Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kerangka Konseptual Akuntansi berfungsi sebagai dasar untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi dan
pelaporan. Kerangka ini dibuat oleh FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan), FASB menghabiskan
banyak waktu dan tenaga pada proyek ini. Dewan melihat kerangka konseptual sebagai " konstitusi, sebuah
sistem yang menyatu antara tujuan dan dasar yang saling berkaitan."
Membutuhkan Karakteristik
Kualitatif Asusmsi Dasar
Pengembangan
Elemen Dasar Prinsip Dasar
Ikhtisar
Kendala
Ringkasan dari struktur
Ringkasan
Level 1 : Tujuan-tujuan Pelaporan Keuangan
FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari
pelaporan keuangan. Untuk menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa
pertanyaan dasar yang kemudian disimpulkan oleh FASB bahwa tujuan dari pelaporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang :
Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit.
Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.
Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (aset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta
perubahan dari sumber daya dan klaim tersebut.
Kemudian FASB berusaha untuk menggambarkan karakteristik-karakteristik yang membuat
informasi akuntansi berguna.
Level 2 : Karakteristik-karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Praktik akuntansi yang dipilih seharusnya adalah praktik yang memberikan informasi keuangan
berguna paling banyak untuk membuat sebuah keputusan. Untuk menjadi berguna, informasi harus
memiliki karakteristik-karakteristik kualitatif berikut :
Relevansi (Relevanve)
Informasi akuntansi harus relevan, jika dapat membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi
yang relevan memiliki nilai prediktif (predictive value)/nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai
prediktif (predictive value) yang dapat membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian di masa
depan, sedangkan nilai umpan balik (feedback value) mampu menguatkan atau memperbaiki
ekspetasi sebelumnya. Selain itu, informasi akuntansi memiliki relevansi jika dianggap tepat waktu
(timely) artinya informasi tersebut harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan.
Dapat Diandalkan (Reliability)
Keandalan atau reliabilitas informasi berarti informasi itu terbebas dari kesalahan dan bias. Agar
dapat diandalkan, informasi akuntansi harus dapat diverifikasi atau dapat membuktikan bahwa
informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias. Lalu, merupakan penyajian yang jujur atas apa
yang seharusnya: Informasi ersebut harus berdasarkan fakta yang ada. Terakhir, informasi harus
netral artinya informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan sesuai keinginan
sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas yang lainnya.
Dapat Dibandingkan (Comparability)
Informasi akuntansi tentang perusahaan berguna ketika dapat dibandingkan dengan informasi
keuangan tentang perusahaan lainnya. Perbandingan/komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-
perusahaan yang berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama. Satu-satunya
kebutuhan akuntansi adalah setiap perusahaan harus mengungkapkan metode-metode akuntansi yan
digunakan. Dari pengungkapan tersebut, pengguna dapat menentukan apakah informasi keuangan
dapat dibandingkan.
Konsistensi (Consistency)
Berarti sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama
dari tahun ke tahun. Jika suatu perusahaan memilih metode FIFO sebagai metode biaya persediaan
pada tahun pertama beroperasi, maka diharapkan perusahaan akan menggunakan metode FIFO pada
tahun-tahun berikutnya.
Elemen-elemen Laporan Keuangan
Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi yang
menggambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada
seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement).
Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan
beban. Oleh karena itu, elemen-elemen ini sangat penting karena harus dibatasi dengan tepat dan
diterapkan secara Universal.
Level 3 : Panduan-panduan Pengoperasian
Para akuntan yang berpraktik harus memecahkan maslah-masalah praktikna, dibutuhkan bantuan
yang lebih rinci. Pada kerangkaa konseptual, FASB mengakui kebutuhan akan panduan
pengoperasikan yang dikelompokkan menjadi tiga panduan yang telah dibuat dengan baik dan
diterima dalam akuntansi, yaitu :
Asumsi (assumption), merupakan dasar dari proses akuntansi.
