Вы находитесь на странице: 1из 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


MOTIVASI KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT
JIWA
(Studi Pada Bangsal Kelas III RSJD Dr.Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah)

Intan Dwi Cahyani*), Ida Wahyuni **), Bina Kurniawan ***)


*)Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
***)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
e-mail : intanfkmundip@gmail.com

ABSTRACT
Motivation is the things that cause, distribute, and support of human behavior in
order to work diligently and enthusiastically to achieve optimal results and high
productivity. This research aims to know the factors related with motivation to
work in a psychiatric hospitals nurse. Type of this research is explanatory
research using cross sectional approach. Total population 91 people with a
cross-sectional sample calculation formula so that the resulting number of
samples 47 and are determined using purposive random sampling technique.
The survey results revealed that as many as 57.4% of respondents have
moderate motivation and 23.4% had low motivation. Statistical analysis showed
that there are correlation between age (p = 0.007), employment period (p =
0.0001), work achievement (p = 0.0001), recognition (0.0001), the potential
development of the individual (p = 0.001), perception of salary (0.0001), working
conditions (p = 0.002), policy and administration (p = 0.045), personal
relationships (p = 0.006), supervision (p = 0.022) with the motivation to work.
There was no correlation between status of marriage (p = 0.526), work it self (p =
0.210), responsibility (0.773) with work motivation. Advised the management of
mental hospitals always provide motivation for nurses. Suggestions for nurses
should always increase the motivation, improve cooperation both with colleagues
and superiors so as to improve working relationships and good working
conditions.

Keywords : Motivation, Nurse, Psychiatric Hospital


Bibliography : 62 (1988 - 2016)

PENDAHULUAN kebutuhan akan pelayanan kesehatan


Seiring dengan pertumbuhan khusus bisa dipenuhi melalui rumah sakit
penduduk, kebutuhan akan pelayanan khusus pula, seperti rumah sakit jiwa bagi
kesehatan juga semakin meningkat, baik mereka yang mengalami masalah
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar kesehatan jiwa. Rumah Sakit adalah
maupun khusus. Kebutuhan akan institusi pelayanan kesehatan yang
pelayanan kesehatan dasar dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dipenuhi melalui poliklinik, puskesmas, perorangan secara paripurna serta
dan rumah sakit umum. Sedangkan untuk

