Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan
jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam
sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi
pendek. Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu,
terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot.
Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik
kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal
dan tipis yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara
kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung
dan usus. Otot Lurik (otot rangka).
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki
nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan. Otot jantung hanya
terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang
hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik
yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan
otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus
interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya
yakni involuntary (tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor dari
banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit
kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril ini merupakan
kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin) (Syaifuddin: 1997).
BAB II
PEMBAHASAN
Terdiri dari:
1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir kaki
sebelah tengah dan membengkokan kaki
2. Muskulus eksensor talangos longus, yang fungsinya malurus kan jari telunjuk ketengahan
jari, jari manisdan kelingking kaki
3. Otot jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki
4. Urat arkiles (tendo arkhiles) yang fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokan tungkai bawah lutut.
5. Otottulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya dapat membengkokan
kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah kedalam
6. Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki ( muskulus ekstensor
falangus). (Setiadi.2007)
Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:
a. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot.
b. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada.
c. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril
terbagi atas 2 macam, yakni :
1. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
2. Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan
miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka protein
aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin
yang sedang bekerja.
Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk menggerakan otot
biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan pertama akan
diperkuat oleh rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh rangsangan ketiga,
dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus, atau ketegangan, yang
maksimum. Tiap rangsangan yang diberikan akan menimbulkan potensi aksi, yang akan
menghasilkan kontraksi otot tunggal pada serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut
mencapai relaksasi penuh, kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi
tunggal yang kekuatanya sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang
kedua diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan terjadi
kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini dinamakan penjumlahan kontraksi.
bila otot diberikan rangsangan yang sangat cepat, tetapi masih ada relaksasi diantara dua
rangsangan, akan terjadi keadaan yang dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada
kesempatan relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuatan
maksimum yang disebut tetanus sempurna.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi otot
adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal. Kedua
jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan
unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau
lurik pada otot rangka atau otot jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap
sarkomer disebut garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari
filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya
terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih; sedangkan
daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat;
filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah sarkomer.
Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H, Sehingga serabut
otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H menjadi lebih pendek.
Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun secara pararel. Ujung
miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke
miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi
tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk
jembatan silau. Lalu energi yang terdapat pada miosin dilepaskan, dari ujung miosin
beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi. Relaksasi
tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di ekor
miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru
bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang
membentuk siklus.
BAB III
PENUTUP
1. Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan
kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
2. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat
melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
3. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan glikogen
dan menentukan postur tubuh.
4. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong.
Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung
dan usus. Otot Lurik (otot rangka). Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada
seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan
banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
5. Sifat-sifat otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran
semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
6. Kelainan-kelainan pada otot, antara lain: a. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot
karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh. b.
Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada
otot anak-anak. c. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi
lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan. d. Hernia
abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus
melorot masuk ke rongga perut. e. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus
menyebabkan kram atau kejang. f. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot
menjadi kejang karena bakteri tetanus.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur J. Vander (1986). Human Physiology, 4th ed. Mc Graw: Hill Internasional Editions.
Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas. Jakarta: Gitamedia.
Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Gramedia:
Jakarta.
Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN
Advertisement
Hewan dan manusia dapat bergerak, mengangkat barang, dan melakukan aktivitas
lainnya karena adanya kontraksi otot yang menyebabkan munculnya gerakan.
Kontraksi adalah menegangnya otot sehingga menjadi lebih pendek dan dapat
menggerakkan tulang, kontraksi tersebut akan selalu diiukti dengan relaksasi yang
menyebabkan otot kembali ke ukurannya semula. Apabila otot berkontraksi namun
gagal berelaksasi akan terjadi kelainan yang disebut dengan kram.
Sebelum membaca artikel ini akan lebih baik anda mempelajari dulu : Struktur Otot
Rangka
Otot tersusun atas serabut miofibril yang terdiri atas filamen tipis dan filament tebal.
