Вы находитесь на странице: 1из 24

PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN SISTEM KOMPUTER

UNTUK MEMANDU PERAWAT NOVICE DI RUMAH SAKIT

Oleh:
Jebul Suroso *

(* Dosen FIKES UMP / Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Abstrak
Pengalaman belajar siswa perawat pada saat pendidikan tidak secara otomatis
membuat lulusan perawat pemula / novice menguasai pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan di rumah sakit. Rumah sakit membutuhkan perawat
yang kompeten untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien bersifat
aman, cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dunia kesehatan
memerlukan inovasi program pembelajaran yang dapat menjembatani
kesenjangan antara teori dan praktek serta mampu membantu perawat pemula
mencapai tingkatan yang kompeten. Pembelajaran tutorial interaktif dengan
program komputer dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran bagi
para perawat pemula. Program ini dapat diintegrasikan dengan jaringan sistem
informasi yang sudah ada di rumah sakit sehingga setiap perawat dapat dengan
mudah mengakses fasilitas ini. Artikel ini merupakan telaah jurnal tentang
pelaksanaan penggunaan teknologi komputer di Ameriksa Serikat untuk memandu
perawat pemula dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Abstract

Experience learn nurse student dont automatically make novice able to


knowledge and skilled required at hospital. Hospital require nurse which the
competence to guarantee service to by a patient safety, quickly, precisely and
accountable. Health world need innovation program study to bridge the gap
between theory and practice, which may assist the novice nurse in achieving safe,
competent clinical practice. Computer-assisted instruction in the form of
interactive computer programs may be used as an adjunct educational resource for
these novice practitioners. These program can be integrated with information
system network in hospital so that every nurse earn easily access this facility. This
paper presents an analysis of the implementation of interactive computer
programs to guide novice nurse in giving health service at hospital in USA.

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di abad ke-21 sedang menghadapi krisis, yang
oleh beberapa ahli dipercaya jauh lebih penting dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya dalam sejarah keperawatan modern. Krisis yang dimaksud
diakibatkan oleh kekurangan jumlah perawat yang kompeten khusunya untuk
area perawatan kritis atau critical care nursing seperti yang terjadi di
Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi di Amerika Serikat, dimana para
ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2020 di Amerika Serikat akan terjadi
kekurangan sekitar 800.000 perawat terdaftar atau register ners (RNS)
(O'Neil & Seago, 2002). Kekurangan perawat kompeten di beberapa negara
diluar negeri diakibatkan oleh beberapa faktor seperti penuaan populasi
tenaga perawat, jumlah pasien yang meningkat tajam, pemendekan lama masa
rawat / length of stay, dan beberapa faktor lain yang menyebabkan
ketidakpuasan dan tingginya tingkat absensi dan perpindahan antar perawat.
Selanjutnya dengan turn over tenaga perawat yang tinggi, maka semakin kecil
jumlah perawat kompeten yang ada di rumah sakit. Jumlah tenaga yang
kurang tersebut akhirnya di gantikan oleh tenaga perawat pemula yang masih
memerlukan proses pembelajaran untuk menjadi tenaga yang kompeten. Ini
merupakan masalah yang serius sehigga memerlukan strategi pembelajaran
yang memungkinkan pengetahuan baru dapat diterapkan dalam praktek
perawatan. Target pendidikan harus progresif melibatkan metode yang tepat
sesuai dengan harapan, situasi dan kondisi perawat pemula dalam proses
pembelajaran.
Perawat pemula pada saat sekarang membutuhkan metode
pembelajaran yang berbeda, yaitu dengan metode pembelajaran yang mudah
diakses dan bersifat aplikatif sehingga dapat meningkatkan kemampuan
praktek keperawatan. Pada masa lalu, program pendidikan perawat dilakukan
dengan metode tradisional untuk membekali perawat tentang pengalaman
medis dasar untuk memenuhi kebutuhan RNS.
Pembelajaran dengan memanfatkan teknologi informasi menjadi alat
yang penting dalam pelayanan keperawatan, yang mengintegrasikan praktek
keperawatan ke dalam dunia komputer. Penelitian tentang penggunaan
komputer untuk proses pembelajaran bagi perawat diperoleh hasil bahwa
kepuasan diperoleh pada mahasiswa yang menggunakan berbagai bentuk
teknologi komputer, baik yang dilakukan sendiri atau bersama dibandingkan
dengan metode ceramah / gaya mengajar tradisional, bahkan lebih unggul
dibanding model intruksional (Ayoub et al, 1998;. DeAmicis, 1997; Jeffries,
Rew, & Cramer, 2002; Maag, 2004).
Dengan demikian, penggunaan teknologi komputer untuk memandu
perawat pemula dalam pelaksanaan praktek di rumah sakit merupakan suatu
inovasi metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menjawab
kebutuhan peserta didik. Peserta didik akan mendapat pengalaman belajar
baru, yang memungkinkan dirinya berinteraksi dengan sumber pengetahuan
tanpa harus terikat waktu dan tempat.

