Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBENTUKAN BATUAN
SIKLUS BATUAN
1.BATUAN BEKU
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila
membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan
beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai
batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi
kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.
Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.
Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi
yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya
magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km
panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian
singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada
rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong
batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas
oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang
menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-
fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma
terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.Stock,
seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh
batholit atau bagian atas batholit.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan
dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua
sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. Jenjang
Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke
kepundan. Kemudaian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka
batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi
disekitarnya.Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya
disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.Lakolit, sejenis
dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang
diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai.
Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik
oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di
permukaan.Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk
tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi
mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke
dalam kelompok batuan beku fanerik.
afanitik.
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang
kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku
menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan
disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang
viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava
basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan
gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng,
sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai
piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda
komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.Apabila magma membeku di bawah
permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena
pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku
luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur
mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi
mineral atau kristalinitas, tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan
bentuk kristal.
b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat
terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan
antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca).
Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya,
baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.
Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur lebih rinci
tidak dapat diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya apabila batuan beku
tersebut bertekstur fanerik maka pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.
c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa
kristal.
1 5 mm berbutir sedang
5 30 mm berbutir kasar
Bentuk Kristal
b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu
jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku dengan mineral
penyusun umumnya berbentuk kristal subhedral disebut hipidiomorfik granular atau
subidiomorfik granular.
c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.
Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral disebut
alotriomorfik granular atau xenomorfik granular.
b. Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari satu
dimensi yang lain.
c. Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu dimensi
yang lain. Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan prismatik panjang
(kurus, kadang-kadang seperti jarum).
1. Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku
luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.
2. Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada
saat pembekuan.
Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan (hand
specimen) di laboratorium.Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih
besar, yang dapat menunjukkan hubungan dengan batuan di sekitarnya,seperti dike
(retas),sill,volcanic neck, kubah lava,aliran lava dan lain-lain hanya dapat diamati di
lapangan.
KOMPOSISI MINERAL
3. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat
pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme.Dengan demikian mineral
sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder
akan dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan
diuraikan pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder adalah
kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral lempung.
4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau
amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya
terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca
gunungapi (volcanic glass).
5. Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk
batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan
Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid) dan kuarsa. Di
dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya.
Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali felspar dan plagioklas.
6. Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-unsur
Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya jenis
hornblende), biotit dan muskovit.
PENAMAAN / KLASIFIKASI
Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi batuan
beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat permukaan.
Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku mafik, batuan
beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering diganti dengan basa,
dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.
Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit
dan norit.Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh
piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral olivin dan
piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen dan plagioklas basa. Batuan
beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau vitrofirik dan disebut pikrit.
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan plagioklas
basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan beku dalam
menengah disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan plagioklas menengah,
sedang batuan beku luarnya dinamakan andesit. Antara andesit dan basal ada
nama batuan transisi yang disebut andesit basal (basaltic andesit). Batuan beku
dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau granodiorit, sedangkan batuan beku
luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip dengan diorit atau
andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara palgioklasnya secara
berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan kuarsanya semakin
bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka sebagai batuan beku dalam
asam dinamakan granit, sedang batuan beku luarnya adalah riolit. Di dalam batuan
beku asam ini mineral mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan
kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam sangat asam, dimana alkali felspar
lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit hanyalah tersusun
oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang tersusun oleh gelas saja disebut
obsidian, dan apabila berstruktur perlapisan disebut perlit.
Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah dengan aspek tekstur,
struktur dan atau komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai contoh, andesit
porfir, basal vesikuler dan andesit piroksen. Penambahan nama komposisi mineral
tersebut umumnya diberikan apabila persentase kehadirannya paling sedikit 10 %.
Perkiraan persentase kehadiran mineral pembentuk batuan (Tabel 3.4) dan tabel
klasifikasi batuan beku (Tabel 3.5) dapat membantu memberikan nama terhadap
batuan beku.
2 64 mm Lapili Batulapili
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal
dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca,
kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf
dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh
fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria.
Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung,
breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.
2. BATUAN SEDIMEN
Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh
organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain,Batuan Sedimen
Non Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas
organik dan kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya
BatuanSedimenKlastik.
