Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB 2

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN

Kerangka Konseptual Akuntansi berfungsi sebagai dasar untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi dan
pelaporan. Kerangka ini dibuat oleh FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan), FASB menghabiskan
banyak waktu dan tenaga pada proyek ini. Dewan melihat kerangka konseptual sebagai " konstitusi, sebuah
sistem yang menyatu antara tujuan dan dasar yang saling berkaitan."

Kerangka Konseptual Untuk Pelaporan


Keuangan

Kerangka Konseptual Tingkat Pertama: Tingkat Kedua: Tingkat Ketiga:


Konsep Pengakuan,
Secara Obyektif Konsep Dasar Pengukuran, dan
Pengungkapan

Membutuhkan Karakteristik
Kualitatif Asusmsi Dasar
Pengembangan
Elemen Dasar Prinsip Dasar
Ikhtisar
Kendala
Ringkasan dari struktur

Ringkasan
Level 1 : Tujuan-tujuan Pelaporan Keuangan

FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari
pelaporan keuangan. Untuk menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa
pertanyaan dasar yang kemudian disimpulkan oleh FASB bahwa tujuan dari pelaporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang :
Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit.
Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.
Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (aset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta
perubahan dari sumber daya dan klaim tersebut.
Kemudian FASB berusaha untuk menggambarkan karakteristik-karakteristik yang membuat
informasi akuntansi berguna.
Level 2 : Karakteristik-karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Praktik akuntansi yang dipilih seharusnya adalah praktik yang memberikan informasi keuangan
berguna paling banyak untuk membuat sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna, informasi harus
memiliki karakteristik-karakteristik kualitatif berikut :
Relevansi (Relevanve)
Informasi akuntansi harus relevan, jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi
yang relevan memiliki nilai prediktif (predictive value)/nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai
prediktif (predictive value) yang dapat membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian di masa
depan, sedangkan nilai umpan balik (feedback value) mampu menguatkan atau memperbaiki
ekspetasi sebelumnya. Selain itu, informasi akuntansi memiliki relevansi jika dianggap tepat waktu
(timely) artinya informasi tersebut harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan.
Dapat Diandalkan (Reliability)
Keandalan atau reliabilitas informasi berarti informasi itu terbebas dari kesalahan dan bias. Agar
dapat diandalkan, informasi akuntansi harus dapat diverifikasi atau dapat membuktikan bahwa
informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias. Lalu, merupakan penyajian yang jujur atas apa
yang seharusnya: Informasi ersebut harus berdasarkan fakta yang ada. Terakhir, informasi harus
netral artinya informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan sesuai keinginan
sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas yang lainnya.
Dapat Dibandingkan (Comparability)
Informasi akuntansi tentang perusahaan berguna ketika dapat dibandingkan dengan informasi
keuangan tentang perusahaan lainnya. Perbandingan/komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-
perusahaan yang berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Satu-satunya
kebutuhan akuntansi adalah setiap perusahaan harus mengungkapkan metode-metode akuntansi yan
digunakan. Dari pengungkapan tersebut, pengguna dapat menentukan apakah informasi keuangan
dapat dibandingkan.
Konsistensi (Consistency)
Berarti sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama
dari tahun ke tahun. Jika suatu perusahaan memilih metode FIFO sebagai metode biaya persediaan
pada tahun pertama beroperasi, maka diharapkan perusahaan akan menggunakan metode FIFO pada
tahun-tahun berikutnya.
Elemen-elemen Laporan Keuangan
Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi yang
menggambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada
seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement).
Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan
beban. Oleh karena itu, elemen-elemen ini sangat penting karena harus dibatasi dengan tepat dan
diterapkan secara Universal.
Level 3 : Panduan-panduan Pengoperasian
Para akuntan yang berpraktik harus memecahkan maslah-masalah praktikna, dibutuhkan bantuan
yang lebih rinci. Pada kerangkaa konseptual, FASB mengakui kebutuhan akan panduan
pengoperasikan yang dikelompokkan menjadi tiga panduan yang telah dibuat dengan baik dan
diterima dalam akuntansi, yaitu :
Asumsi (assumption), merupakan dasar dari proses akuntansi.
Prinsip (principle), merupakan aturan khusus yang mengindikasikan bagaimana kejadian-kejadian
ekonomi harus dilaporkan dalam proses akuntansi.
Kendala (constraint), merupakan proses akuntansi yang memungkinkan penyimpangan prinsip-
prinsip tersebut di bawah kondisi-kondisi tertentu

Istilah laporan keuangan dalam PSAK No 1?


