Вы находитесь на странице: 1из 6

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X

Yogyakarta, 15 November 2014

DESIGN OF EXPERIMENT (DOE) UNTUK MENDAPATKAN KOMPOSISI TERBAIK


METHANE BERBAHAN SAMPAH PADAT PERKOTAAN.

Agus Mansur1, Agus Taufik2, Dian Janari3


1,2,3
Jurusan Teknik Industri. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta
Email : gus_mansur@uii.ac.id, kerjadian@gamil.com

ABSTRACT
The increasing amount of municipal solid waste (SPP), which is produced by the community, will
decrease the quality of peoples lives. Thus, a solution is required in order to be proceeded as a
beneficial action for the society.Biogas is obtained by degrading organic material such as SPP-trap
by microorganisms in the conditions which is relatively lack of oxygen.However, to get the optimum
biogas, there should be a wide variety of experiments on the mixture ratio of various materials, such
as water, cow dung and other organic waste solids. It is possible; adding the other materials in a
certain condition can improve the scale of success of methane compounds formation. Design Of
Experiment is an alternative statistics approach that can be done to formulate the optimal composition
of the compounds, and it is expected to produce methane which can be a high-quality fuel. Based on
data analysis that has been done, it can be concluded that factors which significantly affect the volume
of the methane gas that is produced from the process are cow dung and wet garbage.T he combination
of optimum factor levels, based on the analysis of Signal to Noise Ratio and value effect of each factor
on the methane gas volume produces the best formulations, which are A1, B2, C2, D1, E2, F1, G2
with composition of 20 grams cow dung, 12 ml of inkoulumus, 12 grams of wet garbage, 5 ml of
distilled water, 82% N2, 20% CO2 gas, and 25 rpm of mortar rounds.
Keywords: DOE, SPP, Optimal.

PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak dan gas, namun berkurangnya cadangan
minyak, penghapusan subsidi menyebabkan harga minyak naik dan kualitas lingkungan menurun
akibat penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber-sumber
energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan menjadi pilihan. Salah satu dari energi
terbarukan adalah biogas, biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya. Kuantitas
sampah padat perkotaan (SPP) di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahun seiring
dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan laju ekonomi yang sangat tinggi. Dengan asumsi setiap
orang membuang 1,5 kg SPP/hari, maka ada sekitar 300 ribu ton SPP yang dibuang oleh seluruh
penduduk Indonesia setiap harinya dimana lebih dari separonya ada di Pulau Jawa. Dari jumlah
tersebut diperkirakan 15% merupakan sampah organik padat (SOP) yang berasal dari kegiatan rumah
tangga, restoran, perhotelan dan aktivitas lain. Pembuangan SOP ke lingkungan tanpa melalui
pengolahan akan menyebabkan pencemaran air dan tanah serta menjadi sumber emisi gas rumah kaca
(greenhouse gases) berupa gas metana. Selain itu, proses pengelolaan sampah dari produsen SPP ke
tempat pembuangan akhir (TPA) membutuhkan biayacukup besar baik itu dari produsen sampah
(rumah tangga, restoran, perhotelan) maupun dari anggaran pemerintah. Pemanfaatan SPP sebagai
bahan baku pembangkitan energi biogas merupakan salah satu solusi efektif dalam mengatasi kedua
permasalahan tersebut.
Teknologi pembangkitan energi biogas dikhususkan untuk pengolahan SOP melalui proses
yang dikenal dengan anaerobic digestion yaitu proses pembusukan (degradation) senyawa organik
menjadi biogas (terdiri atas gas metana dan karbondioksida) serta senyawa organik yang lebih stabil
sebagai pupuk organik. Proses anaerobic digestion untuk memproduksi biogas dari bahan organik
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: (1) substrat yang mengalami fermentasi adalah substrat
ynag baik (Winarno, 1992); (2) suhu pada proses fermentasi anaerob sangat peka terhadap perubahan
suhu. (Wellinger and Lindeberg, 1999) sehingga peningkatan suhu dapat meningkatkan produksi
biogas (Metcalf dan Eddy 2003; NAS 1981; Bitton 1999; Wllinger 1999); (3) pH yang baik digunakan
dalam proses perombakan anaerob adalah pH netral antara 6,6-7,6 (Ikbal et al 2003; Kadarwati 2003;
Reith et al. 2002); (4) Volatile solid (VS) Volatile Solids merupakan bahan makanan untuk proses
hidrolisis dan pembentukan asam secara anaerob (Karki et al. 1994); (5) Total solid adalah padatan
yang diukur berdasarkan jumlah padatan (mg/l) yang tersisa pada pemanasan suhu 103-105C
(Isa.etal.,1980); (6) hydraulic retention time (HRT) HRT adalah lamanya substrat berada dalam
reaktor sebelum keluar sebagai hasil olahan (effluent) (Kida et al. 1990).
B-343
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014

METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah mengetahui kapasitas volume kandungan gas metahene, penelitian dilakukan di
laboratrium Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia. Objek yang ditelliti pada penelitian ini adalah kapasitas
volume gas methane.

Jenis dan Sumber Data


Data primer adalah data penelitian lapangan yang diperoleh dari aktivitas yang dilakukan pada
penelitian sebelumnya. Data primer yang dipakai sebagai variabel respon adalah kapasitas volume kandungan
gas methane, data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik dari buku-buku, literature
penelitian yang berhubungan dengan pembuatan gas berbahan limbah, jurnal, majalah dan data-data lain yang
dapat mendukung penelitian ini.

Bahan dan alat


Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah: sampah organik padatan, inokulum
kotoran sapi, aquadest. Sedangkan alat yang dipakai adalah: blender, furnace, pengaduk magnet, alat-
alat gelas, oven, digester, dan instrumen untuk karakterisasi adsorben.

Proses Eksperimen
Langah-langkah proses eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Campuran sampah yang diambil dari rumah tangga dan restoran dipisahkan komponen non
organiknya kemudian dikecilkan ukurannya sampai berukuran 2 mm.
2. 10ml dan 12 ml inokulum yang telah disiapkan kemudian memasukkan ke dalam botol reaktor.
3. Selanjutnya ditambahkan campuran air, kotoran sapi dan sampah organik padatan dengan
perbandingan sesuai level faktor ke dalam botol dan sambil diaduk untuk membuat campuran
homogen.
4. Melakukan pengamatan suhu dan pH campuran pada botol untuk terus homogen.
5. Botol penampung yang sudah disiapkan ditutup dengan karet sumbat dan dirapatkan dengan lem
kaca silicon.
6. Botol penampung kemudian direndam di dalam air untuk memastikan tidak ada kebocoran pada
karet sumbat.
7. Penambahan volume gas pada botol diukur setiap hari, dimulai 1 x 24 jam sejak botol ditutup.
Pengukuran dilakukan dengan cara menyuntikkan jarum syringe menembus karet sumbat.
8. Melakukan pengamatan perubahan posisi handle syringe menunjukkan penambahan volume gas
dari proses fermentasi.
9. Bekas suntikan jarum ditutup dengan menggunakan lem kaca silicon, dan
10. Merendam botol ke dalam air selama 2 menit (untuk memastikan karet sumbat rapat).
11. Mengambil kapasitas volume gas pada hari ke 30.
12. Melakukan pengulangan empat kali campuran sesuai dengan level faktor.

Identifikasi Variabel Penelitian


Variabel respon yang dipilih adalah volume gas methane.

Metode Pegumpulan Data


Metode yang diperlukan dalam pengumpulan data penelitian melalui. Penelitian lapangan
merupakan usaha pengumpulan data faktual dan informasi secara intensif dan disertai dengan analisis
dan pengujian atas semua data yang dikumpulkan dan penelitian literatur merupakan upaya
mengumpulkan data dengan studi Kepustakaan yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi
yang akan digunakan sebagai referensi sebagai landasan teori, sistematika penulisan, dan kerangka
berfikir alamiah yang diambil dari literatur serta laporan laporan sebelumnya yang mendukung
terhadap penelitian yang dilakukan.