76
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat penghargaan dan aktualisasi diri dapat
jalan, dan gawat darurat.1 meningkatkan motivasi kerja dari tenaga
Sumber daya manusia (SDM) kerja.4
merupakan aset dari sebuah tempat kerja Motivasi adalah sebuah dorongan
yang paling mahal dibanding dengan aset- yang muncul dari dalam diri seseorang
aset lain karena sumber daya manusia yang akan mengarahkan tindakan
merupakan penggerak utama organisasi seseorang dengan tujuan mencapai suatu
tempat kerja tersebut. Sumber daya hasil yang diinginkannya. Variabel
manusia harus dikelola secara optimal, motivasi kerja ini secara operasional
continue dan diberi ekstra perhatian dan diukur dengan menggunakan beberapa
memenuhi hak-haknya. Selain itu sumber indikator meliputi kebutuhan,
daya manusia adalah patner dari sebuah keinginan/harapan, dan lingkungan kerja.5
tempat kerja untuk mencapai tujuan Motivasi penting karena motivasi
organisasi. Tenaga keperawatan adalah hal yang menyebabkan,
merupakan suatu komponen SDM rumah menyalurkan, dan mendukung perilaku
sakit sekaligus merupakan anggota tim manusia supaya mau bekerja giat dan
kesehatan garda depan yang berperan antusias mencapai hasil yang optimal.6
dalam menghadapi masalah kesehatan Jelaslah bahwa motivasi yang menjadi
pasien selama 24 jam secara terus- dasar utama bagi seseorang memasuki
menerus. Selain itu data yang tercatat berbagai organisasi adalah dalam rangka
dalam WHO (World Health Organization) usaha orang yang bersangkutan
melaporkan bahwa saat ini ada lebih dari memuaskan berbagai kebutuhannya, baik
9 juta perawat dan bidan di 141 negara.2 yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan
Hal ini menjelaskan juga bahwa dari berbagai kebutuhan lainnya yang semakin
banyaknya jumlah perawat, profesi kompleks.7
perawat memegang peranan yang sangat Pada dasarnya faktor-faktor motivasi
besar dan penting dalam bidang dikelompokan menjadi dua kelompok,
pelayanan kesehatan. Perawat dituntut yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
dapat menjadi figure yang dibutuhkan oleh Faktor internal (karakteristik pribadi)
pasiennya, dapat bersimpati kepada dalam motivasi meliputi kebutuhan,
pasien, selalu menjaga perhatiannya, keinginan dan harapan yang terdapat di
fokus, dan hangat dengan pasien.3 dalam pribadi. Faktor eksternal
Pelayanan keperawatan di rumah sakit (karakteristik tempat kerja) terdiri dari
jiwa dilakukan oleh perawat kesehatan lingkungan kerja, gaji, kondisi kerja, dan
jiwa. Perawat kesehatan jiwa adalah kebijaksanaan tempat kerja, dan
bagian dari perawat umum, tetapi khusus hubungan kerja seperti penghargaan,
menangani pasien dengan gangguan jiwa kenaikan pangkat, dan tanggung jawab.6
dan umumnya bekerja di rumah sakit jiwa. Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD)
Rumah sakit sebagai sebuah tempat Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
kerja bukan saja mengharapkan tenaga Tengah merupakan salah satu sarana
kerja yang mampu, terampil, tetapi yang upaya kesehatan yang menyelenggarakan
terpenting adalah tenaga kerja tersebut kegiatan pelayanan kesehatan dan tempat
mau bekerja dengan giat dan bagi pasien psikotik akut
berkeinginan untuk mencapai (Doorgangshuizen) mendapatkan
produktivitas kerja yang tinggi serta pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
mampu menghadapi berbagai masalah dengan berbagai fasilitas dan peralatan
dan mampu memecahkan masalah kesehatannya. Rumah Sakit Jiwa Daerah
tersebut secara cerdas, dengan baik dan Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
benar. Keadaan hubungan kerja yang Tengah terletak pada ruas jalan utama
harmonis juga sangat berpengaruh pada rangkaian jalur tengah yang
kenyamanan dalam bekerja. Kondisi yang meghubungkan kota Semarang dengan
memungkinkan pemenuhan kebutuhan kota Purwodadi, atau tepatnya pada Jalan

