Вы находитесь на странице: 1из 12

Feromon

Feromon adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya
pikat seks pada hewan jantan maupun betina. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan
digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan
untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar
tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu
spesies).
Suatu bahan kimia yang disekresi oleh salah seekor serangga suatu spesi serangga
yang menyebabkan suatu tanggapan dari seekor serangga lain dari spesi yang sama, disebut
feromon. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk
mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi.
Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi
dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies). Feromon, berasal dari bahasa
yunani phero yang artinya pembawa dan mone sensasi.
Sifat dari senyawa ini tidak kasat mata, mudah menguap, tidak dapat diukur, tetapi
ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh
saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan. Feromon pada
manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-
bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium.
Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus.
Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Senyawa feromon dapat menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan
jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksi-reaksi kimia, ketika dua orang berdekatan
dan bertatapan mata, feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif
yaitu VMO. VMO adalah organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan ribuan kali
lebih besar daripada indera penciuman. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan
oleh kalenjar endokrin pada ketiak, wajah (pada telinga, hidung, dan mulut), kulit, dan
kemaluan dan akan aktif apabila yang bersangkutan telah cukup umur (baligh). Sifat dari
senyawa feromon sendiri adalah tidak dapat dilihat oleh mata, volatil (mudah menguap),
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa
dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita
gunakan. Menurut para peneliti dan psikolog, senyawa feromon dapat mempengaruhi
hormon-hormon dalam tubuh terutama otak kecil manusia dan diklaim mempunyai andil
dalam menimbulkan rasa ketertarikan manusia pada manusia yang lain, baik itu perasaan
cinta, suka, gairah seksual, siklus haid, atau bahkan saat memilih mana orang yang dapat
dijadikan teman yang cocok.
Prosesnya adalah ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon
yang kasat mata dan volatil, akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu
vomeronasalorgan (VNO). Organ VNO ini terhubung dengan hipotalamus pada bagian
tengah otak melalui jaringan-jaringan syaraf. Tanpa perlu menunggu lama hanya setiap
sepersepuluh ribu detik, maka akan ada respon dari otak melalui perubahan psikologis tubuh
manusia baik itu perubahan pada detak jantung (berdetak lebih kencang), pernafasan
(beraturan atau tidak), temperatur tubuh (panas dingin), nafsu, peningkatan pada kalenjar
hormon baik itu kalenjar keringat, dan kerja dari produksi hormon testoteron (pada laki-laki)
atau hormone esterogen (padawanita).
Pemahaman akan mekanisme kerja sebuah katalis sangat penting karena dibutuhkan
untuk mengarahkan suatu reaksi agar memberikan hasil yang diinginkan. Tanpa pemahaman
yang cukup, hasil reaksi akan menjadi acak dan sulit diduga. Dr. Yves Chauvin adalah orang
pertama yang mengusulkan mekanisme karben logam atau metilena logam, yang kemudian
diakui sebagai mekanisme reaksi metatesis. Schrock dan Grubbs, dengan bekal mekanisme
ni, kemudian mengembangkan berbagai katalis reaksi metatesis. Hasilnya terdapat dalam
gambar 2, yakni lima jenis reaksi utama yang didasari oleh mekanisme metatesis.
Penemuan feromon
Feromon pertama ditemukan di Jerman, oleh Adolph Butenandt, ilmuwan yang juga
menemukan hormon seks pada manusia yaitu estrogen, progesteron dan testosteron. Ketika
pertama kali ditemukan pada serangga, feromon banyak dikaitkan dengan fungsi reproduksi
serangga. Para Ilmuwan mula-mula melihat feromon adalah sebagai padanannya parfum di
dunia manusia.
Penemu zat feromon pertama kalinya pada hewan (serangga) adalah Jean-Henri Fabre
ketika pada satu musim semi tahun 1870 an pengamatannya pada ngengat Great peacock
betina keluar dari kepompongnya dan diletakkan di kandang kawat di meja studinya untuk
beberapa lama menemukan bahwa pada pada malam harinya lusinan ngengat jantan
berkumpul merubung kandang kawat di meja studinya. Mereka datang dari segala penjuru,
tanpa aku tahu bagaimana mereka menemukan betina di mejaku tulis Fabre. Fabre
menghabiskan tahun-tahun berikutnya mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan
menemukan betina-betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina
menghasilkan zat kimia tertentu yang baunya menarik ngengat-ngengat jantan. Dengan
kesimpulan Fabre ini, mulailah seluruh lapangan penelitian baru tentang feromon.
Feromon Pada Kupu-kupu
Ketika kupu-kupu jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar
diudara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon seks
memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis dimana jantan atau betina dari spesies
yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari
spesies yang berbeda
Feromon Pada Rayap
Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada di depan
mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari
kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi
oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya
dengan bau makanannya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.
Feromon Dasar Rayap: Pengatur Perkembangan
Di samping feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap
bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon dasar (primer pheromones).
Misalnya, terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan neoten disebabkan oleh adanya
semacam feromon dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasi
kelamin. Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten
pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon
yang sama sehingga pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. Feromon dasar
juga berperan dalam diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang
dikeluarkan oleh kasta reproduktif. Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh
beberapa pakar dianggap sebagai supra-organisma, yaitu koloni itu sendiri dianggap sebagai
makhluk hidup, sedangkan individu-individu rayap dalam koloni hanya merupakan bagian-
bagian dari anggota badan supra-organisma itu. Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan
pekerja dalan satu koloni biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur
memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak (kurang lebih
2 4 persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak
semut di sekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit (7 10 persen), karena diperlukan
untuk mempertahankan sarang.
Feromon Pada Ngengat
Komunikasi melalui feromon sangat meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak
sebagai alat pemikat seksual antara betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis
adalah yang digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan perkawinan. Ngengat gipsi
betina dapat mempengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer jauhnya dengan memproduksi
feromon yang disebut disparlur. Karena ngengat jantan mampu mengindra beberapa ratus
molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur
tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang sangat besar sekalipun.
Feromon Pada Semut dan Lebah Madu
Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan
feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan. Bila lebah
madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga
meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang.
Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat
tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara dan
mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi
feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya.
Alomon dan Feromon
Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus. Namun, seperti
yang dijelaskan sebelumnya, feromon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam
genus yang sama dan saat disekresikan oleh seekor semut dapat dicium oleh yang lain. Zat
kimia ini diduga diproduksi dalam kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini
sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya.
Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat
disekresikan menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan
semut bervariasi menurut kedaruratan situasi.
Perkembangan Sains Feromon
Seiring dengan berkembangnya sains tentang feromon, dapatlah dimengerti ternyata serangga
menghasilkan bermacam-macam zat kimia yang mempengaruhi perilaku serangga sejenis
lainnya.
Semut misalnya, menghasilkan feromon untuk menarik teman-temannya bergotong-royong
mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering
melihat semut berjalan beriring-iring.
Beberapa spesies lalat, ngengat dan kumbang juga menghasilkan zat kimia tertentu
yang dioleskan ke sarang tempat meletakkan telur-telurnya. Zat-zat kimia ini akan mencegah
serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi mengurangi kompetisi serangga-
serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi.
Sampai sekarang, para ilmuwan sudah mengenali lebih dari 1600 feromon yang
dipakai oleh berbagai serangga, termasuk serangga-serangga hama. Karena telah
teridentifikasi, feromon ini bisa dibuat dalam jumlah besar secara sintetis.Feromon sintetis ini
banyak dipakai untuk dijadikan perangkap serangga.
Hamster, Gajah dan Ngengat
Dari penelitian pada hewan-hewan lain, cara kerja yang sama juga ditemukan.
Hamster betina, misalnya. Menurut penelitian, hewan ini menggunakan dimetil disulfida
untuk menarik hamster jantan mendekat. Tapi yang ternyata mengejutkan adalah gajah dan
ngengat mempunyai feromon seks yang sama, yakni Z-7-dodesen-1-il-asetat.Namun
walaupun sama, gajah dan ngengat tidak akan saling tertarik karena Z-7-dodesen-1-il-asetat
yang dihasilkan ngengat terlalu sedikit untuk dirasakan gajah, begitu juga sebaliknya.
Feromon Pada Manusia
Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa
dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh VMO di dalam hidung/indra
pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam
lengan. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama
hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan
fisiologis.
2. Terpena
Dalam alam banyak terdapat senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas
beberapa molekul isoprena (2-metil butadiena) atau mempunyai hubungan struktural dengan
isoprena. Senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan dalam golongan terpen. Molekul
senyawa yang termasuk terpen ini kebanyakan terdiri atas kelipatan dari 5 atom karbon. Yang
termasuk terpen antara lain ialah sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol dan
skualen.
Komponen-komponen tumbuhan yang berbau yang dapat dipisahkan dari bahan
nabati lain dengan penyulingan kukus disebut minyak atsiri (essential oils). Banyak minyak
atsiri seperti yang berasal dari bunga, digunakan dalam parfum. Pada mula pertama dalam
sejarah kimia organik, minyak atsiri ini terutama minyak terpentin menarik perhatian kimia.
Ditemukan bahwa perbandingan banyaknya atom karbon dan atom hidrogen dalam terpentin
adalah 5:8. maka hasil alam lain dengan rasio karbon hidrogen 5:8 ini dikelompokkan dalam
terpena. Para ahli kimia mengetahui bahwa terpena ini tersusun dari senyawa-senyawa yang
mengandung suatu gabungan kepala-ekor dari satuan kerangka isoprena. Terpena disebut
juga dengan isoprenoid. Terpena dapat mengandung 2, 3 atau lebih satuan isoprena.
Molekulnya berupa rantai terbuka atau siklik. Terpena dapat mengandung ikatan rangkap,
gugus hidroksil, gugus karbonil atau gugus fungsional lain. Struktur mirip terpena yang
mengandung unsur lain disamping C dan H disebut terpenoid.
Struktur terpenoid
Terpenoid adalah komponen-komponen tumbuhan yang memiliki bau dan dapat
diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut minyak atsiri. Secara umum minyak
atsiri adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak bersifat aromatik
yang disebut terpenoid. Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang
dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut isoprena.
Klasifikasi dan struktur terpena dan terpenoid
Terpena memiliki rumus dasar (C
5
H
8
)
n
, dengan n merupakan penentu kelompok tipe
terpena. Modifikasi terpena (terpenoid) adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi tidak
dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun banyak minyak atsiri.
Tipe terpena dan terpenoid
1. Hemiterpena, n=1, hanya isoprena.
2. Hemiterpenoid, contohnya prenol, asam isovalerat.
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh
tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan,
senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit
sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga
dan beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena merupakan
kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Sebagai contoh,
senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten dan retinol.
Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah tusam, terpentin (turpentine).
Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Download
of 8