B. Kajian literatur dan Pembahasan


1. Keperawatan

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memegang


peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, dimana
pelayanan keperawatan menurut Gillies (1996), sangat menentukan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan, hal ini
terkait erat dengan tugas perawat yang selama 24 jam melayani pasien dan
jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit yaitu
sekitar 40 60 % ( Swanburg, 2000).
Perawat, menurut Bener (1984), dibagi dalam 5 tingkat/tahap
akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2)
Advance Beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5) expert. Perawat
pada tahap novice merupakan perawat pemula yang belum memiliki
pengalaman cukup pada area dan situasi klinis yang ditempatinya. Perawat
pada tahap ini memerlukan perintah yang jelas dan atribut yang nyata
untuk memandu penampilannya dalam pemberian pelayanan keperawatan.
Perawat novice masih sulit untuk menganalisis situasi yang relevan dan
irrelevan. Secara umum level ini diaplikasikan untuk mahasiswa
keperawatan dan lulusan baru pendidikan keperawatan.
Tenaga keperawatan pada tahap / level apapun tetap bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap pasien.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas antara lain tercermin dari keamanan
pasien selaku penerima pelayanan. Terkait dengan keamanan pasien
selama di rawat di rumah sakit, The National Academy of Sciences USA
melaporkan bahwa di Amerika Serikat kesalahan medis terjadi pada
44,000 sampai 98,000 orang pertahun, dan lebih dari 7,000 orang
meninggal akibat kesalahan medis tersebut (Fruedenheim, 2000). Pada
kondisi ini, kesalahan berhubungan dengan pemberian pelayanan
menimbulkan kerugian sekitar 17 milyar US dolar per tahun di Amerika.
(Kohn, Corrigan, Donaldson, 1999 as cited by Jacobs, Apatou, & Glei,
2007).
Perawat memiliki kewajiban meningkatkan kompetensi dirinya
terkait dengan tiap tahapan / kualifikasi perawat, menurut Marquis
(2000) perawat mempunyai tanggung jawab utama terhadap karirnya
sendiri dengan cara; mengenali kekuatan, kelemahan, dan bakatnya,
merencanakan karir pribadi; mengelola reputasi diri sendiri dan
melakukan pekerjaan dan berprestasi; mengembangkan network dan
kerja tim agar dapat mengakses perkembangan IPTEK yang mutakhir;
mengikuti perkembangan terbaru tentang pengetahuan dan ketrampilan;
menjaga keseimbangan antara kompetensi spesialis dan generalis agar
mampu beradaptasi terhadap lingkungan kerja yang terus berubah;
mendokumentasikan prestasi diri, mencari pekerjaan dan penugasan
yang akan memberi tantangan yang semakin meningkat.
Pimpinan sarana kesehatan juga harus mempunyai komitmen
yang tinggi terhadap pengembangan kompetensi perawat, sehingga dapat
dijamin kepuasan pasien serta kepuasan perawat dalam pelayanan
keperawatan. Peningkatan kompetensi perawat dapat dilakukan melalui
pengembangan karir perawat, yang merupakan bagian dari manajemen
personal, dan menjadi hal utama untuk setiap organisasi keperawatan
( Gillies, 2000).

