telinga mereka sudah menjadi tuli terhadap ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan pikiran
mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran-ajaran Setan atau Iblis.
Hingga pada suatu saat, kaumnya merasa kesal dengan nabi Luth yang selalu berdakwah dan
mengingatkan mereka. Mereka pun kemudian meminta nabi Luth untuk menghentikan dakwahnya dan
mengusir ia beserta keluarganya dan pengikutnya untuk pergi dari kota Sodom.
Nabi Luth merasa bahwa berdakwah kepada mereka yang sudah runtuh akhlaq dan moralnya adalah
perbuatan yang sia-sia. Sehingga ia meminta kepada Allah SWT untuk dijatuhkan azab kepada para
kaumnya tersebut.
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah. Dikirimkanlah
kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa.
Mereka adalah malaikat yang bertemu Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran
Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada mereka bahwa mereka adalah utusan Allah dengan tugas
menurunkan azab kepada kaum Luth, penduduk kota Sadum (Sodom).
Ibrahim bertanya: Apakah urusanmu hai para utusan? Mereka menjawab: Sesungguhnya kami
diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari
tanah, yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas. [QS.
Adh-Dhriyt ayat 31-34]
Dalam pertemuan tersebut Nabi Ibrahim memohon agar penurunan azab kepada kaum Sodom ditunda,
kalau-kalau mereka kembali sadar, kemudian mendengarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertobat
dari segala maksiat dan perbuatan mungkar.
Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim memohon agar anak saudaranya, Luth diselamatkan dari azab
yang akan diturunkan kepada kaum Sodom, permintaan itu oleh para malaikat tersebut diterima dan
dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
Para Malaikat tersebut sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan
dan badan yang berotot, serta tegap tubuhnya. Dalam perjalanan, ketika mereka hendak memasuki
kota, mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik yang sedang mengambil air dari sebuah
perigi.
Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima di rumah sebagai tamu.
Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia berunding terlebih dahulu dengan keluarganya.
Maka ditinggalkanlah para lelaki muda itu lalu pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu
ayahnya (Luth).
Mendengar kabar berita anak perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawaban apa yang harus ia
berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun
menerima tamu yang berparas tampan akan mengundang risiko yaitu gangguan kepadanya dan kepada
tamu dari kaumnya yang tergila-gila untuk melakukan hubungan sejenis dengan anak muda yang
mempunyai tubuh bagus dan paras wajah elok.
Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap
keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang
bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tamu di rumahnya. Luth hanya
pasrah kepada Allah dan berlindung sekiranya terdapat segala rintangan yang datang.
Lalu pergilah Luth menjemput tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka
bersama-sama ke rumah. Ketika itu, kota Sodom sudah dalam keadaan malam hari dan penduduknya
sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth telah pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan anak-
anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya.
Namun, isteri Nabi Luth membocorkan berita kedatangan tamu Luth kepada mereka. Berita
kedatangan tamu Luth tersebar kerana isteri Nabi Luth.
Datanglah beramai-ramai lelak-lelaki Sodom, yang buta ini, ke rumah Nabi Luth, berkeinginan untuk
memuaskan nafsu mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda. Berteriaklah mereka memanggil
Luth untuk melepaskan anak-anak muda itu, agar diberikan kepada mereka untuk memuaskan nafsu.
Dengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka
kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu tamu yang datangnya dari jauh yang
sepatutnya dihormati dan dimuliakan.
Mereka diberi nasihat agar meninggalkan perbuatan mereka yang keji itu. Perbuatan mereka yang
bertentangan dengan fitrah manusia dan kodrat alam di mana Allah telah menciptakan manusia
berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan keturunan umat manusia
sebagai makhluk yang termulia di atas bumi.
Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan
maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan siksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak
akan membuka pintu rumahnya dengan paksa jika pintu tidak dibuka dengan sukarela. Merasa dirinya
sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki kaumnya itu yang akan memaksakan
kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:
Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu jika menyerbu ke dalam. Aku tidak
memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai
keluarga atau sanak saudara yang disegani oleh mereka yang dapat aku mintai pertolongannya. Aku
merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghindarkan gangguan terhadap
tamu di rumahku sendiri..
Mendengar keluh kesah Nabi Luth, lantas pemuda-pemuda itu memberitahu hal yang sebenarnya,
bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah
untuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya karena segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji
dan kotor.