Bicara tentang Batuan ini kita harus tahu strukturnya bagaimana sehingga dapat
membedakannya dengan batuan sedimen klastik.Mengutip dari bukunya pa
Suhartono>>(Suhartono,1996:56-57) terdapat bermacam-macam struktur Batuan
Sedimen Non Klastik
a.Fossilliferous
b.Oolitik
c.Pisolitik
d.Konkresi
e.Bioherm
f.Coneincone
g.Biostrom
h.Septaria
i.Geode
j.Styolit
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses
kimiawi, seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang
sebagai proses kimiawi. Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai
hasil proses organik, seperti batugamping terumbu yang berasal dari organisme
yang telah mati atau batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah.
Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut
dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi
seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses
biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan
kimia yang ada dalam air).
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk
dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi
(yang juga melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari
kedua-dua jenis sedimen ini dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen
endapan kimiawi / biokimia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen
evaporit (evaporites), karbonat (carbonates), batugamping dan dolomit (limestones
and dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks), rijang (chert).
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan
(evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan
tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir
semua kandungan air manjadi uap. Proses pembentukan garam dilakukan dengan
cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama.
1. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).
2. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)
3. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan
karbonat. Batuan travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di
kawasan air panas (hot springs).
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses
biokimia. Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan
dolomit. Mineral utama pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit(Calcite)
(CaCO3)dan Dolomit(Dolomite) (CaMg(CO3)2)
Nama-nama batuan karbonat:
Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari
proses kimia
Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari
proses kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang
berkomposisi silika seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang
batuan karbonat dapat menjadi batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana
mineral silika mengganti kalsium karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal
dari organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses
lelehan, masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna
cerah hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok
organisme bersilika, atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
Batuan Organik
Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan dengan
adanya perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1) perbedaan
besar butir, seperti misalnya antara batupasir dan batulempung; (2) Perbedaan
warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan
batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman. Disamping itu, struktur sedimen
juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau struktur
gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari
fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan
menjadi batuan sedimen klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi penciri
dari batuan sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang
terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.
Besar Butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan sedimen diukur
berdasarkan klasifikasi Wentword.
Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi : Rounded (Membundar ), Sub-
rounded (Membundar tanggung), Sub-angular (Menyudut tanggung), dan angular
(Menyudut).
Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan /
mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu : Kemas Terbuka, yaitu
hubungan antara masa dasar dan fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat
fragmen butiran mengambang diatas masa dasar batuan. Kemas tertutup, yaitu
hubungan antar fragmen butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan
masa dasar tidak terlihat).
Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun
batuan. Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat,
silika, dan oksida besi.
Porositas (Kesarangan) adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang
ada pada batuan. Jenis porositas pada batuan sedimen adalah Porositas Baik,
Porositas Sedang, Porositas Buruk.
Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat
meloloskan air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik,
permeabilitas sedang, permeabilitas buruk.
Batuan sedimen klastik dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis batuan atas
dasar ukuran butirnya. Klasifikasi ukuran butir yang dipakai dalam pengelompokkan
batuan sedimen klastik menggunakan klasifikasi dari Wentword seperti yang
diperlihatkan pada Tabel berikut :
Skala Ukuran Butir (Wentword)
SKALA WENTWORD
>256 Boulder
64 256 Cobble
4 64 Pebble
24 Granule
1/16 2 Sand
masif Lempung
3. BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil
transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya,
protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan
bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 Celsius) dan tekanan
ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith
dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih
tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer,
dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak
antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu
dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi
a. Struktur Foliasi
- Struktur Slatycleavage
- Struktur Gneissic
- Struktur Phylitic
- Struktur Schistosity
- Struktur Hornfelsik
- Struktur Milonitik
- Struktur Kataklastik
- Struktur Flaser
- Struktur Pilonitik
- Struktur Augen
- Struktur Granulosa
- Struktur Liniasi
Defenisi
Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan
Temperatur (P dan T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang
menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan
diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil berbagai stress
misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan
sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kima yang berlangsung pada saat
proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru.
Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum
dijumpai pada daerah kovergensi lempeng.
Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan
sebaran T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index.
Beberapa contoh mineral index antara lain:
Staurolite: intermediate high-grade metamorphism
Komposisi Mineral
Berbentuk bukan kubus : mika, klorit, amfibol (hornblende), hematit, grafit dan
talk.Susunan mineral (fabrik)
Tekstur
Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan menjadi :
Fanaretik : butiran cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.
Afanitik : butiran terlalu kecil untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.
Struktur
Struktur dalam batuan metamorf dikenal ada tiga :
Di alam, batuan yang hanya mempunyai struktur lineasi sangat jarang, dan
sebagian besar selain berlineasi juga berfoliasi. Foliasi mungkin tidak teratur,
melengkung atau terlipat bila terdeformasi.
aaa