2. Program pembelajaran interaktif dengan teknologi komputer


a. Desain Pembelajaran dengan sistem komputer
Ditengah persaingan yang ketat dalam dunia usaha, computer-based
technology dapat menjadi solusi bagi rumah sakit untuk melakukan
perbaikan bentuk pelayanan kesehatan menjadi lebih efektif dan
berkualitas. (Cooper & Zmud, 1990; Johnson, 1998; Otieno, Toyama,
Asonuma, Kanai-Pak, & Naitoh, 2007). Mutu pelayanan keperawatan
yang berkualitas sangat tergantung pada perawat selaku pemberi
pelayanan. Perawat Novice memiliki keterbatasan pengalaman klinis,
tetapi mereka adalah pembelajar dewasa yang memiliki banyak
pengalaman hidup (Vaughn, Gonzalez Del Rey, & Baker, 2001).
Brownstein, Rettie, dan George (1998) menekankan bahwa
pengalaman adalah sumber terkaya untuk pendidikan orang dewasa.
Pelajar dewasa lebih suka pendidikan itu adalah berpusat pada
masalah / problem based, relevan, dan praktis.
Computer Asisit Interactive (CAI) merupakan istilah yang relatif luas
mencakup berbagai kegiatan, termasuk program multimedia, program
interaktif, chat room, virtual, dan belajar berbasik internet (Letterie,
2003). Dalam satu studi kepuasan siswa dengan CAI dinilai tertinggi
(Bloom & Hough, 2003), bila dibandingkan dengan pendekatan
tradisional pengajaran didaktik, CAI memiliki potensi untuk
meningkatkan pembelajaran (Ayoub dkk, 1998.) dan meningkatkan
kepuasan peserta didik (Jeffries et al, 2002;. Maag, 2004). Sebuah
tinjauan literatur yang berisi simulasi berbasis komputer menunjukkan
bahwa 75% dari studi menunjukkan efek positif pada ketrampilan atau
akuisisi pengetahuan (Ravert, 2002). Kilmon (1996) menyatakan
bahwa penggabungan teknologi ke dalam pendidikan keterampilan
keperawatan menikan tingkat pemahaman dan kemampuan
pengambilan keputusan klinis. Dewhurst, Hardcastle, Hardcastle, dan
Stuart (1994) menemukan CAI strategi yang efektif untuk
mengajarkan materi yang dianggap sulit. Mengingat bahwa rumah
sakit dihadapkan dengan tantangan menyediakan perawat yang sangat
terampil dan mampu berfikir kritis, maka penggunaan CAI dalam
metode pembelajaran memiliki potensi untuk meningkatkan hasil
pembelajaran dan meningkatkan kepuasan siswa.
b. Teknik operasional sistem pembelajaran
Pendidikan dengan menggunakan teknologi informasi, seperti program
komputer interaktif, memungkinkan siswa / perawat untuk mengakses
informasi sesuai dengan kesempatan yang ada tanpa harus terikat oleh
waktu dan tempat. Program komputer interaktif dapat dimasukan
kedalam jaringan sistem informasi rumah sakit yang sudah. Prosesnya
diawali dengan penyusunan materi tutorial kemudian dimasukan
kedalam jaringan sitem informasi untuk selanjutnya dapat diakses oleh
komunitas keperawatan atau bidang lain yang memerlukan informasi
tersebut.
Dampak pembelajaran tutorial dengan menggunakan sistem komputer
dapat terlihat dalam pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
perawat terhadap pasien. Teknologi komputer kemungkinan akan
efektif digunakan pada pelayanan keperawatan dalam upaya
meningkatkan proses, standar dan prosedur pelayanan hingga
diperoleh hasil perawatan pasien yang berkualitas dan memperhatikan
keselamatan pasien / patient safety (Mason, Leavitt, & Chaffee, 2007)
Terkait dengan hal tersebut, manager keperawatan dapat melakukan
evaluasi kinerja perawat dan mengevaluasi program pembelajaran
serta melakukan upaya perbaikan data/ materi pembelajaran jika
diperlukan. Materi pembelajaran interaktif juga dapat disimpan ke
dalam CD-ROM portable, sehingga bisa dipinjam oleh staf untuk
dibawa dan dipelajari drumah atau dimuat ke komputer pribadi untuk
digunakan dalam praktek klinis. Selain itu, program komputer dengan
strategi mengajar menggunakan skenario kasus interaktif dapat
membawa perawat seolah olah pada pengalaman nyata. Bagi perawat
pemula, metode pembelajaran ini dapat membantu penerapan
pengetahuan dalam pelayanan keperawatan. Teknik operasional
pembelajaran interaktif dengan sistem komputer dapat dilihat dalam
gambar 1 berikut ini:
Komunitas keperawatan
di rumah sakit / bidang
lain

