Вы находитесь на странице: 1из 17

INFLASI DAN PENGANGGURAN

MAKALAH

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi utama yang


dihadapi setiap negara. Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan
beberapa pengaruh buruk yang bersifat ekonomi, politik, dan sosial. Untuk
menghindari berbagai pengaruh buruk yang mungkin timbul, berbagai
kebijakan ekonomi perlu dijalankan.

Pengangguran merupajkan masalah ketenaga kerjaan yang dialami oleh


banyak Negara. Begitu seriusnya masalah ini sehingga dalam setiap
rencana-rencana pembangunan ekonomi masyarakat selalu dikatakan
dengan tujuan untuk menurunkan angka pengangguran. Namun kebiksanaan
pemecahan sudah barang tentu harus dialamatkan kepada apa yang
menjadi penyebabnya. Oleh karena itu setiap analisis masalah-masalah ini
selalu berminat untuk mengetahui profil permasalahanya.

Dalam analisis ini bertujuan untuk menerangkan tentang bentuk


bentuk masalah pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu
perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan
untuk mengatasi masalah tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian inflasi?

2. Sebutkan jenis jenis inflasi?

3. Sebutkan efek yang ditimbulkan dari inflasi?

4. Bagaimana cara mencegah adanya inflasi?

5. Apa pengertian pengangguran?

6. Sebutkan jenis jenis pengangguran?

7. Sebutkan penyebab pengangguran?

8. Bagaimana strategi mengatasi pengangguran?


BAB II

PEMBAHASAN

A. INFLASI

1. Pengertian inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum barang barang


secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai
macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat
terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat
kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama satu periode
tertentu. [1]

Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa


indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain:

a. Indeks biaya hidup (consumer price index)

Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluaran untuk membeli


sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan
hidup. Angka penimbang biasanya didasarkan atas besarnya persentase
pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran keseluruhan. Laju
inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung persentase kenaikan atau
penurunan indeks harga dari tahun ke tahun.

b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)

Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada


tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau
setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga.

c. GNP deflator

GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga
berlaku) dengan GNP riil (atas dasar harga konstan). [2]

GNP deflator = GNP Nominal x 100

GNP Riil
2. Jenis jenis inflasi

a. Jenis inflasi menurut sifatnya

1) Merayap (creeping inflation)

Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah


(kurang dari 10% per tahun).

2) Inflasi menengah ( galloping inflation)

Inflasi menengah (galloping inflation) ini ditandai dengan kenaikan


harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan
kadangkala berjalan dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai
siat akselerasi.

3) Inflasi tinggi ( hyper inflation)

Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga


harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk
menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin
ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara
akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami
defisit anggaran belanja.[3]

b. Jenis inflasi menurut sebabnya

1) Demand pull inflation

Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang


terlalu kuat. Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total barang
bertambah (aggregate demand) sedangkan ongkos produksi naik.

2) Cost push inflation

Cost push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta


turunnya produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya
penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat
kenaikan biaya produksi. [4]

c. Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab

1. Inflasi tarikan permintaan


Inflasi ini terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat
melayani permintaan masyarakat yang wujud dalam pemasaran. Masalah
kekurangan barang akan berlaku dan ini akan mendorong kepada kenaikan
harga harga. Inflasi ini biasanya berlaku pada ketika perekonomian
mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan
ekonomi berjalan dengan pesat

2. Inflasi desakan biaya

Inflasi desakan biaya adalah masalah kenaikan harga harga dalam


perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat
kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. Pertambahan biaya
produksi akan mendorong perusahaan perusahaan menaikkan harga,
walaupun mereka harus mengambil resiko akan menghadapi pengurangan
dalam permintaan barang barang yang diproduksinya.[5]

3. Inflasi di impor

Inflasi di impor ini terjadi karena kenaikan harga harga yang disebabkan
oleh kenaikan harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah
produksi dalam negeri.[6]

3. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi

Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor


produksi serta produk nasional.

a. Efek terhadap pendapatan(Equity Effect)

Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan


dan ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang
memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi.
Sebaliknya, pihak pihak yang mendapat keuntungan dengan adanya inflasi
adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase
yang lebih besar dari laju inflasi.

b. Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor faktor produksi.


Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai
macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan
dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi
faktor produksi menjadi tidak efisien.

c. Efek terhadap Output ( Output Effects)


Dalam menganalisa kedua efek di atas (equity dan efficiency effects)
digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan agar dapat
diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari
jumlah output tertentu tersebut. [7]

d. Inflasi dan perkembangan ekonomi

Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan


ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif
sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka
menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai
dengan pembeli harta harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan.

e. Inflasi dan kemakmuran masyarakat

Disamping menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi negara,


inflasi juga dapat menimbulkan efek efek berikut dari individu kepada
masyarakat.

1) Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang orang yang


berpendapatan tetap.

2) Inflasi akan mengurangi niali kekayaan yang berbentuk uang.

3) Memperburuk pembagian kekayaan. [8]

4. Cara Mencegah Inflasi

a. Kebijaksanaan Moneter

Sasaran kebijaksanaan moneter di capai melalui pengaturan jumlah uang


beredar (M). salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand
deposit). Uang giral dapat terjadi melalui dua cara, pertama apabila
seseorang memasukkan uang kas ke bank dalam bentuk giro, kedua, apabila
seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam
bentuk giro. Instrument lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi
adalah politik pasar terbuka ( jual/beli surat berharga) dengan cara menjual
surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang
beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.

b. Kebijaksanaan Fiskal

Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran


pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi
permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi
dapat dicegah melalui penurunan permintaan total, sehingga inflasi dapat
ditekan.

c. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output


ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk
sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang
di dalam negeri cenderung menurunkan harga.

d. Kebijaksanaan penentuan harga dan indexing

Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada


indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah
secara riil tetap). Kalau indeks harga naik, maka gaji/ upah juga dinaikkan.[9]

B. PENGANGGURAN

1. Pengertian pengangguran

Pengangguran didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan


kerja (labor force)untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka
butuhkan dan mereka inginkan. Dengan kata lain, pengangguran merujuk
pada situasi atau keadaan dimana seseorang menghadapi ketiadaan
kesempatan kerja. Orang yang sudah memiliki pekerjaan dan menjalankan
pekerjaannya juga dapat digolongkan sebagai pengangguran karena konsep
pengangguran dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:

a. Waktu

b. Intensitas pekerjaan

c. Produktivitas

d.

Orang yang sudah bekerja dapat digolongkan sebagai setengah


pengangguran apabila pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut tidak
sesuai dengan ketrampilan dan keahlian yang dimilikinya. Secara lebih rinci,
setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Setengah pengangguran kentara (visible under-employment) kriteria


setengah pengangguran kentara yaitu:

1) Bekerja kurang dari jam kerja normal.

2) Melakukan pekerjaan secara terpaksa.


3) Sudah bekerja tapi masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia
menerima pekerjaan tambahan.

b. Setengah pengangguran tak kentara (invisible under-employment) dapat


tercermin dari adanya ketidaktepatan dalam penempatan sumber daya
manusia, atau adanya ketidak seimbangan antara tenaga kerja dengan
faktor produksi. Hal ini ditandai dengan rendahnya tingkat pendapatan,
ketrampilan yang kurang dimanfaatkan, dan rendahnya tingkat produktifitas.

Setengah pengangguran, baik yang kentara maupun yang tidak kentara


dapat dihitung dengan cara membagi jumlah penduduk yang setengah
menganggur pada tahun t dengan jumlah angkatan kerja pada tahun yang
bersangkutan. [10]

Setengah penganggur = setengah penganggur tahun t

Angkatan kerja tahun t

2. Penyebab pengangguran

a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

Ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi


dengan kemampuan perekonomian menyediakan lapangan pekerjaan akan
menyebabkan terjadinya pengangguran.

b. Rendahnya laju investasi produktif

Rendahnya investasi di Negara berkembang merupakan salah satu


penyebab rendahnya kesempatan kerja yang tersedia bagi masyarakat.
Meskipun sumber daya alam yang dimiliki melimpah, tetapi kapasitas
produksi dan sumber daya yang ada belum digunakan secara penuh
(underemployment).

c. Siklus bisnis yang melemah

Siklus bisnis secara actual di ukur dari GNP riil yang merupakan nilai
pasar dari barang dan jasa yang dihasilkan selama satu tahun. Pada saat
puncak kegiatan bisnis, kebutuhan akan tenaga kerja sangat besar sehingga
pada kondisi ini jumlah pengangguran relative rendah atau sebaliknya.

d. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.

Pengangguran dapat terjadi karena masyarakat tidak mampu


memanfaatkan kesempatan kerja yang tersedia. Ketidakmampuan dalam
memanfaatkan kesempatan kerja tersebut, salah satunya disebabkan oleh
ketidaksesuaian keahlian yang dibutuhkan dengan keahlian tenaga kerja
yang dimiliki.

e. Strategi industry yang labor saving

Kemajuan teknologi yang terjadi di satu sisi mengakibatkan jumlah


output yang mampu dihasilkan dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Di
sisi lain, kemajuan teknologi kadang juga diikuti dengan penghematan
penggunaan tenaga kerja (labor saving) pada suatu proses produksi dan
menggunakan modal secara intensif yang pada akhirnya akan menimbulkan
pengangguran. [11]

3. Bentuk bentuk pengangguran

Pengangguran dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya:

a. Pengangguran terbuka (open unemployment)adalah tenaga kerja yang


sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.