77
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Brigjen Sudiarto No. 347 Semarang. Pada mulai mengalami penurunan energi dan
pusat kota Semarang dan Pusat semangat dalam bekerja. Penurunan
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah semangat kerja pada perawat rumah sakit
sangat menguntungkan dan strategis jiwa ini mengakibatkan kinerja perawat
karena peran RSJD Dr.Amino yang kurang optimal sehingga
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah memungkinkan terabaikannya prosedur
sebagai rumah sakit khusus jiwa kelas A kerja yang seharusnya dilakukan oleh
yang merupakan pusat rujukan pelayanan perawat rumah sakit jiwa. Hal ini
kesehatan jiwa bagi masyarakat Jawa dibuktikan dengan adanya kasus pasien
Tengah. Posisi tersebut memiliki rumah sakit jiwa yang melarikan diri atau
aksesibilitas yang sangat strategis dan menghilang akibat kelalaian perawat yang
mudah dijangkau dari seluruh wilayah berjaga saat jam kerja berlangsung.
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan Apabila terjadi kasus pasien yang
berbagai transportasi yang tersedia. melarikan diri atau menghilang, maka
Pelayanan kesehatan jiwa mengambil pihak manajemen akan memberikan
peranan penting agar masyarakat bisa sanksi kepada perawat yang berjaga
menjalani kehidupannya secara produktif pertama kali dengan harus
dalam rangka meningkatkan daya saing, mempresentasikan kronologis kejadian
serta meningkatkan kesejahteraannya. didepan semua pihak yang meliputi
Karena kehidupan manusia sehari-hari manajemen rumah sakit jiwa, kepala
tidak luput dari gangguan yang dihadapi bidang, kepala seksi keperawatan, dan
oleh setiap orang, keluarga/masyarakat, perawat lainnya.
salah satunya adalah gangguan Begitu banyaknya tanggung jawab
kesehatan jiwa, RSJD Dr.Amino dan tuntutan yang harus dijalani oleh
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah, perawat rumah sakit jiwa ini
sebagai Rumah Sakit Jiwa Daerah milik menunjukkan perawat rumah sakit jiwa
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, rentan sekali mengalami penurunan
berupaya untuk meningkatkan kualitas motivasi dalam pekerjaannya. Keadaan
pelayanannya diseluruh jajaran rumah tersebut akan mempengaruhi semangat
sakit secara terus-menerus. Pelayanan kerja, konsentrasi bekerja, kapasitas
kesehatan jiwa yang diberikan RSJD bekerja dan gangguan psikologis pada
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa perawat tersebut. Pemberian motivasi
Tengah dirancang untuk memberikan kerja bagi perawat yang menurun juga
pelayanan kesehatan komprehensif yang harus disesuaikan dengan karakteristik
paripurna dan terpadu, meliputi upaya- perawat agar pemberiannya efektif dan
upaya preventif, promotif, kuratif, dan efisien.
rehabilitatif.
Bangsal kelas III RSJD Dr.Amino Metode Penelitian
Gondohutomo merupakan bangsal Jenis penelitian ini adalah penelitian
terbesar yang ada di rumah sakit tersebut. eksplanatori (Explanatory Research)
Dari 14 ruang perawatan jiwa, 10 dengan pendekatan cross sectional.
diantaranya merupakan bangsal kelas III, Populasi dalam penelitian ini adalah
sementara sisanya merupakan bangsal seluruh perawat yang bekerja di Bangsal
kelas I, II, dan VIP. Dengan demikian, Kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah
perawat yang bekerja di bangsal kelas III Dr.Amino Gondohutomo Semarang yang
lebih banyak daripada perawat yang berjumlah 91 orang. Penentuan besar
bekerja di bangsal lain. Begitu juga sampel menggunakan rumus sampel
dengan jumlah pasien yang dirawat di cross sectional dan diperoleh jumalh
bangsal kelas III, lebih banyak daripada sampel 47 orang dengan teknik
pasien yang dirawat di bangsal lain. pengambilan sampel purposive random
Berdasarkan hasil observasi awal sampling dengan memperhatikan kriteria
diketahui bahwa perawat rumah sakit jiwa inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

78
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kriteria Inklusi : antara umur dengan motivasi kerja pada


1) Perawat rumah sakit jiwa yang perawat rumah sakit jiwa. Nilai koefisien
bersedia menjadi responden. korelasi (r) pada uji statistik tersebut
2) Perawat rumah sakit jiwa yang bekerja didapatkan r = 0,391 sehingga dapat
di bangsal kelas III RSJD Dr.Amino diketahui bahwa kekuatan hubungan
Gondohutomo Semarang. lemah dengan arah hubungan positif (+).
Kriteria Eksklusi :
1) Perawat rumah sakit jiwa yang tidak Tabel 1. Hubungan antara Umur
bersedia menjadi responden. dengan Motivasi Kerja pada Perawat
2) Perawat rumah sakit jiwa yang Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
pendidikan terakhirnya Sarjana (S1). Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
3) Perawat rumah sakit jiwa yang Tahun 2016
berjenis kelamin laki-laki. Motivasi Kerja
4) Perawat rumah sakit jiwa yang Umur r 0,391
berstatus sebagai pegawai kontrak. p 0,007
Data primer dalam penelitian ini Hasil penelitian ini mendukung
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung penelitian yang dilakukan oleh Rizky Nur
dari sumber pertama atau tempat objek Vitasari yang menyatakan bahwa ada
penelitian dilakukan. Data ini diperoleh hubungan antara usia dengan motivasi
dari hasil pengisian angket yang telah kerja pada Tim Pengeboran Eksplorasi
disusun sebelumnya. Dalam penelitian ini Emas di PT X. Dalam penelitian tersebut
yang menjadi sumber data sekunder diketahui kekuatan hubungan antara usia
adalah data yang diperoleh dari literatur, dan motivasi kerja adalah lemah.8
artikel, jurnal serta situs di internet yang
berkenaan dengan penelitian yang Hubungan antara Masa Kerja dengan
dilakukan. Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
Uji normalitas data pada penelitian ini Sakit
menggunakan uji Shapiro-wilk untuk Hasil uji statistik dengan
mengetahui distribusi data normal atau menggunakan uji korelasi rank spearman
tidak. Data yang berdistribusi normal diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05)
memiliki nilai signifikansi (sig) > 0,05. sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
Dalam penelitian ini diketahui bahwa dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
seluruh variabel tidak berdistribusi normal. antara masa kerja dengan motivasi kerja
Untuk menentukan skor skala pengukuran pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai
dengan tiga kategori maka skala yang koefisien korelasi (r) pada uji statistik
digunakan berdasarkan nilai kuartil (K1 tersebut didapatkan r = 0,539 sehingga
dan K3). Uji statistik untuk mengetahui dapat diketahui bahwa kekuatan
adanya hubungan antara dua variabel hubungan sedang dengan arah hubungan
serta menguji seberapa kuat hubungan positif (+).
antara dua variabel dan arah
hubungannya maka digunakan Uji Tabel 2. Hubungan antara Masa Kerja
Korelasi Rank Spearman untuk variabel dengan Motivasi Kerja pada Perawat
berskala ordinal. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Hubungan antara Umur dengan Tahun 2016
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah Motivasi Kerja
Sakit Jiwa Masa r 0,539
Hasil uji statistik dengan Kerja p 0,0001
menggunakan uji korelasi rank spearman Semakin lama seseorang berada
diperoleh p value = 0,007 (p < 0,05) dalam pekerjaannya, maka akan semakin
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut kecil kemungkinan seseorang tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan untuk mengundurkan diri dari tempat