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat
memberi kesempatan bagi orang-orang yang haus akan nafsu terhadap lelaki itu masuk. Mereka pun
menyerbu masuk.
Namun malangnya ketika pintu dibuka dan para penyerbu menginjakkan kaki mereka untuk masuk,
tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu pun. Malaikat-malaikat tadi telah
membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah
menjadi buta.
Sementara itu, para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau balau berbenturan satu
dengan yang lain berteriak-teriak, bertanya-tanya apa gerangan yang menjadikan mereka buta
mendadak.
Malaikat tersebut berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan tersebut
bersama keluarga dan pengikutnya, karena telah tiba waktunya azab Allah ditimpakan.
Para Malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar dalam perjalanan ke luar kota jangan
ada seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya selepas tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri
dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai
dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.
Akan tetapi, si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tega meninggalkan
kaumnya. Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah
suaminya dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan
menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah
didengarnya sendiri.
Dan begitu Nabi Luth beserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing,
bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth
yang munafik itu.
Allah berfirman:
Para utusan (malaikat) berkata: Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu,
sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga
dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang
tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena
sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah
dekat?. [QS. Hud ayat 81]
Getaran tersebut kemudian diikuti gempa bumi yang dahsyat disertai angin yang kencang dan hujan
batu yang menghancurkan kota Sadum berserta semua penghuninya. Bertebaran mayat-mayat yang
dilaknat oleh Allah di kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut.
Namun, masih ditinggalkan sisa-sisa kehancuran kota tersebut oleh Allah, sebagai peringatan kaum
yang kemudian yang melalui bekas kota Sodom tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang
diturunkan untuk menjadi pelajaran bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.
Kisah nabi Luth ini di ceritakan dalam Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut:
Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka:
mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah
kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam. Mengapa kamu
mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh
Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.
Mereka menjawab: Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk
orang-orang yang diusir Luth berkata: Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu. (Luth
berdoa): Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka
kerjakan. Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua
(isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan
Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang
telah diberi peringatan itu. [QS. Ash-Shu`ar ayat 160-173]
dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada
mereka: Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan
oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan
nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari
kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian
Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya (yang beriman) kecuali istrinya (istri Nabi Luth); dia
termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan), dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu);
maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. [QS. Al-Araaf ayat 80-84]
KISAH QOBIL DAN QABIL
Tatacara hidup suami isteri Adam dan Hawa di bumi mulai tertib dan sempurna tatkala Hawa bersedia
untuk melahirkan anak-anaknya yang akan menjadi benih pertama bagi umat manusia di dunia ini.
Siti Hawa melahirkan kembar dua pasang. Pertama lahirlah pasangan Qabil dan adik perempuannya
yang diberi nama Iqlima, kemudian menyusul pasangan kembar kedua Habil dan adik perempuannya
yang diberi nama Lubuda.
Kedua orang tua, Nabi Adam dan Siti Hawa, menerima kelahiran keempat putera puterinya itu dengan
senang dan gembira, walaupun Hawa telah menderita apa yang lumrahnya dideritai oleh setiap ibu
yang melahirkan bayinya. Mereka mengharapkan dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan
anak cucu yang akan berkembang biak untuk mengisi bumi Allah dan menguasai sesuai dengan amanat
yang telah di bebankan ke atas bahunya.
Di bawah naungan ayah ibunya yang penuh cinta dan kasih sayang maka membesarlah keempat-empat
anak itu dengan cepatnya melalui masa kanak-kanak dan menginjak masa remaja. Yang perempuan
sesuai dengan kudrat dan fitrahnya menolong ibunya mengurus rumahtangga dan mengurus hal-hal
yang menjadi tugas wanita,sedang yang laki-laki menempuhi jalannya sendiri mencari nafkah untuk
memenuhi keperluan hidupnya. Qabil berusaha dalam bidang pertanian sedangkan Habil di bidang
perternakan.
Penghidupan sehari-hari keluarga Adam dan Hawa berjalan tertib sempurna diliputi rasa kasih sayang
saling cinta mencintai hormat menghormati masing-masing meletakkan dirinya dalam kedudukan yang
wajar si ayah terhadap isterinya dan putera-puterinya,si isteri terhadap suami dan anak-anaknya.