Feromon Dan Terpena


by rahayu-wandari

on Dec 01, 2015

Report

Category:

Documents

Download: 0

Comment: 0

49

views

Share

Comments

Description

materi kimia organik


Download Feromon Dan Terpena

Transcript

FEROMON DAN TERPENA 1. Feromon Feromon adalah sejenis zat kimia yang berfungsi
untuk merangsang dan memiliki daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina. Zat ini
berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama
jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Berbeda dengan
hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh
individu lain yang sejenis (satu spesies). Suatu bahan kimia yang disekresi oleh salah seekor
serangga suatu spesi serangga yang menyebabkan suatu tanggapan dari seekor serangga lain
dari spesi yang sama, disebut feromon. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan
oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk
membantu proses reproduksi. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan
hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).
Feromon, berasal dari bahasa yunani phero yang artinya pembawa dan
mone sensasi. Sifat dari senyawa ini tidak kasat mata, mudah menguap,
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa
dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita
gunakan. Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak
bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan (VMO) di
dalam indra pencium. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak
bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons
perilaku dan fisiologis. Senyawa feromon dapat menimbulkan rasa ketertarikan antara dua
orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksi-reaksi kimia, ketika dua
orang berdekatan dan bertatapan mata, feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang
paling sensitif yaitu VMO. VMO adalah organ dalam lubang hidung yang mempunyai
kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Senyawa feromon pada manusia
terutama dihasilkan oleh kalenjar endokrin pada ketiak, wajah (pada telinga, hidung, dan
mulut), kulit, dan kemaluan dan akan aktif apabila yang bersangkutan telah cukup umur
(baligh). Sifat dari senyawa feromon sendiri adalah tidak dapat dilihat oleh mata, volatil
(mudah menguap), tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa
feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam
pakaian yang kita gunakan. Menurut para peneliti dan psikolog, senyawa feromon dapat
mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh terutama otak kecil manusia dan diklaim
mempunyai andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan manusia pada manusia yang lain,
baik itu perasaan cinta, suka, gairah seksual, siklus haid, atau bahkan saat memilih mana
orang yang dapat dijadikan teman yang cocok. Prosesnya adalah ketika dua orang berdekatan
dan bertatapan mata, maka feromon yang kasat mata dan volatil, akan tercium oleh organ
tubuh manusia yang paling sensitif yaitu vomeronasalorgan (VNO). Organ VNO ini
terhubung dengan hipotalamus pada bagian tengah otak melalui jaringan-jaringan syaraf.
Tanpa perlu menunggu lama hanya setiap sepersepuluh ribu detik, maka akan ada respon dari
otak melalui perubahan psikologis tubuh manusia baik itu perubahan pada detak jantung
(berdetak lebih kencang), pernafasan (beraturan atau tidak), temperatur tubuh (panas dingin),
nafsu, peningkatan pada kalenjar hormon baik itu kalenjar keringat, dan kerja dari produksi
hormon testoteron (pada laki-laki) atau hormone esterogen (padawanita). Pemahaman akan
mekanisme kerja sebuah katalis sangat penting karena dibutuhkan untuk mengarahkan suatu
reaksi agar memberikan hasil yang diinginkan. Tanpa pemahaman yang cukup, hasil reaksi
akan menjadi acak dan sulit diduga. Dr. Yves Chauvin adalah orang pertama yang
mengusulkan mekanisme karben logam atau metilena logam, yang kemudian diakui sebagai
mekanisme reaksi metatesis. Schrock dan Grubbs, dengan bekal mekanisme ini, kemudian
mengembangkan berbagai katalis reaksi metatesis. Hasilnya terdapat dalam gambar 2, yakni
lima jenis reaksi utama yang didasari oleh mekanisme metatesis. Penemuan feromon
Feromon pertama ditemukan di Jerman, oleh Adolph Butenandt, ilmuwan yang juga
menemukan hormon seks pada manusia yaitu estrogen, progesteron dan testosteron. Ketika
pertama kali ditemukan pada serangga, feromon banyak dikaitkan dengan fungsi reproduksi
serangga. Para Ilmuwan mula-mula melihat feromon adalah sebagai padanannya
parfum di dunia manusia. Penemu zat feromon pertama kalinya pada hewan
(serangga) adalah Jean-Henri Fabre ketika pada satu musim semi tahun 1870 an
