Вы находитесь на странице: 1из 30

MAKALAH SISTEM OTOT

BAB I
PENDAHULUAN

Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan
jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam
sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi
pendek. Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu,
terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot.
Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada penjelasan lengkap tentang proses di balik
kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat kimia penyusun filamen-filamen tebal
dan tipis yaitu aktin dan miosin.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara
kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung
dan usus. Otot Lurik (otot rangka).
Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki
nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada lengan. Otot jantung hanya
terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang
hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik
yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan
otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus
interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya
yakni involuntary (tidak disadari).
Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor dari
banyak sel menjadi struktur yang seperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit
kontaksi berupa protein yang trerdiri atas miofibril-miofibril. Miofibril ini merupakan
kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan lapis tipis (aktin) (Syaifuddin: 1997).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Otot


Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak ini
adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah
bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut
miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata
lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi:
2000).
2.2. Terminologi Otot Pembentuk Tubuh Manusia
Terminologi (bahasa Latin: terminus) atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan
penggunaannya.
Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut:
1. Otot bagian kepala
2. Otot bagian leher
3. Otot bagian perut
4. Otot bagian anggota gerak atas
5. Otot bagian anggota gerak bawah

1. Otot Bagian kepala

Gambar 2.1 : Otot Bagian Kepala


Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahidan menarik dahi mata
b. Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit kebelakang
2. Otot wajah , yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
a. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus obliges okuli/ otot bola mata yang terdapat disekeliling mata yang berfungsi
memutar mata
c. Muskulus orbicularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling mata, yang
berfungsi sebagai penutup mata.
d. Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang fungsinya menarik,
mengangkat kelopak mata keatas pada waktu membuka mata.
3. Otot mulut/ bibir dan pipi, yang terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut, yang berfungsi
menarik sudut mulut kebawah.
b. Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo pinggir lekuk mata
menuju bibir atas dan hidung.
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan kelanjutan pada otot
leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah atau membentuk mimik muka kebawah
d. Muskulus buksinator, yang memebentuk dinding sampai rongga mulut, fungsinya menahan
makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkatdagu mulut keatas waktu
senyum.
4. Otot pengunyah, yang terbagia atas:
a. Muskulus maseter, yang berfungsi mengngkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
b. Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah ketas dan kebelakang
c. Muskulus pterogoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik rahang bawah kedepan.
5. Otot lidah, yang terbagi atas:
a. Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan
b. Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang

2. Otot bagian leher

Gambar 2.2 : Otot Bagian Leher


Otot bagian leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Muskulus platisma, trdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya
menekan mandibular, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2. Muskulus sternokleido mastoid, terdapat di samping kiri dan kanan leher yang berfungsi
menarik kepala kesamping kiri, kanan, dan memutar kepala.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis, ketiganya terdapat
dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.
3. Otot bagian perut
Gambae 2.3 : Otot Bagian Perut
Otot ini terdiri ata:
1. Muskulus abdominalis internal (dinding perut)
2. Linea alba, yaitu garis tengah dinding perut
3. Muskulus abdominalis eksternal
4. Muskulus obliqus eksternus abdominis
5. Muskulus obliqus internus abdominis
6. Muskulus tranversus abdominis

4. Otot tungkai atas


Otot tungkai atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia
lata yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Otot abductor, yang terdiri dari:
a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus abductor longis sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarakan abduksidari femur.
2. Muskulus eksentor ( qudriseps femoris)
Atau otot berkepala empat, yang terdiri dari:
a. Muskulus rektus femoralis
b. Muskulus vastus lateralis eksternal
c. Muskulus vastus medialis internal
d. Muskulus vastus intermedial
e. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha yang terdiri dari :
Biseps femoris ( otot berkepala 2), yang fungsinya membengkokkanpaha dan meluruskan
tungkai bawah
Muskulus semi membranous (otot seperti selaput), yang fungsinya membengkokkan tungkai
bawah
Muskulus semi membranous (otot seperti urat), yang fungsinya membengkokkan urat bawah
serta memutar kedalam
Muskulus Sartorius (otot penjahit), yang fungsinya eksorotasi femur yang memutarkeluar
pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokan keluar.
5. Otot tungkai bawah

Gambar 2.4 : Otot tungkai bawah

Terdiri dari:
1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir kaki
sebelah tengah dan membengkokan kaki
2. Muskulus eksensor talangos longus, yang fungsinya malurus kan jari telunjuk ketengahan
jari, jari manisdan kelingking kaki
3. Otot jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki
4. Urat arkiles (tendo arkhiles) yang fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokan tungkai bawah lutut.
5. Otottulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya dapat membengkokan
kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah kedalam
6. Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki ( muskulus ekstensor
falangus). (Setiadi.2007)
Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:
a. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot.
b. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada.
c. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril
terbagi atas 2 macam, yakni :
1. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
2. Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan
miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka protein
aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin
yang sedang bekerja.