79
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kerjanya. Semakin lama seseorang Tabel 4. Hubungan antara Prestasi


bekerja dalam suatu organisasi maka Kerja dengan Motivasi Kerja pada
semakin tinggi motivasi kerjanya.9 Hasil Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah
penelitian yang mendukung penelitian ini Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
adalah penelitian yang dilakukan oleh Tengah Tahun 2016
Vidya Arty Septiana yang menyatakan Motivasi Kerja
bahwa ada hubungan antara masa kerja Prestasi r 0,596
dengan motivasi kerja pada pegawai dinas Kerja p 0,0001
bina marga Provinsi Jawa Tengah.10 Sejumlah orang yang berorientasi
pada prestasi, mereka akan bekerja tekun
Hubungan antara Status Perkawinan karena pandangannya bahwa
dengan Motivasi Kerja pada Perawat kebanggaan pribadi dapat diperoleh
Rumah Sakit Jiwa dengan mengukir prestasi.12 Hasil
Hasil uji statistik dengan penelitian yang mendukung penelitian ini
menggunakan uji korelasi rank spearman dilakukan oleh Immawan bahwa ada
diperoleh p value = 0,526 (p > 0,05) hubungan antara prestasi kerja dengan
sehingga Ho diterima. Dari hasil tersebut motivasi kerja petugas rekam medis di
dapat disimpulkan bahwa tidak ada Rumah Sakit Umum Daerah Kota
hubungan antara status perkawinan Semarang.13 Hal ini serupa juga diperoleh
dengan motivasi kerja pada perawat Rizky Nur Vitasari, bahwa ada hubungan
rumah sakit jiwa. antara prestasi kerja dengan motivasi
Tabel 3. Hubungan antara Status kerja pada Tim Pengeboran Eksplorasi
Perkawinan dengan Motivasi Kerja Emas di PT X.8
pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah
Hubungan antara Pengakuan dengan
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
Tengah Tahun 2016
Sakit Jiwa
Motivasi Kerja
Hasil uji statistik dengan
Status r 0,095
menggunakan uji korelasi rank spearman
Perkawinan p 0,526
diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05)
Hasil penelitian yang mendukung sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
penelitian ini adalah penelitian yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
dilakukan oleh Yana Zahara bahwa tidak antara masa kerja dengan motivasi kerja
ada hubungan yang signifikan antara pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai
status perkawinan dengan motivasi kerja koefisien korelasi (r) pada uji statistik
pada perawat pelaksana rumah sakit X.11 tersebut didapatkan r = 0,794 sehingga
dapat diketahui bahwa kekuatan
Hubungan antara Prestasi Kerja hubungan kuat dengan arah hubungan
dengan Motivasi Kerja pada Perawat positif (+).
Rumah Sakit Jiwa
Hasil uji statistik dengan Tabel 5. Hubungan antara Pengakuan
menggunakan uji korelasi rank spearman dengan Motivasi Kerja pada Perawat
diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05) Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Tahun 2016
antara prestasi kerja dengan motivasi Motivasi Kerja
kerja pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai Pengakuan r 0,794
koefisien korelasi (r) pada uji statistik p 0,0001
tersebut didapatkan r = 0,596 sehingga Pemberian pengakuan dan
dapat diketahui bahwa kekuatan penghargaan yang tepat serta wajar
hubungan sedang dengan arah hubungan kepada bawahan atas prestasi kerja yang
positif (+). dicapainya akan meningkatkan motivasi