pengamatannya pada ngengat Great peacock betina keluar dari kepompongnya dan
diletakkan di kandang kawat di meja studinya untuk beberapa lama menemukan bahwa pada
pada malam harinya lusinan ngengat jantan berkumpul merubung kandang kawat di meja
studinya. Mereka datang dari segala penjuru, tanpa aku tahu bagaimana mereka
menemukan betina di mejaku tulis Fabre. Fabre menghabiskan tahun-tahun
berikutnya mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan menemukan betina-
betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina menghasilkan zat
kimia tertentu yang baunya menarik ngengat-ngengat jantan. Dengan kesimpulan Fabre
ini, mulailah seluruh lapangan penelitian baru tentang feromon. Feromon Pada Kupu-kupu
Ketika kupu-kupu jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar
diudara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon seks
memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis dimana jantan atau betina dari spesies
yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari
spesies yang berbeda Feromon Pada Rayap Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya,
individu rayap yang berada di depan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following
pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang
abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi
feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makanannya sehingga rayap mampu
mendeteksi obyek makanannya. Feromon Dasar Rayap: Pengatur Perkembangan Di samping
feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap bahwa
pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon dasar (primer pheromones). Misalnya,
terhambatnya pertumbuhan/ pembentukan neoten disebabkan oleh adanya semacam feromon
dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasi kelamin. Segera
setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neoten-neoten pengganti ratu. Tetapi
kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga
pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. Feromon dasar juga berperan dalam
diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta
reproduktif. Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh beberapa pakar dianggap
sebagai supra-organisma, yaitu koloni itu sendiri dianggap sebagai makhluk hidup,
sedangkan individu-individu rayap dalam koloni hanya merupakan bagian-bagian dari
anggota badan supra-organisma itu. Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja
dalan satu koloni biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki
pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak (kurang lebih 2 4
persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak semut
di sekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit (7 10 persen), karena diperlukan
untuk mempertahankan sarang. Feromon Pada Ngengat Komunikasi melalui feromon sangat
meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara
betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah yang digunakan ngengat
sebagai zat untuk melakukan perkawinan. Ngengat gipsi betina dapat mempengaruhi ngengat
jantan beberapa kilometer jauhnya dengan memproduksi feromon yang disebut
disparlur. Karena ngengat jantan mampu mengindra beberapa ratus molekul dari
betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut efektif
saat disebarkan di wilayah yang sangat besar sekalipun. Feromon Pada Semut dan Lebah
Madu Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan
feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan. Bila lebah
madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga
meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang. Demikian pula,
semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang
digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain.
Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga
isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya. Alomon dan
Feromon Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus. Namun, seperti
yang dijelaskan sebelumnya, feromon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam
genus yang sama dan saat disekresikan oleh seekor semut dapat dicium oleh yang lain. Zat
kimia ini diduga diproduksi dalam kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini
sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya.
Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan
menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan semut
bervariasi menurut kedaruratan situasi. Perkembangan Sains Feromon Seiring dengan
berkembangnya sains tentang feromon, dapatlah dimengerti ternyata serangga menghasilkan
bermacam-macam zat kimia yang mempengaruhi perilaku serangga sejenis lainnya. Semut
