Вы находитесь на странице: 1из 11

Ide Bisnis

Suatu ide usaha/bisnis yang bagus adalah penting, atau bahkan merupakan
persyaratan untuk usaha/bisnis yang sukses. Namun demikian ide bisnis yang bagus biasanya
tidak langsung datang kepada pengusaha, tetapi merupakan hasil dari kerja keras dan upaya
dari pengusaha untuk membangkitkan, mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang.
Ide usaha (bisnis) adalah respon seseorang, banyak orang, atau suatu organisasi untuk
memecahkan masalah yang teridentifikasi atau untuk memenuhi kebutuhan di suatu
lingkungan (pasar, masyarakat), (Overton, 2002). Mencari sebuah ide bisnis yang bagus
adalah langkah awal untuk mengubah keinginan dan kreatifitas pengusaha menjdi peluang
usaha/bisnis.
Ada dua hal penting yang harus dicatat dalam suatu ide bisnis bagus tersebut:
1. Walaupun merupakan persyarat, ide bisnis hanyalah suatu alat
2. Suatu ide diubah menjadi peluang bisnis yang menguntungkan
Dengan kata lain, tanpa mengurangi arti pentingnya, sebuah ide hanyalah alat yang
harus dikembangkan, dan diubah menjadi peluang usaha/bisnis yang menguntungkan.

Sumber-Sumber Ide Bisnis


Overton (2002) menyatakan bahwa ide bisnis dapat diperoleh dari berbagai sumber
berikut ini :
a. Hobi/Minat
Hobi adalah aktivitas favorit di waktu luang atau pekejaan. Banyak orang, dalam
melakukan hobi atau minat, berhasil mendirikan bisnis. Sebagai contoh, jika Anda
menyukai bermain dengan komputer, memasak, musik, perjalanan, olahraga, atau
pertunjukkan, Anda dapat mengembangkannya menjadi sebuah bisnis. Misalnya, jika
Anda menikmati perjalanan, pertunjukkan dan/atau memberikan pelayan, Anda bisa
memasuki bidang pariwisata, dimana ini merupakan salah satu industri terbesar di
dunia.

b. Keterampilan dan Pengalaman Pribadi


Lebih dari separuh ide bisnis yang sukses berasal dari pengalaman bekerja di kantor/
tempat kerja. Sebagai contoh, seorang mekanik yang mempunyai pengalaman bekerja
di bengkel besar yang akhirnya membuka bisnis reparasi mobil atau bisnis berjualan
mobil bekas. Jadi, latarbelakang pengusaha memainkan peranan penting dalam
keputusan untuk memasuki bisnis selain jenis usaha bisnis yang akan mereka
ciptakan. Ketrampilan dan pengalaman Anda merupakan sumber yang paling penting,
tidak hanya untuk menghasilkan ide tetapi juga untuk mendapat keuntungan.

c. Waralaba
Waralaba adalah pengaturan dimana produsen atau distributor tunggal dari suatu merk
dagang, produk atau jasa memberi hak eksklusif untuk distribusi lokal kepada
pengencer mandiri/bebas sebagai ganti dari pamembayaran royalty dan pemenuhan
prosedur operasi standar. Bisnis waralaba dapat mengambil beberapa bentuk, tetapi
satu bentuk menarik adalah jenis yang menawarkan nama, citra, cara untuk
melakukan bisnis dan prosedur operasional bisnis.

d. Media Massa
Media massa merupakan sumber informasi, ide bahkan peluang yang besar. Surat
kabar, majalah, televisi, dan dewasa ini internet, adalah contoh dari media massa.
Misalnya, jika Anda benar-benar memperhatikan, di iklan komersial pada surat kabar
atau majalah Anda mungkin terdapat informasi mengenai bisnis yang dijual. Satu cara
untuk menjadi pengusaha adalah untuk merespon tawaran seperti itu.

