Вы находитесь на странице: 1из 10

PENATALAKSANAAN DISLOKASI MANDIBULA

Bagian prosto:

PEMERIKSAAN TMD
Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi TMD
Pemeriksaan klini TMJ didasarkan pada berbagai gerak sendi, Nyeri saat
palpasi dan adanya bunyi yang dihasilkan oleh pergerakan mandibular
dan pembukaan mulut.
- Pergerakan sendi:
Beberapa keluhan utama meliputi : Terbatasnya pembukaan mulut dan
kesulitan dalam pergerakan mandibular.
Teknik dengan cara palpasi, bisa juga dengan
a. Pasien diminta untuk membuka mulut sepenuhnya
b. Ukur jarak interinsisal dalam satuan mm
c. Nilai normal hingga pembukaan maksimum rentangnya dari 45-
55mm
d. Direkomendasikan untuk membuat 2 titik referensi pada maksila
dan mandibular dekat dengan garis tengah.
2. Deteksi bunyi sendi
Adanya bunyi pada saat membuka mulut dan pergerakan mandibular
berguna dalam mendiagnosis kelainan kondil dapat dilakukan dengan
pemeriksaan manual atau mengguanakan stetoskop untuk mendeteksi
bunyi articular: Clicking, krepitasi.
3. Palpasi TMD
Lembut/tenderness saat dipalpasi dianggap salah satu tanda yang paling
penting dalam mendeteksi patologi intracapsular.
- Selama pembukaan/penutupan berulang, jari diletakkan di lateral
pergerakan dari condyl mandibular.
- Setelah itu, pasien mempertahankan mulut dalam posisi rileks.

STASE 1: BEDAH MULUT

Judul station: Penyakit degenerative dan kompromis medis


Tujuan station: Menilai kemampuan prosedur reposisi mandibular dan kemampuan
memberikan edukasi ke pasien.

Skenario: Seorang pasien perempuan 50 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan


tidak dapat menutup mulut sejak pagi menurut keterangan keluarga, pasien menguap
saat bangun tidur dan tiba tiba pasien tidak dapat menutup mulutnya kembali.
Pemeriksaan intra oral, gigi pasien lengkap. Diagnosis pasien adalah dislokasi spontan.

Tugas kandidat:

1. Lakukan dan verbalkan prosedur reposisi mandibular di phantom


2. Verbalkan edukasi pada pasien setelah dilakukan reposisi

Aspek yang dinilai:


1. Salam dan pengenalan diri
2. Memposisikan phantom (bidang oklusal RB sejajar lantai dan setinggi siku
kandidat)
3. Persiapan operator:
- Memasang masker dan gloves
- Memasang pelindung jari (kassa) pada ibu jari
4. Posisi operator di depan pasien
5. Penatalaksanaan pasien:
- Meletakkan kedua ibu jari pada permukaan oklusal gigi posterior rahang bawah
dibagian retromolar pad
- Jari-jari operator yang lain berada di rahang bawah (korpus mandibula) atau
dagu untuk fiksasi mandibular
- Menekan mandibular kearah bawah dan mendorong ke belakang
- Setelah di reposisi, dilakukan fiksasi dengan menggunakan barton
6. Menilai kandidat dalam memberikan edukasi ke pasien:
- Instruksi untuk membatasi pergerakan membuka mulut seperi makan makanan
lunak, minum dengan sedotan
- Berikan analgesic bila pasien merasa sakit
- Instruksi mengkonsulkan pasien ke dokter gigi spesialis

STASE 2 : PERIO

Skenario:

Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gigi-gigi


kelihatan memanjang. Pemeriksaan IO gigi resesi gingiva 5mm.
Tugas Kandidat:

- Pilihlah alat yang digunakan untuk mengukur resesi gingiva


- verbalkan cara pengukuran resesi
- verbalkan resesi gingiva menurut miller

Penjelasan:

1. . Sapa perseptor, memperkenalkan diri, izin membaca ulang soal pada station
tersebut.

2. Cara pengukuran resesi gingiva

Alat yang digunakan : probe + kaca mulut

a. Posisi operator di depan


b. Tangan kiri operator memegang kaca mulut untuk memfiksasi bagian labial
sedangkan tangan kanan memegang probe
c. Probe diletakkan dibagian resesi gingiva dengan ujung bulatan probe
menyentuh margin gingiva
d. Dihitung jarak dari margin gingiva ke CEJ dalam satuan mm.