Pengangguran terbuka dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Pengangguran sukarela

Pengangguran sukarela merupakan kelompok angkatan kerja yang memilih


tidak bekerja karena tidak bersedia digaji pada jumlah tertentu maupun
mengharapkan pekerjaan yang lebih baik.

2) Pengangguran terpaksa

Pengangguran terpaksa merupakan kelompok angkatan kerja yang bersedia


bekerja tetapi belum mendapatkan pekerjaan.

Besarnya tingkat penganggur terbuka, dihitung dengan cara membagi


jumlah pengangguran terbuka dengan jumlah angkatan kerja pada tahun
yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Penganggur terbuka = penganggur terbuka

Angkatan kerja

b. Setengah pengangguran (underemployment)

Tenaga kerja yang termasuk setengah menganggur adalah kelompok


tenaga kerja yang lamanya bekerja (dalam satuan hari, jam, ataupun
minggu) kurang dari yang seharusnya mereka kerjakan.

c. Bekerja secara tidak penuh yaitu mereka yang tidak digolongkan


sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran.
Yang termasuk disini adalah :

1) Pengangguran tak kentara (disguised unemployment)

2) Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment)

Penyebab pengangguran tersembunyi adalah orang yang bekerja tidak


sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikannya sehingga orang tersebut
tidak dapat bekerja secara maksimal.

3) Pension awal

Pension awal memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk memberi kesempatan


tenaga kerja baru yang memiliki pemikiran yang lebih aplikatif maupun
mengurangi tenaga kerja tua yang produktifitasnya mulai menurun.

d. Tenaga kerja lemah (impaired)

Kelompok ini sebenarnya memiliki pekerjaan dan bekerja secara


penuh, tetapi intensitasnya rendah.

e. Tenaga kerja tidak produktif

Kelompok angkatan kerja ini sebenarnya sudah memiliki pekerjaan dan


mampu bekerja secara produktif, tapi karena kurangnya fasilitas yang
dimiliki perusahaan mengakibatkan mereka menghasilkan pekerjaan yang
tidak memuaskan.[12]

4. Jenis jenis pengangguran

a. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya.

1) Pengangguran normal atau friksional

Pengangguran normal atau friksional adalah seseorang yang berhenti


bekerja karena kurang menyukai pekerjaannya atau tidak sepaham dengan
atasannya.

2) Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah seseorang yang diberhentikan karena


perusahaan mengurangi pekerja akibat penurunan permintaan[13]

3) Pengangguran structural

Pengangguran structural adalah seseorang yang berhenti bekerja karena


perusahaannya ditutup, meskipun memiliki kemampuan atau kecakapan.[14]

4) Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah seseorang yang berhenti bekerja karena


adanya pergantian tenaga kerja mesin dengan manusia.
b. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya.

1) Pengangguran terbuka

Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang tercipta sebagai


akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari
pertambahan tenaga kerja.[15]

2) Pengangguran tersembunyi

Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang tercipta karena


kelebihan tenaga kerja dalam suatu bagian dalam perusahaan, akibatnya
banyak tenaga kerja yang menganggur meskipun memiliki pekerjaan.
Contohnya, pelayan restaurant yang lebih banyak dari yang diperlukan.

3) Pengangguran musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena


adanya pengaruh dari musim terutama pada sector pertanian dan perikanan.

4) Pengangguran setengah menganggur

Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran yang


tercipta akibat jam kerja yang jauh lebih rendah dari jam kerja normal.[16]

5. Strategi mengatasi pengangguran

Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah


pengangguran:

a. Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama dengan swasta untuk


mencari jalan keluar yang lebih baik. Hal ini dikarenakan swasta mempunyai
dana untuk menggerakkan investasi. Investasi akan terjadi apabila investor
memiliki kepastian keamanan atas dana yang diinvestasikan tersebut,
sehingga pemerintah harus mampu menciptakan iklim investasi yang
kondusif untuk berusaha.