Menurut PSAK No. 1, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,catatan atas laporan keuangan,
dan laporan posisi keuangan pada awal periode. Laporankeuangan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan untuk menjamin para pemakailaporan keuangan bahwa laporan keuangan tersebut telah
disusun sesuai dengan standarakuntansi keuangan. Para pemakai laporan keuangan tersebut meliputi
investor,karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah
dan masyarakat.Tujuan PSAK No. 1 adalah untuk memastikan penyajianinformasi yangdapatdi
perbandingkan dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dandengan
menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun berdasarkan atas
kelangsungan hidup usaha, jika manajemen tidak bermaksud untukmelikuidasi atau menghentikan
perdagangan. Suatu entitas menyusun laporankeuangannya, kecuali untuk informasi arus kas.
Laporan Posisi Keuangan / Neraca
Laporan posisi keuangan atau neraca adalah suatu daftar yang menunjukan posisi keuangan, yaitu
komposisi dan jumlah asset, liabilitas, dan ekuitas darisuatu entitas tertentu pada suatu tanggal
tertentu. Entitas biasanya menyajikanlaporan posisi keuangan dengan memisahkan asset lancer dan
liabilitas lancerdari asset tidak lancer dan liabilitas tidak lancar.
1. Laporan Laba-Rugi Komprehensif
PSAK No. 1 memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yaitu laporanyang memberikan
informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada jumlah ekuitas entitas yang
bukan berasal daritransaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya setoran
modal atau pembagian dividen laba rugi komprehensif tediri atas :

a. Laba Rugi.

b. Pendapatan Komprehensif Lain.

2. Laporan Perubahan Ekuitas


Untuk suatu entitas usaha berbentuk badan hokum perseroan terbatas (PT), laba yang ditahan
dan tidak dibagikan sebagai dividen disajikan dalam neraca sebagai bagian dari ekuitas.
3. Laporan Arus Kas
Infomasi kas dan setara kas serta arus penerimaan dan pengunaan dana kas dan setara kas
adalah informasi yang sangat penting dan penggunaan dana kas dan setara kas adalah informasi yang
sangat penting dan berguna untuk di laporkankepada pada pemangku kepentingan. Penyusunan arus
kas dapat dilakukan berdasarkan metode langsung maupun metode tidak langsung.
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi
terpisah, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan naratif atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan
informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuh criteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan
Kerangka konsepsual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan
dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang
menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-
kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun
kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan,
pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam
menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kerangka konsepsual diperlukan untuk:
Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang akan datang
(dasarnya sama)
Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat dipecahkan
dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan
keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan
keuangan perusahaan.
Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada
Konsep-Konsep Kerangka Kerja Konseptual
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa
kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
a. Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1. Relevansi

Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan.
Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan
yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang
relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi
dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value)
yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus
disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan.
2. Keandalan.
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari
kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai
yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan
dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
3. Keberdayaujian (verifiability).
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar
pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus
diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi
tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang
digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.

4. Kenetralan (neutrality).
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena
itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
5. Kejujuran penyajian (representational faithfulness).
Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang
disampaikan.

b. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan
(comparability) dan konsistensi (consistency).
1. Keberdayabandingan.
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan
yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran
tertentu.
2. Konsistensi.
Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan
perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke
periode.
Level 1 : Tujuan-tujuan Pelaporan Keuangan
FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari
pelaporan keuangan. Untuk menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa
pertanyaan dasar yang kemudian disimpulkan oleh FASB bahwa tujuan dari pelaporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang :
Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit.
Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.
Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (aset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta
perubahan dari sumber daya dan klaim tersebut.
Kemudian FASB berusaha untuk menggambarkan karakteristik-karakteristik yang membuat
informasi akuntansi berguna.