Visible : resesi gingiva yg tampak CEJ, seperti klasifikasi miller 1-4


Hidden : resesi gingiva yg tidak tampak secara visual, diketahui setelah dilakukan
probing tampak true poket.

RESESI: BAGAIMANA MENGUKUR ATTACHMENT GINGIVA DAN KEDALAMAN


POKET MEMAKAI PROBE SONDE

Resesi adalah pergeseran posisi gingiva ke apical dari CEJ yang menyebabkan
permukaan akar gigi terbuka.
Etiologi :
Proses fisiologis
1. Usia, mengalami peningkatan seiring pertumbuhan usia.
a. Efek kumulatif keterlibatan patologis minor.
b. Trauma minor langsung berulang
Proses Non Patologis akibat
2. Kesalahan teknik menyikat gigi
3. Malposisi gigi
4. Pergerakan alat ortodontik ke labial
5. Restorasi yang tidak adekuat
6. Trauma dari oklusi
7. Faktor iatrogenik
Pemeriksaan : menggunakan probe periodontal dari CEJ ke margin gingiva.
Dampak klinis:
1. Permukaan akar yang terbuka rentan terhadap karies
2. Abrasi atau erosi sementum menyebabkan permukaan dentin menjadi terekspos,
sehingga menyebabkan sensitivitas
3. Hiperemi pulpa juga dapat terjadi akibat permukaan akar yang terbuka secara
berlebihan
4. Resesi interproksimal menyebabkan masalah kebersihan rongga mulut dan
menyebabkan akumulasi plak
Perawatan
1. Non-bedah
a. Koreksi teknik penyikatan gigi
b. Menghentikan kebiasaan masokistik
c. Koreksi maloklusi
d. Perawatan sensitivitas dentin
2. Bedah
a. Prosedur pedicle soft tissue graft
Flap yang digunakan
- Rotational flap : lateral sliding flap, double papilla flap
- Advanced flap : coronally advanced flap, semilunar coronally advanced
flap
b. Prosedur free soft tissue graft
- Epithelialized graft
- Sub-epithelial connective tissue graft

Klasifikasi Resesi (Miller)


Klas I : resesi jaringan marginal yng tidak meluas ke mucogingival junction. Tidak
terdapat kehilangan tulang interdental atau jaringan lunak.
Klas II : resesi jaringan marginal meluas kea tau melewati mucogingival junction.
Tidak terdapat kehilangan tulang interdental atau jaringan lunak.
Klas III : resesi jaringan marginal meluas ke atau melebihi mukogingival junction.
Kehilangan tulang interdental atau jaringan lunak berada di apical dari CEJ, tetapi
terletak di koronal dari perluasan apical resesi jaringan marginal.
Klas IV : resesi jaringan marginal meluas melewati mucogingival junction. Kehilangan
tulang interdental meluas ke batas apical dari perluasan resesi jaringan margina.
STASE 3: RADIOLOGI

Skenario:
Seorang anak umur 8 tahun ingin menambal giginya di region 36 yang lubang.
Pada pemeriksaan klinis, tidak menunjukkan gejala subjektif (asimptomatik) dan lubang
gigi dalam keadaan tidak terawat. Pada pemeriksaan radiografik, tampak gambaran
radiolusen bulat, batas jelas di apikal gigi dengan diameter 1 cm.

Tugas Kandidat:
1. Verbalkan cara menginterpretasi dari gambaran radiografik kasus tersebut.
2. Verbalkan dan tuliskan radiodiagnosis dan diagnosis banding dari kasus
tersebut.