Pelayanan
Sistem CD ROM keperawatan
informasi portable
RS
Evaluasi oleh
managemen
RS

Data / materi Penyempurnaa


pembelajaran n data / materi

Gambar 1:
Teknik operasional pembelajaran interaktif dengan sistem komputer

Perawat novice lebih suka pembelajaran yang mandiri, yang berarti


mereka bisa belajar dengan kecepatan sendiri dan mengarahkan
pembelajaran mereka sesuai dengan kebutuhan mereka yang spesifik
(Schlomer, Anderson, & Shaw, 1997) Berdasarkan hal tersebut maka
materi pembelajaran yang diberikan dalam tutorial interaktif dengan
bantuan komputer menggunakan bentuk skenario kasus dalam praktek
keperawatan yang memungkinkan perawat aktif dan tertarik untuk
mempelajarinya, seperti kasus skenario perdarahan pascaoperasi,
penggantian volume, dan terbuka dada resusitasi; perioperatif infark
miokard yang PROGRAM
MATERI membutuhkan dukungan
KOMPUTER inotropi. Adapun
INTERAKTIF UNTUK contoh materi
PERAWAT NOVICE DI UNIT PERAWATAN JANTUNG INTENSIF
pembelajaran interaktif untuk pelayanan di keperawatan kritis dapat
Bagian A: Review Anatomi Fisiologi Jantung
dilihat dalam tabel 1 berikut :
Bagian B: Interaktif Anatomi dan Fisiologi
Bagian C: Tinjauan Patofisiologi jantung
1. Patofisiologi penyakit jantung koroner
2. Patofisiologi penyakit katub
3. Patofisiologi gagal jantung
Bagian D: Prinsip Bedah Jantung
1. Indikasi untuk operasi jantung
2. Prinsip bypass cardiopulmonary
3. Intervensi bedah jantung
Tabel 1: Materi Pembelajaran interaktif dengan sistem komputer
untuk perawat novice di ruang perawatan jantung intensif

c. Kelebihan dan kekurangan sistem komputer dalam proses


pembelajaran
Pembelajaran menggunakan sistem komputer memiliki banyak
kelebihan dan manfaat yang bisa diambil oleh perawat secara pribadi
maupun oleh rumah sakit.
1) Program interaktif dengan sistem komputer dapat lebih dinikmati
dan menimbulkan kepuasan belajar bagi peserta didik, hal ini
dikarenakan peserta didik bebas memilih waktu, tempat dan
pengetahuan yang diperlukan yang semuanya ada di materi
pembelajaran. Sesuai dengan yang dikemukakan DeAmicis, 1997;
Harrington & Walker, 2003; Rouse, 1999, bahwa orang dewasa
menyukai pembelajaran yang fleksibel.
2) CAI dapat menghemat waktu, karena dengan metode ini peserta
didik cukup masuk dalam aplikasi sistem, selanjutnya dapat
langsung memilih materi yang diperlukan.
3) Sumber CAI dapat dengan mudah diperbaharui sehingga selalu
bersifat up to date
4) CAI sangat efisien dan dapat digunakan secara mandiri tidak
tergantung pada sumber daya manusia untuk memberikan
pendidikan.
Beberapa kekurangan atau hambatan dalam penggunaan CAI antara
lain adalah;
1) Technology sendiri bisa menjadi penghalang untuk belajar (Kenny,
2002). Penelitian yang menggali pembelajaran melalui CAI
mengungkapkan bahwa banyak perawat kekurangan dasar
keterampilan komputer, yang sebagian dipengaruhi oleh usia
perawat (Webster et al, 2003.)
2) Kurangnya tersedianya staf pendukung yang berpengalaman untuk
membantu perawat pemula dalam menjelajahi teknologi ini
(Rouse, 1999). Whitman, Hamann, dan Vossler (1997)
3) Biaya dan sarana awal yang dibutuhkan untuk membangun sistem
yang terkadang dirasa berat oleh managemen rumah sakit