2.3. Jenis-jenis dan Struktur Otot


Terdapat 3 jenis otot yang ditemukan pada vertebrata, yaitu otot rangka, otot jantung
dan otot polos. Bila diteliti di bawah mikroskop, pada otot jantung dan otot rangka terlihat
adanya garis-garis dan disebut otot lurik, sedang otot polos tidak ditemukan adanya garis-
garis atau pun garisnya sangat halus, oleh karena itu disebut otot polos (Irianto Kus: 2004).
a. Jaringan Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya berselang-
seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polosmempunyai bentuk
sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot
polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih.
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga
disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf otonom.
Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos terdapat
pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera. Misalnya pada pembuluh
darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot
polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran
pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan
pupil mata. Struktur otot polos dapat Anda amati pada Gambar 2.1.

Gambar 2.5. Otot Polos


b. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling
gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau
serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi
sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot
volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat
tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya
melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah,
bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat
berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.

Gambar 2.6. Otot Lurik

c. Jaringan Otot Jantung


Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut
lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot
jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot
jantungbekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan
selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara
otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karena
hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung
menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot
jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap
jika dilihat dengan mikroskop.
Gambar 2.7. Otot Jantung

2.4. Fungsi Otot


Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila rangsangan
diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah besar.
Keadaan ini disebut sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka kontraksi
mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut menjadi pendek dan diameternya
membesar.
Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa macam,
yaitu:
a. Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.
b. Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.
c. Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.
d. Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan.
e. Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.
f. Otot dilatator, untuk melebarkan.
g. Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.
h. Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama.
i. Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah.
j. Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.
k. Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
l. Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.

2.5. Sifat-sifat Otot


Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot tidak hanya
menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam tubuh. Misalnya
jantung, usus dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan membesar dan mengecilnya
rongga dada,tempat paru-paru berada.
Adapun sifat-sifat otot, antara lain:
1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran
semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula (Datu Razak: 2004).

Gambar 2.8. Dengan adanya otot, tulang-tulang dapat digerakkan.

2.6 Sifat Kerja Otot


Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau
terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan
trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga
jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk
menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar
bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan
menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama sama dengan tujuan yang
sama. Jadi, otot otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot
otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator,
yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada
bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi,
maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi
yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot
tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan
tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus
mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke
posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan
kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi
yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot
dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.

2.6 Mekanisme Terjadinya Gerak pada Otot

Gambar 2.9. Mekanisme Kontraksi Otot

Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk menggerakan otot
biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan pertama akan
diperkuat oleh rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh rangsangan ketiga,
dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus, atau ketegangan, yang
maksimum. Tiap rangsangan yang diberikan akan menimbulkan potensi aksi, yang akan
menghasilkan kontraksi otot tunggal pada serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut
mencapai relaksasi penuh, kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi
tunggal yang kekuatanya sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang
kedua diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan terjadi
kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini dinamakan penjumlahan kontraksi.
bila otot diberikan rangsangan yang sangat cepat, tetapi masih ada relaksasi diantara dua
rangsangan, akan terjadi keadaan yang dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada
kesempatan relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuatan
maksimum yang disebut tetanus sempurna.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi otot
adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal. Kedua
jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan
unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat penampakan bergaris atau
lurik pada otot rangka atau otot jantung. Sarkomer terdiri dari beberapa daerah. Ujung tiap
sarkomer disebut garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari
filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya
terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih; sedangkan
daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat;
filamen miosin terikat pada garis M di bagian tengah sarkomer.
Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H, Sehingga serabut
otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H menjadi lebih pendek.
Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun secara pararel. Ujung
miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke
miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi
tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk
jembatan silau. Lalu energi yang terdapat pada miosin dilepaskan, dari ujung miosin
beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi. Relaksasi
tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di ekor
miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru
bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi berulang
membentuk siklus.