Demikianlah pula pergaulan di antara keempat bersaudara berlaku dalam harmoni damai dan tenang
saling bantu membantu hormat menghormati dan bergotong-royong.
Keempat putera-puteri Adam mencapai usia remaja dan memasuki alam akil baligh di mana nafsu
berahi dan syahwat serta hajat kepada hubungan kelamin makin hari makin nyata dan nampak pada
gaya dan sikap mereka hal mana menjadi pemikiran kedua orang tuanya dengan cara bagaimana
menyalurkan nafsu berahi dan syahwat itu agar terjaga kemurnian keturunan dan menghindari
hubungan kelamin yang bebas di antara putera-puterinya.
Kepada Nabi Adam Allah memberi ilham dan petunjuk agar kedua puteranya dikahwinkan dengan
puterinya. Qabil dikahwinkan dengan adik Habil yang bernama Lubuda dan Habil dengan adik Qabil
yang bernama Iqlima.
Cara yang telah di ilham oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Adam telah disampaikan kepada kedua
puteranya sebagai keputusan si ayah yang harus dipatuhi dan segera dilaksanakan untuk menjaga dan
mengekalkan suasana damai dan tenang yang meliputi keluarga dan rumahtangga mereka. Akan tetapi
dengan tanpa diduga dan disangka rancangan yang diputuskan itu ditolak mentah-mentah oleh Qabil
dan menyatakan bahawa ia tidak mahu mengahwini Lubuda, adik Habil dengan mengemukakan alasan
bahawa Lubuda adalah buruk dan tidak secantik adiknya sendiri Iqlima. Ia berpendapat bahawa ia
lebih patut mempersunting adiknya sendiri Iqlima sebagai isteri dan sekali-kali tidak rela
menyerahkannya untuk dikahwinkan oleh Habil. Dan memang demikianlah kecantikan dan keelokan
paras wanita selalu menjadi fitnah dan rebutan lelaki yang kadang-kadang menjurus kepada
pertentangan dan permusuhan yang sampai mengakibatkan hilangnya nyawa dan timbulnya rasa
dendam dan dengki di antara sesama keluarga dan sesama suku.
Kerana Qabil tetap berkeras kepala tidak mahu menerima keputusan ayahnya dan meminta supaya
dikahwinkan dengan adik kembarnya sendiri Iqlima maka Nabi Adam seraya menghindari penggunaan
kekerasan atau paksaan yang dapat menimbulkan perpecahan di antara saudara serta mengganggu
suasana damai yang meliputi keluarga beliau secara bijaksana mengusulkan agar menyerahkan
masalah perjodohan itu kepada Tuhan untuk menentukannya. Caranya ialah bahawa masing- masing
dari Qabil dan Habil harus menyerahkan korban kepada Tuhan dengan catatan bahawa barang siapa di
antara kedua saudara itu diterima korbannya ialah yang berhad menentukan pilihan jodohnya.
Qabil dan Habil menerima baik jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh ayahnya. Habil keluar dan
kembali membawa peliharaannya sedangkan Qabil datang dengan sekarung gandum yang dipilih dari
hasil cucuk tanamnya yang rosak dan busuk kemudian diletakkan kedua korban itu kambing Habil dan
gandum Qabil di atas sebuah bukit lalu pergilah keduanya menyaksikan dari jauh apa yang akan terjadi
atas dua jenis korban itu.
Kemudian dengan disaksikan oleh seluruh anggota keluarga Adam yang menanti dengan hati berdebar
apa yang akan terjadi di atas bukit di mana kedua korban itu diletakkan, terlihat api besar yang turun
dari langit menyambar kambing binatang korban Habil yang seketika itu musnah ternakan oleh api
sedang karung gandum kepunyaan Qabil tidak tersentuh sedikit pun oleh api dan tetap tinggal utuh.
Maka dengan demikian keluarlah Habil sebagai pemenang dalam pertaruhan itu karena korban
kambing telah diterima oleh Allah sehingga dialah yang mendapat keutamaan untuk memilih siapakah
di antara kedua gadis saudaranya itu yang akan dipersandingkan menjadi isterinya.
Dengan telah jalurnya keputusan dari langit yang menerima korban Habil dan menolak korban Qabil
maka pudarlah harapan Qabil untuk mempersandingkan Iqlima tidak puas dengan keputusan itu namun
tidak ada jalan untuk menyoalkan. Ia menyerah dan memerainya dengan rasa kesal dan marah sambil
menaruh dendam terhadap Habil yang akan dibunuh di kala ketiadaan ayahnya.