e. Pameran
Jalan lain untuk menemukan ide dari suatu bisnis adalah dengan menghadiri pameran
dan pameran perdagangan. Pameran ini biasanya diiklankan di radio atau disurat
kabar. Dengan menghadiri pameran secara teratur, Anda tidak hanya menemukan
produk dan jasa baru, tetapi Anda juga bisa bertemu dengan para penjual, pabrik,
pedagang grosir, distributor, dan pelaku bisnis waralaba. Mereka merupakan sumber
ide dan informasi bisnis yang bagus dan membantu kita untuk memulai suatu bisnis.
Beberapa dari mereka mungkin pula mencari seseorang seperti Anda.

f. Survei
Inti dari suatu ide bisnis baru seharusnya adalah pelanggan. Kebutuhan dan keinginan
dari pelanggan, alasan pemilihan produk atau jasa oleh pelanggan, dapat kita pastikan
melalui suatu survey. Survei dapat kita lakukan secara formal atau tidak formal
melalui percakapan dengan orang-orang dengan menggunakan kuisioner, wawancara
atau melalui observasi.
g. Keluhan
Keluahan dan kekecewaan dari pelanggan telah banyak menghasilkan produk dan jasa
baru. Bilamana pemakai atau pelanggan mengeluh tentang produk atau jasa, Anda
mempunyai potensi untuk menghasilkan ide bisnis. Ide bisa berupa mendirikan
perusahaan tandingan yang menghasilkan produk atau jasa yang lebih baik, atau
membuat produk atau jasa yang bisa dijual ke perusahaan tersebut atau perusahaan
lain.

h. Brainstorming
Brainstorming adalah suatu teknik pemecahan masalah yang kreatif selain untuk
menghasilkan ide. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin ide. Hal
ini biasanya mulai dengan suatu pertanyaan atau pernyataan masalah. Sebagai contoh,
Anda dapat bertanya Produk dan jasa apa sekarang dibutuhkan di rumah tetapi belum
tersedia. Setiap ide dapat menghasilkan suatu tambahan ide atau lebih, yang
jumlahnya akan lumayan banyak. Ketika Anda mengunakan metode ini, harus
mengikuti empat aturan berikut :
1). Jangan mengkritik atau menghakimi ide orang lain
2). Berikan ide dilontarkan secara bebas dan ide yang tampaknya liar dan tidak
masuk akal agar diterima baik.
3). Kuantitas diharapkan semakin banyak ide, semakin baik
4). Gabungkan dan kembangkan ide-ide dari oprang lain.
Selanjutnya semua ide walaupun tidak logis atau tidak masuk akal harus dicatat.

