Вы находитесь на странице: 1из 5

PERUBAHAN FISIOLOGI pada USIA LANJUT

PENDAHULUAN
Seperti kita ketahui bahwa perjalanan hidup manusia didunia ini melalui suatu siklus yang
alami, dari mulai tahapan pembuahan, kelahiran, masa balita, anak dewasa, lanjut usia dan diakhiri
dengan kematian
Kemajuan peradaban manusia pada abad ini membawa dampak kehidupan yang sangat luas,
khususnya dibidang tehnologi kedokteran dan kemajuan pelayanan kesehatan.
Secara umum dapat dilihat dengan menurunnya tingkat kematian bayi, menurunnya insidensi penyakit
infeksi dan meningkatnya umur harapan hidup. Perkembangan ini tidak hanya dinegara - negara maju
saja tetapi juga dirasakan dinegara - negara yang sedang berkembang, diperkirakan sekitar tahun
2000 dua pertiga dari 600 juta populasi penduduk usia lanjut diseluruh dunia akan ditemukan
dinegara - negara yang sedang berkembang terutama di Asia (Williams dkk 1986). Dengan demikian
maka jumlah usia lanjut di Indonesia dari tahun ketahun diharapkan akan meningkat, jumlah
penduduk usila di Indonesia akan naik sekitar 94,7 % pada tahun 2000 dibanding dengan jumlah
yang ada pada tahun 1980 (Raharjo). Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia diestimasikan
mencapai 18,5 juta orang ditahun 2020 (Rowe & Katzman 1992; Kompas 1993), secara riil jumlah
ini sudah melebihi dari jumlah penduduk negara Singapore.
Proses menua ditandai dengan perubahan - perubahan anatomis, faali dan biokimiawi pada
tingkat molekuler dan seluler yang terjadi pada seluruh jaringan. Menurut Frederick Verzar proses
menua bukan merupakan penyakit tetapi adanya penurunanan/ berkurangnya kemampuan tubuh atau
penyesuaian diri dalam proses mempertahankan homeostatis tubuh terhadap rangsangan internal
maupun external. Perubahan ini menjadi penyebab atau sangat berkaitan erat dengan penurunan
kondisi fisik secara umum dan meningkatnya kerentanan fisik terhadap penyakit. Walaupun
sebenarnya perubahan ini sudah terjadi sejak usia dewasa namun karena prosesnya secara perlahan -
lahan, maka secara fungsional tidak nampak nyata akhirnya baru terganggu setelah kerusakan sistem
organ sudah cukup luas. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar sistem organ akan
mengalami kerusakan / kehilangan fungsinya secara kasar diperkirakan sekitar 1 % pertahun dimulai
usia 30 tahun (Andreas & Tobin 1977).
Memang tidak bisa dihindari bahwasanya menua adalah suatu proses yang alami, tetapi
bagaimana caranya agar tetap hidup diusia lanjut secara sehat, masih merupakan tantangan baik
individu maupun masyarakat luas. Bagi dunia fisioterapi dengan meningkatnya jumlah penduduk usia
lanjut ini akan dapat lebih membuka kesempatan untuk dapat lebih meningkatkan pelayanan baik dari
segi kualitas dan kuantitas agar secara umum nantinya dapat membantu meningkatkan kualitas hidup
para lanjut usia ini. Dengan sedikit memahami bahwa penuaan selalu diiringi dengan perubahan faali,
kiranya dapat sebagai masukan untuk dapat menyusun rencana implementasi fisioterapi termasuk
beberapa modalitas serta mendesain aktivitas fisik yang adekuat dalam konteks memelihara
(maintain) kebugaran fisik usia lanjut.
Perlu diingat pula kualitas hidup manusia tidak hanya ditinjau dari aspek kesehatan semata,
tetapi juga aspek ekonomis, sosiologis dan psikologis. Dimana para lanjut usia masih merasa dicintai
dan dibutuhkan sebagai tempat meminta nasihat, sehingga secara total mereka merasa hidupnya
masih berguna, walaupun secara fisik mereka sudah melemah.

