Вы находитесь на странице: 1из 6

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th.

2013

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG PELEPAH KELAPA SAWIT MEKANIS

(Design of Oil Palm frond Mechanically Cutlery)

Arsenius Ardinata Tarigan1, Saipul Bahri Daulay1, Achwil Putra Munir1

1)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU


Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155

Diterima 28 September 2013/Disetujui 7 November 2013

ABSTRACT
Palm frond cutting is still done manually, where the operator has limitations in cutting the frond. He must be really
experienced and have high levels of accuracy and the work capacity is relatively limited. Therefore a mechanical cutting
equipment was made. This study was conducted in May to September 2013 in the Laboratory of Agricultural Engineering,
Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan, with a literature study, making and test the equipment and
observation of parameters. The parameters measured were the equipment capacity, economic analysis, break-even
point, the internal rate of return, and net present value. The results demonstrated that device capacity was 142.78 frond /
h, economic analysis was Rp 55.873 / frond, break event was 71577.091 point / year, the internal rate of return was
40.2547 % and the equipment was deserved to be made.

Keywords : agricultural equipment and machinery, cutter, oil palm frond.

PENDAHULUAN banyaknya masyarakat yang menggantungkan


hidupnya di sektor pertanian. Oleh karena itu,
Pada mulanya semua tanaman budidaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang
untuk kebutuhan pangan manusia dihasilkan dan menggantungkan hidupnya di sektor pertanian
disiapkan dengan menggunakan tenaga otot maka produksi pertanian harus ditingkatkan.
manusia. Berabad-abad lalu tenaga hewani Penggunaan alat dan mesin pertanian
digunakan untuk meringankan tenaga manusia. sudah sejak lama digunakan dan
Peralihan dari usaha tani dengan menggunakan perkembangannya mengikuti dengan
tangan ke abad usaha tani yang modern mula- perkembangan kebudayaan manusia. Pada
mula berjalan sangat lambat. Dengan awalnya alat dan mesin pertanian masih
ditemukannya besi, diciptakan perkakas- sederhana dan terbuat dari kayu kemudian
perkakas yang selanjutnya mengurangi berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat
penggunaan tenaga manusia. Selanjutnya ini mula-mula sederhana, kemudian sampai
dengan perkembangan bajak baja, motor bakar, ditemukannya alat mesin pertanian yang
traktor usaha tani, dan mesin usaha tani kompleks. Dengan dikembangkannya
lainnya, usaha-usaha di bidang pertanian pemanfaatan sumberdaya alam dengan motor
berkembang dengan cukup pesat secara langsung mempengaruhi secara langsung
(Smith dan Wilkes, 1990). perkembangan dari alat mesin pertanian
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan (Sukirno, 1999).
dan teknologi (IPTEK) di zaman modern ini, Teknologi mempunyai peranan yang
manusia sebagai mahluk yang memiliki potensi sangat menentukan dalam peningkatan
untuk berfikir akan selalu mengembangkan pendapatan ekonomi, oleh karena dengan
sesuatu hal maka manusia berusaha untuk penerapan teknologi yang sesuai, peningkatan
menciptakan atau membuat suatu peralatan yang nilai tambah dapat dilaksanakan secara
lebih efisien dan praktis yang dapat membantu berganda. Teknologi perlu diarahkan pada
bahkan menggantikan tenaga manusia dengan semua tahapan, termasuk didalam proses
alat bantu yaitu mesin pertanian. pascapanen. Teknologi sebagai satu kesatuan
Sektor pertanian merupakan sektor metodologi dan peralatan yang digunakan untuk
yang paling penting dalam pembangunan melakukan suatu aktivitas tertentu memiliki
ekonomi suatu daerah. Dikarenakan masih sasaran akhir yaitu untuk meningkatkan

