Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Protista
Yang dibina oleh Bpk.Masjhudi
Oleh
Desi Yulia Safitri 160342606
Novika Dwi U.T 160342606294
Roikhatul Jannah 160342606
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Chylliophora ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu
tugas dalam mata kuliah Protista pada semester 5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut
membantu dalam doa, dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah Protista yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan dapat
menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti
hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan.
Kelompok ini mulanya dibentuk untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan
dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like).
Protista (yang paling pertama) berasal dari teori asal-usul makhluk hidup yang di
kemukakan oleh Aris Toteles Makhluk hidup berasal dari benda mati. Filum pada Protista
terdiri atas empat yaitu: Rhizopoda/Sarcodina, Cylliata/Cyilliophora, Flagellata/Mastidhopora
dan, Sporozoa.
Dengan mempelajari Ciliophora kita dapat lebih memahami morfologi, fisiologis dan
proses reproduksi dari Ciliophora.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa lebih banyak mengerti dan lebih mengetahui mengenai filum
Ciliophora serta fisiologinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon
berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai
hewan. Kelompok ini mulanya dibentuk untuk mengelompokan organisme yang bukan
tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan
(animal like).
Protista (yang paling pertama) berasal dari teori asal-usul makhluk hidup yang di
kemukakan oleh Aris Toteles Makhluk hidup berasal dari benda mati. Filum pada Protista
terdiri atas empat yaitu: Rhizopoda/Sarcodina, Cylliata/Cyilliophora, Flagellata/Mastidhopora
dan, Sporozoa.
Ciliophora merupakan protozoa yang memiliki silia sebagai alat geraknya. Protozoa
merupakan binatang yang paling banyak di dunia. Ciliophora, disebut juga Ciliata, berperan
sebagai konsumen bakteri (Prokaryotes). Dimana bakteri memainkan peranan penting dalam
menjaga bumi sebagai tempat yang cocok untuk tempat tinggal dan protozoa memainkan
peranan penting dalam mengendalikannya.
Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon
berarti hewan. Sesuai dengan klasifikasi, Protozoa termasuk Protista yang menyerupai
hewan. Kelompok ini mulanya dibentuk untuk mengelompokan organisme yang bukan
tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan
(animal like).
Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh antara (2--1.000) m, protozoa
termasuk eukariot. Biasanya hidup di dalam air, namun ada juga yang ditemukan di dalam
tanah bahkan di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Di perairan laut ataupun air
tawar, Protozoa berperan sebagai zooplankton. Ciliata atau Infusoria merupakan kelompok
terbesar di Protozoa, di mana anggotanya sekitar 8.000 species. Ciri khas filum ini adalah alat
geraknya berupa cilia (rambut getar). Cilia tersebut ada yang terdapat di seluruh tubuh, ada
pula yang hanya di bagian tertentu. Selain sebagai alat gerak, cilia pun berguna membantu
mengumpulkan makanan. Habitat kelompok ini adalah air tawar dan air laut yang
mengandung zat organik tinggi.
2.2 Morfologi Ciliophora
Ciliata adalah predator yang ulung. Beberapa Ciliata, termasuk Paramaecium dan
Didinium, membuat mangsa mereka tidak dapat bergerak dengan melepaskan jarum-jarum
yang disebut trikosista yang menempel pada tubuh mereka. Mangsa kemudian dibawa ke
dalam struktur mirip mulut dan dicerna pada vakuola yang sewaktu-waktu berfungsi seperti
perut. Sisa makanan tersebut kemudian dikeluarkan melalui eksositosis. Air yang berlebihan
diakumulasikan di dalam vakuola yang secara periodik berkontraksi untuk mengosongkan
cairan melalui lubang yang disebut pori anal.
Kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau hidup sendiri di perairan
tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas dan jarang yang parasit di dalam
organisme lain. Bentuk tubuh dari anggota phylum ini tetap karena mengandung pelikel yang
tersusun atas protein. Pelikel merupakan suatu selaput keras yang menyebabkan bentuk
tubuhnya tetap.
Contoh spesies dari phylum Ciliophora adalah Paramaecium yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Protozoa tersebut dapat kita temukan di perairan sekitar kita, seperti di kolam maupun
di sawah.
Tubuh Paramaecium memiliki bentuk mirip sandal jepit. Paramaecium memiliki inti
yang berukuran besar (makronukleus) dan berukuran kecil (mikronukleus).
Makronukleus bertanggung jawab dalam berlangsungnya metabolisme sel. Adapun
mikronukleus mengontrol perkembangbiakan sel.
Selain itu, Paramaecium juga memiliki dua jenis vakuola (kantung), yakni vakuola
makanan dan vakuola kontraktil.