Penjelasan:
Yang perlu dibacakan dalam gambaran radiografi, yaitu: (Sumber: Pharoah, modifikasi
Prof Hanna)
1. Amount of bone present.
2. Kondisi crest alveolar.
3. Kehilangan tulang di area furkasi.
4. Lebar dari ruang ligamen periodontal.
5. Faktor inisiasi lokal (tambalan overhanging, karies proksimal).
6. Kontak proksimal.
7. Panjang akar dan morfologi akar, rasio mahkota:akar.
8. Anatomic considerations (supernumerary tooth, sinus maxillaris).
9. Pathologic considerations (resorpsi akar, lesi periapikal).
10. Garis oklusi

KISTA

Radiografis:
Gambaran radiografinya tampak tegas. Biasanya ukuran daerah radiolusen
bervariasi pada apical akar (Peter E. Larsen, Arden K. Hegtvedt, 2001). Kista ini
memiliki radiolusen bulat/ovoid berbatas tegas pada daerah edentulous. Kadang-
kadang bitnik-bintik kalsifikasi dapat terlihat (Coulthard, P., et all, 2003).

STASE 4: KONSERVASI

Skenario:
Seorang pasien datang dengan keluhan gigi depan atas bengkak dan sakit sejak
1 minggu yang lalu, pasien mengaku sudah pernah dilakukan perawatan saluran akar.
Pada pemeriksaan ekstra oral tidak ada kelainan,pada pemeriksaan intra oral adanya
fluktuasi pada gigi 11. Hasil radiografis menunjukkan pengisian saluran akar yang tidak
sampai dibagian apical gigi (underfilling) dan terdapat bagian
Tugas kandidat :
1. Verbalkan dan tuliskan diagnosis dari kasus tersebut.
2. Tentukan dan verbalkan rencana perawatan pada kasus.
3. Verbalkan dan peragakan cara pengambilan gutta percha pada kasus.

Penjelasan:

Pengambilan Guttap

- Dengan menggunakan foto radiograf, hitung panjang kerja pasak.

Panjang mahkota klinis Panjang mahkota RO


Panjang akar klinis = Panjang akar RO

Panjang akar klinis = X mm

Panjang pasak = 2/3 Panjang akar


= Y mm
Panjang kerja pasak = Panjang pasak + Panjang mahkota klinis hasil preparasi

- Buang guttap menggunakan handpiece low speed dan GGD, dimulai dari nomor
terkecil sesuai dengan batas panjang kerja pasak yang telah dihitung.

- Preparasi saluran akar dengan peeso reamer dimulai dari nomor terkecil sampai
menyisakan minimal 2 mm jaringan sehat di sekeliling akar.

Tujuan: -Menghaluskan dinding saluran akar.


-Menghaluskan undercut.
-Membuang sisa bahan pengisi tanpa memperbesar saluran akar.

STASE 5: ORTO & PEDO

Skenario 1:
An. Nino berusia 9 tahun datang ke RSGM bersama ibunya dengan keluhan
gigi depan terlihat celah dan tidak rapat antara gigi insisif pertama dan kedua kiri
dan kanan. Dokter gigi mengatakan kondisi tersebut normal bagi anak seusianya.

Tugas kandidat:
1. Verbalkan dan tuliskan diagnosis yang tepat bagi kondisi anak tersebut?
Diagnosis Ugly duckling
2. Verbalkan KIE dari kasus tersebut?
Operator menjelaskan bahwa kondisi ini adalah normal pada anak usia mereka
dan kondisi ini akan berubah/normal setelah gigi permanen erupsi.
3. Verbalkan perawatan dari kasus tersebut?
observasi

Skenario 2:

Seorang perempuan berusia 21 tahun mengeluh terdapat celah di gigi


depan atas. Pada pemeriksaan klinis, terdapat diastema sentral 1 mm di antara gigi 11
dan 21, jarak gigit 4 mm, tumpeng gigit 2 mm. Gigi-geligi lain dalam keadaan normal.

Tugas Kandidat:

1. Verbalkan dan tuliskan diagnosis dari kasus tersebut.


2. Verbalkan dan tuliskan alat piranti ortodonsi lepasan pada kasus tersebut.
3. Tentukan dan gambar desain piranti ortodonsi lepasan pada kasus tersebut.

STASE 6: IKGM

Skenario:
Seorang pasien perempuan, 45 tahun, datang ke RSGM dengan keluhan
gigi 35 sisa akar dan ingin dicabut. Pasien mengaku belum pernah cabut gigi
sebelumnya. Dari anamnesis, diketahui bahwa ibu pasien menderita Diabetes
Mellitus. Pasien ingin mengetahui lebih dalam mengenai Diabetes Mellitus.