2.7. Kelainan-kelainan pada Otot


Kelainan-kelainan otot, antara lain sebagai berikut:
1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan
kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada
otot anak-anak.
3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan
lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan
menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.
6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.
7. Keseleo, tertariknya tendon didaerah persendian dan jika terlalu keras bisa menyebabkan
putusnya otot.
8. Nyeri otot , aliran darah yang terhambat sehingga menyebabkan peredaran darah tidak
lancer. (Vander J. Arthur: 1986).

BAB III
PENUTUP

1. Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan
kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
2. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat
melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
3. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan glikogen
dan menentukan postur tubuh.
4. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong.
Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung
dan usus. Otot Lurik (otot rangka). Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada
seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan
banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
5. Sifat-sifat otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran
semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
6. Kelainan-kelainan pada otot, antara lain: a. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot
karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh. b.
Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada
otot anak-anak. c. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi
lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan. d. Hernia
abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus
melorot masuk ke rongga perut. e. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus
menyebabkan kram atau kejang. f. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot
menjadi kejang karena bakteri tetanus.

DAFTAR PUSTAKA
Arthur J. Vander (1986). Human Physiology, 4th ed. Mc Graw: Hill Internasional Editions.

Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas. Jakarta: Gitamedia.

Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Gramedia:
Jakarta.

Setiadi.2007.Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Graham Ilmu

Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia. DepDikBud: Bandung

LAMPIRAN

1. Apakah yang dimaksud dengan jaringan otot?


Jawab:
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan
jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
2. Sebutkan jenis-jenis pada otot?
Jawab:
Jenis-jenis pada otot, antara lain:
a. Otot polos.
b. Otot lurik/ otot rangka.
c. Otot jantung.
3. Tuliskan kelainan-kelainan pada otot?
Jawab:
Kelainan-kelainan pada otot, antara lain:
a. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan
kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
b. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada
otot anak-anak.
c. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan
lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
d. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan
menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
e. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.
f. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.
4. Sebutkan sifat-sifat pada otot?
Jawab:
Sifat-sifat pada otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran
semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula
http://willynovita28.blogspot.co.id/2014/11/makalah-sistem-otot.html
MEKANISME KONTRAKSI OTOT
Author - panji tok Date - 8:13:00 AM fisiologi

Advertisement

Hewan dan manusia dapat bergerak, mengangkat barang, dan melakukan aktivitas
lainnya karena adanya kontraksi otot yang menyebabkan munculnya gerakan.
Kontraksi adalah menegangnya otot sehingga menjadi lebih pendek dan dapat
menggerakkan tulang, kontraksi tersebut akan selalu diiukti dengan relaksasi yang
menyebabkan otot kembali ke ukurannya semula. Apabila otot berkontraksi namun
gagal berelaksasi akan terjadi kelainan yang disebut dengan kram.

Sebelum membaca artikel ini akan lebih baik anda mempelajari dulu : Struktur Otot
Rangka

Otot tersusun atas serabut miofibril yang terdiri atas filamen tipis dan filament tebal.
Filamen tipis tersusun atas protein aktin sedangkan filamen tebal tersusun atas
protein miosin. Pada miofibril nampak bagian gelap dan terang (lurik) oleh karena itu
sel-sel otot rangka sering disebut dengan nama sel otot lurik. Bagian gelap dan
terang ini terus berulang-ulang, setiap set bagian gelap-terang disebut dengan
sarkomer.

Untuk memahami mekanisme kontraksi otot, mari kita perhatikan bagian sarkomer
berikut.
Garis horizontal tebal adalah filamen tebal dan garis tipis merupakan filamen tipis.
Setiap sarkomer akan dibatasi oleh dua buah garis Z, pada tengah-tengah sarkomer
terdapat bagian saling tumpang tindih yang disebut pita A. Tepat di tengah-tengah
pita A terdapat bagian yang hanya terdapat filamen tebal saja yang disebut zona H,
dan di tengah-tengah zona H terdapat garis M (tidak ada pada gambar di atas). Pada
bagian ujung sarkomer terdapat bagian yang hanya terdiri dari filamen tipis dan
garis Z, bagian ini disebut pita I.

Mekanisme kontraksi otot disebut dengan sliding filament model, karena


berkaitan dengan gerakan meluncur dari filamen tebal dan tipis. Sebelum sampai
pada penjelasan sliding filament model, perhatikanlah bagian sarkomer di bawah ini.
Filamen tebal digambarkan dengan garis tebal biru, sedangkan filament tipis
digambarkan dengan garis kuning.
Pada filamen tebal (miosin) terdapat bagian mirip kepala yang berfungsi mengait
filament tipis (aktin). Kaitan dari kepala miosin inilah yang menyebabkan terjadinya
gerakan meluncur (sliding) yang menimbulkan otot berkontraksi.