C. Kesimpulan dan saran

Masuknya perawat pemula ke area pelayanan keperawatan menuntut


managemen rumah sakit dan perawat itu sendiri untuk menguasai kemampuan
klinik keperawatan hingga kompeten. Sumber pembelajaran yang sesuai bagi
perawat novice diperlukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran.
penggunaan metode pembelajaran interaktif dengan bantuan komputer atau
computer assist interactive ( CAI ) dapat dipergunakan untuk membantu
perawat pemula dalam mencapai kompetensi klinik dengan cara yang
progresif sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa. Materi
pembelajaran disajikan dalam bentuk pasien simulasi atau pembelajaran
berbasis skenario yang didukung oleh teknologi komputer dan terintegrasi
dengan sistem informasi rumah sakit. Meskipun ada hambatan dalam
penggunaan teknologi computer bagi perawat pemula, namun teknologi ini
kemungkinan besar akan membuat perubahan yang cepat sehingga membuat
perawat novice siap bekerja di sarana pelayanan kesehatan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat terbangun sistem
pembelajaran interaktif dengan teknologi kumputer adalah
1) Rumah sakit menyediakan jaringan sistem informasi online yang nantinya
akan menjadi sarana informasi pembelajaran
2) Perlu dilaksanakan program pelatihan penggunaan komputer dan
pemanfaatan sistem pembelajaran interaktif dengan teknologi komputer
bagi perawat
3) Managemen Rumah sakit menyusun dan mengeluarkan kebijakan tentang
prosedur pemanfaatan sistem informasi dan menjadikan kebijakan
peningkatan kompetensi perawat menjadi bagian yang integral dengan
sistem lain seperti : jenjang karir dan remunerasi bagi perawat.
4) Perawat pemula meningkatkan kemampuan teknologi informasi dan
memilik sarana komunikasi yang di perlukan, misalnya komputer atau
laptop yang compatable dengan sistem pembelajaran berbasik komputer.

DAFTAR PUSTAKA
1. ASAHI HIROYUKI ( 2001), Computer Information System for Nursing
Home Care Services, Hitachi HyoronVOL.83;NO.9;PAGE.21-26
2. Benner P. (1984). From Novice to Expert: Excellence and Power in Nursing
Practice. Menlo Park, Calif: Addison-Wesley.
3. Connie L. Pinkley, ND, RN Patricia K. Sommer, BA, RN. An Integrated
Nursing Management Information System: From Concept to Reality.
University Hospitals of Cleveland Cleveland, Ohio USA
4. Gillies.( 1996). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan System. edisi
kedua; alih bahasa, Sukmana; editor, Yono Sudiyono. W.B. Saunders
5. Irene L. Travale (2007) Computer-Assisted Instruction for Novice Nurses in
Critical Care The Journal of Continuing Education in Nursing Vol 38, No 3
6. Mark Lawrence Amendola (2006), An Examination Of The Leadership
Competency Requirments Of Nurse Leaders In Healthcare Information
Technology ,UMI 3345047 Proquest LLC
7. Marquis, B.L. & Huston, C., J. (2000). Leadership roles and management
function in nursing: Theory & application. (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott
8. Neset Hikmet, Christopher Davis dan Keri Hockett (2006). Uncovering the
Antecedents for Measuring the Nursing's Contribution to Quality of Care
Provided to Patients: Role of Health Information Technology on the Care
Coordination. AMCIS Proceedings. Association for Information Systems
9. Swanburg. ( 2000) Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan ;
alih bahasa, Suharyati Samba; editor Monica Ester. Jakarta. EGC
10. Seon ah le ( 2010). A CIS (Clinical Information System) Quality Evaluation
Tool for Nursing Care Services. UMI 3417526 Proquest LLC
11. Tzyh-Lih Hsia, at al (2006). A Framework for Designing Nursing Knowledge
Management Systems, Editor: Alex Koohang, Interdisciplinary Journal of
Information, Knowledge, and Management Volume 1