Filamen tipis tersusun atas protein aktin sedangkan filamen tebal tersusun atas
protein miosin. Pada miofibril nampak bagian gelap dan terang (lurik) oleh karena itu
sel-sel otot rangka sering disebut dengan nama sel otot lurik. Bagian gelap dan
terang ini terus berulang-ulang, setiap set bagian gelap-terang disebut dengan
sarkomer.
Untuk memahami mekanisme kontraksi otot, mari kita perhatikan bagian sarkomer
berikut.
Garis horizontal tebal adalah filamen tebal dan garis tipis merupakan filamen tipis.
Setiap sarkomer akan dibatasi oleh dua buah garis Z, pada tengah-tengah sarkomer
terdapat bagian saling tumpang tindih yang disebut pita A. Tepat di tengah-tengah
pita A terdapat bagian yang hanya terdapat filamen tebal saja yang disebut zona H,
dan di tengah-tengah zona H terdapat garis M (tidak ada pada gambar di atas). Pada
bagian ujung sarkomer terdapat bagian yang hanya terdiri dari filamen tipis dan
garis Z, bagian ini disebut pita I.
Pertama, kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi untuk terjadinya
kontraksi.
Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik dan
menggunakan energi yang timbul dari pemecahan ATP tersebut.
Setelah mendapat energi dari ATP, kepala miosin akan mengait (berikatan dengan)
aktin.
Terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang menyebabkan kepala miosin
bergerak sehingga menggerakkan aktin.
Kepala miosin yang menangkap ATP baru akan menyebabkan kepala miosin
melapaskan diri dari aktin dan siklus akan berulang kembali.
Perhatikanlah gambar di bawah ini. Gambar paling atas adalah sarkomer ketika
dalam keadaan relaksasi, sarkomer lebih panjang dan zona H nampak cukup lebar.
Gambar di bawahnya adalah sarkomer dalam keadaan berkontraksi, terlihat bahwa
sarkomer tersebut memendek dan zona H mulai menyempit. Gambar paling bawah
adalah sarkomer dalam keadaan kontraksi penuh, zona H hilang sama sekali karena
aktin saling tumpuk-menumpuk.
Paling tidak setiap satu bulan sekali hamper sebagian besar wanita mengalami siklus
menstruasi.
Menstruasi atau haid merupakan proses peluruhan dinding rahim [ endometerium] dan sel
telur yang tidak terbuahi oleh sel sperma. Proses menstruasi berkaitan erat dengan system
koordinasi yang melibatkan beberapa macam hormone reproduksi.
Beberapa fase siklus menstruasi dan jenis hormone yang berperan dalam siklus menstruasi,
antara lain adalah sebagai berikut :
Fase ini terjadi pada hari ke 5 s/d 15. Hormon yang berperan adalahgonadotrophin
releasing hormone ( GnRH ) yang disekresikan oleh hipotalamus. GnRH akan merangsang
hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH [ Follikel Stimulating Hormon ] yang akan
merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium. Pada fase ini hanya satu folikel yang
tumbuh menjadi sebuah sel telur [ ovum ]. Follikel akan mensekresi hormone esterogen.
Fase Ovulasi / ovulatoir
Meningkatnya kadar esterogen yang disekresi follikel pada fase pra ovulasi mengakibatkan
kadar FSH turun sehingga menyebabkan hipotalamus mensekresi GnRH yang akan
merangsang hipofisis anterior mensekresi Luteinizing hormone[ LH ] yang akan mendorong
pemasakan folikel sehingga sel telur dibebaskan.
Follikel yang telah melepaskan telur akan mengalami perubahan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum akan mensekresi hormone progesterone yang berfungsi memelihara
endometerium.
