Вы находитесь на странице: 1из 5

TUGAS FAINAL

EKOLOGI PERTANIAN

Jurnal Pengolahan Gulma, Pengolahan Air dan Pengolahan


Sistem Padang Gembala

Oleh :

KOMANG AYU PUSPAYANTI


NIM. D1B1 15 206
AGROTEK B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2016
Tugas 1 : Pengolahan Gulma

Agron. Sustain. Dev. (2015) 35:967974


DOI 10.1007/s13593-015-0292-3
ORIGINAL ARTICLE

Integrating a complex rotation with no-till improves


weed management in organic farming.

Randy L. Anderson

Abstract
A similar approach with organic rotations may enable producers to also
accrue the weed management benefit of no-till in or-ganic farming along with
restoring soil health. Here, we review the benefits gained for weed management
when a complex rotation is integrated with continuous no-till. The complex
rotation included 3 years of a perennial legume and 6 years of annual crops
arranged in 2-year intervals of warm season or cool season crops. The no-till,
complex rotation can (1) reduce weed emergence 3- to 4-fold in some annual
crops; (2) delay weed emergence 2 to 4 weeks; (3) reduce yield loss due to weed
interference; (4) suppress invasion of dandelion into cropland; and (5) enhance
soil restoration, improve nutrient cycling, and increase soil porosity.

Keywords Crop diversity. Perennial legume. Rotation design. Soil health.


Systems approach

Conclusion
Gulma merupakan semua jenis tanaman yang tidak dikehendaki
tumbuhnya pada suatu tanaman budidaya. Gulma dapat membatasi hasil panen
khususnya pada system pertanian organic dimana teknologi herbisida tidak
tersedia. Gulma abadi menjadi hambatan besar untuk kesuksesan pertanian
organic terutama dalam system kurangnya persiapan lahan. Gulma juga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan
karena keberadaan gulma abadi menjadi suatu persaingan dalam mendapatkan air
maupun unsur hara, sehingga gulma harus dikendalikan apabila keberadaanya
sudah melampaui ambang batas ekonomi. Dalam pengendalian gulma terdapat
beberapa metode atau cara yang dapat dilakukan seperti pengembangan rekayasa
genetic (GM) popular toleran herbisida berdasarkan toksisitas untuk gulma target
seperti percobaan yang dilaksanakan di USA, cara yang kedua yaitu dengan
system pengolahan dan rotasi organic kompleks. Rotasi organic kompleks ini
sangat efektif untuk mengelola dan mengendalikan gulma, selain untuk
mengendalikan gulma system rotasi organic kompleks ini dapat membantu kita
dalam megengelola gulma sebagai salah satu biomassa tanaman untuk
bioteknologi tanah dan dapat mengembalikan hara tanah seperti penelitian yang
dilakukan Steven pada jurnal Integrating a complex rotation with no-till improves
weed management in organic farming halaman 6-9. Keberadaan gulma tidak
hanya berdampak buruk terhadap pertanian system organic dalam sisi lain
keberadaan gulma dapat dimanfaatkan sebagai biomasa tanaman sebagai salah
satu bioteknologi tanah. Sebagai contoh biomassa gulma (Tithonia dirersifolia)
yang terbukti memiliki kandungan hara yang cukup tinggi yang dimana biomassa
pada gulma ini memiliki manfaat sebagai bioteknologi tanah untuk perbaikan
sifat-sifat tanah dan produksi tanaman.

Jurnal yang digunakan :


Improved growth and weed control of glyphosate-tolerant poplars, (New
Forests (2016) 47:653667, DOI 10.1007/s11056-016-9536-6).
Integrating a complex rotation with no-till improves weed management in
organic farming, (Agron. Sustain. Dev. (2015) 35:967974, DOI
10.1007/s13593-015-0292-3).
Subplots facilitate assessment of corn yield losses from weed competition
in a long-term systems experiment, (Agron. Sustain. Dev. 30 (2010) 445
453c, INRA, EDP Sciences, 2009, DOI: 10.1051/agro/2009048).
A nature-based approach for managing the invasive weed species
Gutenbergia cordifolia for sustainable rangeland management (Ngondya et
al. SpringerPlus (2016) 5:1787, DOI 10.1186/s40064-016-3480-y).