PERUBAHAN FISIK
Perubahan - perubahan fisik external mudah dilihat seperti kulit keriput, rambut beruban dan
kebotakan, juga bentuk badan yang bongkok. Tinggi badan pada usila lebih kearah memendek,
diikuti dengan penurunan berat badan dan jumlah cairan tubuh.
Komposisi tubuh juga berubah dimana massa tubuh non lemak menjadi berkurang, perbandingan
lemak tubuh total dengan komposisi tubuh secara keseluruhan menjadi 2 X lipat antara umur 25 - 70
tahun. Berat otot menjadi berkurang yang mengakibatkan ketahanan, kekuatan dan volume otot
berkurang pula. Ditinjau dari segi histologis perubahan - perubahan ini ada hubungannya dengan
berkurangnya serabut otot type II, selain itu juga berkurangnya aktivitas enzim otot yang terkait
dengan pasok energi.
PERUBAHAN SEL JARINGAN DAN CAIRAN TUBUH
Salah satu ciri dari ketuaan adalah kulit nampak kendor dan keriput ini disebabkan karena
menghilangnya sebagian dari jaringan subkutan, demikian pula pada sel / jaringan yang lain.
Kehilangan jaringan ini menyebabkan menurunnya berat badan pada usia lanjut. Pada pemeriksaan
mikroskopik menunjukkan bahwa organ tubuh pada manula disamping berkurang jumlah selnya juga
mengandung lebih banyak jaringan ikat yang menggantikan sel fungsional yang hilang.
Para peneliti menemukan bahwa pada proses menua didapati berkurangnya jumlah cairan
intrasel. Hal yang tak kalah penting dan mutlak adalah kelangsungan hidup sel ditentukan pula oleh
susunan cairan yang terdapat disekitar sel - sel tubuh harus dalam batas - batas normal seperti Ph,
suhu dlsb. Disamping itu juga mekanisme tubuh untuk mempertahankan dan mengembalikan susunan
cairan tersebut ke keadaan normal kembali setelah adanya gangguan yang disebut dengan proses
homeostasis, ternyata pada usia lanjut proses ini menjadi berkurang dan lamban.

PERUBAHAN PADA SISTIM MUSKULOSKELETAL


Perubahan pada sistem muskulo skeletal tidak selalu diikuti dengan keluhan, selanjutnya baru
disebut degeneratif apabila akibat perubahan tersebut timbul keluhan baik obyektif maupun subyektif.
Kegiatan fisik pada usia lanjut cenderung menurun yang lambat laun akan menyebabkan immobilisasi,
sebagai konsekwensinya yaitu disuse atrofi yang dapat dikaitkan dengan berkurang/ hilangnya stress
pada sistem muskuloskeletal yang merupakan faktor penting didalam pemeliharaan metabolisme
kalsium yang cukup rumit mekanismenya dalam menunjang kekuatan tulang itu sendiri.
Sistem muskuloskeletal selain sebagai kerangka tubuh juga berfungsi sebagai gudang cadangan
mineral dan tempat pembuatan darah. Sebagai kerangka selain harus stabil juga harus mampu
menunjang / menjamin gerakan sendi sesuai dengan beban dan stabilitas sendi. Adanya penurunan
massa tulang pada usia lanjut berpengaruh langsung terhadap kesemuanya ini. Pusat pergerakan
adalah sendi, sebagai akibat adanya gerakan yang terus menerus dan gesekan maka terjadilah
kerusakan, kerusakan ini akan bertambah parah jika stabilitas sendi makin berkurang. Pada umumnya
perubahan degeneratif nampak pada daerah dimana persendian banyak bergerak dan menerima
tumpuan berat badan seperti pada columna vertebralis cervicalis dan lumbal, serta ekstremitas bawah
terutama lutut dan sendi panggul.
Kapasitas otot rangka meliputi kekuatan, ketahanan otot dan mobilitas persendian rata - rata
menurun 26 % anatara umur 51 - 55 tahun pada wanita. Apapun jenis pekerjaannya antara umur 51 -
55 tahun, penurunan lebih dari 20 %. Tetapi yang khas pada para pria adalah berkurangnya kekuatan
otot - otot fleksi dan ekstensi dari Trunk. Pada umumnya kekuatan motorik menurun pada usia 70
tahun sekitar 60 - 80 % dibandingkan dengan usia 20 tahun. Didapati pula kemunduran dalam
kecepatan menulis, memasang kancing dan memotong pisau sebesar 20 - 45 %.