Prinsip (principle), merupakan aturan khusus yang mengindikasikan bagaimana kejadian-kejadian
ekonomi harus dilaporkan dalam proses akuntansi.
Kendala (constraint), merupakan proses akuntansi yang memungkinkan penyimpangan prinsip-
prinsip tersebut di bawah kondisi-kondisi tertentu
a. Laba Rugi.
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan.
Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan
yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang
relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi
dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value)
yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus
disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan.
2. Keandalan.
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari
kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai
yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan
dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
3. Keberdayaujian (verifiability).
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar
pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus
diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi
tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang
digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.
4. Kenetralan (neutrality).
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena
itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
5. Kejujuran penyajian (representational faithfulness).
Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang
disampaikan.
b. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan
(comparability) dan konsistensi (consistency).
1. Keberdayabandingan.
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan
yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran
tertentu.
2. Konsistensi.
Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan
perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke
periode.
Level 1 : Tujuan-tujuan Pelaporan Keuangan
FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari
pelaporan keuangan. Untuk menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa
pertanyaan dasar yang kemudian disimpulkan oleh FASB bahwa tujuan dari pelaporan keuangan
adalah untuk menyediakan informasi yang :
Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit.
Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.
Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (aset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta
perubahan dari sumber daya dan klaim tersebut.
Kemudian FASB berusaha untuk menggambarkan karakteristik-karakteristik yang membuat
informasi akuntansi berguna.
Ilustrasi diatas merupakan tinjauan atas kerangka kerja konseptual pada level pertama, tujuan
(objectives) mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi serta merupakan bagian inti dari
kerangka kerja konseptual. Pada tingkat kedua disajikan karakteristik kualitatif (qualitative
characteristic) yang membuat siklus informasi akuntansi berguna dan unsur-unsur (elements) laporan
keuangan. Pada tingkat yang ketiga disajikan konsep-konsep pengukuran dan pengakuan
(measurement and recognition concept) yang akan digunakan dalam menetapkan dan
mengaplikasikan standar-standar akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala
yang menjelaskan lingkungan pelaporan berjalan.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual
Baik IASB (International Accounting Standarts Board) dan FASB (Financial Accounting
Standarts Board) memiliki kerangka konseptual. kerangka konseptual FASB dijelaskan dalam
dokumen, "kerangka kerja untuk persiapan dan Penyajian laporan keuangan," Kerangka kerja
konseptual FASB dikembangkan dalam serangkaian pernyataan konsep, yang umumnya disebut
sebagai kerangka konseptual. IASB dan FASB sekarang bekerja pada sebuah proyek bersama untuk
mengembangkan kerangka konseptual umum baik yang memberikan dasar yang kuat untuk
mengembangkan standar akuntansi di masa depan. kerangka tersebut sangat penting untuk memenuhi
tujuan mengembangkan standar yang berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan terkonvergensi
internasional, dan yang mengarah pada pelaporan keuangan yang menyediakan informasi investor
harus membuat keputusan yang sehat dan efektif.
B. Tingkat Pertama : Tujuan Dasar
Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan
informasi:
Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;
untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;
dan
tentang sumberdaya ekonomi, klaim terhadap sumberdaya tersebut, dan perubahan
didalamnya;2
Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi tentang menilai prospek
arah arus kas yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Hal yang
mendasari tujuan ini adalah konsep bahwa pemakai membutuhkan pengetahuan yang memadai
tentang persoalan bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi tang terkandung dalam
laporan keuangan.
C. Tingkat Kedua : Konsep Fundamental
Dalam tingkat kedua, terdapat tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif
dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan.
Kendala
Biaya < manfaat Materialitas
4. Pendapatan
Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (atau
kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan
jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
5. Beban
Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau
kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan
jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
Kendala Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi
atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Singkatnya, suatu item harus membuat
perbedaan atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Jadi aspek yang terlibat di sini adalah ukuran dan
kepentingan relatif.