Konsep Usaha
Menurut Gary Hamel (1994), untuk menjadi revolusioner industri atau dapat
membuat aturan permainan baru di era sulit atau era revolusi harus menciptakan konsep
bisnis beserta komponen-komponennya. Suatu konsep bisnis di era sulit terdiri dari empat
komponen utama, yaitu strategi inti (Core Strategy), sumber daya strategis (Strategic
Resources), perantara pelanggan (Customer Interface) dan jaringan nilai (Value Network).
Empat komponen utama tersebut dikaitkan oleh tiga komponen jembatan.
Antara komponen strategi inti dan sumberdaya strategis dikaitkan oleh komponen
konfigurasi aktivitas (Configuration of Activities). Komponen manfaat bagi pelanggan
(Customer Benefits) mengaitkan strategi inti dan perantara pelanggan. Sedangkan komponen
batasan perusahaan (Company Boundaries) menjadi jembatan antara sumberdaya strategis
dengan jaringan nilai. Dalam model bisnis di era sulit tersebut mencakup empat elemen
penentu potensi profit yang terdiri dari efisiensi, keunikan, kecocokan dan pendorong
keuntungan.
Komponen pertama dari konsep bisnis ini adalah strategi inti (Core Strategy), yang
merupakan inti dari bagaimana suatu perusahaan memilih cara untuk berkompetisi. Unsur-
unsur dari strategi inti tersebut meliputi visi dan misi bisnis, cakupan produk / pasar dan basis
diferensiasi. Visi bisnis merupakan apa yang diinginkan perusahaan yang bersifat ideal dan
misi bisnis merupakan operasionalisasi dari visi bisnis. Visi dan misi bisnis ini akan
mengarah pada pernyataan nilai, kehendak strategi, tujuan dan sasaran yang besar, banyak
dan berani serta semua sasaran kinerja. Visi dan misi bisnis ini untuk memberi arah dan
seperangkat kriteria untuk mengukur kemajuan yang dicapai. Visi yang dilandasi modal
spiritual terbukti dapat melabungkan perusahaan. Merck Pharmaceutical mempunyai visi
bahwa perusahaan ini eksis karena menyediakan obat-obatan bagi yang membutuhkannya,
sehingga menggerakkan bagian riset untuk bekerja optimal.
Komponen kedua dari suatu konsep bisnis di era sulit adalah sumberdaya strategis
(Strategic Resources), yang terdiri dari kompetensi inti, aset-aset strategis dan proses inti.
Sumberdaya strategis bersifat spesifik dan unik yang dapat mengubah secara dramatis
sumberdaya kompetisi menjadi sumber inovasi konsep bisnis.
Kompetensi ini merupakan sesuatu keunggulan yang dimiliki perusahaan dan mampu
memberikan ketrampilan dan kemampuan yang unik. Misalnya Amazon.com, mempunyai
sebuah paten teknologi One-Click dan mempunyai merek yang sangat kuat merupakan di
antara kualitas kompetensi intinya. Tetapi sesungguhnya kompetensi inti dari Amazon.com
adalah pengalaman yang diciptakan untuk pelanggannya yaitu nyaman berbisnis dengan
Amazon.com. Mengapa nyaman? Karena mudah (One-Click), membuat orang
mempersepsikan bahwa mereka berbisnis dan menjual serta membeli produk dengan yang
mempunyai merek telah dikenal.
Komponen ketiga perantara pelanggan (Customer Interface) yang mempunyai empat
elemen, yaitu dukungan dan pemenuhan, informasi yang mendalam, dinamikan hubungan
dan struktur harga. Harley Davidson merupakan perusahaan yang mampu membangun
hubungan sejati dengan pelanggannya.
Sedangkan komponen keempat dari model bisnis adalah jaringan nilai yang
mengelilingi perusahaan dan yang memperkuat dan melengkapi sumberdaya yang dimiliki
perusahaan. Cisco dan Nokia menggunakan jaringan pemasok mereka sebagai cara untuk
mengurangi modal kerja dan meningkatkan fleksibilitas secara dramatis.

Business Coaching
Jonathan Passmore dalam bukunya Excellence in Coaching, menyampaikan bahwa
inti dari coaching adalah memberdayakan orang dengan cara memfasilitasi pembelajaran diri,
pertumbuhan pribadi, dan perbaikan kinerja.
Kita menggunakan istilah coach untuk orang yang melakukan proses coaching.
Istilah coachee diberikan pada orang yang duduk di dalam sesi bersama coach (orang yang
dibantu). Sedangkan istilah klien diberikan pada orang yang memesan coaching dan
membayar biayanya. Kadang kala coachee dan klien adalah orang yang sama, tetapi dalam
kondisi organisasi biasanya mereka adalah orang yang berbeda.
Ada dua komponen dalam sesi coaching, yaitu : proses dan isi (Passmore, 2010).
Coach bertanggung jawab atas proses, yaitu sebagai pengatur waktu dan memastikan bahwa
coachee menentukan tujuan, strategi dan tindakan yang jelas. Coach juga harus menjaga
kepercayaan coachee dan menjaga coachee untuk selalu fokus pada tujuannya. Sedangkan
coachee bertanggung jawab atas isi, yaitu : memilih bidang coaching, menentukan tujuan
yang spesifik, strategi, dan tindakan yang akan dilaksanakan. Selain itu, ia juga bertanggung
jawab untuk menentukan batas waktu dilakukannya tindakan yang telah disepakati. Dengan
demikian, coachee bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil coaching. Coachee menjadi
penentu atas sukses atau tidaknya proses coaching.