Level 2 : Karakteristik-karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi


Praktik akuntansi yang dipilih seharusnya adalah praktik yang memberikan informasi
keuangan berguna paling banyak untuk membuat sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna,
informasi harus memiliki karakteristik-karakteristik kualitatif berikut :
Relevansi (Relevanve)
Informasi akuntansi harus relevan, jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi
yang relevan memiliki nilai prediktif (predictive value)/nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai
prediktif (predictive value) yang dapat membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian di masa
depan, sedangkan nilai umpan balik (feedback value) mampu menguatkan atau memperbaiki
ekspetasi sebelumnya. Selain itu, informasi akuntansi memiliki relevansi jika dianggap tepat waktu
(timely) artinya informasi tersebut harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan.
Dapat Diandalkan (Reliability)
Keandalan atau reliabilitas informasi berarti informasi itu terbebas dari kesalahan dan bias. Agar
dapat diandalkan, informasi akuntansi harus dapat diverifikasi atau dapat membuktikan bahwa
informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias. Lalu, merupakan penyajian yang jujur atas apa
yang seharusnya: Informasi ersebut harus berdasarkan fakta yang ada. Terakhir, informasi harus
netral artinya informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan sesuai keinginan
sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas yang lainnya.
Dapat Dibandingkan (Comparability)
Informasi akuntansi tentang perusahaan berguna ketika dapat dibandingkan dengan informasi
keuangan tentang perusahaan lainnya. Perbandingan/komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-
perusahaan yang berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Satu-satunya
kebutuhan akuntansi adalah setiap perusahaan harus mengungkapkan metode-metode akuntansi yan
digunakan. Dari pengungkapan tersebut, pengguna dapat menentukan apakah informasi keuangan
dapat dibandingkan.
Konsistensi (Consistency)
Berarti sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama
dari tahun ke tahun. Jika suatu perusahaan memilih metode FIFO sebagai metode biaya persediaan
pada tahun pertama beroperasi, maka diharapkan perusahaan akan menggunakan metode FIFO pada
tahun-tahun berikutnya.
Elemen-elemen Laporan Keuangan
Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi yang
menggambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada
seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement).
Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan
beban. Oleh karena itu, elemen-elemen ini sangat penting karena harus dibatasi dengan tepat dan
diterapkan secara Universal.
Level 3 : Panduan-panduan Pengoperasian
Para akuntan yang berpraktik harus memecahkan maslah-masalah praktikna, dibutuhkan bantuan
yang lebih rinci. Pada kerangkaa konseptual, FASB mengakui kebutuhan akan panduan
pengoperasikan yang dikelompokkan menjadi tiga panduan yang telah dibuat dengan baik dan
diterima dalam akuntansi, yaitu :
Asumsi (assumption), merupakan dasar dari proses akuntansi.
Prinsip (principle), merupakan aturan khusus yang mengindikasikan bagaimana kejadian-kejadian
ekonomi harus dilaporkan dalam proses akuntansi.
Kendala (constraint), merupakan proses akuntansi yang memungkinkan penyimpangan prinsip-
prinsip tersebut di bawah kondisi-kondisi tertentu.
A. Kerangka Kerja Konseptual (Conceptual Framework)
kerangka konseptual menetapkan konsep yang mendasari pelaporan keuangan. kerangka
konseptual adalah sistem yang koheren konsep yang terdiri dari tujuan. dengan tujuan
mengidentifikasi pelaporan keuangan, konsep lain memberikan arahan mengenai identifikasi
batas-batas pelaporan keuangan, memilih transaksi, peristiwa lain, dan keadaan diwakili,
bagaimana mereka harus diakui dan diukur, dan bagaimana mereka harus dirangkum dan
dilaporkan.

Kebutuhan akan kerangka konseptual


tnpoiKUkugajlr-efs
Manfaat membuat kerangka kerja konseptual. Pertama, Agar manfaat, maka penetapan
standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan
fundamental. Kedua masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika
mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.1

