HARYO ARBIYANTO Kelas/No : EM-B /141150360 Mata kuliah : PENGANGGARAN BISNIS Dosen : SUDARMAN, DRS, MM.
ANGGARAN BAHAN BAKU
Pengertian Anggaran Bahan Baku
Anggaran bahan baku merupakan semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan mentah yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses produksi selama periode yang akan datang. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku. Kedua, memperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Bahan mentah merupakan bahan mentah yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi dapat dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung dan bahan mentah tak langsung. Bahan mentah langusng adalah semua bahan yang merupakan bagian yang tampak dalam barang jadi yang dihasilkan dan mempunyai proporsi yang besar dalam barang jadi. Sedangkan, bahan mentahtak langsung adalah bahan mentah yang ikut berperan dalam proses produksi tetai tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.
Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Tujuan utama penyusunan anggaran bahan baku yaitu untuk menjaga kelancaran produksi dan bahan baku yang merupakan komponen utama dari suatu produk. Penyusunan anggaran bahan baku langsung dapat dirinci sebagai berikut: Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung Sebagai dasar penentuan harga pokok produksi Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung Dalam penyusunan anggaran bahan baku langsung terdapat empat sub anggaran bahan baku langsung yang terdiri dari sebagai berikut: 1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. 2. Anggaran Pembelian Bahan Baku Perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang serta mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan barang mentah. 3. Anggaran Persediaan Bahan Baku Jumlah bahan baku yang dibeli tidak harus sama dengan jumlah bahan baku yang dibutuhkan. Anggaran ini merupakan perencanaan terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan. 4. Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan dalam Produksi Sebagian disimpan sebagai persediaan, dan sebagian digunakan dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dalam satuan uang.
Aplikasi Teknik Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Aplikasi teknik penyusunan anggaran bahan baku terbagi dalam empat sub anggaran bahan baku langsung yang terdiri sebagai berikut: 1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku dan Aplikasi Teknik Penyusunannya Informasi yang harus tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung meliputi: a. Jenis produk jadi yang dihasilkan b. Jenis bahan baku yang dipergunakan c. Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi d. Standar penggunaan bahan baku e. Waktu penggunaan bahan baku langsung f. Kuantitas barang jadi 2. Anggaran Pembelian Bahan Baku dan Aplikasi Teknik Penyusunannya Menentukan berapa jumlah bahan baku yang akan dibeli dan berapa nilai pembelian tersebut. Besar kecilnya anggaran pembelian material akan tergantung pada: a. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Semakin besar kebutuhan bahan baku akan menyebabkan anggaran pembelian bahan baku semakin besar. b. Tingkat Persediaan Bahan Baku Persediaan bahan baku sering dipersiapkan untuk berjaga jika kebutuhan bahan baku tidak sesuai dengan yang direncanakan: Persediaan awal bahan baku, merupakan sisa bahan baku yang tidak terpakai pada periode yang lalu. Semakin besar jumlah bahan persediaan awalnya, jumlah pembelian bahan baku semakin kecil. Persediaan akhir material, besarnya persediaan akhir bahan baku ditentukan atau diprediksi dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, persediaan akhir ditentukan sebesar kebutuhan produksi satu bulan. Semakin besar persediaan akhir, maka jumlah bahan baku yang dibeli semakin besar begitu juga sebaliknya. c. Harga per Satuan Bahan Baku Besar kecilnya harga persatuan bahan baku akan menyebabkan anggaran pembelian bahan baku mengikuti harga per satuan yang ditetapkan pada kondisi dan situasi yang berbeda: Harga per satuan sama, harga bahan baku per satuan akan sama jika dalam satu periode bahan baku tersebut dibeli sekaligus. Harga per satuan berbeda, bila bahan baku yang diperlukan dibeli dalam beberapa kali pembelian, maka harga bahan baku per satuan dimungkinkan berbeda. Hal yang dipikirkan perusahaan selain besarnya kebutuhan, juga besarnya jumlah bahan baku setiapkali dilakukan pembelian, yang menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mngakibatkan kekurangan bahan baku. Untuk melakukan pembelian yang paling ekonomis dengan analisis EOQ perlu mempertimbangkan dua jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu: 1) Biaya pemesanan Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesananbahan baku. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pemesanan, semakin tinggi pula biaya pemesanannya. 2) Biaya penyimpanan Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang telah dibeli. 3. Anggaran Persediaan Bahan Baku dan Aplikasi Teknik Penyusunannya Tujuannya adalah untuk mengendalikan tingkat persediaan bahan baku langsung yang terdapat dalam gudang, sehingga dapat diketahui penggunaan bahan baku langsung yang masih tersisa sebagai persediaan sesuai dengan rencana semula. Faktor yang mempengaruhi tingkat persediaan bahanbaku langsung antara lain sebagai berikut: a. Volume produksi selama satu periode b. Volume minimal bahan baku langsung c. Besarnya pembelian yang ekonomis d. Taksiran perubahan harga beli bahan baku diwaktu yang akan datang e. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung f. Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak 4. Anggaran Biaya Bahan Baku dan Aplikasi Teknik Penyusunannya Tidak semua bahan baku yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu: a. Perlu adanya persediaan akhir bahan baku, yang akan menjadi persediaan awal bahan baku periode berikutnya. b. Perlu adanya persediaan besi bahan baku agarkelangsungan produksi tidak terganggu akibat kehabisan bahan baku.