Perancangan Eksperimen
Perancangan eksperimen merupakan penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan
eksperimen. Tahap-tahap yang dilakukan pada perancangan eksperimen adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan karakteristik kualitas produk yang akan diteliti.
2. Identifikasi dan pemilihan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karakteristik kualitas.
B-344
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014

3. Penentuan faktor-faktor kendali dan faktor noise serta penentuan level faktor.
4. Pemilihan matriks Orthogonal untuk faktor kendali (Inner Array) dan faktor tak terkendali (Outter
Array).
5. Penentuan matrik kombinasi (Product Array).

Analisis Hasil Eksperimen


Dalam tahap pengolahan data dilakukan penganalisaan hasil pengujian eksperimen secara
statistik. Prosedur analisis hasil eksperimen dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tahap tahap analisis hasil eksperimen yaitu :
Uji normalitas data, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data pengamatan berdistribusi
normal atau tidak (Ross, 1998). Perhitungan Chi-kuadrat dilakukan dengan rumus.
Oi Ei
k

= i =1
2
Ei
...................(1)

Uji homogenitas variansi, pengujian ini dilakukan untuk menguji homogenitas k buah (k 2) variansi populasi
yang berdistribusi normal adalah dengan uji Bartlett (Peace, 1993).
2 hitung = (ln 10){B (n1 1) log si }
2
...................(2)

1 t 2 t
y i ( y i ) / n
2
S i2 = ...................(3)
n 1 i =1 i =1
2 (ni 1) ...................(4)
B = (log s )
(n 1)S i i
2

...................(5)
s
2
=
(n 1) i

Analisis variansi (ANOVA), analisis variansi pada metode taguchi digunakan sebagai metode statistik untuk
mengintepretasikan data-data hasil percobaan. Analisis varians adalah teknik perhitungan yang memungkinkan
secara kuantitatif mengestimasikan kontribusi dari setiap factor pada semua pengukuran respon (Ross, 1998).

yi =
y i
...................(6)
ni

y =
y
...................(7)
n
ST = y 2 ...................(8)
Sm = n y 2 ...................(9)
2 2
SA = n A1 A1 + n A 2 A2 Sm ...................(10)
Se = ST Sm SA SB SC SD SE SF SG ...................(11)
SA
Mq A = ...................(12)
v fA
Mq
...................(13)
F = Mqe
ratio
S = S (vfA x Mqe) ...................(14)
= (S/ST) x 100 % ...................(15)

Signal to Noise Ratio ( SNR ) hasil eksperimen dan Efek Tiap Faktor, S/N ratio adalah logaritma
dari suatu fungsi kerugian kuadratik dan digunakan untuk mengevaluasi kualitas suatu produk.
Penggunaan S/N ratio untuk mengetahui level faktor mana yang berpengaruh pada hasil eksperimen.
S/N ratio terdiri dari beberapa tipe karakteristik kualitas (Peace, 1993), yaitu:
1. Smaller-the-Better (STB)
Karakteristik kualitas dimana semakin kecil nilainya, maka kualitas semakin baik. Nilai S/N untuk
karakteristik smaller-the-better yaitu:
B-345
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014

1 n 2
S / N _ STB = 10 log Yi ...................(16)
n i=n
2. Larger-the-Better (LTB)
Karakteristik kualitas dimana semakin besar nilainya, maka kualitas semakin baik. Nilai S/N untuk
karakteristik larger-the-better yaitu:
1 n 1
S / N _ LTB = 10 log 2 ...................(17)
n i =n Yi
3. Nominal-the-Better (NTB)
Karakteristik kualitas dimana ditetapkan suatu niali nominal tertentu, jika nialainya mendekati nilai
nominal yang ditetapkan maka kualitas semakin baik. Nilai S/N untuk karakteristik nominal-the-better
yaitu:
2
S / N _ NTB = 10 log 2 ...................(18)