Penjelasan tentang sliding filament model adalah


sebagai berikut.

Pertama, kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi untuk terjadinya
kontraksi.

Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik dan
menggunakan energi yang timbul dari pemecahan ATP tersebut.
Setelah mendapat energi dari ATP, kepala miosin akan mengait (berikatan dengan)
aktin.

Terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang menyebabkan kepala miosin
bergerak sehingga menggerakkan aktin.

Kepala miosin yang menangkap ATP baru akan menyebabkan kepala miosin
melapaskan diri dari aktin dan siklus akan berulang kembali.
Perhatikanlah gambar di bawah ini. Gambar paling atas adalah sarkomer ketika
dalam keadaan relaksasi, sarkomer lebih panjang dan zona H nampak cukup lebar.
Gambar di bawahnya adalah sarkomer dalam keadaan berkontraksi, terlihat bahwa
sarkomer tersebut memendek dan zona H mulai menyempit. Gambar paling bawah
adalah sarkomer dalam keadaan kontraksi penuh, zona H hilang sama sekali karena
aktin saling tumpuk-menumpuk.

Mekanisme sliding filament model secara keseluruhan dapat diperhatikan pada


gambar berikut ini.
Fase-fase Siklus Menstruasi dan hormone yang mempengaruhinya
Sabtu, 02 November 2013 | levpc68 di 11/02/2013 12:19:00 AM | Label: REPRODUKSI

Paling tidak setiap satu bulan sekali hamper sebagian besar wanita mengalami siklus
menstruasi.

Menstruasi atau haid merupakan proses peluruhan dinding rahim [ endometerium] dan sel
telur yang tidak terbuahi oleh sel sperma. Proses menstruasi berkaitan erat dengan system
koordinasi yang melibatkan beberapa macam hormone reproduksi.

Beberapa fase siklus menstruasi dan jenis hormone yang berperan dalam siklus menstruasi,
antara lain adalah sebagai berikut :

Fase Pra ovulasi / Follikuler.

Fase ini terjadi pada hari ke 5 s/d 15. Hormon yang berperan adalahgonadotrophin
releasing hormone ( GnRH ) yang disekresikan oleh hipotalamus. GnRH akan merangsang
hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH [ Follikel Stimulating Hormon ] yang akan
merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium. Pada fase ini hanya satu folikel yang
tumbuh menjadi sebuah sel telur [ ovum ]. Follikel akan mensekresi hormone esterogen.
Fase Ovulasi / ovulatoir

Fase ini terjadi pada hari ke-15.

Meningkatnya kadar esterogen yang disekresi follikel pada fase pra ovulasi mengakibatkan
kadar FSH turun sehingga menyebabkan hipotalamus mensekresi GnRH yang akan
merangsang hipofisis anterior mensekresi Luteinizing hormone[ LH ] yang akan mendorong
pemasakan folikel sehingga sel telur dibebaskan.

Fase pasca ovulasi

Fase ini terjadi pada hari ke -15 hingga ke-28.

Follikel yang telah melepaskan telur akan mengalami perubahan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum akan mensekresi hormone progesterone yang berfungsi memelihara
endometerium.

Fase menstruasi

Terjadi pada hari ke-29.

Fase ini akan terjadi jika ovum yang dibebaskan oleh folikel tidak terbuahi oleh
spermatozoid, di mana korpus luteum meluruh menjadi korpus albikans. Korpus albikans
akan mensekresi esterogen. Sekresi esterogen menyebabkan progesterone menurun
jumlahnya. Dengan menurunnya kadar progesterone maka dinding endometerium meluruh
bersma-sama dengan ovum. Maka terjadilah menstruasi / perdarahan.

Fase menstruasi tidak akan terjadi jika ovum terbuahi oleh sperma, sebab jika terjadi
pembuahan maka korpus luteum akan mensekresikan hormone Human Chorionic
Gonadotropin [ HCG ]

Lama siklus mentruasi adalah berbeda-beda antara wanita satu dengan wanita lainnya. Apa
yang dijelaskan di atas adalah sesuatu yang sifatnya umum.