80
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kerja pada bawahan / tenaga kerja. Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah
Bawahan akan semakin rajin dan bekerja Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
keras jika mereka terus menerus Tengah Tahun 2016
mendapatkan pengakuan dan kepuasan Motivasi Kerja
dari usaha-usahanya.14 Hasil penelitian Tanggung r -0.043
yang mendukung penelitian ini dilakukan Jawab p 0,773
oleh Immawan bahwa ada hubungan Hasil penelitian yang mendukung
antara pengakuan dengan motivasi kerja penelitian ini dilakukan oleh Aslichah
petugas rekam medis di Rumah Sakit bahwa tidak ada hubungan yang
Umum Daerah Kota Semarang.13 bermakna antara tanggung jawab dengan
motivasi bidan PTT di Kabupaten Kudus.15
Hubungan antara Pekerjaan itu Sendiri
dengan Motivasi Kerja pada Perawat Hubungan antara Pengembangan
Rumah Sakit Jiwa Potensial Individu dengan Motivasi
Hasil uji statistik dengan Kerja pada Perawat Rumah Sakit Jiwa
menggunakan uji korelasi rank spearman Hasil uji statistik dengan
diperoleh p value = 0,210 (p > 0,05) menggunakan uji korelasi rank spearman
sehingga Ho diterima. Dari hasil tersebut diperoleh p value = 0,001 (p < 0,05)
dapat disimpulkan bahwa tidak ada sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
hubungan antara pekerjaan itu sendiri dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
dengan motivasi kerja pada perawat antara pengembangan potensial individu
rumah sakit jiwa. dengan motivasi kerja pada perawat
rumah sakit jiwa. Nilai koefisien korelasi (r)
Tabel 6. Hubungan antara Pekerjaan itu pada uji statistik tersebut didapatkan r =
Sendiri dengan Motivasi Kerja pada 0,479 sehingga dapat diketahui bahwa
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah kekuatan hubungan sedang dengan arah
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa hubungan positif (+).
Tengah Tahun 2016
Motivasi Kerja Tabel 8. Hubungan antara
Pekerjaan r 0,186 Pengembangan Potensial Individu
itu Sendiri p 0,210 dengan Motivasi Kerja pada Perawat
Hasil penelitian yang mendukung Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
penelitian ini dilakukan oleh Yana Zahara Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
bahwa tidak ada hubungan yang Tahun 2016
bermakna antara faktor pekerjaan dengan Motivasi Kerja
motivasi kerja pada perawat pelaksana di Pengembangan r 0,479
rumah sakit X.11 Potensial p 0,001
Individu
Hubungan antara Tanggung Jawab Hasil penelitian yang mendukung
dengan Motivasi Kerja pada Perawat penelitian ini adalah penelitian yang
Rumah Sakit Jiwa dilakukan oleh Vidya Arty Septiana yang
Hasil uji statistik dengan menyatakan bahwa ada hubungan antara
menggunakan uji korelasi rank spearman pendidikan dan pelatihan dengan motivasi
diperoleh p value = 0,773 (p > 0,05) kerja pada pegawai dinas bina marga
sehingga Ho diterima. Dari hasil tersebut Provinsi Jawa Tengah.10
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara tanggung jawab dengan Hubungan antara Persepsi Gaji dengan
motivasi kerja pada perawat rumah sakit Motivasi Kerja pada Perawat Rumah
jiwa. Sakit Jiwa
Hasil uji statistik dengan
Tabel 7. Hubungan antara Tanggung menggunakan uji korelasi rank spearman
Jawab dengan Motivasi Kerja pada diperoleh p value = 0,0001 (p < 0,05)