misalnya, menghasilkan feromon untuk menarik teman-temannya bergotong-royong
mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering
melihat semut berjalan beriring-iring. Beberapa spesies lalat, ngengat dan kumbang juga
menghasilkan zat kimia tertentu yang dioleskan ke sarang tempat meletakkan telur-telurnya.
Zat-zat kimia ini akan mencegah serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi
mengurangi kompetisi serangga-serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi. Sampai
sekarang, para ilmuwan sudah mengenali lebih dari 1600 feromon yang dipakai oleh berbagai
serangga, termasuk serangga-serangga hama. Karena telah teridentifikasi, feromon ini bisa
dibuat dalam jumlah besar secara sintetis.Feromon sintetis ini banyak dipakai untuk dijadikan
perangkap serangga. Hamster, Gajah dan Ngengat Dari penelitian pada hewan-hewan lain,
cara kerja yang sama juga ditemukan. Hamster betina, misalnya. Menurut penelitian, hewan
ini menggunakan dimetil disulfida untuk menarik hamster jantan mendekat. Tapi yang
ternyata mengejutkan adalah gajah dan ngengat mempunyai feromon seks yang sama, yakni
Z-7-dodesen-1-il-asetat.Namun walaupun sama, gajah dan ngengat tidak akan saling tertarik
karena Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dihasilkan ngengat terlalu sedikit untuk
dirasakan gajah, begitu juga sebaliknya. Feromon Pada Manusia Feromon pada
manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-
bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh VMO di dalam hidung/indra pencium. Sinyal ini
dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal feromon ini
diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi
perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis. 2. Terpena Dalam
alam banyak terdapat senyawa yang molekulnya dapat dianggap terdiri atas beberapa
molekul isoprena (2-metil butadiena) atau mempunyai hubungan struktural dengan isoprena.
Senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan dalam golongan terpen. Molekul senyawa yang
termasuk terpen ini kebanyakan terdiri atas kelipatan dari 5 atom karbon. Yang termasuk
terpen antara lain ialah sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol dan skualen.
Komponen-komponen tumbuhan yang berbau yang dapat dipisahkan dari bahan nabati lain
dengan penyulingan kukus disebut minyak atsiri (essential oils). Banyak minyak atsiri seperti
yang berasal dari bunga, digunakan dalam parfum. Pada mula pertama dalam sejarah kimia
organik, minyak atsiri ini terutama minyak terpentin menarik perhatian kimia. Ditemukan
bahwa perbandingan banyaknya atom karbon dan atom hidrogen dalam terpentin adalah 5:8.
maka hasil alam lain dengan rasio karbon hidrogen 5:8 ini dikelompokkan dalam terpena.
Para ahli kimia mengetahui bahwa terpena ini tersusun dari senyawa-senyawa yang
mengandung suatu gabungan kepala-ekor dari satuan kerangka isoprena. Terpena disebut juga
dengan isoprenoid. Terpena dapat mengandung 2, 3 atau lebih satuan isoprena. Molekulnya
berupa rantai terbuka atau siklik. Terpena dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil,
gugus karbonil atau gugus fungsional lain. Struktur mirip terpena yang mengandung unsur
lain disamping C dan H disebut terpenoid. Struktur terpenoid Terpenoid adalah komponen-
komponen tumbuhan yang memiliki bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan
penyulingan disebut minyak atsiri. Secara umum minyak atsiri adalah senyawa yang
mengandung karbon dan hidrogen yang tidak bersifat aromatik yang disebut terpenoid.
Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih
unit C-5 yang disebut isoprena. Klasifikasi dan struktur terpena dan terpenoid Terpena
memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu kelompok tipe terpena.
Modifikasi terpena (terpenoid) adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi tidak dapat
dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun banyak minyak atsiri. Tipe
terpena dan terpenoid 1. Hemiterpena, n=1, hanya isoprena. 2. Hemiterpenoid, contohnya
prenol, asam isovalerat. Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak
dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada
tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan
metabolit sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama
serangga dan beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena
merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Sebagai
contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten dan
retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah tusam, terpentin (turpentine).
Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan.
X