111
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

kesejahteraan hidup manusia. Inovasi dan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-


penerapan suatu teknologi dalam suatu komponen alat pemotong pelepah. Setelah itu,
komunitas masyarakat perlu memperhatikan dilakukan pengujian alat dan pengamatan
berbagai faktor agar dapat mencapai parameter.
sasarannya.
Penggunaan alat dan mesin pertanian Persiapan Penelitian
sudah sejak lama digunakan dan a. Pembuatan alat
perkembangannya mengikuti dengan Adapun langkah-langkah dalam membuat
perkembangan kebudayaan manusia. alat pemotong pelepah kelapa sawit yaitu :
Penggunaan alat dan mesin pertanian 1. Dirancang bentuk alat pemotong
dimanfaatkan untuk memperbaiki dan pelepah kelapa sawit.
meningkatkan kesejahteraan rakyat guna 2. Digambar serta ditentukan ukuran alat
mendapatkan hasil produksi yang lebih besar pemotong pelepah kelapa sawit.
dengan efisiensi sumber daya manusia, efisiensi 3. Dipilih bahan yang akan digunakan
waktu dan biaya yang lebih hemat. untuk membuat alat pemotong pelepah
Perubahan - perubahan untuk memperbaiki kelapa sawit.
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang 4. Dilakukan pengukuran terhadap bahan-
dilakukan pemerintah sekarang berjalan dengan bahan yang akan digunakan sesuai
diarahkan pada semua sektor. Tidak terkecuali dengan ukuran yang telah ditentukan
sektor pertanian. Pertanian memiliki peranan pada gambar teknik alat
yang sangat penting bagi kesejahteraan rakyat. 5. Dipotong bahan sesuai dengan ukuran
Berhasilnya sektor pertanian akan berdampak yang telah ditentukan.
pada ketahanan pangan. 6. Dilakukan pengelasan dan pengeboran
Pemanenan kelapa sawit hingga pada untuk pemasangan kerangka alat.
saat sekarang ini masih banyak yang 7. Digerinda permukaan yang terlihat
menggunakan peralatan tradisional ataupun kasar karena bekas pengelasan.
konvensional yaitu dengan menggunakan galah 8. Dilakukan pengecatan guna
yang terbuat dari bambu yang diujungnya diikat memperpanjang umur pemakaian alat
sebuat sabit yang besar atau sering disebut dan menambah daya tarik alat
dengan dodos. Pemanenan kelapa sawit dengan pemotong.
cara manual/tradisional ini memiliki kelemahan 9. Dirangkai komponen-komponen alat
yakni mengancam keselamatan petani itu sendiri pemotong pelepah kelapa sawit.
dan kurang efisien hasil yang diperoleh karena 10. Dipasang kawat baja untuk
memerlukan waktu yang lama. menghubungkan tenaga putar dari
Untuk mengatasi keterbatasan ataupun mesin terhadap pisau pemotong yang
kelemahan dari pemanenan kelapa sawit dengan sudah terhubung dengan poros sebagai
cara manual/tradisional itu maka dibuatlah suatu sumber tenaga untuk memutar pisau
alat pemotong pelepah kelapa sawit yang mampu pemotong.
memotong pelepah dan tandah buah kelapa b. Bahan yang digunakan
sawit dengan kapasitas yang tinggi serta praktis Pada percobaan ini bahan yang digunakan
digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk adalah kelapa sawit. Pelepah kelapa sawit akan
mendesain, membuat dan menguji alat pemotong dipotong dengan menggunakan pisau pemotong.
pelepah kelapa sawit. Dan dengan mengarahkan pisau pemotong ke
pelepah yang diinginkan akan terpotong oleh
pisau pemotong.
METODOLOGI
Prosedur penelitian
Bahan - bahan yang digunakan adalah 1. Dihidupkan mesin pemotong.
aluminium pipe 2,5 meter, motor bakar 4 HP, 2. Digendong alat pada bahu.
baut dan mur, drive shaft, rantai pemotong, 3. Dipilih pelepah yang akan dipotong.
poros, dan busi. Alat - alat yang digunakan 4. Dipilih lokasi yang aman dalam
adalah mesin las, mesin bor, mesin gerinda, melakukan pemotongan.
kunci pas dan ring, komputer, dan kamera 5. Diarahkan pisau pemotong dengan
Dalam penelitian ini, pengumpulan data pipa besi.
dilakukan dengan cara studi literatur 6. Diatur kecepatan putaran pisau
(kepustakaan), melakukan eksperimen dan pemotong sehingga pelepah terpotong.
melakukan pengamatan tentang alat pemotong 7. Dilakukan pengamatan parameter.
pelepah ini. Kemudian dilakukan perancangan