http://id.scribd.com/archive/plans?doc=52667905&signup_type=archive
TEORI JENJANG KARIR PERAWAT
Patricia Benner (1984)

Teori From Novice To Expert yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi dari
Model Dreyfus yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From
Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi
meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5) expert.
Penjelasan dari kelima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Novice

Tingkat Novice pada akuisisi peran pada Dreyfus Model, adalah seseorang tanpa latar
belakang pengalaman pada situasinya. Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus
diberikan untuk memandu penampilannya. Di sini sulit untuk melihat situasi yang relevan
dan irrelevan. Secara umum level ini diaplikasikan untuk mahasiswa keperawatan.

b. Advance Beginner

Advance Beginner dalam Model Dreyfus adalah ketika seseorang menunjukkan


penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata. Advance beginner
mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu situasi. Fungsi perawat pada
situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi pada penyelesaian tugas. Advance
beginner mempunyai responsibilitas yang lebih besar untuk melakukan manajemen
asuhan pada pasien. Benner menempatkan perawat yang baru lulus pada tahap ini.

c. Competent

Advance beginner akan menjadi competent setelah menyelesaikan pembelajaran praktik


dalam situasi yang nyata. Tahap competent dari Model Dreyfus ditandai dengan
kemampuan mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlukan untuk suatu
situasi dan sudah dapat dilepaskan. Tahap competent ditandai dengan konsisten dan
kemampuan memprediksi serta manajemen waktu. Perawat competent dapat
menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada respon pasien, lebih realistik dan dapat
menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.

d. Proficient

Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan yang
relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon keterampilan
dari situasi yang dikembangkan. Proficient akan menunjukan peningkatan percaya diri
pada pengetahuan dan keterampilannya. Pada tingkatan ini perawat banyak terlibat
dengan keluarga dan pasien.

e. Expert

Benner menjelaskan, perawat expert mempunyai pegangan intuitiv dari situasi yang
terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari masalah tanpa kehilangan
pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan penyelesaian. Perubahan
kualitatif pada expert adalah mengetahui pasien yang berarti mengetahui tipe pola
respon dan mengetahui pasien sebagai manusia. Aspek kunci pada perawat expert adalah:

a. Menunjukkan pegangan klinis dan sumber praktis

b. Mewujudkan proses know-how

c. Melihat gambaran yang luas

d. Melihat yang tidak diharapkan

2.

Model karir dari Swansburg (2000)

Swansburg (2000), mengelompokkan jenjang karir menjadi empat, yaitu perawat klinik,
manajemen, pendidik dan peneliti. Model tahapan perawat klinik adalah sebagai berikut :

a. Perawat klinis / perawatan I ( pemula / belum berpengalaman )

b. Perawat klinis / Staf II ( pemula tahap lanjut)

c. Perawat klinis / staf III ( kompeten)

d. Perawat klinis / staf IV ( terampil)

e. Perawat klinis / staf V ( ahli)