Recommended

Guia para la Futura Ex-esposa

Recomendaciones y consideraciones para aquellas mujeres que ya han tomado la decisin de


enfrentar un proceso de divorcio.

contoh proposal

contoh
TEKS MC PENUTUPAN

TEKS PENGACARA PERASMIAN PENUTUPAN PERKHEMAHAN DAN ANAK


ANGKAT SEBAGAI PROGRAM BINA INSAN GURU PERINGKAT IPG KPM TARIKH :
14.07.2011 TEMPAT : KG. SEBALING SEBATU BIL CUE

Lokasi AES - Had Laju

LOKASI PEMASANGAN KAMERA AES UNTUK MENGESAN HAD LAJU NEGERI :


PERLIS Lokasi Bil. 1 JALAN KURUNG BATANG, KANGAR, PERLIS 2 KM 15 JALAN
KANGAR-PADANG BESAR 3 JALAN TAMBUN TULANG

Anarquismo para principiantes

Lokasi AES - Lampu Isyarat

LOKASI PEMASANGAN KAMERA AES DI LAMPU ISYARAT NEGERI : PERLIS Bil.


Lokasi 1 JALAN RAJA SYED ALWI 2 BOHOR LATEH JALAN KANGAR-ALOR SETAR
3 L/ISYARAT JALAN BINTONG/JALAN PADANG
contoh proposal usaha

contoh proposal usaha

contoh laporan keuangan

lapooran keuangan

Slide vsi

1. www.LeaderVSI.com 2. FOUNDER & OWNER: YUSUF MANSUR J A K A RTA , 1 9 D


E S E M B E R 1 9 7 6Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Daarul QuranPimpinan pengajian
Wisata

contoh teks pengacara (Hari Guru)

Invalid document format


View more

Subscribe to our Newsletter for latest news.

About Terms DMCA Contact


STARTUP - Share & Download Unlimited

Вам также может понравиться