112
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

Parameter yang Diamati Net present value


Kapasitas efektif alat Dalam perhitungan NPV ini, umur ekonomi
Pengukuran kapasitas alat (pelepah/jam) alatnya diperkirakan 7 tahun, besarnya discount
dilakukan dengan membagi banyaknya pelepah rate yang diharapkan sebesar 16 % serta
kelapa sawit yang dipotong terhadap waktu yang discount rate yang diprediksi sebesar 20 %.
dibutuhkan untuk melakukan pemotongan. Penetapan umur ekonomi alat ini disebabkan
Banyak pelepah yang terpotong( pelepah) antara lain: keausan dan keusangan dari alat
Kap. alat = ...(1) tersebut, biaya perbaikan makin naik sampai
Waktu pengupasan ( jam)
akhirnya tidak lagi ekonomis untuk
memperbaikinya serta teknologi yang semakin
Analisis ekonomi berkembang yang membuat unjuk kerja dari alat
Rumus yang dipakai untuk membuat ini lebih kecil dibandingkan alat yang dibuat
analisis ekonomi (Rp/jam) alat ini dapat dilihat dimasa yang akan datang. Penetapan discount
pada Persamaan (1). Kemudian dilanjutkan rate yang diharapkan harus lebih kecil daripada
dengan menghitung biaya tetap dan biaya tidak yang diprediksi, hal ini bertujuan agar usaha
tetap sebagai berikut: masih tetap layak untuk dijalankan.
Biaya tetap
Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari :
Internal rate of return
1. Biaya penyusutan (metode garis lurus) Dalam perhitungan IRR ini, suku bunga
2. Biaya bunga modal dan asuransi, atraktif (p) sebesar 16 % dan suku bunga coba-
perhitungannya digabungkan
coba (q) sebesar 20 %. Besarnya suku bunga
3. Biaya pajak yang ditetapkan ini diharapkan mampu
Di negara kita belum ada ketentuan besar menghasilkan perhitungan IRR yang lebih besar
pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan dari bunga bank yang berlaku sehingga usaha
peralatan pertanian, namun beberapa masih tetap layak untuk dijalankan.
literatur menganjurkan bahwa biaya pajak
alsin pertanian diperkirakan sebesar 2%
pertahun dari nilai awalnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
i. Biaya gudang/gedung
Biaya gudang atau gedung diperkirakan Proses Pemotongan Pelepah
berkisar antara 0,5-1%, rata-rata Pada proses pemotongan pelepah yang
diperhitungkan 1% nilai awal (P) per dilakukan terlebih dahulu adalah proses
tahun. persiapan alat. Dipersiapkan alat dengan
memeriksa kekencangan baut dan melumasi
Biaya tidak tetap
pada bagian rantai dan gear kemudian dilakukan
Menurut Darun (2002), biaya tidak tetap terdiri
pemanasan selama 3 menit. Setelah alat
dari :
pemotong pelepah dipersiapkan, dilakukan
1. Biaya perbaikan
pemotongan pelepah dengan mengarahkan mata
2. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk
pisau pada bagian pelepah yang akan dipotong
gaji operator. Biaya ini tergantung kepada
dan banyaknya pelepah yang dipotong adalah
kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji
sepuluh pelepah kelapa sawit. Perlakuan
bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan
tersebut dilakukan sebanyak kali ulangan pada
total jam kerjanya.
pohon kelapa sawit dan luas lahan yang
3. Biaya bahan bakar adalah pengeluaran solar
berbeda-beda.
atau bensin (bahan bakar) pada kondisi kerja
Pada alat pemotong pelepah ini terdapat
per jam. Satuannya adalah liter per jam,
motor bakar dengan bahan bakar bensin campur
sedangkan harga per liter yang digunakan
yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk
adalah harga lokasi. Bahan bakar yang
memutar mata pisau agar dapat memotong
digunakan dalam alat ini adalah bensin.
pelepah kelapa sawit. Sehingga pada saat mesin
dihidupkan maka mata pisau akan berputar
Break event point
sesuai dengan kecepatan putaran yang diberikan
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk
dan memotong pelepah yang ingin dipotong.
mengetahui batas produksi minimal yang harus
Dalam proses pemotongan pelepah, yang perlu
dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola
diperhatikan adalah posisi operator dengan
masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini
pelepah kelapa sawit yang akan dipotong.
income yang diperoleh hanya cukup untuk
Operator harus menyesuaikan panjang galah dan
menutupi biaya operasional tanpa adanya
bagian pemotongan pada pelepah sehingga
keuntungan.