Siklus Menstruasi Pada Wanita


Saat seorang wanita masih subur, siklus menstruasi merupakan

suatu hal yang wajar. Siklus ini berlangsung kira-kira 28 hari pada setiap

bulan. Kemungkinan antara satu wanita dengan wanita yang lain mempunyai

lama siklus yang berbeda. Pada wanita, siklus menstruasi melalui

empat fase, yakni fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase

pascaovulasi. Kalian dapat pula melihat siklus menstruasi pada Gambar

10.10.

a. Fase Menstruasi

Pada fase menstruasi, hormon yang berperan ialah hormon estrogen

dan progesteron. Sekitar lima hari pertama menstruasi, kedua hormon

tersebut mengalami reduksi. Akibatnya, sel telur yang berada dalam

lapisan endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya

endometrium melalui pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah

menjadi sangat tipis

b. Fase Praovulasi

Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai.

Pada fase ini, hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon

LH. Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel untuk menghasilkan

hormon estrogen dan progesteron. Adanya rangsangan hormon

estrogen dan progesteron membuat lapisan endometrium yang luruh

terbentuk kembali.

c. Fase Ovulasi

Setelah fase praovulasi, selanjutnya ialah fase ovulasi. Fase ovulasi

terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus

menstruasi terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada fase ini, sekresi hormon

estrogen sangat banyak. Oleh karenanya, sekresi hormon FSH

mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya

stimulasi hormon LH pada folikel menjadikan folikel semakin matang.

Pematangan folikel menyebabkan sel telur keluar dari folikel. Peristiwa

ini dinamakan ovulasi.


d. Fase Pascaovulasi

Berikutnya, setelah fase praovulasi adalah fase pascaovulasi yang

berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan.

Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna

kuning yang disebut korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan

hormon progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron

ini berperan dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga

siap untuk penanaman embrio.

Namun demikian, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi,

korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Akibatnya,

sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun

dan sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena

darah tidak mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron,

endometrium tidak bisa bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan

fase pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi.

GOLONGAN DARAH SISTEM ABO

Author - panji tok Date - 6:12:00 AM fisiologi

Advertisement

Golongan darah seseorang dengan orang lain dapat sama atau berbeda tergantung
antigen dan antibodi yang terdapat pada darahnya. Penggolongan darah manusia
yang paling umum adalah sistem ABO. Penggolongan darah sistem ini ditemukan
olek Karl Lensteiner pada tahun 1900, karena penemuannya ini beliau mendapat
hadiah nobel pada tahun 1930.

Golongan darah yang sesuai apabila dicampur tidak akan menggumpal. Sedangkan
golongan darah yang tidak sesuai apabila di campur akan menggumpal (aglutinasi).
Oleh karena itu, seseorang yang mengalami kecelakaan dan memerlukan transfusi
darah harus memperoleh jenis darah yang sesuai dengan darahnya. Transfusi darah
yang tidak sesuai dapat mengakibatkan penggumpalan dan dapat membahayakan
tubuh.
Terdapat tiga jenis darah dalam penggolongan sistem ABO, yaitu golongan darah A,
B, AB, dan O. Penggolongan ini ditentukan dari antigen dan antibodi yang terdapat
pada darah. Antigen dalam golongan darah (disebut juga aglutinogen) terdapat pada
eritrosit atau sel darah merah. Sedangkan antibodi dalam golongan darah (disebut
juga aglutinin) terdapat pada plasma darah.

Golongan darah A memiliki antigen A pada eritrositnya dan memiliki


antibodi anti-B dalam plasmanya.
Gongan darah B memiliki antigen B pada eritrositnya dan memiliki antibodi
anti-A dalam plasmanya.
Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada eritrositnya, namun
tidak memiliki antibodi dalam plasmanya.
Golongan darah O tidak memiliki antigen dalam eritrositnya, namun
memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasmanya.

Penggumpalan darah yang terjadi antara darah yang berbeda jenis terjadi karena
interaksi antara antigen dan antibodi. Apabila antigen A bertemu dengan antibodi
anti-A maka akan terjadi gumpalan, dan apabila antigen B bertemu dengan anti-B
akan terjadi gumpalan juga. Karena interaksi tersebut maka pada saat transfusi
darah, perlu diperhatikan tentang golongan darah ang sesuai. Aturan dalam transfusi
darah adalah sebagai berikut.

Golongan darah A dapat diberikan kepada golongan A dan AB, dan dapat
menerima dari golongan A dan O.
Golongan darah B dapat diberikan kepada golongan B dan AB, dan dapat
menerima dari golongan B dan O.
Golongan darah AB dapat diberikan kepada golongan AB saja, namun dapat
menerima darah dari semua golongan sehingga golongan darah ini disebut
resipien (penerima) universal.
Golongan darah O dapat diberikan pada semua golongan darah sehingga
disebut sebagai donor (pemberi) universal, namun golongan darah O hanya bisa
menerima dari golongan O saja.
Bagan transfusi darah

Pengujian golongan darah atau yes golongan darah dapat dilakukan dengan
meneteskan antibodi pada darah yang telah diambil dari seseorang. Antibodi yang
digunakan adalah anti-A, anti-B, dan anti-AB. Darah diteteskan pada tiga tempat
terpisah dan diberi anti-A pada satu tempat, anti-B pada tempat yang lain, dan anti-
AB pada tempat terakhir. Yang akan terjadi pada darah ketika diberi antibodi
tersebut adalah sebagai berikut.