PERUBAHAN PADA SISTEM SYARAF


Banyak teori yang menjelaskan tentang proses penuaan, salah satunya adalah teori kalsium,
kalsium berperan penting didalam berbagai fungsi dari seluruh sel - sel dalam tubuh termasuk juga
neuron. Perubahan homeostasis kalsium memegang peran utama dalam proses penuaan otak.
Peningkatan jumlah kalsium intrasel diatas batas normal dapat mengganggu fungsi dan bahkan
menyebabkan kematian sel yang disebut sebagai efek neuro toksisitas kalsium (Khachaturian, 1989).
Dijumpai adanya hubungan yang erat antara proses penuaan dengan gangguan homeostasis kalsium
di pembuluh - pembuluh mikro otak, berpengaruh terjadinya area hypoperfusi. Kemunduran fungsi
susunan syaraf parameter yang dipakai adalah kecepatan hantar syaraf, pada syaraf dengan sinaps
yang sedikit penurunan hantar syaraf mengalami penurunan sekitar 10 - 15 % ( misalnya nervus
ulnaris). Tetapi pada sistem syaraf pusat yang merupakan multisinaps, kemundurannya lebih besar
sejalan dengan meningkatnya usia, manifestasinya sebagai berkurangnya daya ingat khususnya pada
hal yang baru saja terjadi.
Kemampuan intelektual pada lanjut usia didapatkan penurunan yang kontinyu dari kecepatan belajar,
kecepatan memproses informasi dan kecepatan bereaksi terhadap stimulus yang sederhana atau yang
kompleks. Pada umumnya usila akan mengalami kesulitan dengan pengembangan konsep - konsep
dan pemikiran yang bersifat abstrak. Para usia lanjut membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk
memasukkan informasi, demikian juga tugas - tugas mengingat / mengambil informasi mengalami
banyak penurunan.
Kecepatan pemrosesan informasi sangat melambat, pada sistem syaraf tepi pelambatan ini karena
perubahan - perubahan organ sensor . Dalam merespon stimuli didapati kelambatan waktu premotor
(waktu diberikan stimulus dan sampai aktivitas motor). Pada sistem syaraf pusat kelambanan ini
banyak disebabkan karena perubahan dalam mekanismenya termasuk intrepretasi input dan
pemrosesan respon. Uniknya walaupun melamban dalam memberikan respon tetapi kemungkinan
besar respon tersebut benar (orang tua lebih bijak ?).
Berat otak berkurang sekitar 10 % pada usia 90 tahun, ruang antara substansi otak dan tulang
kranium menjadi makin longgar. Tanpa disadari setiap hari kita kehilangan 100.000 sel otak,
akibatnya dalam jangka waktu 80 tahun menjadi berkurang sekitar 3 %. Dijumpai adanya
pengurangan neurotransmitter dan enzym tertentu dalam berbagai jalur metabolik. Pengurangan
jumlah sel neuron pada usia 80 tahun sekitar 30 - 50 % pada bagian otak tertentu, sedang pada
batang otak tetap.

PERUBAHAN PADA SISTIM KARDIO VASKULER


Perubahan - perubahan pada sistem kardiovaskuler yang tidak terkait dengan penyakit masih
belum jelas betul, seperti halnya keadaan jantung saat istirahat pada usia lanjut hampir tidak berbeda
dengan usia muda tetapi akan lain halnya jika melakukan aktivitas nampak jauh sekali perbedaannya
karena pengaruh pembebanan.
Peneliti menemukan perubahan - perubahan antara lain menurunnya fungsi kontraksi intrinsik
miokardium yang berupa waktu kontraksi lebih lama seseuai dengan bertambahnya umur.
Berkurangnya respon katekolamin dan meningkatnya refraktori terhadap stimuli listrik, ritme dan
aktivitas elektris jantung yang terkait lainnya menjadi lebih lamban.
Pengisian ventrikel menurun sampai dengan 50 % antara umur 20 - 80 tahun. Tenggang waktu antara
penutupan katup aorta dan pembukaan katup mitralis, waktu relaksassi meningkat dengan
bertambahnya umur.
Denyut jantung maksimum (HR max) berkurang, perubahan kardio vaskuler merupakan salah satu
sebab menurunnya kapasitas fisik.
Suatu hal yang mengejutkan bahwa proses menua secara fisiologis pada arteri dimulai kira -
kira pada umur 10 - 15 tahun, ditandai dengan mulai timbul elevasi fibrous pada arteri elastis maupun
muskular yang isinya adalah collagen dan elastin, kadang disertai foam cells (sel busa). Mungkin pula
merupakan desposisi lemak pada dinding arteri yang tidak di metabolisir oleh smooth muscle cells
(smc).
Pada arteri jenis muskular dengan bertambahnya usia maka intima menebal dan memadat karena
migrasi smc dari tunica media dan akumulasi serat collagen & elastin.
Proses penuaan pada pembuluh darah ini tidak sama, tergantung pada jenis, ukuran dan lokasi arteri -
arteri tersebut, pada arteri otak penuaan baru nampak jelas setelah usia 60 tahun. Peran penting
dalam proses penuaan pembuluh darah dipegang oleh smc dan sel endotheel (s e) yang berfungsi juga
dalam metabolisme dan sekresi substansi organik, sehingga sebetulnya proses ini merebak
ketingkatan seluler dan molekuler. Distensibilitas dan ketaatan dinding pembuluh darah dalam hal
merespon adanya stimulasi simpatik menjadi berkurang.
Sesungguhnya proses penuaan pembuluh darah adalah proses atherosclerosis dengan
kecepatan normal, sedangkan proses atherosclerosis sebagai suatu kelaianan berlangsungnya lebih
cepat terutama karena ada faktor - faktor resiko.