Ketika Adam hendak berpergian dan meninggalkan rumah beliau mengamanahkan rumahtangga dan
keluarga kepada Qabil. Ia berpesan kepadanya agar menjaga baik-baik ibu dan saudara-saudaranya
selama ketiadaannya. Ia berpesan pula agar kerukunan keluarga dan ketenangan rumahtangga
terpelihara baik-baik jangan sampai terjadi hal-hal yang mengeruhkan suasana atau merosakkan
hubungan kekeluargaan yang sudah akrab dan intim.
Qabil menerima pesanan dan amanat ayahnya dengan kesanggupan akan berusaha sekuat tenaga
menyelenggarakan amanat ayahnya dengan sebaik-baiknya dan sempurna berpergiannya akan
mendapat segala sesuatu dalam keadaan baik dan menyenangkan. Demikianlah kata-kata dan janji
yang keluar dari mulut Qabil namun dalam hatinya ia berkata bahawa ia telah diberi kesempatan yang
baik untuk melaksanakan niat jahatnya dan melepaskan rasa dendamnya dan dengkinya terhadap Habil
saudaranya.
Tidak lama setelah Adam meninggalkan keluarganya datanglah Qabil menemui Habil di tempat
penternakannya. Berkata ia kepada Habil:Aku datang ke mari untuk membunuhmu. Masanya telah
tiba untuk aku lenyapkan engkau dari atas bumi ini.
Qabil berkata:Ialah kerana korbanmu diterima oleh Allah sedangkan korbanku ditolak yang bererti
bahawa engkau akan mengahwini adikku Iqlima yang cantik dan molek itu dan aku harus mengahwini
adikmu yang buruk dan tidak mempunyai gaya yang menarik itu.
Habil berkata:Adakah berdosa aku bahawa Allah telah menerima korbanku dan menolak korbanmu?
Tidakkah engkau telah bersetuju cara penyelesaian yang diusulkan oleh ayah sebagaimana telah kami
laksanakan?Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku, mempertaruhkan hawa nafsu dan ajakan syaitan!
Kawallah perasaanmu dan fikirlah masak- masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketahuilah bahawa
Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa yang menyerahkan dengan tulus ikhlas
dari hati yang suci dan niat yang murni.Adakah mungkin sesekali bahawa korban yang engkau
serahkan itu engkau pilihkannya dari gandummu yang telah rosak dan busuk dan engkau berikan
secara terpaksa bertentangan dengan kehendak hatimu, sehingga ditolak oleh Allah, berlainan dengan
kambing yang aku serahkan sebagai korban yang sengaja aku pilihkan dari perternakanku yang paling
sihat dan kucintai dan ku serahkannya dengan tulus ikhlas disertai permohonan diterimanya oleh Allah.
Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan buangkanlah niat jahatmu yang telah dibisikkan
kepadamu oleh Iblis itu, musuh yang telah menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan
ketahuilah bahawa jika engkau tetap berkeras kepala hendak membunuhku, tidaklah akan aku angkat
tanganku untuk membalasmu kerana aku takut kepada Allah dan tidak akan melakukan sesuatu yang
tidak diredhainya.Aku hanya berserah diri kepada-Nya dan kepada apa yang akan ditakdirkan bagi
diriku.
Nasihat dan kata-kata mutiara Habil itu didengar oleh Qabil namun masuk telinga kanan keluar telinga
kiri dan sekali-kali tidak sampai menyentuh lubuk hatinya yang penuh rasa dengki, dendam dan iri hati
sehingga tidak ada tempat lagi bagi rasa damai, cinta dan kasih sayang kepada saudara sekandungnya.