Golongan darah A akan menggumpal ketika ditetesi anti-A dan anti-AB, dan
tidak menggumpal dengan anti-B.
Golongan darah B akan menggumpal ketika ditetesi anti-B dan anti-AB, dan
tidak menggumpal dengan anti-A.
Golongan darah AB akan menggumpal ketika ditetesi semua antibodi tadi,
baik anti-A, anti-B, maupun anti-AB.
Golongan darah O tidak akan menggumpal ketika ditetesi anti-A, anti-B,
maupun anti-AB.
Tes golongan darah

Dalam penelitian yang banyak dilakukan, terbukti bahwa golongan darah O


merupakan golongan darah yang paling banyak ditemukan. Sedangkan golongan
darah AB merupakan golongan darah yang paling sedikit ditemukan. Perbedaan
golongan darah disebabkan oleh gen penentu golongan darah yang terdapat pada
kromosom. Terdapat alel IA, IB, dan i yang menentukan golongan darah.

Golongan darah A memiliki gen IAIA atau IAi dalam kromosomnya.


Golongan darah B memiliki gen IBIB atau IBi dalam kromosomnya.
Golongan darah AB memiliki gen IAIB dalam kromosomnya.
Golongan darah O memiliki gen ii dalam kromosomnya.
Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut Fase Inspirasi dan
Ekspirasi
OLEH KANG REZOT

Proses pernapasan terdiri dari dua fase yaitu fase inspirasi dan ekspirasi. Fase
inspirasi adalah pengambilan udara masuk ke dalam tubuh, sedangkan ekspirasi
adalah pengeluaran udara dari dalam tubuh. Mekanisme pernapasan dibedakan
menjadi dua yaitu pernapasan dada dan perut, silahkan simak penjelasan
lengkapnya dibawah ini.

# Pernapasan Dada
Pernapasan dada merupakan pernapasan dengan menggunakan otot-otot
antartulang rusuk. Mekanisme pernapasan dada dibedakan menjadi dua fase
berikut ini.

1. Fase Inspirasi
Pada saat inspirasi, otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga posisi tulang-
tulang rusuk terangkat. Hal ini menyebabkan rongga dada menjadi besar dan
volume paru-paru membesar, tetapi tekanannya menurun sehingga udara
masuk ke dalam paru-paru.

2. Fase Ekspirasi
Pada saat ekspirasi, otot di antara tulang rusuk mengendur (relaksasi) dan
tulang-tulang rusuk kembali seperti semula. Hal ini menyebabkan rongga dada
menjadi kecil dan tekanannya naik sehingga udara di dalam rongga paru-paru
terdorong keluar.

# Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan dengan menggunakan otot-otot
diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada
dan rongga perut. Mekanisme pernapasan perut dibedakan menjadi 2 fase yaitu.

1. Fase Inspirasi
Pada saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga posisi diafragma akan
mendatar. Hal ini menyebabkan rongga dada membesar dan volume paru-paru juga
membesar sehingga tekanan dalam paru-paru menurun. Akibatnya, udara masuk ke
dalam paru-paru.

2. Fase Ekspirasi
Pada saat ekspirasi, otot-otot diafragma mengendur (relaksasi) dan diafragma
berada pada kedudukan semula (berbentuk cekung). Hal ini menyebabkan rongga
dada mengecil dan tekanannya naik sehingga udara di dalam rongga paru-paru
terdorong keluar.
STRUKTUR GINJAL MANUSIA
Author - panji tok Date - 5:44:00 AM fisiologi

Advertisement

Ginjal merupakan organ eksresi manusia yang berperan menyaring darah untuk
membuang zat-zat yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh. Ginjal akan menyaring
darah, mengumpulkan kotoran, dan membuangnya dalam bentuk urin. Sampah
nitrogen dan sisa metabolisme tubuh lain akan dibuang dalam bentuk urin setiap
harinya. Manusia memiliki sepasang ginjal yang berberbentuk seperti kacang merah
dengan ukuran hampir sekepalan tangan. Ginjal manusia terletak didaerah pinggang
kiri dan kanan.