81
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut Kerja p 0,002


dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Hasil penelitian yang mendukung
antara persepsi gaji dengan motivasi kerja penelitian ini dilakukan oleh Rachmat
pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai Lukmanulhakim yang menyatakan bahwa
koefisien korelasi (r) pada uji statistik ada hubungan antara kondisi kerja
tersebut didapatkan r = 0,657 sehingga dengan motivasi kerja.16 Hal serupa juga
dapat diketahui bahwa kekuatan didapatkan oleh Farida dalam
hubungan kuat dengan arah hubungan penelitiannya yang menunjukkan bahwa
positif (+). ada hubungan antara kondisi kerja
dengan motivasi kerja petugas pelaksana
Tabel 9. Hubungan antara Persepsi Gaji MTBS.14
dengan Motivasi Kerja pada Perawat
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Hubungan antara Kebijakan dan
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah Administrasi dengan Motivasi Kerja
Tahun 2016 pada Perawat Rumah Sakit Jiwa
Motivasi Kerja Hasil uji statistik dengan
Persepsi r 0,657 menggunakan uji korelasi rank spearman
Gaji p 0,0001 diperoleh p value = 0,045 (p < 0,05)
Gaji yang proporsional akan sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
memotivasi dan memuaskan karyawan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
serta sebaliknya, pendapatan yang tak antara kebijakan dan administrasi kerja
proporsional akan menimbulkan keluhan, dengan motivasi kerja pada perawat
penurunan prestasi, ketidakpuasan kerja, rumah sakit jiwa. Nilai koefisien korelasi (r)
dan menurunnya moral kerja.15 Hasil pada uji statistik tersebut didapatkan r =
penelitian ini didukung oleh penelitian 0,294 sehingga dapat diketahui bahwa
yang dilakukan Rachmat Lucmanulhakim kekuatan hubungan lemah dengan arah
yang menyatakan bahwa ada hubungan hubungan positif (+).
antara insentif dengan motivasi kerja.16
Tabel 11. Hubungan antara Kebijakan
Hubungan antara kondisi kerja dengan dan Administrasi dengan Motivasi
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah Kerja pada Perawat Rumah Sakit Jiwa
Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo
Hasil uji statistik dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
menggunakan uji korelasi rank spearman Motivasi Kerja
diperoleh p value = 0,002 (p < 0,05) Kebijakan r 0,294
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut dan p 0,045
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Administrasi
antara kondisi kerja dengan motivasi kerja Kebijakan dan administrasi yang
pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai kurang baik akan dapat mempengaruhi
koefisien korelasi (r) pada uji statistik perasaan dan semangat kerja pegawai.
tersebut didapatkan r = 0,439 sehingga Hasil penelitian yang mendukung
dapat diketahui bahwa kekuatan penelitian ini dilakukan oleh Nungki Yuni
hubungan sedang dengan arah hubungan astuti yang menyatakan bahwa ada
positif (+). hubungan antara kebijakan dan
administrasi dengan motivasi kerja.17
Tabel 10. Hubungan antara Kondisi
Kerja dengan Motivasi Kerja pada Hubungan antara Hubungan antar
Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Pribadi dengan Motivasi Kerja pada
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Perawat Rumah Sakit Jiwa
Tengah Tahun 2016 Hasil uji statistik dengan
Motivasi Kerja menggunakan uji korelasi rank spearman
Kondisi r 0,439 diperoleh p value = 0,006 (p < 0,05)