Profiting
Menurut Bradley J. Sugars (2005) ada tiga hal yang mampu mengoptimalkan
keuntungan usaha dari customer:
1. Menaikkan angka repeat order;
2. Menaikkan rata-rata pembelian tiap kunjungan;
3. Menaikkan margin.
Repeat order adalah segala upaya yang dilakukan untuk membuat pelanggan semakin
sering berbelanja ke tempat kita. Menaikkan rata-rata pembelian adalah upaya agar pelanggan
yang tadinya belanja sebesar Rp 100.000,- tiap kunjungan, meningkat menjadi Rp 200.000,-
tiap kunjungan, bahkan lebih. Menaikan margin adalah upaya menaikkan nilai dan harga jual,
serta menekan biaya produksi dengan cara menaikan produktifitas dan menekan pengeluaran.
Di tahap profiting, promosi tetap jangan berhenti. Bedanya dengan tahap starting, promosi
profiting lebih difokuskan ke pelanggan yang sudah ada.

Systemmizing
Menurut Robert Kiyosaki (2005) ada tiga jenis sistem yang membuat kita bisa
mendapatkan passive income:
1. Sistem tradisional adalah dimana Anda mengembangkan sistem Anda sendiri. Untuk
mengembangkan sistem bisnis sendiri kita harus mempunyai pembimbing.
Pembimbing adalah seseorang yang sudah melakukan apa yang Anda ingin lakukan
dan berhasil dalam melakukannya.
2. Bisnis waralaba. Cara lain mempelajari sistem adalah dengan membeli sebuah usaha
waralaba. Dengan membelinya Anda sudah membeli sebuah sistem yang sudah
berjalan, sudah dicoba serta sudah terbukti.
3. Pemasaran jaringan. Pemasaran jaringan disebut juga sebagai Multilevel atau
Sistem Distribusi Langsung. Dimana Anda membeli dan menjadi bagian sebuah
sistem yang sudah ada.

Expanding
Apabila perusahaan tetap ingin hidup dalam dunia usaha, mereka harus mampu
bersaing, untuk menjadi lebih besar (Spekman, 2004). Bila perusahaan menjadi lebih besar
tanpa membeli perusahaan lain, hal inilah yang disebut dengan ekspansi. Manfaat utama
ekspansi yaitu menggunakan sumber daya yang lebih efisien.
Spekman menyatakan alasan-alasan suatu perusahaan melakukan ekspansi terbagi
menjadi dua, yaitu :
1. Alasan ekonomis, bisa berupa untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi
bersaing perusahaan, untuk meningkatkan atau mempertahankan keuntungan.
2. Alasan pribadi atau psikologis, yaitu mendapatkan kekuasaan atau prestise.
Ekspansi terbagi dua yaitu :
a. Ekspansi usaha (business expansion), dilakukan oleh perusahaan tanpa merubah
stuktur modalnya. Perusahaan tidak menambah alat-alat produksi tahan lama,
tetapi hanya menambah aktiva lancarnya saja.
b. Ekspansi financial (financial expansion), dilakukan oleh perusahaan dengan
menambah alat produksi tahan lama, mendirikan pabrik baru, membeli
perusahaan lain, dsb, sehingga akan merubah struktur modalnya karena
melakukan dana jangka panjang.