Nefron, unit penyaring ginjal

Ginjal manusia terdiri dari dua bagian yaitu korteks dan medula. Korteks merupakan
bagian luar ginjal, sedangkan medula merupakan bagian di dalamnya. Di dalam
korteks dan meula terdapat unit penyaring ginjal yang disebut nefron. Ginjal
memiliki ribuan nefron yang berfungsi untuk menyaring darah dan menghasilkan
urin. Nefron terdiri atas saluran panjang yang disebut tubula dan sebuah bola kapiler
yang disebut glomerulus. Glomerulus dikelilingi dan dilingkupi oleh struktur mirip
piala yang disebut kapsula bowman.
Struktur ginjal

Darah yang menuju ginjal masuk melalui arteriola aferan. Darah kemudian akan
disaring di glomerulus dan keluar glomerulus melalui arteriola eferan. Penyaringan
darah atau yang disebut dengan filtrasi, merupakan proses tertekannya darah pada
glomerulus sehingga cairan dan molekul kecil yang dikandungnya akan dipaksa
masuk menuju kapsula bowman. Proses filtrasi akan menyebabkan air dan molekul
kecil lainnya dikeluarkan dari darah, namun mempertahankan sel dan protein darah
tetap berada dalam darah.

Dari kapsula bowman, hasil filtrasi akan mengalir melalui tubulus kontortus
proksimal, menuju lengkung henle, menuju tubulus kontortus distal, dan
mengosongkan isinya pada duktus kolektivus. Duktus kolektivus merupakan saluran
yang mengumpulkan hasil filtrasi dari banyak nefron yang ada di sekitarnya. Satu
kesatuan yang terdiri atas glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, dan

tubulus kontortus distal disebut sebagai nefron.

Struktur nefron

Terdapat dua jenis nefron yaitu kortikal dan jukstamedulari. Nefron kortikal, memiliki
lengkung henle yang tereduksi (pendek) dan terletak pada korteks ginjal. Sedangkan
nefron jukstamedulari, memiliki lengkung henle yang berkembang dengan baik, dan
panjangnya mencapai medula ginjal. Sebagian besar nefron dalam ginjal manusia
merupakan nefron kortikal (80%) sedangkan sisanya (20%) merupakan nefron
jukstamedulari. Manusia dan burung memiliki kedua jenis nefron tersebut, namun
pada vertebrata lain, ginjalnya tidak memiliki lengkung henle.

Sekitar 20% darah yang dipompa jantung akan difiltrasi oleh ginjal. Dalam sehari
terdapat sekitar 2000 L darah yang disaring melalui ginjal. Dalam sehari tersebut,
ginjal mampu menghasilkan urin sekitar 1,5 L. Air yang tadinya disaring oleh ginjal
akan diserap kembali melalui proses reabsorbsi. Sekitar 99,9% air yang disaring oleh
ginjal akan diserap kembali ke dalam tubuh. Apabila tidak terjadi proses penyerapan
kembali air, manusia akan mengeluarkan ratusan liter urin setiap hari, dan
membutuhkan minum sebanyak itu pula.

Arteriola aferan mambawa darah masuk glomerulus, setelah disaring darah keluar
menuju arteriola eferen. Arteriola eferan akan bercabang-cabang membentuk kapiler
peritubuler yang saling jalin menjalin dengan tubulus nefron. Kapiler tersebut juga
akan menjulur ke arah bawah menuju lengkung henle yang disebut dengan vesa
rekta. Pembuluh yang melilit tubulus tersebut memiliki peran dalam menampung
hasil reabsorbsi (penyerapan kembali) tubulus, dan memberikan nutrisi bagi tubulus.

Urin keluar ginjal melalui saluran yang disebut ureter. Urin tersebut akan menuju
kandung kemih untuk dikumpulkan hingga banyak sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Urin akan meninggalkan kandung kemih melalui saluran yang disebut uretra. Saluran
keluar uretra pada wanita terletak dekat vagina, sedangkan pada pria terletak di
ujung penis. Rasa sakit yang terjadi ketika membuang urin dapat disebabkan oleh
infeksi yang terjadi pada kandung kemih maupun uretra. Infeksi ini terjadi karena
masuknya bakteri yang umumnya berasal dari daerah dubur manusia. Wanita lebih
umum terserang infeksi saluran urin dibandingkan pria karena saluran urin wanita
terletak lebih dekat dengan duburnya.

