Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(Laporan)
Oleh :
Kelompok : VII
BAB I
PENDAHULUAN
Kekeruhan dalam air buangan disebabkan adanya zat tersuspensi, seperti lempung,
lumpur zat organik dan zat-zat halus lainnya. Kekeruhan merupakan sifat optis dari
suatu larutan yaitu hamburan dan absorpsi cahaya yang melaluinya.
Pengolahan air buangan yang dilakukan dengan proses koagulasi dan flokulasi
bertujuan untuk memisahkan polutan koloid tersuspensi dari dalam air dengan
memperbesar ukuran partikel-partikel padat yang terkandung didalamnya. Pada proses
koagulasi ditambahkan sejenis bahan kimia kedalam air buangan dengan sifat-sifat
tertentu yang disebut koagulan. Umumnya koagulan tersebut adalah tawas, namun dapat
pula garam Fe (III), atau suatu polielektrolit organis. Selain pembubuhan koagulan
diperlukan pengadukan sampai flok-flok ini terbentuk dari partikel-partikel kecil dan
koloid yang bertumbukan dan akhirnya mengendap bersama-sama.
Untuk menentukan dosis yang optimal koagulan dan nilai-nilai parameter seperti pH,
jenis koagulan yang digunakan dalam proses flokulasi dilakukan JARTEST. Jartest
merupakan model sederhana proses flokulasi.
PRINSIP JARTEST
Suatu larutan koloid yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid dapat dianggap
stabil bila :
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek
(beberapa jam).
2. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang
lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan elektrostatis antara
partikel satu dengan yang lainnya.
REAKSI
pH optimum untuk proses koagulasi dengan tawas adalah 6,5 sampai 8,5 , untuk itu jika
pH air yang akan dilakukan koagulasi tidak berada didaerah optimum perlu dilakukan
penyesuaian baik dengan cara penaikan atau penurunan sehingga berada pada daerah
optimum.
Jenis koagulan lain yang biasa digunakan adalah : PAC, TOPAC, FeCl3 dan FeSO4
on/off pengaduk
6 pengaduk
1
3. Mengisi 2
masing-masing 3
gelas 4
kimia tersebut 5 600 mL 6sampel air
dengan
selokan, tempatkan di unit jartest.
4. Tambahkan larutan Tawas dengan konsentrasi 0,2% dengan dosis yang
bervariasi yaitu 6 mL, 8 mL, 10 mL, 12 mL, 14 mL, 16 mL, dan lakukan
pengadukan cepat pada 100 rpm selama 1 menit.
5. Tambahkan Aquaclear 0,1 % dengan dosis 10 mL dan lakukan dengan
pengadukan lambat pada 60 rpm selama 10 menit.
6. Menuangkan sampel yang telah diaduk ke dalam kerucut inhoff yang telah
disediakan secara bersamaan dan biarkan selama 1 jam.
7. Mengukur tinggi endapan dari masing-masing kerucut serta mengukur
kekeruhan sampel pada setiap kerucut.
8. Membuat grafik hubungan dosis koagulan terhadap pH dan kekeruhan.
9. Menentukan dosis optimum koagulan.