MENYUSUN PROPOSAL RENCANA USAHA


Kerangka Perencanaan Usaha
Perencanaan usaha pada umumnya memuat pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
1. Nama perusahaan
Pemilihan nama perusahaan harus dipikir baik-baik karena berdampak jangka
panjang. Pemberian nama harus berorientasi ke depan, tidak hanya pada faktor-faktor
yang kekinian.
2. Lokasi
Lokasi terbagi atas lokasi perusahaan, lokasi pertokoan, dan lokasi pabrik/industri.
Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu :
a. backward linkage/pertalian ke belakang, yaitu bagaimana sumber daya
(resources) yang akan digunakan. Termasuk dalam hal ini adalah bahan baku,
tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat setempat.
b. forward linkage/pertalian ke depan, yaitu daerah pemasaran hasil produksi.
Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi.
3. Komoditi yang akan diusahakan
Menurut Wasty Soetomo, 1992 : 224 (dalam Buchari Alma, 2006 : 202), pemilihan
komoditi yang akan diusahakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenisjenis hasil usaha tertentu,
baik berupa barang-barang ataupun jasa.
b. Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barang-barang atau
jasa tertentu.
c. Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang kita kerjakan.
d. Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan orang lain
dalam mengembangkan suatu bidang usaha yang sama.
4. Konsumen yang dituju
Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika jenis
usaha yang dijalankan berbentuk industri tentu jangkauan konsumen yang dituju lebih
jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan.
5. Pasar yang akan dimasuki
Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan perusahaannya
sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market challenger),
pengikut pasar (market follower), atau perelung pasar (market nicher).
6. Partner yang akan diajak kerjasama
Partnership adalah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untuk
menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Walaupun persekutuan ini banyak
dilakukan dalam bidang usaha yang mencari laba, tetapi ada juga persekutuan yang
dibentuk tidak untuk mencari laba. Bentuk partnership dapat mengatasi beberapa
kelemahan yang terdapat pada bentuk usaha perseorangan. Ada dua macam
partnership yaitu:
a. General partnership Dalam bentuk ini semua anggota ikut secara aktif
mengoperasikan bisnis dan sama-sama bertanggungjawab, termasuk
tanggungjawab yang tidak terbatas terhadap utang-utang bisnis.
b. Limited partnership Bentuk ini, memiliki anggota sekurang-kurangnya satu orang
yang bertanggung jawab tidak terbatas dan anggota lainnya bertanggung jawab
terbatas.
7. Personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
Pilihlah seseorang untuk menjalankan perusahaan karena kejujurannya.
8. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
Pada umumnya seseorang pada saat mau mendirikan usaha jumlah modal yang
tersedia untuk membuka usaha sangat minim. Modal utama adalah semangat dan
kejujuran. Jika modal yang dimiliki pengusaha awal sangat kecil dapat dilakukan
kerjasama dengan partner, yang masing-masing menyetorkan modalnya. Semua
sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus
tetap dicari sampai memenuhi/mencukupi untuk membuka usaha yang masih baru.
9. Peralatan perusahaan yang perlu disediakan
Peralatan yang perlu disediakan adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Peralatan
usaha pertokoan, akan berbeda dengan usaha kerajinan dan industri. Untuk pertama
kali membuka usaha, pikirkan peralatan yang sangat diperlukan. Peralatan yang tidak
begitu diperlukan peggunaannya sebaiknya tidak dibeli terlebih dahulu, sebab akan
mengganggu uang kas. Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam menyediakan
peralatan yaitu ekonomis dan prestise.
10. Penyebaran promosi
Sebagai suatu usaha baru, tentu belum dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab itu harus
direncanakan apakah usaha ini perlu diperkenalkan/dipromosikan atau tidak. Jika akan
dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat/media mempromosikan,
keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah akan menonjolkan harga murah,
kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya.
Bentuk Formal Perencanaan Usaha/Business Plan
1. Halaman depan
2. Daftar isi
3. Rangkuman eksekutif
4. Penjelasan tentang perusahaan
5. Pemasaran
6. Barang dan jasa yang dihasilkan
7. Usaha meningkatkan penjualan
8. Permodalan
9. Apendix