Вам также может понравиться

  • Soal IPA
    Soal IPA
    Документ44 страницы
    Soal IPA
    sukmawati
    Оценок пока нет
  • Hasil Analisis UH New
    Hasil Analisis UH New
    Документ2 страницы
    Hasil Analisis UH New
    sukma
    Оценок пока нет
  • SOAL Hormon
    SOAL Hormon
    Документ96 страниц
    SOAL Hormon
    sukmawati
    Оценок пока нет
  • Chat Seri#4
    Chat Seri#4
    Документ3 страницы
    Chat Seri#4
    sukma
    Оценок пока нет
  • LKPD Virus
    LKPD Virus
    Документ9 страниц
    LKPD Virus
    sukma
    100% (1)
  • Chat Seri#4
    Chat Seri#4
    Документ3 страницы
    Chat Seri#4
    sukma
    Оценок пока нет
  • Sistem Reproduksi SMP
    Sistem Reproduksi SMP
    Документ15 страниц
    Sistem Reproduksi SMP
    sukma
    Оценок пока нет
  • Pola Hereditas
    Pola Hereditas
    Документ32 страницы
    Pola Hereditas
    sukma
    Оценок пока нет
  • Un 2011
    Un 2011
    Документ10 страниц
    Un 2011
    nugroho_why_you
    Оценок пока нет
  • Soal Jamur
    Soal Jamur
    Документ3 страницы
    Soal Jamur
    sukmawati
    Оценок пока нет
  • Soal Pewarisan Sifat+pembhsn
    Soal Pewarisan Sifat+pembhsn
    Документ4 страницы
    Soal Pewarisan Sifat+pembhsn
    sukma
    Оценок пока нет
  • Kehati
    Kehati
    Документ5 страниц
    Kehati
    sukma
    Оценок пока нет
  • Prediksi Un 2016
    Prediksi Un 2016
    Документ7 страниц
    Prediksi Un 2016
    sukma
    Оценок пока нет
  • Soal Bhs Ind
    Soal Bhs Ind
    Документ167 страниц
    Soal Bhs Ind
    sukma
    Оценок пока нет
  • Bhs Indonesia
    Bhs Indonesia
    Документ38 страниц
    Bhs Indonesia
    sukma
    Оценок пока нет
  • Materi Fisika
    Materi Fisika
    Документ1 страница
    Materi Fisika
    sukma
    Оценок пока нет
  • Sistem Reproduksi SMP
    Sistem Reproduksi SMP
    Документ15 страниц
    Sistem Reproduksi SMP
    sukma
    Оценок пока нет
  • Latihan Un SD 2012 Matematika Kunci
    Latihan Un SD 2012 Matematika Kunci
    Документ5 страниц
    Latihan Un SD 2012 Matematika Kunci
    sukma
    Оценок пока нет
  • Soal Tik SMP
    Soal Tik SMP
    Документ14 страниц
    Soal Tik SMP
    sukma
    Оценок пока нет
  • Prediksi Mat SMP
    Prediksi Mat SMP
    Документ5 страниц
    Prediksi Mat SMP
    sukma
    Оценок пока нет
  • Latihan Soal Tik Kelas X
    Latihan Soal Tik Kelas X
    Документ15 страниц
    Latihan Soal Tik Kelas X
    Khamim JA
    Оценок пока нет
  • Coelenterata
    Coelenterata
    Документ7 страниц
    Coelenterata
    sukma
    Оценок пока нет
  • Porifera
    Porifera
    Документ8 страниц
    Porifera
    sukma
    Оценок пока нет
  • Lat Soal Sistem Ekskresi
    Lat Soal Sistem Ekskresi
    Документ5 страниц
    Lat Soal Sistem Ekskresi
    sukma
    Оценок пока нет
  • SMA - Kimia 1993
    SMA - Kimia 1993
    Документ8 страниц
    SMA - Kimia 1993
    Bang Oji Tea
    Оценок пока нет
  • Soal Mollusca
    Soal Mollusca
    Документ9 страниц
    Soal Mollusca
    sukma
    Оценок пока нет
  • Lampiran 21. Soal UH Jaringan Tumbuhan
    Lampiran 21. Soal UH Jaringan Tumbuhan
    Документ6 страниц
    Lampiran 21. Soal UH Jaringan Tumbuhan
    sukma
    100% (1)
  • Rantai Makanan
    Rantai Makanan
    Документ1 страница
    Rantai Makanan
    sukma
    Оценок пока нет
  • PM Jamur
    PM Jamur
    Документ12 страниц
    PM Jamur
    sukma
    Оценок пока нет
  • Aves
    Aves
    Документ2 страницы
    Aves
    sukma
    Оценок пока нет