3. Model Career pathways yang dikembangkan di UK (Blakemore, S., 2010)

Blakemore memaparkan Nursing Careers di United Kingdom ( UK ) sejak tahun 2006


mengalami proses modernisasi dengan model karir yang lebih fleksibel tertuang dalam
career pathways. Karir yang dikembangkan sejalan dengan konsep Benner (84) dan
Swansburg (2000), yang menetapkan empat jalur karir, meliputi perawat klinik,
manajemen, pendidik dan peneliti. Namun demikian, konsep pengembangan karir
selanjutnya diarahkan pada lima career pathways yang meliputi :

a. Family and public health

b. Acute and critical care

c. First contact, acces and urgent care

d. Supporting long-term care

e. Mental health and psychosocial care

konsep keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbul - simbul yang nyata; sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola
yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian
yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang
adanya bukti) secara langsung.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam


keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan
ilmu yang pernah di dapat di tempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini diguna-kan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat
tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti: adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap ke- butuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan
pasien.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model
Konsep Keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan
ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia.
B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca (khususnya


mahasiswa keperawatan) mampu menghubungkan antara konsep / ilmu dengan segala
pemikiran dan tingkah lakunya dalam merancang atau menyusun suatu rencana asuhan
keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai kasus secara teori dengan
benar.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan judul dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian keperawatan?

2. Apa pengertian teori dan model keperawatan?

3. Apa karakteristik dari teori keperawatan?

4. Mengetahui model keperawatan


BAB II

METODOLOGI

Metodologi adalah cara yang digunakan dalam pengumpulan data-data yang


bersifat objektif dari berbagai sumber. Mencantumkan beberapa variable yang
berhubungan dengan permasalahan yang saya bahas, dimana permasalahan tersebut
sedang dicari permasalahannya. Dalam penyususnan makalah ini saya menggunakan
metode sebagai berikut :

A. Metode telaah internet

Metode internet adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan data atau
informasiyang berhubungan dengan materi yang dilakukan dengan browsing dan
searching.

a. http://ners.unair.ac.id/materikuliah/3a.%20KONSEP-TEORI-MODEL.pdf

b. http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-
keperawatan/

c. http://searchpdf.com/search.php?search=konsep%20model%20keperawatan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian

Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien
yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan
kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional, sehingga
pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.Definisi ini merupakan awal
terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar (VIRGINIA HENDERSON,1978).

Teori keperawatan menurut sevens (1984) adl. Sebagai usaha menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor c, dkk/1989).
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol
hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi


dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

B. Teori-Teori tentang Keperawatan

Kebutuhan-dasar pengetahuan untuk membimbing praktek keperawatan


profesional telah direalisasikan pada paruh pertama abad kedua puluh dan bekerja teoritis
banyak telah disumbangkan oleh perawat sejak itu, pertama dengan tujuan untuk
membuat profesi keperawatan diakui dan kemudian dengan tujuan memberikan
perawatan kepada pasien sebagai profesional.

Sebuah teori adalah sekelompok konsep terkait yang mengusulkan tindakan


bahwa praktek panduan. Sebuah teori keperawatan adalah serangkaian konsep, definisi,
hubungan, dan asumsi atau proposisi yang berasal dari model keperawatan atau dari
disiplin lain dan proyek sistematis, melihat fenomena purposive dengan merancang
khusus antar-hubungan antara konsep untuk tujuan menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi. (http://currentnursing.com)

Teori keperawatan menurut sevens (1984) adalah. Sebagai usaha menguraikan


dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor c,
dkk/1989). Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin
ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

(http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-
keperawatan/)
Contoh teori-teori keperawatan: (http://currentnursing.com)

Teori Penekanan Tujuan

Florence Nightingale's Legacy of caring Fokus pada menyusui dan hubungan


lingkungan pasien.

Ernestine Wiedenbach: The helping art of Perawat harus mengidentifikasi pasien


clinical nursing kebutuhan-untuk-bantuan 'oleh:
Observasi
Memahami perilaku klien
Mengidentifikasi penyebab
ketidaknyamanan
Menentukan apakah klien dapat
memecahkan masalah atau
membutuhkan bantuan.

Virginia Henderson's Definition of Nursing Pasien membutuhkan bantuan untuk
mencapai kemerdekaan.
Mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar
manusia yang asuhan keperawatan
didasarkan.

Lydia E. Hall :Care, Cure, Core model Asuhan keperawatan adalah seseorang
diarahkan cinta diri.