Paramaecium berkembang biak secara aseksual maupun seksual.
-Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri.
Adapun perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui proses konjugasi.
Proses konjugasi pada Paramaecium :
1. Dua Paramaecium saling menempel pada bagian oral (mulut sel). Membran sel yg
menempel melebur sehingga terbentuk saluran konjugasi/jembatan sitoplasmik.
2. Pada bagian masing-masing sel, mikronukleus diploid (2n) membelah secara meiosis
menghasilkan 4 mikronukleus haploid (n). Makronukleus tetap.
3. Tiga mikronukleus yang dihasilkan dari masing-masing Paramaecium akan hancur,
sedangkan satu mikronukleus akan membelah secara mitosis menghasilkan 2
mikronukleus.
4. Satu nukleus akan bergerak ke arah jembatan sitoplasmik, melebur dengan
mikronukleus sel Paramaecium di sebelahnya sehingga 2 inti (mikronukleus)
bergabung menjadi satu (sinkarion). 2 Paramaecium tersebut akhirnya identik.
5. Sel-sel Paramaecium terpisah.
6. Mikronukleus membelah secara mitosis 3 kali berturut-turut menghasilkan 8
mikronukleus. Makronukleus hancur.
7. Tiga mikronukleus menghilang/melebur, 4 mikronukleus bergabung membentuk
makronukleus sedangkan 1 mikronukleus tetap menjadi mikronukleus.
8. Selanjutnya, masing-masing Paramaecium membelah 2 kali berturut-turut sehingga
setiap Paramaecium menghasilkan 4 Paramaecium baru.
Adapun perkembangbiakan secara aseksual dilakukandengan membelah diri.
Paramaecium berkembang biak dengan cara pembelahan biner. Satu sel membelah
menjadi dua, kemudian menjadi 4, dan 8, dan seterusnya. Pembelahan ini di awali dengan
pembelahan makronukleus, setelah itu terjadi penggentingan membran plasma dan
akhirnya terbentuk dua sel anak. Gambar. Pembelahan biner pada Paramaecium.
2.3 Fisiologi Ciliophora
Beberapa contoh spesies phylum Ciliophora lainnya adalah Balantidium coli, Didinium,
Stentor, Vorticella, dan Stylonychia. Didinium, Stentor, dan Vorticella mempunyai bentuk
yang halus. Didinium mirip teko air bertangkai, sementara Stentor mirip terompet, dan
Vorticella mirip lonceng. Beberapa anggota Ciliophora yang hidup di perairan tawar dapat
dijadikan indikator pencemaran, seperti Paramaecium dan Stentor. Balantidium coli hidup
parasit di dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan penyakit balantidiasis
(gangguan perut).
Gambar 3.11 (a) Balantidium coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia
Kehadiran silia yang menutupi sel dari organisme merupakan ciri khas utama dari
kelompok ini, oleh karena itu dinamai phylum Ciliophora. Namun, perbedaan sitologi utama
adalah kehadiran dua jenis inti, yaitu mikronukleus dan macronucleus. Radiasi adaptif
kelompok ini selama evolusi telah menghasilkan beberapa spesies sangat bagus dan beragam.
Beberapa adalah sessile (misalnya Suctorians atau Stentor) dan menangkap makanan
dengan tentakel yang menembus sitoplasma dan menarik mangsa, atau dengan kompleks
membranelles mendorong air yang membawa partikel aliran air ke dalam rongga vakuola
makanan bucal yang terbentuk. Meskipun sebagian besar ciliates "telanjang", beberapa
menghasilkan mineralisasi Lorica (Tintinnids) atau mensekresi skala organik (misalnya
Lepidotrachelophyllum). Penyusunan silia pada permukaan tubuh dan di wilayah aparatus
oral, kehadiran struktur makanan yang khusus, dan organisasi dari pita subpellicular dari
mikrotubulus adalah kriteria penting yang digunakan dalam menciptakan kategori taksonomi
(Roger, 1988).
Anggota subphylum Ciliophora memiliki silia atau derivat ciliary pada beberapa
tahap siklus hidup. Perlengkapan berkisar dari penutup lengkap dari silia sederhana untuk
sebuah membranelles yang relatif sedikit lebih atau kurang lengkap terbatas pada daerah
peristomial. Dalam rentang ini, tipe spesialisasi ciliary dan pola distribusi menjadi dasar
utama untuk membedakan taksonomi subdivisi.