82
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah


dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Tahun 2016
antara hubungan antar pribadi dengan Motivasi Kerja
motivasi kerja pada perawat rumah sakit Supervisi r 0,333
jiwa. Nilai koefisien korelasi (r) pada uji p 0,022
statistik tersebut didapatkan r = 0,397 Hasil penelitian yang mendukung
sehingga dapat diketahui bahwa kekuatan penelitian ini dilakukan oleh Nungki Yuni
hubungan lemah dengan arah hubungan astuti yang menyatakan bahwa ada
positif (+). hubungan antara supervisi dengan
motivasi kerja.17 Supervisi merupakan
Tabel 12. Hubungan antara Hubungan suatu upaya pembinaan dan pengarahan
antar Pribadi dengan Motivasi Kerja yang dilakukan pimpinan terhadap
pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah bawahan. Dalam melakukan kegiatan
Dr.Amino Gondohutomo Provinsi Jawa supervisi secara sistematis maka akan
Tengah Tahun 2016 memotivasi pegawai dalam meningkatkan
Motivasi Kerja prestasi kerja mereka dan pelaksanaan
Hubungan r 0,397 pekerjaan akan menjadi lebih baik.18
antar p 0,006
Pribadi Kesimpulan
Hasil penelitian yang mendukung Dari hasil penelitian dapat diketahui
penelitian ini dilakukan oleh Yana Zahara bahwa variabel yang berhubungan
yang menyatakan bahwa ada hubungan dengan motivasi kerja meliputi umur,
antara hubungan interpersonal dengan masa kerja, prestasi kerja, pengakuan,
motivasi kerja. Hubungan interpersonal pengembangan potensial individu,
antara perawat dengan teman sekerja, persepsi gaji, kondisi kerja, kebijakan dan
atasan, bawahan, dan tim kesehatan lain administrasi, hubungan antar pribadi, dan
perlu diciptakan, yaitu dengan cara supervisi. Sedangkan variabel yang tidak
pertemuan berkala, seperti pertemuan berhubungan yaitu status perkawinan,
ilmiah. Sehingga dapat terjalin pekerjaan itu sendiri, dan tanggung jawab.
komunikasi efektif untuk menyelesaikan Apabila kekuatan hubungan diurutkan dari
masalah kesehatan pasien.11 yang paling kuat hingga yang paling
lemah maka variabel yang memiliki
Hubungan antara Supervisi dengan kekuatan hubungan paling kuat dimulai
Motivasi Kerja pada Perawat Rumah dari pengakuan, persepsi gaji, prestasi
Sakit Jiwa kerja, masa kerja, pengembangan
Hasil uji statistik dengan potensial individu, kondisi kerja, hubungan
menggunakan uji korelasi rank spearman antar pribadi, umur, supervisi, serta
diperoleh p value = 0,022 (p < 0,05) terakhir kebijakan dan administrasi.
sehingga Ho ditolak. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Saran
antara supervisi dengan motivasi kerja Bagi rumah sakit, dalam peningkatan
pada perawat rumah sakit jiwa. Nilai semangat kerja para perawat rumah sakit
koefisien korelasi (r) pada uji statistik jiwa dan hasil kerja yang baik untuk
tersebut didapatkan r = 0,333 sehingga kemajuan rumah sakit,perlu perhatian dan
dapat diketahui bahwa kekuatan pemenuhan segala kekurangan yang ada
hubungan lemah dengan arah hubungan dalam mendukung setiap aktivitas kerja,
positif (+). beberapa faktor terkait khususnya
pengakuan, persepsi gaji, prestasi kerja,
Tabel 13. Hubungan antara Supervisi
masa kerja, pengembangan potensial
dengan Motivasi Kerja pada Perawat
individu, kondisi kerja, hubungan antar
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino
pribadi, umur, supervisi, serta terakhir
kebijakan dan administrasi.

83
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Bagi perawat, diharapkan dapat dan Karyawan di SMK