Ilustrasi Kerangka Kerja Konseptual untuk Pelaporan Keuangan

Konsep-konsep Pengakuan dan pengukuran

Ilustrasi diatas merupakan tinjauan atas kerangka kerja konseptual pada level pertama, tujuan
(objectives) mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi serta merupakan bagian inti dari
kerangka kerja konseptual. Pada tingkat kedua disajikan karakteristik kualitatif (qualitative
characteristic) yang membuat siklus informasi akuntansi berguna dan unsur-unsur (elements) laporan
keuangan. Pada tingkat yang ketiga disajikan konsep-konsep pengukuran dan pengakuan
(measurement and recognition concept) yang akan digunakan dalam menetapkan dan
mengaplikasikan standar-standar akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala
yang menjelaskan lingkungan pelaporan berjalan.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual
Baik IASB (International Accounting Standarts Board) dan FASB (Financial Accounting
Standarts Board) memiliki kerangka konseptual. kerangka konseptual FASB dijelaskan dalam
dokumen, "kerangka kerja untuk persiapan dan Penyajian laporan keuangan," Kerangka kerja
konseptual FASB dikembangkan dalam serangkaian pernyataan konsep, yang umumnya disebut
sebagai kerangka konseptual. IASB dan FASB sekarang bekerja pada sebuah proyek bersama untuk
mengembangkan kerangka konseptual umum baik yang memberikan dasar yang kuat untuk
mengembangkan standar akuntansi di masa depan. kerangka tersebut sangat penting untuk memenuhi
tujuan mengembangkan standar yang berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan terkonvergensi
internasional, dan yang mengarah pada pelaporan keuangan yang menyediakan informasi investor
harus membuat keputusan yang sehat dan efektif.
B. Tingkat Pertama : Tujuan Dasar
Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan
informasi:
Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;
untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;
dan
tentang sumberdaya ekonomi, klaim terhadap sumberdaya tersebut, dan perubahan
didalamnya;2
Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi tentang menilai prospek
arah arus kas yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Hal yang
mendasari tujuan ini adalah konsep bahwa pemakai membutuhkan pengetahuan yang memadai
tentang persoalan bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi tang terkandung dalam
laporan keuangan.
C. Tingkat Kedua : Konsep Fundamental
Dalam tingkat kedua, terdapat tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif
dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan.

Karakteristik Kualitatif Dari Informasi Akuntansi


Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta
format penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang menyediakan informasi yang
paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan. IASB (international accounting Standars
Board) mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi membedakan informasi
yang lebih baik dengan informasi yang inferior (kurang berguna) bagi tujuan pelaporan keuangan,
selain itu, IASB juga telah mengidentifikasi kendala-kendala (biaya-manfaat dan materialitas)
sebagai bagian dari kerangka kinerja konseptual.

Kualitas Fundamental : Relevansi


Relevansi adalah salahsatu kualitas fundamental untuk membuat informasi akuntansi berguna
untuk pengambilan keputusan. Agar menjadi relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat
perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut
dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil.
Hirarki Kualitas Akuntansi
Pengambil Keputusan dan
Pemakai Informasi
Karakteristiknya
akuntansi