Ciliophore ini biasanya dibagi menjadi dua kelas, Ciliatea dan Suctorea. Dalam ciliatea, silia
atau komponen derivat mereka terdapat dalam fase siklus dominan. Suctorea tidak bersilia
pada fase dewasa dan telah mengembangkan tentakel khusus yang berfungsi dalam mencari
makan. Tahapan larva bersilia merupakan karakteristik spesies yang paling menghubungkan
kelompok ini dengan Ciliatea dan pola larva ciliary menyiratkan bahwa Suctorea lebih erat
terkait dengan Holotrichida daripada ke ciliates yang lebih spesifik
Ciliata (Ciliophora) memiliki alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh
tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup
bersimbiosis di dalam usus vertebrata. Contoh:
Berikut ini akan dibahas lebih dalam mengenai spesies paramecium. Paramecium
merupakan salah satu protista mirip hewan yang masuk ke dalam subfilum Ciliophora.
Paramecium
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar
50-350m.
Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki
dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi
untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal),
dan seksual (dengan konjugasi.
Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika
menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan
silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan
dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki
vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta
vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Kerajaan : Protista
Filum : Ciliophora
Kelas : Ciliatea
Ordo : Peniculida
Famili : Parameciidae
Genus : Paramecium
Species :
1. Paramecium Aurelia
2. Paramecium bursaria
3. Paramecium caudatum
4. Paramecium tetraurelia
E. Klasifikasi Ciliophora
Klasifikasi subphylum Ciliophora yang diadopsi oleh Jahn dan Jahn dalam Hall (1961)
adalah sebagai berikut.
Class 1 : Ciliatea
Ordo 1 : Opalinida
Subclass 2 : Euciliatia
Ordo 1 : Holotrichida
Ordo 2 : Spirotrichida
Sub ordo 1 : Heterotrichina
Silia yang tersusun dari organel siliari merupakan tahap aktif dari siklus kehidupan.
Siliata dibagi ke dalam sejumlah kelompok. Kelas Ciliatea mencakup Subkelas Protociliatia
dan Euciliatea. Inti Protociliatia menunjukkan kemiripan struktur dan fungsi dengan
Euciliatea, yaitu memiliki karakteristik inti yang dimorfisme (macronucleus dan
mikronukleus).
Subkelas 1. Protociliatia
Merupakan siliata opalinid, kecuali untuk beberapa spesies parasit pada ikan dan ular
dan dalam usus besar amfibi. Opalinid tidak memiliki sitostom, meskipun bukan merupakan
fitur eksklusif di antara siliata. Distribusi silia seragam sehingga opalinid kadang-kadang
diklasifikasikan menyerupai siliata Holotrichous. Pola siliari agak sederhana. Seperti
pada Opalina obtrigonoidea, baris dorsal mengikuti jalur sigmoid sedangkan baris ventral
relatif lurus. Sepanjang permukaan anteroventral di O. obtrigonoidea, sejumlah silia falcular
muncul dari fibril falcula. Fibril subpericular yang memanjang sepanjang margin
anteroventral dan kemudian melebur menjadi satu fibril tunggal. Fibril berbentuk sabit
dihubungkan dengan granula basal pertama di setiap baris dari silia somatik. Pada Opalina
ranarum, tidak ada hubungan antara fibril dan spherules endoplasma yang dapat dideteksi
dalam O.obtrigonoidea. Tidak adanya hubungan tersebut juga telah dilaporkan
untuk Cepedea metcalfi, Opalina coracoidea, dan O.ranarum.
Subkelas 2. Euciliatia
Merupakan siliata khas dengan macronuclei dan micronuclei. Subdivisi, ordo dan
subordo sebagian besar didasarkan pada distribusi silia dan turunannya dan pada diferensiasi
struktur seperti di daerah peristomial. Subkelas ini dibagi menjadi empat ordo, yaitu
Holotrichida, Spirotrichida, Peritrichida, dan Chonotrichida. Membranelles zona adoral pada
Holotrichida sangat kurang berkembang begitu juga karakteristik dari peristome di
Spirotrichida. Silia somatik merupakan ciri khas, meskipun umumnya silia dibatasi untuk
zona tertentu atau untuk satu permukaan tubuh. Spirotrichida menunjukkan perkembangan
luas dari membranelles dan ciri dalam kelompok tertentu telah sepenuhnya diganti silia
sederhana. Sebuah zona adoral dari membranelles muncul di kiri sitostom dan sepanjang
anterior tubuh. Kelompok ini secara keseluruhan menunjukkan kecenderungan kuat terhadap
total pengurangan area bersilia. Epistom (daerah peristomial) pada Peritrichida umumnya
merupakan daerah diskoid yang dibatasi oleh dua atau lebih baris dari silia. Mayoritas adalah
sessile dan biasanya dilengkapi dengan tangkai. Gonotrichida merupakan ektokomensal yang
melekat pada host mereka dengan disk basal atau tangkai pendek. Peristom di tiang distal,
biasanya dikelilingi oleh saluran atau kadang-kadang oleh dua saluran konsentris. Silia dapat
dibatasi ke peristom dan saluran dalam tahap dewasa. Reproduksi oleh budding adalah
karakteristik dari ordo ini.