PERUBAHAN PADA SISTEM RESPIRASI

Terjadi perubahan besar dalam sistem respirasi, parameter fungsi paru yang jelas dapat
memperlihatkan kemunduran pada usia lanjut adalah konsumsi oksigen saat melakukan kerja dan
ventilasi volunter maksimal, kemunduran dapat mencapai 60 - 70 % dari umur 30 - 80 tahun.
Didapati pula pembesaran duktus-duktus alveoli,berkurangnya elastisitas paru, berkurangnya luas
permukaan paru, reserve fungsional paru mengecil, bertambahnya volume residual paru yang
meningkat dari 20 % kapasitas total paru pada umur 20 tahun menjadi 35 % pada umur 60 tahun.
Kerangka thorax menjadi kaku karena kalsifikasi articulatio costae dan spinothorakalis. Kekuatan
otot dan ketahanan otot menurun kira - kira padaumur 60 tahun. Terjadi penurunan rata - rata dalam
kapasitas dalam kapasitas vital 26 ml pertahun untuk pria dan 22 ml untuk wanita dari umur 20 - 80
tahun.

PERUBAHAN FUNGSI GINJAL DAN SISTEM IMUN TUBUH

Terjadi kemunduran fungsi ginjal baik dalam pengertian anatomis maupun fungsional, pada
proses penuaan ginjal kehilangan 450.000 - 800.000 nefron, disamping itu juga berkurangnya arus
darah menuju ginjal sampai mencapai 35 % dari umur 35 - 80 tahun sehubungan dengan
berkurangnya curah jantung dan penyempitan pembuluh di ginjal.
Didapati pula kemunduran dalam sistem imun tubuh , dilaporkan bahwa sel limposit pada
umur diatas 40 tahun berkurang kemampuannya dalam memusnahkan sel tumor, dan sel neutrofil
yang berperan dalam mengatasi infeksi akut juga menjadi kurang efektif.

PERUBAHAN PADA SISTEM ENDOKRIN

Suatu hal yang menggembirakan dan diluar dugaan bahwa ternyata pada sebagian pria usia
lanjut yang sehat ternyata produksi hormon - hormon seksnya masih sama dengan yang muda. Bagi
mereka yang masih aktif dalam kegiatan seks pada umur 70 - 90 tahun kadar hormon seks nya lebih
tinggi, jumlah sperma masih sama banyaknya dengan usia muda tetapi jumlah sperma immature
meningkat.
stress hormon yang diproduksi oleh kelenjar anak ginjal berkurang pada usia lanjut, dengan
demikian maka para lanjut usia kurang mampu menghadapi keadaan stress karena stress hormon
yang berperan penting dalam reaksi menghadapi stress berkurang.

PENUTUP

Perubahan - perubahan fisiologis pada usia lanjut tidak hanya yang bersifat external saja
seperti bongkok, botak, pelupa dan lamban bereaksi tetapi yang paling penting secara menyeluruh
kapasitas fisik fungsionalnya sudah mengalami penurunan. Penurunan kapasitas fisik baik dalam arti
sebenarnya maupun dalam kaitan aktivitas fisik pada setiap individu berbeda dan juga tiap organ
individu penurunannya juga berbeda. Dengan menggeluti secara langsung pada para usia lanjut ini
akan dapat menemu kenali karakteristik perubahan fisiologis pada setiap individu.
Selanjutnya sebagai fisioterapis dengan segala intervensi modalitas yang ada dapat mendesain
,mengaplikasikan, dan mengevaluasi baik secara klasikal ataupun secara individu pada kelompok usia
lanjut yang unik dan mengasyikkan.
Sumbang saran dalam makalah ini semoga dapat menggugah semangat juang sejawat semuanya
dalam mengembangkan ilmu, kiat dan kiprah profesi fisioterapi di Indonesia.
Akhirul kata kami sebagai manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan barangkali ada hal
- hal yang kurang berkenan dan kesalahan dalam pengertian dan penulisan kami mohon maaf sebesar-
besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan Made dkk, Gizi dan Kesehatan Manula, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta, 1988
Doewes Muchsin, Penuaan dan Kapasitas Kerja, WHO Study Group, EGC, Jakarta, 1996
ILUNI FKUI 1961, Penuaan dan Produktivitas, Simposium, FKUI, Jakarta,1994
Lumbantobing S M, Kecerdasan Usia Lanjut dan Dementia, FKUI, Jakarta, 1995
Nathan W. Shock the physiologyof aging, W.H. Freeman and Co, San Fransisco, 1976
Naskah lengkap simposium geriatri, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1988

Вам также может понравиться