Вы находитесь на странице: 1из 8

TUGAS KIMIA BAHAN ALAM

Aktivitas Farmakologis Alkaloid

Oeh ;

NURUL FIKRIYAH

(1501090)

S1-IVB

Dosen Pembimbing :
Dr.Emrizal, M.Si, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2017
Latar Belakang

Obat tradisional dalam kimia bahan alam mengandung senyawa-senyawa yang dikenal
dengan metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk
dalam tanaman. Senyawa-senyawa yang tergolong ke dalam kelompok metabolit sekunder ini
antara lain: alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dan lain-lain. Senyawa metabolit
sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan biokaktifitas
dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan.
DAFTAR ISI

Bab I
Latar Belakang
Rumusan masalah
Bab II
2. 1 Mangga (Mangifera indica L.)

2.1.1 Hasil Uji Alkaloid

2.1. 2 Mekanisme sebagai Anti inflamasi

2.2 Tumbuhan pulai (Alstonia scholaris)

2.3 Mangga (Mangifera indica L.) Arumanis ..................................... 13


2.4 Kuersetin ......................................................................................... 16
2.4.1 Mekanisme Kuersetin sebagai Antiinflamasi .......................... 16
Bab II

Pembahasan

2. 1 Mangga (Mangifera indica L.)

Taksonomi Mangifera indica l

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica l

Menurut Depkes (2007) dalam Rosyidah (2010) bahwa kulit batang mangga mengandung senyawa
alkalod, flavonoid dan tanin. Gonzales (2007) dalam Rosyidah (2010) mengemukakan bahwa ekstrak
kulit batang mangga menunjukan aktifitas antioksidan dan antiinflamasi. Hal senada juga
dikemukakan oleh Ashari (1995) dalam Eka (2010) bahwa tumbuhan mangga sering digunakan
sebagai obat tradisional mulai dari daun, akar, buah, kulit hingga biji, yang mengandung senyawa
alkaloid dan flavonoid. Dari hasil skrinning fitokimia diketahui bahwa di dalam kulit batang Mangga
terdapat senyawa alkaloid dan flavonoid. Alkaloid merupakan salah satu metabolisme sekunder
yang terdapat pada tumbuhan, yang bisa dijumpai pada bagian daun, ranting, biji, dan kulit batang.
Alkaloid mempunyai efek dalam bidang kesehatan berupa pemicu sistem saraf, menaikkan tekanan
darah, mengurangi rasa sakit, antimikroba, obat penenang, obat penyakit jantung dan lain-lain lain .

2.1.1 Hasil Uji Alkaloid

serbuk kulit batang mangga(M. indika L) sebanyak 700 gr diekstraksi dengan cara maserasi diperoleh
maserat sebanyak 3,1 liter yang berwarna merah kecoklatan. Maserat yang diperoleh diuapkan dengan
menggunakan penguap putar vakum (rotary vacuumevaporator) pada suhu 40 oC diperoleh ekstrak
kental metanol berwarna merah kecoklatan sebanyak 26,89 gr. Kemudian di lakukan skrining
fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia utamanya. hasil uji fitokimia positif terhadap flavonoid
, alkaloid dan steroid serta negatif terhadap saponin dan terpenoid.

2.1. 2 Efek farmakologi sebagai Anti inflamasi

Ada empat mekanisme dalam fungsinya sebagai anti inflamasi yaitu :

melalui penghambatan transkripsi COX-2


menekan ekspresi COX-2
Mencegah produksi iNOS
penghambatan enzim histidin dekarboksilase.

Mekanime pertama : sebagai anti inflamasi dengan menghambat transkripsi COX-2


melalui COX-2 active site.

Alkaloid memiliki cincin-A dan cincin-B yang akan berikatan dengan active site pada
COX-2. COX-2 memiliki tiga active site penting yaitu gugus hidrofobik, kanal residu
hidrofilik, dan gugus tepi. Aktivitas penghambatan obat NSAID golongan COX-2
selektif terjadi melalui pengikatan gugus tepi, sedangkan ikatan alkaloid terjadi pada
gugus hidrofobik dan kanal residu hidrofilik. Meskipun berbeda, alkaloid masih dapat
bertindak sebagai agen anti inflamasi yang mungkin berhubungan dengan
penghambatan transkripsi COX-2. Ketika COX-2 dihambat maka prostaglandin yang
bekerja meningkatkan aliran darah ke tempat yang mengalami inflamasi,
meningkatkan permeabilitas kapiler (vasodilatasi) dan merangsang reseptor nyeri
menjadi terganggu, sehingga bengkak (edema) dan nyeri sebagai tanda inflamasi akan
berkurang .