Fase menstruasi
Fase ini akan terjadi jika ovum yang dibebaskan oleh folikel tidak terbuahi oleh
spermatozoid, di mana korpus luteum meluruh menjadi korpus albikans. Korpus albikans
akan mensekresi esterogen. Sekresi esterogen menyebabkan progesterone menurun
jumlahnya. Dengan menurunnya kadar progesterone maka dinding endometerium meluruh
bersma-sama dengan ovum. Maka terjadilah menstruasi / perdarahan.
Fase menstruasi tidak akan terjadi jika ovum terbuahi oleh sperma, sebab jika terjadi
pembuahan maka korpus luteum akan mensekresikan hormone Human Chorionic
Gonadotropin [ HCG ]
Lama siklus mentruasi adalah berbeda-beda antara wanita satu dengan wanita lainnya. Apa
yang dijelaskan di atas adalah sesuatu yang sifatnya umum.
suatu hal yang wajar. Siklus ini berlangsung kira-kira 28 hari pada setiap
bulan. Kemungkinan antara satu wanita dengan wanita yang lain mempunyai
empat fase, yakni fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase
10.10.
a. Fase Menstruasi
b. Fase Praovulasi
Pada fase ini, hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon
terbentuk kembali.
c. Fase Ovulasi
terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus
menstruasi terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada fase ini, sekresi hormon
berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan.
Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna
endometrium tidak bisa bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan
Advertisement
Golongan darah seseorang dengan orang lain dapat sama atau berbeda tergantung
antigen dan antibodi yang terdapat pada darahnya. Penggolongan darah manusia
yang paling umum adalah sistem ABO. Penggolongan darah sistem ini ditemukan
olek Karl Lensteiner pada tahun 1900, karena penemuannya ini beliau mendapat
hadiah nobel pada tahun 1930.
Golongan darah yang sesuai apabila dicampur tidak akan menggumpal. Sedangkan
golongan darah yang tidak sesuai apabila di campur akan menggumpal (aglutinasi).
Oleh karena itu, seseorang yang mengalami kecelakaan dan memerlukan transfusi
darah harus memperoleh jenis darah yang sesuai dengan darahnya. Transfusi darah
yang tidak sesuai dapat mengakibatkan penggumpalan dan dapat membahayakan
tubuh.
Terdapat tiga jenis darah dalam penggolongan sistem ABO, yaitu golongan darah A,
B, AB, dan O. Penggolongan ini ditentukan dari antigen dan antibodi yang terdapat
pada darah. Antigen dalam golongan darah (disebut juga aglutinogen) terdapat pada
eritrosit atau sel darah merah. Sedangkan antibodi dalam golongan darah (disebut
juga aglutinin) terdapat pada plasma darah.
Penggumpalan darah yang terjadi antara darah yang berbeda jenis terjadi karena
interaksi antara antigen dan antibodi. Apabila antigen A bertemu dengan antibodi
anti-A maka akan terjadi gumpalan, dan apabila antigen B bertemu dengan anti-B
akan terjadi gumpalan juga. Karena interaksi tersebut maka pada saat transfusi
darah, perlu diperhatikan tentang golongan darah ang sesuai. Aturan dalam transfusi
darah adalah sebagai berikut.
Golongan darah A dapat diberikan kepada golongan A dan AB, dan dapat
menerima dari golongan A dan O.
Golongan darah B dapat diberikan kepada golongan B dan AB, dan dapat
menerima dari golongan B dan O.
Golongan darah AB dapat diberikan kepada golongan AB saja, namun dapat
menerima darah dari semua golongan sehingga golongan darah ini disebut
resipien (penerima) universal.
Golongan darah O dapat diberikan pada semua golongan darah sehingga
disebut sebagai donor (pemberi) universal, namun golongan darah O hanya bisa
menerima dari golongan O saja.
Bagan transfusi darah
Pengujian golongan darah atau yes golongan darah dapat dilakukan dengan
meneteskan antibodi pada darah yang telah diambil dari seseorang. Antibodi yang
digunakan adalah anti-A, anti-B, dan anti-AB. Darah diteteskan pada tiga tempat
terpisah dan diberi anti-A pada satu tempat, anti-B pada tempat yang lain, dan anti-
AB pada tempat terakhir. Yang akan terjadi pada darah ketika diberi antibodi
tersebut adalah sebagai berikut.