(y )
2
y
2 =
1 ...................(19)
n 1

PEMBAHASAN
Identifikasi dan pemilihan faktor
Faktor-faktor yang dilibatkan dalam eksperimen ini adalah :
4. Kotoran sapi yang digunakan adalah 20gr dan 22gr, faktor level tersebut digunakan untuk melihat seberapa
besar peningkatan volume gas. apabila dibawah 20 gr peningkatan volume tidak terlalu dan apabila diatas
peningkatan volume terlalu jauh.
5. Inkoulumus yang digunakan adalah 10ml dan 12ml, faktor tersebut disesuiakan dengan perbandingan
sampah basah.
6. Sampah basah yang digunakan adalah 10gr dan 12 gr, faktor tersebut disesuaikan dengan kotoran sapi
dengan perbandingan 1:2
7. Aguades yang digunakan adalah 5ml dan 7ml, apabila dibawah 5ml campuran terlalu banyak padatan
sedangkan kalau diatas 7ml campuran terlalu banyak cair.
8. Gas N2 yang digunakan adalah 80% dan 82%, apabila dibawah 80% tekanan gas didalam botol reaksi tidak
vacum sedangkan kalau diatas 82% tidak sesuai dengan kapasitas botol reaksi.
9. Gas Co2 yang digunakan adalah 20% dan 22%, apabila dibawah 20% tekanan gas didalam botol reaksi
tidak vacum sedangkan kalau diatas 22% tidak sesuai dengan kapasitas botol reaksi.
10. Putaran adukan yang digunakan untuk homogen adalah 30 Rpm dan 25 Rpm.

Tabel 1 Faktor-faktor Kendali

No Faktor Level 1 Level 2


1 Kotoran sapi 20gr 22gr
2 Inkoulumus 10ml 12ml
3 Sampah basah 10gr 12gr
4 Aquades 5ml 7ml
5 gas N2 80% 82%
6 gas Co2 20% 22%
7 Putaran adukan 30 Rpm 25Rpm

B-346
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014

Pelaksanaan eksperimen
pelaksanaan eksperimen untuk mencari nilai daya serap air menggunakan L8 untuk inner
array. Data hasil eksperimen ditunjukan oleh tabel dibawah ini :
Tabel 2 Data pengujian daya serap air(mL)

Trial 1 2 3 4 5 6 7 Y1 Y2 Y3 Y4
1 1 1 1 1 1 1 1 14,5 12,5 13,6 10,8
2 1 1 1 2 2 2 2 13,7 13,8 12,9 11,2
3 1 2 2 1 1 2 2 12,5 10,8 12,5 12,1
4 1 2 2 2 2 1 1 13,8 13,8 11,8 12,5
5 2 1 2 1 2 1 2 10,8 10,8 12,3 13,8
6 2 1 2 2 1 2 1 11,7 11,2 11 11,2
7 2 2 1 1 2 2 1 12,5 12,1 12,7 12,1
8 2 2 1 2 1 1 2 12,7 11,8 12,1 13,8

Pengolahan data
1. Uji Normalitas, Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dapat disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal dengan nilai p =0,4 (p>0,05).

2. Uji Homogenitas, Sedangkan uji homogenitas dapat ditarik kesimpulan bahwa data kelompok
memiliki varians yang sama yang ditunjukkan oleh nilai nilai p sebesar 0,194 pada taraf signifikansi
0,05.

3. Analisis Variansi (ANOVA), dari perhitungan di peroleh nilai daya serap air dari faktor A, B, C,
D, E, F dan G masing-masing mempunyai F hitung sebesar 6,74 ; 0,52 ; 5,72 ; 0,24 ; 1,21 ; 1,97 dan
0,00 dan F tabel = 4,26. Dari ketujuh faktor di atas, faktor A dan faktor C mempunyai nilai
F hitung > F tabel
maka Ho ditolak, berarti faktor tersebut berpengaruh terhadap volume gas methane.