Mekanisme kedua : alkaloid secara signifikan menekan ekspresi COX-2 dengan


menghambat pengikatan transaktivator NF-B dan memblokir pemasukan koaktivator
p300 yang berfungsi sebagai promotor COX-2. Selain itu, asetilasi NF-18 B oleh
alkaloid juga efektif menghambat aktivitas p300 histone acetyltransferase (HAT)
sehingga terjadi pelemahan p300. Hambatan pada transaktivator NF-B dan sinyal
p300 ini menyebabkan ekspresi COX-2 terganggu (Xiao et al., 2011). Ketika COX-2
terganggu maka prostaglandin yang bekerja meningkatkan aliran darah ke tempat
yang mengalami inflamasi, meningkatkan permeabilitas kapiler (vasodilatasi) dan
merangsang reseptor nyeri menjadi terganggu sehingga menimbulkan bengkak
(edema) .

mencegah produksi inducible nitric oxide syntase (iNOS). Kuersetin terbukti memiliki
aktivitas paling poten dalam penghambatan Nuclear Factor-B (NF-B) dan Signal
Transducer and Activator of Transcription 1 (STAT-1) yang merupakan faktor penting
dalam transkripsi iNOS.
Ketika terjadi inflamasi, produk bakteri dan sitokin proinflamator akan menginduksi
inducible nitric oxide syntase (iNOS) yang bisa memproduksi NO (Nitric Oxide)
dalam jumlah besar. Nitric oxide memiliki efek vasodilator .
Mekanisme terakhir alkaloid sebagai anti inflamasi yaitu dengan menghambat enzim
histidin dekarboksilase sehingga sintesis histamin terhambat. Ketika histamin
terhambat maka efeknya terhadap vasodilatasi pembuluh darah yang menyebabkan
peningkatan aliran darah dan terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler pada awal
inflamasi akan terganggu .

2.2 Tumbuhan pulai (Alstonia scholaris)


Taksonomi tumbuhan pulai

Nama Umum : Pulai


Nama Ilmiah : Alstonia scholaris
Sinonim : A. spectabilis, R.Br.
Familia : Apoeynaccae

2.2.1 Hasil Uji Alkaloid

Tumbuhan pulai (Alstonia scholaris, L.R.Br) merupakan salah satu tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai obat. Hampir seluruh bagian dari tumbuhan pulai mengandung
senyawa alkaloid. Ekstraksi daun pulai bertujuan unutk mengambil senyawa alkaloid yang
telah diketahui sebagai antitoksoplasma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
dan dosis terbaik dari ekstrak alkaloid terhadap daya hidup mencit yang terinfeksi parasit
serta mereduksi Toxoplasma gondii yang nantinya berpotensi sebagai obat antitoksoplasma.
Ekstraksi dilakukan secara maserasi dan ekstraksi asam basa untuk pengambilan senyawa
alkaloid dalam ekstrak etanol. Hasil ekstrak dilakukan Uji antitoksoplasma menggunakan
mencit Balb/C jantan dengan variasi dosis yaitu 25 mg/Kg BB, 50 mg/Kg BB dan 75 mg/Kg
BB mencit dengan melihat parameter daya hidup mencit yang didukung dengan jumlah
takizoit intraperitoneal selama masa terapi 8 hari. Ekstrak kasar alkaloid selanjutnya di uji
fitokimia serta diidentifikasi dengan KLT. Hasil penelitian menunjukan kadar alkaloid dari
ekstrak etanol sebesar 0,37 % dan hasil uji fitokimia menunjukan ekstrak positif mengandung
alkaloid. Ekstrak kasar alkaloid baik pada dosis 25 mg/Kg BB, 50 mg/Kg BB dan 75 mg/Kg
BB dapat memperpanjang daya hidup mencit hingga hari terapi ke-8. Dosis 25 mg/Kg BB
memberikan daya hidup dengan sisa mencit 3 ekor dengan didukung jumlah takizoit
intraperitoneal sebesar 737,5 x 103

2.2.2 Efek farmakologi

Pada tumbuhan Alstonia scholaris terdapat berbagai macam senyawa


alkaloid , di antaranya ; Striktamin , Echitamin klorida . Echitamin
merupakan salah satu alkaloid utama A.scholaris , memperlihatkan efek
antiplasmodial . striktamin merupakan inhibitor monoamin oksidase
sedangkan echitamin klorida merupakan salah satu komponen A.scholaris
yang memperlihatkan aktifitas anti kanker terhadap fibrisarkoma yang
diinduksi oleh metil koolantren .
DAFTAR PUSTAKA RUJUKAN

Achmad, Sjamsul. 1986. Buku Materi Pokok Kimia Organic Bahan Alam. Jakarta : Dapartemen
Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka

Creswell, Cliford J, Olaf A Runquist, dan Malcolm M. Campbell. 1982.Analisis Spektrum Senyawa
Organik.Bandung : ITB

Day dan Underwood, 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam .Jakarta :Erlangga

Fessenden, Joan S. & Fessenden, Ralph. J.1982.Kimia organik edisi ketiga. Erlangga:
PT.Gelora Aksara Pratama.

Gritter, Roy., James M. Bobbitt dan Arthur E.Bandung:ITB.

Harbone, J.B. 2006. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan
oleh Kosasih Padmawinata K, dan Soediro I., Edisi 4. Bandung : Instut Teknologi Bandung

Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : PenebarSwadaya.

Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia

Rukmana, H. 1997 . Budidaya Mangga.Jogjakarta : Kaninius

Silverstein, Bassler, dan Morill 1984. Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik. Edisi ke-4, Jakarta
: Erlangga

Вам также может понравиться