meningkatkan semangat kerja yang tinggi Muhammadiyah Sleman. Univ Negeri
dalam melaksanakan tugas pokok dan Yogyak.
fungsinya, perlu peningkatan kemampuan 8. Vitasari Nur, Rizky. Faktor-Faktor
dan keterampilan dengan cara mengikuti yang Berhubungan dengan Motivasi
pendidikan dan pelatihan agar selalu Kerja Pada Tim Pengeboran
dapat mengikuti perkembangan ilmu Eksplorasi Emas di PT X (Skripsi).
pengetahuan dan teknologi serta Semarang: Fakultas Kesehatan
peningkatan dalam pelaksanaan tugas, Masyarakat Universitas Diponegoro;
serta perlu menjalin prinsip kerja sama 2012.
yang baik dengan rekan kerja sesama 9. Siagian SP. Teori Motivasi dan
perawat maupun dengan atasan agar Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta;
mampu menciptakan hubungan kerja yang 2004.
harmonis di lingkungan kerja. 10. Septiana, Vidya A. Pengaruh Faktor
Bagi peneliti, penelitian ini hendaknya Masa Kerja, Kompensasi, dan
dapat digunakan sebagai referensi bagi Pendidikan terhadap Motivasi Kerja
penelitian selanjutnya yang berhubungan Pegawai Dinas Bina Marga Provinsi
dengan motivasi kerja perawat rumah Jawa Tengah dengan Produktivitas
sakit jiwa. Perlu adanya penelitian lain Kerja sebagai variabel Interventing.
tentang gambaran motivasi kerja perawat Semarang: Universitas Pandanaran;
rumah sakit jiwa dengan metode yang 2012.
lebih mendalam. 11. Zahara, Yana. Faktor-Faktor Motivasi
Kerja: Supervisi, Penghasilan, dan
Daftar Pustaka Hubungan Interpersonal
1. Leonando Agusta. Pengaruh Mempengaruhi Kinerja Perawat
Pelatihan dan Motivasi Kerja Pelaksana. Jakarta: Universitas
terhadap Kinerja Karyawan CV Indonesia; 2011.
Haragon Surabaya. 2013;01(03). 12. Soul GW. Motivasi dan Produktivitas.
2. H.Teman Koesmono. Pengaruh Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Budaya Organisasi Terhadap Pressindo; 1984.
Motivasi dan Kepuasan Kerja serta 13. Wahyudi,Immawan. Analisis Faktor-
Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Industri Pengolahan Kayu Skala Motivasi Kerja Petugas Rekam
Menengah di Jawa Timur. Medis di Rumah Sakit Umum Daerah
2005;07(02). Kota Semarang (Skripsi). Semarang:
3. Widayanti & Praswati, Cicilia Yetti. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Burnout Pada Perawat Rumah Sakit Universitas Diponegoro; 2011.
Swasta. 02 ed. Jakarta: Universitas 14. Farida. Analisis Faktor-Faktor yang
Indonesia; 2007. (JPS; vol. 13). Berpengaruh terhadap Motivasi Kerja
4. Gaffar,L.O.J. Pengantar Petugas Pelaksana Manajemen
Keperawatan Profesional. Jakarta: Terpadu Balita Sakit di Puskesmas
Penerbit Buku Kedokteran; 1999. Kota Surabaya. Magister Ilmu
5. Ashar Sunyoto Munandar. Psikologi Kesehatan Masyarakat Universitas
Industri dan Organisasi. Jakarta: Diponegoro; 2009.
Universitas Indonesia (UI-Press); 15. Aslichah. Analisis Faktor-Faktor yang
2008. Berhubungan dengan Motivasi Kerja
6. Prabu, Anwar. Pengaruh Motivasi Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di
terhadap kepusaan kerja tenaga Kabupaten Kudus. Semarang:
kerja BKKBN MUARA ENIN. Program Pasca Sarjana Universitas
2005;03(06). Diponegoro; 2008.
7. Purnama Sejati. Hubungan Motivasi 16. Lukmanulhakim R. Beberapa Faktor
Kerja dengan Prestasi Kerja Guru yang Berhubungan dengan Motivasi

84
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kerja Pegawai di Divisi Pekalongan. Semarang: Fakultas


Pemeliharaan Sarana dan Sanitasi Kesehatan Masyarakat Universitas
Rumah Sakit Dr.Kariadi Semarang. Diponegoro; 2011.
Semarang: Universitas Diponegoro; 18. Samsudin, Sadili, Wijaya E.
2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.
17. Astuti, Nungki Y. Hubungan Faktor Bandung: CV Pustaka Setia; 2005.
Hygiene Menurut Herzberg dengan
Motivasi Kerja Perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Bendan Kota

85

Вам также может понравиться