Kendala
Biaya < manfaat Materialitas

Kriteria pervasif Kegunaan Keputusan

Kualitas fundamental Relevansi Ketepatan

Kandungan Predictive Feed- Kelengkap Netralita Bebas


Kualitas value back value an s dari
kesalahan
fundamental

Komparability Daya- Uji Ketepatan Kemampuan


Waktu pemahaman
Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari
nilai masa lalu, sekarang dan masa depan; yaitu, memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga
membantu pemakai menjastifikasi atau mengkoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu,
memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi harus memiliki nilai prediktif atau nilai umpan-
balik, dan harus disajikan tepat waktu.3
Kualitas fundamental : Ketepatan Penyajian
Ketepatan penyajian (representational faithfulness) berarti bahwa angka-angka dan penjelasan
dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi. Yaitu, angka-angka dan
penjelasan akuntansi sesuai dengan sumber daya atau kejadian yang diklaim oleh angka-angka serta
penjelasan tersebut. Jika laba-rugi General Motor melaporkan penjualan sebesar $ 150 miliar
sementara penjualan sebenarnya hanya $ 138,3 miliar, maka laporan laba-rugi tersebut dikatakan
tidak disajikan secara tepat.
Kelengkapan (completness). Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan
tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi. (Zaki Baridwan, 2004 : 7)
Netralitas (Neutrality). Netralitas berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan
sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias. Informasi
harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai.4
Free from Error. Sebuah informasi harus bebas dari kesalahan. Informasi yang akurat sangat
diperlukan untuk penyajian informasi. Bagaimanapun ketepatan penyajian informasi tidak bebas dari
kesalahan, karena dalam laporan keuangan melibatkan banyak jenis estmasi keputusan manajemen.5
Kualitas Peningkatan
Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika
telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas akan memungkinkan pemakai
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan rill dalam fenomena ekonomi karena perbedaan rill dan
persamaan tersebut tidak dikaburkan oleh pemakaian metode akuntansi yang tidak dapat
diperbandingkan. Selain itu konsistensi, apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi
yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka entitas tersebut
dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. perusahaan dapat mengganti satu metode
dengan metode lainnya, tetapi penggantian tersebut dibatasi oleh situasi dimana perusahaan harus
dapat menunjukan bahwa metode yang baru lebih baik daripada metode sebelumnya.
Kesimpulannya, laporan akuntansi untuk tahun tertentu akan lebih berguna jika dapat
diperbandingkan dengan laporan perusahaan lain dari tahun yang sama dan dengan laporan keuangan
periode sebelumnya dari perusahaan sebelumnya.
Daya uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur independen,dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama,mendapatkan hasil yang serupa. Informasi harus dapat diuji kebenarannya.
Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh,
keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam
pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah
berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan
taksiran umur ekonomis.
Ketepatan waktu (timeliness) adalah ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia
kepada pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.6
memiliki informasi yang relevan tersedia lebih cepat dapat meningkatkan kapasitasnya untuk
mempengaruhi keputusan, dan kurangnya ketepatan waktu dapat menghambat penggunaan informasi.
Dapat dipahami (understandability). Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan
mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai informasi di asumsikan mempunyai
pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan wajar. (Zaki Baridwan, 2004: 7)
Unsur-unsur dasar Laporan keuangan.
Unsur pembentuk laporan keuangan yaitu,
1) Aktiva
2) Kewajiban
3) Ekuitas
4) Pendapatan
5) Beban
Keterangan :
1. Aktiva
Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh
sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
2. Kewajiban
Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan
sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan.
3. Ekuitas
Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam
sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.

4. Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (atau
kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan
jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
5. Beban
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau
kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan
jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.

D. Tingkat Ketiga : Konsep Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan


Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan
bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem
akuntansi.
Asumsi-Asumsi Dasar
- Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) berarti aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi
dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan
dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya. Konsep entitas
tidak selalu mengacu pada entitas legal. Perusahaan induk dan anak perusahaannya merupakan
entitas legal yang terpisah, tetapi penggabungan aktivitas-aktivitas maerka untuk tujuan akuntansi
dan pelaporan tidak melanggar asumsi entitas ekonomi.
- Asumsi Kelangsungan Hidup
Sebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi kelangsungan hidup (going concern
assumption) yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.