4. Signal to Noise Ratio ( SNR ) hasil eksperimen dan Efek Tiap Faktor, berdasarkan analisis Signal
to Noise Ratio dan nilai efek tiap faktor untuk respon volume gas methane diperoleh formulasi
terbaiknya adalah A1,B2,C2,D1,E2,F1,G2. dengan komposisi kotoran sapi 20 gr, inkoulumus 12 mL,
sampah basah 12 gr, aquades 5 ml, gas N2 82%, gas Co2 20% dan putaran adukan 25 Rpm.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan. Faktor-faktor
kendali yang berpengaruh secara signifikan terhadap respon volume gas methane yaitu kotoran sapi
dan sampah basah. Kombinasi level faktor optimum berdasarkan analisis Signal to Noise Ratio dan
nilai efek tiap faktor untuk respon volume gas methane diperoleh formulasi terbaiknya adalah
A1,B2,C2,D1,E2,F1,G2. dengan komposisi kotoran sapi 20 gr, inkoulumus 12 mL, sampah basah 12
gr, aquades 5 ml, gas N2 82%, gas Co2 20% dan putaran adukan 25 Rpm.

DAFTAR PUSTAKA
Bitton, G. (1999). Wastewater Microbiology.2nd ed. Wiley Liss Inc. New York
Deublein, D. and Steinhauser, A, (2008). Biogas from Waste and Renewable Resource,
Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA ,Weinheim.
Ikbal, Tang, Y., Fujimura, Y., Shigematsu, T., Morimura, S., and Kida, K. (2003). The affecting
factors for optimization of mesophilic aceticlastic methanogenesis. J. Water Treatment
Biology, 39, 189-197
Isa, Z., Yong, W. M and Singh, M. M. (1980). Manual of Laboratory Methodes for Chemical
Analysis of RubberEfluent. Kuala Lumpur, Rubber Research Institude of Malaysia.
Kadarwati, Sri, (2003). Studi Pembuatan Biogas dari Kotoran Kuda dan Sampah Organik Skala
Laboratorium. Publikasi P3TEK Vol. 2, No.1
Karki, A. B., Gautam, K. M. and Karki,A. (1994). Biogas for Sustainable Development in Nepal.
Paper presented at Second International Conference on Science ant Technology for Poverty

B-347
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 November 2014

Alleviation organized by Royal Nepal Academy for Science and Technology (RONAST),
Kathmandu, Nepal.
Kida, K., Morimura, S., Sonoda, Y., Obe M., and Kondo, T. (1990). Support media for microbial
adhesion in an anaerobic fluidized-bed reactor. J. Ferment. Bioeng. 69, 354~359
Metcalf & Eddy Inc., (1991). Wastewater Engineering Treatment, Disposal, Reuse (3rd Ed).
McGraw-Hill International Edition
National Academy of Sciences (NAS) (1981). Methane generation from human, animal, and
agricultural wastes. Second edition. National Academy of Sciences, Washington, D.C.
131p.
Peace, G. S. (1993). Taguchi Methods . Addison - Wesley Publishing Company.
Ross, P.J.(1998). Taguchi Techniques For Quality Engineering. McGraw-Hill,Inc., New York.
Reith, J.H., H. den Uil, H. van Veen, W.T.A.M. de Laat, Niessen, J.J., de Jong, E., Elbersen, H.W.,
Weusthuis, R., van Dijken, J.P. and Raamsdonk, L. (2002). Co-production of bio-
ethanol, electricity and heat from biomass residues. Proceedings Proceeding sof the 12th
European Conference on Biomass for Energy, Industry and Climate Protection, Amsterdam,
The Netherlands. pp. 1118 - 1123.
Wellinger A, & A. Lindeberg (1999). Biogas upgrading and utilization. IEA Bioenergy Task 24:
energy from biological conversion of organik wastes
Winarno, F.G., (1992). Kimia Pangan dan Nutrisi. Penerbit PT Gramedia Jakarta.

B-348

Вам также может понравиться