Tugas Kandidat:
1. Verbalkan KIE yang dapat diberikan kepada pasien
2. Verbalkan kepada pasien bagaimana proses penyakit DM.
3. Verbalkan kepada pasien tindakan preventif dari kasus DM.
4. Verbalkan kepada pasien tindakan promotif dari kasus DM.

Jawab:
1. - Anamnesis : ada konsumsi obat rutin atau tidak?
Keluarga ada yg penyakit DM atau tidak?
pernah luka sebelumnya? Cepat sembuuh atau tidak?
Suka haus?(polidipsi)
Sering kencing? (poliuri)
Sering lapar? (polifagi)
berat badan biasanya berapa?
Kalau dari hasil anamnesis ternyata suspect DM, pasien dijelaskan bahwa belum
bisa dilakukan pencabutan.
2. ?? karena penjelasan mekanisme DM terlalu ilmiah, pasien belum tentu tahu
3. - Jangan makan yang manis
- Nasi putih diganti dengan nasi merah
-

STASE 7 : PROSTO

Skenario :
Seorang pasien laki-laki usia 26 tahun datang ke klinik minta dibuatkan gigi
tiruan sebagai pengganti gigi geraham kiri bawah yang telah dicabut 1 tahun yang
lalu. Hasil pemeriksaan klinis gigi 36 hilang, gigi 35 dan 37 tidak ada kelainan dan
masih vital. Gambaran radiografis tidak ada kelainan. Pasien menginginkan gigi
tiruan yang tidak dapat dilepas. Dokter gigi memutuskan perawatn GTC 3 unit fixed
fixed bridge dengan bahan porselen fused to metal.

Tugas Kandidat :
1. Verbalkan dan tuliskan jenis-jenis bur yang digunakan.
2. Verbalkan dan peragakan prinsip preparasi gigi penyangga.
3. Verbalkan dan tuliskan jenis akhiran preparasi yang digunakan.

Penjelasan:

Tahap-tahap preparasi gigi penyangga

1 Pembuatan galur (saluran orientasi)


Untuk gigi anterior, galur proksimal dapat dibuat dengan baik bila gigi
bagian labiopalatal cukup tebal. Galur berguna untuk mencegah pergeseran
ke lingual atau labial dan berguna untuk mendapatkan ketebalan preparasi di
daerah tersebut. Galur pada gigi anterior dapat dibuat dengan bur intan
berbentuk silinder.

2 Preparasi bagian proksimal


Tujuannya untuk membuat bidang mesial dan distal preparasi sesuai
dengan arah pasang jembatannya. Selain itu untuk mengurangi kecembungan
permukaan proksimal yang menghalangi pemasangan jembatan. Preparasi
bagian proksimal dilakukan dengan menggunakan bur intan berbentuk kerucut.
Pengurangan bagian proksimal membentuk konus dengan kemiringan 5-10 0.

3 Preparasi permukaan insisal atau oklusal


Pengurangan permukaan oklusal harus disesuaikan dengan bentuk
tonjolnya. Preparasi permukaan oklusal unruk memberi tempat logam bagian
oklusal pemautnya, yang menyatu dengan bagian oklusal pemaut. Dengan
demikian, gigi terlindungi dari karies, iritasi, serta fraktur.

4 Preparasi permukaan bukal atau labial dan lingual


Pengurangan permukaan bukal menggunakan bur intan berbentuk
silinder. Preparasi permukaan bukal bertujuan untuk memperoleh ruangan yang
cukup untuk logam pemaut yang memberi kekuatan pada pemaut dan supaya
beban kunyah dapat disamaratakan.

5 Pembulatan sudut preparasi bidang aksial

6 Pembentukan tepi servikal.


Batas servikal harus rapi dan jelas batasnya untuk memudahkan
pembuatan pola malamnya nanti. Ada beberapa bentuk servikal:
a Tepi demarkasi (feater edge)
b Tepi pisau (knife edge)
c Tepi lereng (bevel)
d Tepi bahu liku (chamfer)
e Tepi bahu (shoulder)

RJP : resusitasi jantung paru

1 Perkenalkan diri pada orang bahwa kita adalah tenaga medis kesehatan
2 Posisi operator berada dibagian depan tengah pada pasien yang telah
dibaringkan
3 Posisi tangan tegak lurus/vertical terhadap pasien

Вам также может понравиться