Golongan darah A akan menggumpal ketika ditetesi anti-A dan anti-AB, dan
tidak menggumpal dengan anti-B.
Golongan darah B akan menggumpal ketika ditetesi anti-B dan anti-AB, dan
tidak menggumpal dengan anti-A.
Golongan darah AB akan menggumpal ketika ditetesi semua antibodi tadi,
baik anti-A, anti-B, maupun anti-AB.
Golongan darah O tidak akan menggumpal ketika ditetesi anti-A, anti-B,
maupun anti-AB.
Tes golongan darah
Proses pernapasan terdiri dari dua fase yaitu fase inspirasi dan ekspirasi. Fase
inspirasi adalah pengambilan udara masuk ke dalam tubuh, sedangkan ekspirasi
adalah pengeluaran udara dari dalam tubuh. Mekanisme pernapasan dibedakan
menjadi dua yaitu pernapasan dada dan perut, silahkan simak penjelasan
lengkapnya dibawah ini.
# Pernapasan Dada
Pernapasan dada merupakan pernapasan dengan menggunakan otot-otot
antartulang rusuk. Mekanisme pernapasan dada dibedakan menjadi dua fase
berikut ini.
1. Fase Inspirasi
Pada saat inspirasi, otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga posisi tulang-
tulang rusuk terangkat. Hal ini menyebabkan rongga dada menjadi besar dan
volume paru-paru membesar, tetapi tekanannya menurun sehingga udara
masuk ke dalam paru-paru.
2. Fase Ekspirasi
Pada saat ekspirasi, otot di antara tulang rusuk mengendur (relaksasi) dan
tulang-tulang rusuk kembali seperti semula. Hal ini menyebabkan rongga dada
menjadi kecil dan tekanannya naik sehingga udara di dalam rongga paru-paru
terdorong keluar.
# Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan dengan menggunakan otot-otot
diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada
dan rongga perut. Mekanisme pernapasan perut dibedakan menjadi 2 fase yaitu.
1. Fase Inspirasi
Pada saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga posisi diafragma akan
mendatar. Hal ini menyebabkan rongga dada membesar dan volume paru-paru juga
membesar sehingga tekanan dalam paru-paru menurun. Akibatnya, udara masuk ke
dalam paru-paru.
2. Fase Ekspirasi
Pada saat ekspirasi, otot-otot diafragma mengendur (relaksasi) dan diafragma
berada pada kedudukan semula (berbentuk cekung). Hal ini menyebabkan rongga
dada mengecil dan tekanannya naik sehingga udara di dalam rongga paru-paru
terdorong keluar.
STRUKTUR GINJAL MANUSIA
Author - panji tok Date - 5:44:00 AM fisiologi
Advertisement
Ginjal merupakan organ eksresi manusia yang berperan menyaring darah untuk
membuang zat-zat yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh. Ginjal akan menyaring
darah, mengumpulkan kotoran, dan membuangnya dalam bentuk urin. Sampah
nitrogen dan sisa metabolisme tubuh lain akan dibuang dalam bentuk urin setiap
harinya. Manusia memiliki sepasang ginjal yang berberbentuk seperti kacang merah
dengan ukuran hampir sekepalan tangan. Ginjal manusia terletak didaerah pinggang
kiri dan kanan.
Ginjal manusia terdiri dari dua bagian yaitu korteks dan medula. Korteks merupakan
bagian luar ginjal, sedangkan medula merupakan bagian di dalamnya. Di dalam
korteks dan meula terdapat unit penyaring ginjal yang disebut nefron. Ginjal
memiliki ribuan nefron yang berfungsi untuk menyaring darah dan menghasilkan
urin. Nefron terdiri atas saluran panjang yang disebut tubula dan sebuah bola kapiler
yang disebut glomerulus. Glomerulus dikelilingi dan dilingkupi oleh struktur mirip
piala yang disebut kapsula bowman.