Patricia Benner's Primacy of caring Kepedulian adalah pusat esensi keperawatan


Ini set up yang penting, memungkinkan
koneksi dan kepedulian.
Ini menciptakan kemungkinan untuk saling
menolong.
Merawat menciptakan - kemungkinan
mengatasi kemungkinan untuk
menghubungkan dengan dan kepedulian
terhadap orang lain, kemungkinan untuk
memberi dan menerima bantuan
Dijelaskan sistematis lima tahapan
perolehan keterampilan dalam praktek
keperawatan - pemula, pemula lanjut,
kompeten, mahir dan ahli.

C. Karakteristik Teori Keperawatan

1. Merupakan hubungan konsep-konsep keperawatan yang spesifik seperti hubungan


antara :

a. Manusia

b. Masyarakat

c. Kesehatan

d. Keperawatan

2. Keperawatan bersifat ilmiah, artinya dapat digunakan secara rasional yang jelas dan
dikembangkan cara berpikir yang logis.

3. Keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya dapat digunakan pada masalah yang
sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek.

4. Keperawatan berperan dalam memperkaya / mengembangkan Body of Knowledge,


artinya dilakukan melalui penelitian.

5. Keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek


keperawatan.

D. Gambaran Model Konseptual Keperawatan

Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan


professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :

1. Orang yang menerima asuhan keperawatan.


2. Lingkungan(masyarakat).

3. Kesehatan.

4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi) Mo del keperawatan
dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik, penelitian dan pengajaran, oleh karena
itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat
profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi
keperawatan seperti : perawat sebagai pembantu dokter,, oleh karena itu model harus
diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan
khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan
seperti : perawat sebagai pembantu dokter.

1. Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:


a. Definisi keperawatan adl. Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan
menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiat yang memerlukan
pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.

b. Tujuan tindakan keperawatan adl. Memelihara, mencegah infeksi, dan cedera,


memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan

c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik
secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit dan luka.
d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual yang lengkap dan berpotensi.
e. Konsep sehat adl. Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya
secara penuh.

f. Konsep lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya
seseorang.

2. Virginia Henderson
a. Definisi keperawatan Bantuan yang diberikan kepada individu baik dalam keadaan
sehat maupun sakit dalam kegiatannya untuk mencapai keadaan sehat atau sembuh dari
penyakit sehingga ia mempunyai kekuatan, keinginan dan pengetahuan.

b. Alasan tindakan keperawatan Pendekatan yang dilakukan untuk


memenuhi 14 komponen dari keperawatan.

c. Konsep individu Keadaan biologi dimana tidak dapat dipisahkan antara pikiran dan
jasmani.
d. Konsep sehat Kemampuan fungsi independent dalam hubungannya dengan 14
komponen.
e. Konsep lingkungan Tidak terdefinisi dengan jelas, dapat berupa tindakan positif
maupun negative.

3. Myra Estrin Levine

a. Definisi keperawatan Interaksi manusia yang berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah


yang digunakan dalam proses keperawatan.

b. Alasan tindakan keperawatan Perawatan individu yang bersifat holistic untuk setiap
kebutuhan seseorang, seseorang mendorong perawat untuk beradaptasi.

c. Konsep individu Interaksi dari individu yang bersifat kompleks antara lingkungan
interna dan eksterna yang mengubah adaptasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Keperawatan adalah suatu
tindakan yang dilakukan berdasarkan konsep, teori, dan model keperawatan tertentu
kepada pasien yang bertujuan untuk memecahkan masalah si pasien/ problem solving.

B. Penutup

Demikianlah makalah yang saya buat, tentunya dalam penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu saya mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ilmiah ini dapat berguna dan
barmanfaat untuk semua orang. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/3a.%20KONSEP-TEORI-MODEL.pdf

http://afiyahhidayati.wordpress.com/2009/02/14/teori-dan-model-konseptual-
keperawatan/

http://searchpdf.com/search.php?search=konsep%20model%20keperawatan

Вам также может понравиться