Qabil yang dikendalikan oleh Iblis tidak diberinya kesempatan untuk menoleh kebelakang
mempertimbangkan kembali tindakan jahat yang dirancangkan terhadap saudaranya, bahkan bila api
dendam dan dengkin didalam dadanya mulai akan padam dikipasinya kembali oleh Iblis agar tetap
menyala-yala dan ketika Qabil bingung tidak tahu bagaimana ia harus membunuh Habil saudaranya,
menjelmalah Iblis dengan seekor burung yang dipukul kepalanya dengan batu sampai mati. Contoh
yang diberikan oleh Iblis itu diterapkannya atas diri Habil di kala ia tidur dengan nyenyaknya dan
jatuhlah Habil sebagai korban keganasan saudara kandungnya sendiri dan sebagai korban pembunuhan
pertama dalam sejarah manusia
Qabil merasa gelisah dan bingung menghadapi mayat saudaranya.ia tidak tahu apa yang harus
diperbuat dengan tubuh saudaranya yang semakin lama semakin busuk itu.Diletakkannyalah tubuh itu
di sebuah peti yang dipikulnya seraya mundar-mundir oleh Qabil dalam keadaan sedih melihat burung-
burung sedang berterbangan hendak menyerbu tubuh jenazah Habil yang sudah busuk itu.
Kebingungan dan kesedihan Qabil tidak berlangsung lama kerana ditolong oleh suatu contoh yang
diberikan oleh Tuhan kepadanya sebagaimana ia harus menguburkan jenazah saudaranya itu.Allah
s.w.t. Yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana, tidak rela melihat mayat hamba-Nya yang soleh dan
tidak berdosa itu tersia-sia demikian rupa, maka dipertunjukkanlah kepada Qabil, bagaimana seekor
burung gagak menggali tanah dengan kaki dan paruhnya, lalu menyodokkan gagak lain yang sudah
mati dalam pertarungan, ke dalam lubang yang telah digalinya, dan menutupi kembali dengan tanah.
Melihat contoh dan pengajaran yang diberikan oleh burung gagak itu, termenunglah Qabil sejenak lalu
berkata pada dirinya sendiri:Alangkah bodohnya aku, tidakkah aku dapat berbuat seperti burung
gagak itu dan mengikuti caranya menguburkan mayat saudaraku ini?
Kemudian kembalilah Adam dari perjalanan jauhnya.Ia tidak melihat Habil di antara putera-puterinya
yang sedang berkumpul.Bertanyalah ia kepada Qabil:Di manakah Habil berada?Aku tidak melihatnya
sejak aku pulang.
Qabil menjawab:Entah, aku tidak tahu dia ke mana! Aku bukan hamba Habil yang harus
mengikutinya ke mana saja ia pergi.
Melihat sikap yang angkuh dan jawapan yang kasar dari Qabil, Adam dapat meneka bahawa telah
terjadi sesuatu ke atas diri Habil, puteranya yang soleh, bertakwa dan berbakti terhadap kedua orang
tuanya itu.Pada akhirnya terbukti bahawa Habil telah mati dibunuh oleh Qabil sewaktu
peninggalannya.Ia sangat sesal di atas perbuatan Qabil yang kejam dan ganas itu di mana rasa
persaudaraan, ikatan darah dan hubungan keluarga diketepikan sekadar untuk memenuhi hawa nafsu
dan bisikan yang menyesatkan.
Menghadapi musibah itu, Nabi Adam hanya berpasrah kepada Allah menerimanya sebagai takdir dan
kehendak-Nya seraya mohon dikurniai kesabaran dan keteguhan iman baginya dan kesedaran bertaubat
dan beristighfar bagi puteranya Qabil.
Kisah Qabil dan Habil Dalam Al-Quran.
Al-Quran mengisahkan cerita kedua putera Nabi Adam ini dalam surahAl- Maaidah ayat 27 sehingga
ayat 32 .
menyerahkannya dengan tulus dan ikhlas, tidak dicampuri dengan sifat riyak, takabur atau ingin
dipuji.Barang atau binatang yang dikorbankan harus yang masih baik dan sempurna dan
dikeluarkannya dari harta dan penghasilan yang halal.Jika korban itu berupa binatang sembelihan,
harus yang sihat, tidak mengandungi penyakit atau pun cacat, dan jika berupa bahan makanan harus
yang masih segar baik dan belum rusak atau busuk.
Bahawasanya penyelesaian jenazah manusia yang terbaik adalah dengan cara penguburan sebagaimana
telah diajarkan oleh Allah kepada Qabil.itulah cara paling sesuai dengan martabat manusia sebagai
makhluk yang dimuliakan dan diberi kelebihan oleh Allah di atas makhluk-makhluk lainnya, menurut
firman Allah dalam surah Al-Isra ayat 70 yang bererti ; Dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam.Kami angkut mereka di daratan dan di lautan.Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.
KLIPING
AGAMA ISLAM
DISUSUN
KELAS : VII C
TANJUNG MORAWA