ORDO Holotrichida
Merupakan ordo yang besar, biasanya dianggap lebih primitif daripada Euciliatia yang
lainnya, menunjukkan diversifikasi besar daerah peristomial dan dalam satu kelompok,
sitostom telah menghilang. Spesialisasi seperti ini memberikan dasar untuk membagi ke
dalam subordo Holotrichida.
- Subordo 1. Gymnostomina
Sitostom terbuka langsung di permukaan. Dalam banyak genus sitostom terletak pada atau
dekat anterior tubuh.
- Subordo 2. Trichostomina
Sitostom biasanya terletak pada permukaan, biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih silia.
Penggabungan silia peristomial ke dalam membran sederhana atau membranelles, atau
keduanya, ditemukan pada beberapa spesies.
- Subordo 3. Hymenostmina
Cilia peristomial telah termodifikasi menjadi beberapa membran, mungkin berasal filogenetis
dari silia peristomial Trichostomina.
- Subordo 4. Thigmotrichina
Bentuk yang paling karakteristik dari komensal ini adalah kelompok silia thigmotactic yang
terletak di anterior. Sitostom bergeser ke posisi pada atau dekat ujung posterior tubuh. Pada
beberapa Famili terdapat pengisap anterior, yang merupakan suatu organel baru.
- Subordo 5. Apostomina
Sitostom ventral ukurannya sangat sedikit, mungkin terbatas pada partikel yang sangat kecil.
Di bawah sitostom terdapat "roset".dengan fungsi yang belum pasti. Siliata somatik
mencakup kurang dari 22 baris lengkap silia. Siklus hidupnya cukup kompleks.
- Subordo 6. Astomina
Karakteristik yang paling menonjol adalah membran yang ada di daerah mulut, bagian
dasar yang sempit yang biasanya terletak di kanan atau sudut miring terhadap sumbu yang
panjang pada daerah mulut. Rangkaian membran meluas ke depan dari tepi kiri cytostome,
dan dalam genus tertentu, mungkin berubah bagian dorsal pada kutub anterior dan meluas ke
kanan untuk beberapa jarak sepanjang permukaan antero-dorsal. Pelat basal membran
biasanya terdiri dari dua baris butiran dasar/basal, walaupun tiga baris (jarang, empat)
mungkin tampak. Kelompok dapat dibagi menjadi enam sub ordo (Hall, 1961).
Somatik ciliation biasanya lengkap. Namun, permukaan dorsal mungkin jarang bersilia dalam
beberapa famili dan menunjukkan penurunan lebih luas dari rekonsiliasi dalam kasus luar
biasa. Peristome, biasanya memanjang dan cukup sempit, menuju daerah mulut dari membran
sepanjang dinding kiri. Selain itu, membran yang bergelombang sering meluas untuk
beberapa jarak di sepanjang tepi kanan.
Meskipun membran pada mulut berkembang dengan baik, terdapat pengurangan yang
ditandai dengan rekonsiliasi somatik dan bidang peristomial, sekitar daerah mulut meluas,
bebas dari silia. Membran yang bergelombang terletak di tepi kanan area mulut dalam genus
tertentu.
Kelompok ini, kadang-kadang ditempatkan dalam Oligotrichina, termasuk parasit dari rumen
dan usus herbivora. Rekonsiliasi mungkin terbatas pada daerah mulut atau tiga, mungkin
salah satu atau lebih pita tambahan atau kelompok membran.
Bagian samping dimampatkan, siliata berbentuk baji dengan kulit tipis kaku dihiasi dengan
rusuk yang membujur. Tubuhnya jarang memiliki silia, dan peristome merupakan kantong
yang berisi delapan membran pada daerah mulut.
BAB III
KESIMPULAN
Karakterisasi morfologi Filum Ciliophora yang paling utama, yakni memiliki silia
pada beberapa tahap dalam siklus hidupnya. Silia membungkus seluruh tubuh organisme
hingga batas area peristomial. Silia terdapat di permukaan sel yang memiliki bentuk
menyerupai rambut. Ciliophora memiliki dua jenis nukles, yakni makronukleus dan
mikronukleus. Filum ini dibedakan dua kelas, yaitu Ciliatea dan Suctorea. Pada Ciliatea, silia
ada pada sebagian besar tahap dari siklus hidup, sedangkan dalam Kelas Suctorea memiliki
tahap non-ciliated pada tahap dewasa serta memiliki tentakel khusus yang berfungsi mencari
makan. Ciliophora merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan pada bermacam-
macam habitat, khususnya di perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.