113
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

pelepah kelapa sawit akan langsung terpotong dengan mudah.


Tabel 1. Perbandingan beberapa parameter pemetik buah mekanis dengan manual

Parameter Alat pemotong pelepah mekanis Alat pemotong manual (dodos)

Dimensi(PxLxT) 350cmx28cmx40,1cm 150cm


Kapasitas alat 142,78 pelepah/jam 90-100 pelepah/jam
Berat 9,4 kg 2,5 kg
Jangkauan alat 1-5,5 meter 1-3 meter
Kebutuhan bahan bakar Rp2.422/jam -
Tenaga penggerak Motor bakar Manusia
Komoditi Kelapa sawit, tumbuhan Kelapa sawit
berkambium
Kelebihan Praktis, kapasitas tinggi Ringan
Kekurangan Berat Tidak praktis,kapasitas rendah

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat Pada umunya saat pemanenan kelapa
beberapa perbedaan antara alat pemotong sawit pelepah yang dijatuhkan/dipotong ada
pelepah mekanis dengan alat pemotong pelepah sebanyak 2-3 pelepah dalam satu pohon kelapa
manual(dodos) dimana alat pemotong pelepah sawit. Sehingga dengan kapasitas alat 142
mekanis pada penelitian ini memiliki dimensi pelepah/jam pada alat ini maka dalam waktu satu
PxLxT adalah 350cmx28cmx40,1cm, dengan jam alat ini mampu menyelesaikan pendodosan
kapasitas alat 142,78 pelepah/jam, berat alat 9,4 berkisar 45-50 pohon kelapa sawit. Menurut
kg, dengan jangkauan pemotongan 1 meter literatur pahan (2006) jumlah pohon kelapa sawit
sampai 5,5 meter, digerakkan oleh motor bakar, dalam satu hektar lahan adalah 140-150
kelebihan alat ini praktis, dan berkapasitas tinggi pohon/ha sehingga untuk menyelesaikan
sedangkan kekurangannya berat. Sedangkan pemotongan pelepah dengan luas lahan satu
alat pemotong pelepah manual(dodos) memiliki hektar dengan menggunakan alat ini dibutuhkan
dimensi 150 cm, kapasitas alat 90-100 waktu kurang lebih 3 jam.
pelepah/jam, berat 2,5 kg, kelebihan alat ini
ringan dan kelemahannya tidak praktis dan Kapasitas Efektif Alat
hanya digunakan untuk komoditi kelapa sawit. Kapasitas efektif alat dapat diperoleh
Menurut Rizaldi(2006) Setiap perubahan dengan melakukan pemotongan pelepah kelapa
usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan sawit sebanyak 10 pelepah dan dilakukan tiga
tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa kali pengulangan, kemudian dihitung kapasitas
dimengerti, logis dan dapat diterima. Secara efektif alat rata-rata. Kapasitas efektif suatu alat
umum tujuan mekanisasi pertanian adalah: menunjukkan produktifitas alat selama
pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal ini
a) Mengurangi kejerihan kerja dan kapasitas efektif alat diukur dengan mambagi
meningkatkan efisiensi tenaga banyaknya pelepah yang terpotong terhadap
manusia. waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian
b) Mengurangi kerusakan produksi alat.
pertanian.
c) Menurunkan ongkos pruduksi. Tabel 2. Kapasitas efektif alat pemotong pelepah
d) Menjamin kenaikan kualitas dan kelapa sawit mekanis
kuantitas produksi.
e) Meningkatkan taraf hidup petani. Pelepah yang Kapasitas
f) Memungkinkan pertumbuhan ekonomi Ulangan terpotong Waktu Efektif Alat
subsistem (tipe pertanian kebutuhan (Pelepah) (menit) (Kg/Jam)
keluarga) menjadi tipe pertanian
komersil (comercial farming). I 10 4,083 147,05
g) Mempercepat transisi bentuk ekonomi II 10 4,616 130.03
Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat
III 10 3,966 151,28
industri dan dapat mendorong tahap
Rata-rata 10 4,221 142,78
tinggal landas.