Isi Business Plan secara Sederhana


1. Latar Belakang
Pada bagian ini berisi latar belakang pendirian perusahaan, keadaan persaingan, masih
terbuka peluang usaha, fasilitas yang dimiliki dan prospek usaha dimasa yang akan
datang.
2. Identitas Pemilik
Bagian ini dicantumkan nama pemilik tempat dan tanggal lahir, alamat rumah dan
telepon, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, kursus-kursus yang
pernah diikuti pengalaman kerja.
3. Data Perusahaan
Bagian ini berisi nama perusahaan, alamat kantor dan nomor telepon, bidang usaha,
bentuk badan usaha, bank, mulai berdiri, susunan pengurus.
4. Aspek Produksi
Bagian ini berisi jenis dan jumlah mesin yag digunakan, kapasitas produksi, jumlah
produksi rata-rata perbulan, sumber bahan baku. Jika untuk pertokoan maka jelaskan
jenis barang yang dijual, sumber barang, cara pembelian.
5. Aspek Pemasaran
Bagian ini dijelaskan sistem distribusi, sistem pembayaran dari pembeli, konsumen
sasaran, wilayah pemasaran, penguasaan pasar, segmentasi pasar, keuntungan rata-rata
dari penjualan.
6. Aspek Keuangan
Di sini dicantumkan kebutuhan uang rata-rata perbulan untuk bahan baku, bahan
penolong, upah gaji, biaya umum, ATK, bunga, pajak dan lain-lain. Jika untuk usaha
baru cantumkan modal investasi untuk bangunan, sewa kontrak tempat, pembelian
mesin dan perlengkapan. Untuk keperluan modal kerja dijelaskan kebutuhan modal
tiap minggu atau tiap bulan. Kemudian dilampirkan neraca perusahaan yang
menggambarkan rincian jumlah aktiva dan pasivanya. Selanjutnya dijelaskan pula
laporan rugi laba dengan mencantumkan jumlah hasil penjualan, harga pokok, harga
pembelian, biaya-biaya yang dikeluarkan, bunga bank, pajak dan sebagainya.
Selanjutnya jika perusahaan mengajukan kredit ke bank maka bank akan meminta
berbagai keterangan lainnya. Segala persyaratan yang diminta oleh bank jika kurang
jelas dapat menanyakan kebagian customer service bank yang bersangkutan. Biasanya
diminta proyeksi cash flow per bulan yang menjelaskan aliran kas masuk yang berasal
dari penjualan tunai, penerimaan piutang, kredit dari bank dan sebagainya. Aliran kas
keluar mencantumkan berbagai pengeluaran uang untuk pembelian bahan baku, bahan
penolong, upah gaji, biaya umum dan sebagainya. Kemudian diminta pula rencana
pengembalian pinjaman yang mencantumkan jumlah pinjaman, jangka waktu
pinjaman, tingkat bunga pinjaman serta jumlah cicilan setiap bulan. Sehingga
pinjaman tersebut lunas sampai jangka waktu yang telah ditetapkan.
Daftar Pustaka

Bradley J. Sugars. 2005. Instant Cashflow. New York: McGraw-Hill Profesional.


Hamel, Gary & C.K Prahalad. 1994. Competing for the Future. USA : Harvard Bussiness
School Press.

Overton, Rodney. 2002. Starting A New Business (Memulai Usaha Baru). Jakarta: Elex
Media Computindo.

Passmore, Jonathan. 2010. Excellence in Coaching. Jakarta: Penerbit PPM.

Kiyosaki Robert T. dan Lechter Sharon L. 2005. Business School. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Spekman, R.E. dan Davis, E.W. (2004). Risky Business: Expanding the Discussion on Risk
and The Extended Enterprise. International Journal of Physical Distribution & Logistics
Management, Vol. 34, No. 5.

Вам также может понравиться