Struktur ginjal
Darah yang menuju ginjal masuk melalui arteriola aferan. Darah kemudian akan
disaring di glomerulus dan keluar glomerulus melalui arteriola eferan. Penyaringan
darah atau yang disebut dengan filtrasi, merupakan proses tertekannya darah pada
glomerulus sehingga cairan dan molekul kecil yang dikandungnya akan dipaksa
masuk menuju kapsula bowman. Proses filtrasi akan menyebabkan air dan molekul
kecil lainnya dikeluarkan dari darah, namun mempertahankan sel dan protein darah
tetap berada dalam darah.
Dari kapsula bowman, hasil filtrasi akan mengalir melalui tubulus kontortus
proksimal, menuju lengkung henle, menuju tubulus kontortus distal, dan
mengosongkan isinya pada duktus kolektivus. Duktus kolektivus merupakan saluran
yang mengumpulkan hasil filtrasi dari banyak nefron yang ada di sekitarnya. Satu
kesatuan yang terdiri atas glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, dan
Struktur nefron
Terdapat dua jenis nefron yaitu kortikal dan jukstamedulari. Nefron kortikal, memiliki
lengkung henle yang tereduksi (pendek) dan terletak pada korteks ginjal. Sedangkan
nefron jukstamedulari, memiliki lengkung henle yang berkembang dengan baik, dan
panjangnya mencapai medula ginjal. Sebagian besar nefron dalam ginjal manusia
merupakan nefron kortikal (80%) sedangkan sisanya (20%) merupakan nefron
jukstamedulari. Manusia dan burung memiliki kedua jenis nefron tersebut, namun
pada vertebrata lain, ginjalnya tidak memiliki lengkung henle.
Sekitar 20% darah yang dipompa jantung akan difiltrasi oleh ginjal. Dalam sehari
terdapat sekitar 2000 L darah yang disaring melalui ginjal. Dalam sehari tersebut,
ginjal mampu menghasilkan urin sekitar 1,5 L. Air yang tadinya disaring oleh ginjal
akan diserap kembali melalui proses reabsorbsi. Sekitar 99,9% air yang disaring oleh
ginjal akan diserap kembali ke dalam tubuh. Apabila tidak terjadi proses penyerapan
kembali air, manusia akan mengeluarkan ratusan liter urin setiap hari, dan
membutuhkan minum sebanyak itu pula.
Arteriola aferan mambawa darah masuk glomerulus, setelah disaring darah keluar
menuju arteriola eferen. Arteriola eferan akan bercabang-cabang membentuk kapiler
peritubuler yang saling jalin menjalin dengan tubulus nefron. Kapiler tersebut juga
akan menjulur ke arah bawah menuju lengkung henle yang disebut dengan vesa
rekta. Pembuluh yang melilit tubulus tersebut memiliki peran dalam menampung
hasil reabsorbsi (penyerapan kembali) tubulus, dan memberikan nutrisi bagi tubulus.
Urin keluar ginjal melalui saluran yang disebut ureter. Urin tersebut akan menuju
kandung kemih untuk dikumpulkan hingga banyak sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Urin akan meninggalkan kandung kemih melalui saluran yang disebut uretra. Saluran
keluar uretra pada wanita terletak dekat vagina, sedangkan pada pria terletak di
ujung penis. Rasa sakit yang terjadi ketika membuang urin dapat disebabkan oleh
infeksi yang terjadi pada kandung kemih maupun uretra. Infeksi ini terjadi karena
masuknya bakteri yang umumnya berasal dari daerah dubur manusia. Wanita lebih
umum terserang infeksi saluran urin dibandingkan pria karena saluran urin wanita
terletak lebih dekat dengan duburnya.