114
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

Tabel 2 diperoleh kapasitas efektif alat dan data yang diperoleh pada penelitian
pemotong pelepah kelapa sawit mekanis ini (Lampiran 6) maka dapat diketahui besarnya nilai
sebesar 142,78 pelepah/jam dengan jumlah NPV 16% dari alat ini adalah sebesar Rp.
pelepah yang terpotong sebanyak 10 pelepah 9.266.424,00 dan NPV 20% sebesar Rp.
dan waktu rata-rata pemotongan pelepah selama 7.811.249,7 dapat menggunakan rumus. Hal ini
4,221 menit. Hasil tersebut didapat dari hasil berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena
penelitian yang dilakukan dengan memotong nilainya lebih besar atau sama dengan nol.
sepuluh pelepah kelapa sawit sebanyak tiga kali Kegunaan NPV 16% untuk mengetahuai tingkat
ulangan. Sedangkan kapasitas efektif alat kelayakan suatu usaha yang diharapkan
pemotong pelepah manual (dodos) sebanyak 90- sedangkan NPV 20% untuk mengetahui tingkat
100 pelepah/jam. keuntungan suatu usaha yang diprediksikan.

Analisis Ekonomi Internal rate of return


Biaya pemakaian alat Internal rate of return berfungsi untuk
Analisis ekonomi digunakan untuk melihat seberapa layak suatu usaha dapat
menentukan besarnya biaya yang harus dilaksanakan atau seberapa besar keuntungan
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. investasi maksimum yang ingin dicapai.
Dengan analisis ekonomi dapat diketahui Berdasarkan hal tersebut maka hasil yang
seberapa besar biaya produksi sehingga didapat dari penelitian ini sebesar 40,2547%
keuntungan alat dapat diperhitungkan. artinya, batas maksimum keuntungan suatu
Berdasarkan nilai di atas dapat diketahui usaha alat pemotong pelepah sedangkan suku
bahwa biaya pokok yang harus dikeluarkan untuk bunga pinjaman 20%, usaha tersebut layak
memotong pelepah dengan alat ini sebanyak 1 diusahakan dan sudah memperoleh keuntungan.
pelepah adalah sebesar Rp Semakin tinggi bunga pinjaman di bank maka
55,873/pelepah.Dengan biaya pemotongan keuntungan yang diperoleh dari usaha ini
pelepah kelapa sawit sebesar Rp Rp semakin kecil.
55,873/pelepah dengan kapasitas 142,78
pelepah/jam.
KESIMPULAN DAN SARAN
Break event point
Menurut Waldiyono (2008) analisis titik Kesimpulan
impas umumnya berhubungan dengan proses 1. Kapasitas efektif rata-rata pada alat
penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar pemotong pelepah kelapa sawit mekanis
kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sebesar 142,78 pelepah/jam.
sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat 2. Analisis ekonomi pada alat pemotong
berkembang sendiri (self growing). Dalam pelepah ini yaitu biaya pokok yang harus
analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dikeluarkan dalam memotong pelepah
dengan nol. Bila pendapatan dari produksi kelapa sawit adalah sebesar Rp
berada di sebelah kiri titik impas maka kegiatan 55,873/pelepah.
usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila 3. Nilai titik impas sebanyak 71.577,091
di sebelah kanan titik impas akan memperoleh pelepah/tahun dalam 1 tahun untuk
keuntungan. Maka dari itulah penulis menghitung tanaman kelapa sawit.
analisa titik impas dari alat ini untuk mengetahui 4. Net present value 16 % adalah Rp.
seberapa lama waktu yang dibutuhkan alat ini 9.266.424,00 dan net present value 20 %
agar mencapai titik impas. adalah Rp Rp. 7.811.249,7.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Saran
penelitian yang telah dilakukan, alat ini akan 1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya alat
mencapai nilai break event point pada nilai Rp dibuat lebih ringan dan praktis dengan
66,73/pelepah, hal ini berarti alat ini akan mengubah tata letak motor bakar.
mencapai keadaan titik impas apabila telah 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
memotong pelepah kelapa sawit sebanyak mengenai panjang galah yang dapat
71.577,091 pelepah/tahun dalam 1 tahun. disesuaikan dengan tinggi pohon kelapa
sawit.
Net present value
Dalam menginvestasikan modal untuk
penambahan alat pada suatu usaha maka net
present value ini dapat dijadikan salah satu
alternatif dalam analisa finansial. Dari percobaan

115
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013

DAFTAR PUSTAKA Pahan, I., 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit.


Penebar Swadaya, Jakarta.
Amanto, H dan Haryanto., 1999. Ilmu Bahan.
Bumi Aksara, Jakarta. Pudjanarsa, A dan Nursuhud, D. 2008. Mesin
Konversi Energi. Andi Press. Yogyakarta.
Boentarto, 2000. Mengatasi Kerusakan Listrik
Mobil. Puspa Swara, Jakarta. Purba, R. 1997. Analisa Biaya dan Manfaat. PT.
Rineka Cipta. Jakarta.
Darun. 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian USU. Medan. Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. USU Press,
Medan.
Daryanto. 1984. Dasar Dasar Teknik Mesin.
Bina Aksara. Jakarta. Smith, H. P. and L. H. Wilkes. 1990. Mesin dan
Peralatan Usaha Tani. Terjemahan Tri
Daywin, F. J., R. G. Sitompul dan I. Hidayat. Purwadi. UGM Press. Yogyakarta.
2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di
Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta. Soeharno, 2007. Teori Mikroekonomi. Andi
Offset, Yogyakarta.
Fauzi, Y, 2002. Seri Agribisnis Kelapa Sawit.
Penebar Swadaya, Jakarta. Sularso dan K. Suga. 2004. Dasar Perencanaan
dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya
Hagendoorn. 1992. Konstruksi Mesin. PT. Rosda Paramitha. Jakarta.
Jaya Putra, Jakarta.
Sukirno. 1999. Mekanisasi Pertanian. UGM.
Hardjosentono, dkk. 1996. Mesin-Mesin Yogyakarta.
Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Waldiyono. 2008. Ekonomi Teknik. Pustaka
Nastiti, D., Sriwulan, P dan Farid R. A. 2008. Pelajar. Yogyakarta.
Analisis Finansial Agribisnis Pertanian.
BPTP. Kalimantan Timur.

116

Вам также может понравиться