b. Pembenahan sector pendidikan. Ketidak sesuaian antara dunia


pendidikan dengan dunia kerja berakibat kurang terserapnya angkatan kerja
yang terdidik di pasar kerja. Angkatan kerja memerlukan tambahan
ketrampilan untuk dapat lebih cepat terserap di pasar kerja. Bentuk
tambahan ketrampilan itu berupa keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja,
seperti keahlian computer, bahasa asing, perbengkelan, dll.

c. Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai


bidang yang memiliki prospek perkembangan. Sudah saatnya mengubah
stigma yang ada di masyarakat bahwa setelah mendapat pendidikan formal,
maka ukuran keberhasilannya adalah mendapatkan pekerjaan sebagai
karyawan atau pegawai.

d. Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya


pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio
yang tinggi pula. [17]

C. Hubungan inflasi dan pengangguran

Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat


pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha
memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor
tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan
biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan
profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.
Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika
pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau
jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan
tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar.

Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika


pemerintah berniat untuk menurunkan tingkat pengangguran yang harus
menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasionalyang
berbeda antara inflasi dan pengangguran jumlah orang yang menganggur
adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang
tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah
dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah
pengangguran,dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.[18]

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum barang barang


secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai
macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Kenaikan harga ini
diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang
sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain: Indeks biaya hidup
(consumer price index), Indeks harga perdagangan besar (wholesale price
index), GNP deflator.

Jenis inflasi menurut sifatnya: Merayap (creeping inflation), Inflasi


menengah ( galloping inflation), Inflasi tinggi ( hyper inflation)

Jenis inflasi menurut sebabnya : Demand pull inflation , Cost push


inflation

Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab: Inflasi tarikan permintaan,


Inflasi desakan biaya , Inflasi di impor

Efek yang ditimbulkan dari Inflasi : Efek terhadap pendapatan(Equity


Effect),Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects), Efek terhadap Output
( Output Effects),Inflasi dan perkembangan ekonomi, Inflasi dan
kemakmuran masyarakat

Cara Mencegah Inflasi: Kebijaksanaan Moneter, Kebijaksanaan


Fiskal ,Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output, Kebijaksanaan
penentuan harga dan indexing

Pengangguran didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan


kerja (labor force)untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka
butuhkan dan mereka inginkan.Penyebab pengangguran: Pertumbuhan
penduduk yang tinggi , Rendahnya laju investasi produktif, Siklus bisnis yang
melemah, Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.,Strategi industry
yang labor saving

Bentuk bentuk pengangguran: Pengangguran terbuka (open

unemployment),Setengah pengangguran (underemployment), Bekerja


secara tidak

penuh, Tenaga kerja lemah (impaired), Tenaga kerja tidak produktif

Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya: Pengangguran normal atau


friksiona,

Pengangguran siklikal, Pengangguran structural, Pengangguran teknologi

Jenis pengangguran berdasarkan cirinya: Pengangguran terbuka,


Pengangguran tersembunyi, Pengangguran musiman, Pengangguran
setengah menganggur

Strategi mengatasi pengangguran: Pemerintah hendaknya menjalin


kerjasama dengan swasta untuk mencari jalan keluar yang lebih
baik,Pembenahan sector pendidikan, Pendorongan motivasi masyarakat
untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki prospek
perkembangan, Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi
karena tingginya pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan burden of
dependency ratio yang tinggi pula

Hubungan inflasi dan pengangguran: Ada suatu hubungan terbalik


antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian.
Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia
harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih
banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan
dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan
mengembang harga produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama,
BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000.
Boediono, Ekonomi Makro, Edisi Ke Empat, BPFE-YOGYAKARTA,
Yogyakarta, 2001.
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama
Cetakan ke 14, PTRaja Grafindo Persada, Jakarta,2002.
http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
http://www.docstoc.com/docs/80226536/Inflasi-dan-Pengangguran
Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO, Edisi Pertama,
Unit Penerbit dan Percetakan(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-
pengangguran.html
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
makalah kami ini kami akan mencoba menguraikan tentang Inflasi dan
pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah masalah terbesar dalam
perekonomian saat ini. Kami akan membahasnya secara rinci.

Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang
inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan
kelemahan dan kekurangnnya. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang
membangun akan diterima dengan ucapan terima kasih demi perbaikan
makalah ini

Daftar isi

Cover

Kata Pengantar.ii

Daftar isi...iii

BAB I

1. LATAR BELAKANG MASALAH


2. Rumuskan Masalah..
.4

BAB II

PEMBAHASAN

1. INFLASI.
..5

2. PENGANGGURAN....
11

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan.
19

DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH
INFLASI DAN PENGANGGURAN
Disusun Oleh :

MASRI HIDAYANTI

Вам также может понравиться