- Asumsi Unit Moneter


Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan
merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Asumsi ini menyiratkan
bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan tentang peubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Unit moneter
adalah unit yang relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami, dan berguna.
- Asumsi Periodisitas
Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam periode
waktu artifisial. Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara bulanan,
kuartalan, dan tahunan.
- Asumsi Pencatatan Akrual
Perusahaan menyusun laporan keuangan dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual.
Akrual akuntansi dasar berarti bahwa transaksi yang mengubah laporan keuangan perusahaan
dicatat pada periode di mana acara tersebut terjadi. Misalnya, dengan menggunakan basis
akrual berarti bahwa perusahaan mengakui pendapatan apabila kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran yang dapat diandalkan
adalah mungkin (prinsip pengakuan pendapatan). Hal ini dipertegas bentuknya pengakuan
berdasarkan penerimaan kas. Seperti-bijaksana, dengan dasar akrual, perusahaan mengakui
beban pada saat terjadinya (prinsip pengakuan beban) bukan saat dibayar. Sebuah alternatif
untuk basis akrual adalah basis kas. Dalam kas akuntansi dasar, perusahaan mencatat
pendapatan hanya ketika kas diterima. Mereka mencatat pengeluaran hanya ketika kas
dibayarkan.
Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip Pengukuran
saat ini memiliki sistem campuran-atribut di mana salah satu dari dua prinsip pengukuran yang
digunakan. kedua prinsip adalah prinsip-prinsip biaya dan prinsip-prinsip nilai wajar. pemilihan
prinsip umumnya mencerminkan trade-off antara relevansi dan ketepatan.
Prinsip biaya. IFRS (international financial reporting standard) mewajibkan sebagian besar
aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Hal ini disebut
dengan prinsip biaya historis . biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian
yang lainnya : yaitu, dapat diandalkan. Dewasa ini kita memiliki sistem atribut-campuran yang
membolehkan biaya historis, nilai wajar, yang terendah antara biaya atau harga pasar, dan dasar
penilaian lainnya.
Prinsip nilai wajar. Nilai wajar didefinisikan sebagai "jumlah dimana suatu aset dapat
dipertukarkan, kewajiban diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan,
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk transaksi lengan panjang". Oleh karena itu
nilai wajar adalah ukuran berbasis pasar. IFRS telah semakin menyerukan penggunaan pengukuran
nilai wajar dalam laporan keuangan. ini sering disebut sebagai prinsip-prinsip nilai wajar. Informasi
nilai wajar mungkin lebih berguna daripada biaya historis untuk beberapa jenis aktiva dan
kewajiban di industri tertentu.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle )
Pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang
dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk
mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekiuvalennya yang diterima dari transaksi
penjualan dengan pihak yang bebas. Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang
luas, di mana di dalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aktiva
dan lain-lain.
Pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada saat ada
kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi
ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timbul beberapa ketentuan lain
mengenai saat untuk mengakui pendapatan. Pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada
saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat produksi dan pada saat kas diterima.
Prinsip Pengakuan Beban (expense recognition principle)
Biaya didefinisikan sebagai arus keluar atau lainnya aset atau menimbulkan kewajiban
selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang dan / atau jasa yang diberikan.
itu kemudian bahwa pengakuan beban yang berkaitan dengan perubahan bersih aktiva dan
pendapatan produktif. dalam prakteknya, pendekatan untuk mengakui biaya tersebut "biarkan biaya
mengikuti pendapatan." pendekatan ini adalah prinsip pengakuan beban. Untuk menggambarkan,
perusahaan mengakui beban bukan ketika mereka membayar upah atau membuat produk tapi ketika
pekerjaan (layanan) atau produk benar-benar memberikan kontribusi untuk pendapatan.

Prinsip Pengungkapan Penuh (full Disclosure Principle)


Dalam memutuskan informasi apa yang akan dilaporkan, praktek yang umum adalah
menyediakan informasi yang mencukupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pemakai.
Prinsip ini sering disebut prinsip pengungkapan penuh, mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi
yang dimasukan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade-off
ini terjadi antara 1) kebutuhan untuk mengungkapkan secara cukup terinci hal-hal yang akan
mempengaruhi keputusan pemakai, dengan 2) kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar
informasi dapat dipahami. Disamping itu, penyusunan laporan keuangan juga memperhitungkan
biaya pembuatan dan penggunaan laporan keuangan. Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus
kas, dan investasi dapat ditemui dalam salah satu tempat berikut: 1) dalam bagian utama laporan
keuangan, 2) catatan atas laporan keuangan, atau 3) informasi suplementer.
Kendala (Constraints)
Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi
berguna, dua kendala yang dominan harus diperhitungkan biaya dan materialitas.
Kendala biaya
Seringkali, pemakai mengasumsikan bahwa informasi adalah komoditas bebas biaya. Namun para
pembuat dan penyedia informasi akuntansi mengetahui bahwa hal itu salah. Karena itu, ada
hubungan biaya-manfaat yang harus diperhitungkan: biaya penyediaan informasi harus ditimbang
terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian informasi itu.
Analisis biaya-manfaat sulit dilakukan karena biaya dan terutama manfaatnya tidak selalu nyata
dan dapat diukur. Manfaat yang diperoleh oleh pembuat laporan keuangan (dalam hal pengendalian
manajemen dan akses terhadap modal yang besar) dan pemakai laporan keuangan (dalam hal alokasi
sumber daya, penilaian pajak, dan regulasi tarif pajak). Namun manfaat secara umum lebih sulit
dikuantifikasi dibandingkan biaya.
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakaian
informasi itu. Badan-badan pembuat standar dan badan-badan pemerintah kini menggunakan analisis
biaya-manfaat sebelum menetapkan persyaratan informasional. Dalam rangka menjustifikasi
penerbitan suatu standar pengukuran dan pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapat dari
standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan.

Kendala Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi
atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Singkatnya, suatu item harus membuat
perbedaan atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Jadi aspek yang terlibat di sini adalah ukuran dan
kepentingan relatif.

Вам также может понравиться