Tugas 2: Sumberdaya Padang Rumput


Plant Soil (2015) 392:289299
DOI 10.1007/s11104-015-2463-z

Root carbon inputs under moderately diverse sward


and conventional ryegrass-clover pasture: implications
for soil carbon sequestration

Samuel Rae McNally & Daniel C. Laughlin & Susanna Rutledge & Mike B. Dodd
& Johan Six & Louis A. Schipper.
Keywords Grazed pastures . Root mass . Soil C . Moderately diverse pasture .
Ryegrass-clover
Abstract
Background and aims A strategy to increase soil C under pasture-based
systems is to increase the root mass inputs or increase rooting depth of plants. Our
objective in this study was to measure the seasonal dynamics of root mass and C
inputs under two different pasture types (ryegrass-clover vs moderately diverse)
that differ in plant diversity and which are commonly used in New Zealand
agriculture. Zealand agriculture Methods This study was carried out on an existing
plant diversity field trial containing six replicate paddocks of both moderately-
diverse and ryegrass-clover pastures. Soil cores (0-100-200-300 mm sections)
were collected seasonally across 1 year and individual root traits assessed from all
species.

Conclusion
Padang rumput adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan
merupakan salah satu dari sejumlah fase seral vegetasi. Ekosistem padang rumput
memiliki siklus hidup yang panjang dan keberadaannya tidak mudah
dikendalikan. Pada system pertanian ekosistem padang rumput dapat memberikan
dampak positif dan negative. Keberadaan padang rumput yang tinggi pada system
pertanian dapat memberikan dampak buruk karena keberadaanya dapat menjadi
suatu gulma dan menjadi sebuah persaingan dalam mendapatkan unsur hara.
Ekosistem padang rumput tergolong dalam salah satu menejement pontensial
seperti meningkatkan masukan karbon kedalam tanah.
TUGAS 3. PENGELOLAAN AIR
Wastewater Treatment and Reuse:
Sustainability Options

Dr. Seetharam Chittoor Jhansi (Ph. D.)


Gujarat Research Societys Pushpa Navnit Shah Centre for Lifelong Learning
Dr. Madhuri Shah Campus, Mumbia, India
email: drscjhansi@yahoo.co.in

Abstract

Water is one of the worlds most valuable resources, yet it is under


constant threat due to climate change and resulting drought, explosive population
growth, and waste. One of the most promising efforts to stem the global water
crisis is industrial and municipal water reclamation and reuse. The WateReuse
Association defines reused, recycled, or reclaimed water as water that is used
more than one time before it passes back into the natural water cycle. Thus,
water recycling is the reuse of treated wastewater for beneficial purposes such as
agricultural and landscape irrigation, industrial processes, toilet flushing, or
replenishing a groundwater basin (referred to as groundwater recharge).

Conclusion
Pengelolan air berperan sangat penting dan merupakan salah satu kunci
keberhasilan peningkatan produksi. Pengelolaan air dalam system pertanian
sangat perlu diperhatikan tidak hanya menyangkut masalah irigasi tetapi juga
system drenase yang bertujuan untuk baik mengurangi kualitas air maupun untuk
mengganti air yang lama dengan air irigasi baru sehingga memberikan peluang
terjadinya sirkulasi oksigen dan hara. Salah satu pengelolan air agar efisien yaitu
dengan system irigasi bergilir. Pada system irigasi rotasi ini tidak menyebabkan
penurunan hasil produksi, metode ini juga mendukung lebih baiknya pertumbuhan
tanaman dan dapat meningkatkan efisiensi pemupukan dan penggunaan tenaga
kerja. Efisiensi penggunaan air merupakan aspek penting berkenaan dengan upaya
peningkatan nilai ekonomis produksi pertanian.

Вам также может понравиться