Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB III

TEORI DASAR

3.1 Proses Permesinan

Pada dasarnya, Proses permesinan adalah proses pemotongan logam/material dengan


tujuan membentuk benda kerja sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Berdasarkan media
potong yang digunakan, proses permesinan dibagi menjadi dua, yaitu konvensional dan CNC
machine.

3.1.1 Konvensional
Proses permesinan konvensional sendiri dibagi menjadi 7 menurut gerak relatif
(makandan potong) antara pahat dengan benda kerja. Klasifikasi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Proses bubut

2. Proses Gurdi

3. Proses Freis

4. Proses gerinda rata

5. Proses gerinda silindrik

6. Proses sekrap atau Sekrap Meja

7. Proses gergaji atau parut


Gambar 3.1 Klasifikasi Proses permesinan menurut jenis gerakan relatif pahat.

Proses freis dan elemen-elemennya

Klasifikasi dan perbedaan masing-masing proses freis adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Klasifikasi Proses Freis (milling)


Gambar 3.3 Proses Slab-Milling(kiri), Face-Milling (tengah), End-milling (kanan)

Gambar 3.4 Up-Milling dan Down-Milling


3.1.2 Mesin CNC
Proses permesinan CNC adalah proses permesinan menggunakan NC program,
dimana mesin dijalankan menggunakan NC program yang telah dibuat oleh programer yang
lebih dikenal sebagai G-Code, dimana menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin
untuk menggerakkan cutting tool yang bergerak melakukan proses permesinan hingga
menghasilkan produk sesuai program.

3.2 Daya Proses Permesinann

Prinsip pemotongan dipandang dari sisi energi, adalah pemberian sejumlah energy
kepada sebuah material disatu tempat terpusat sehingga pada daerah tersebut material
mengalami deformasi plastis. Energi yang dibutuhkan untuk memudahkan konversi dari
material removal rate ke daya yang dibutuhkan disebut energy spesifik material /
energivolumetrik. Dengan menggunakan energi ini dapat diperkirakan daya permesinan yang
dibutuhkan untuk melakukan proses pemotongan. Tentu saja daya ini adalah daya bersih yang
dibutuhkan. Ini berarti daya motor yang tertera pada spesifikasi mesin masih harus dikurangi
gesekan-gesekan, efisiensi, dan lain-lain. Untuk proses permesinan, mesin yang digunakan
biasanya memiliki efisiensi sekitar 90%.
Bila diperhatikan dengan seksama, daya yang dibutuhkan untuk melakukan proses
pemesinan tidak bergantung pada pahat dan kondisi pemotongan. Hal ini disebabkan
perumusan yang dilakukan merupakan pendekatan dari sisi energi. Hasinya memang
mendekati dan bila daya motor yang digunakan lebih kecil dari nilai ini, proses permesinan
tidak akan berjalan.

3.3 CNC Machining Shop

Pada dasarnya, performa sebuah mesin dalam proses manufaktur sebuah produk
bukan ditentukan dari kapasitas mesin tersebut. Banyak faktor seperti keterampilan operator,
material benda kerja, geometri pahat yang digunakan, dan lingkungan berpengaruh pada
kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.CNC Machining Workshop dapat berjalan
dengan optimal jika faktor-faktor yang berperan terpenuhi dengan baik. 13 Faktor-faktor
tersebut adalah :

Gambar 3.5 Komponen CNC Machining Workshop

3.3.1 Operator
Operator adalah orang yang berfungsi untuk mengoperasikan suatu mesin, syarat-
syarat pokok menjadi operator adalah :
Knowledge

Knowledge merupakan pengetahuan dari operator dalam mengoperasikan mesin yang


akan digunakan. Pengetahuan tersebut harus dimiliki oleh setiap operator, tidak hanya dalam
mengoperasikannya tetapi juga mengetahui permasalahan yang terjadi apabila terdapat
kesalahan pada mesin
Knowhow

Operator harus mengetahui bagaimana mesin tersebut bekerja, dan cara menggunakan
mesin tersebut. Persyaratan pokok tersebut didapatkan oleh operator dari pelatihan (On The
Job Training) dan Learning By Doing yang dilakukan sebelumnya. Setelah pelatihan,
operator diberikan kesempatan untuk memperlihatkan kemampuan yang didapat selama
pelatihan. Kemampuan operatorakan diuji kembali (Try & Eror) sebelum akhirnya dapat
dinyatakan mampu menjalankan tugas sebagai operator.

Skill

Skill adalah keahlian yang dimiliki oleh setiap operator dalam mengoperasikan mesin
yang akan digunakan. Skill tersebut didapatkan dari training sebelum menjadi operator pada
mesin tersebut.

Gambar 3.6 Operator

3.3.2 Mesin (machine)


CNC adalah kependekan dari Computer Numerical Control, CNC Machine
merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentuk yang lebih
komplek, semua control menggunakan sistem elektronik yang komplek (rumit).
Berdasarkan kecepatan putaran spindle maksimum yang dimiliki, mesin dapat dibedakan
atas:
Low Speed Machine

Kecepatan putaran spindle antara 100 rpm s/d 9000 rpm. Pada mesin ini jenis pahat
yang digunakan biasanya adalah HSS. Low Speed Machine menjadikan beban pemotongan
benda kerja oleh pahat jadi lebih berat (Heavy Cutting) pada saat proses kerjanya.
High Speed Machine DeckelMaho DMC 210U

Kecepatan putaran spindle lebih dari 18.000 rpm jenis pahat yang biasa digunakan
pada mesin ini adalah carbide . Tipe pemotongan pada mesin ini adalah light cutting.

Fitur :

Traverse range : X = 1,800 mm / 70.9 in (longitudinal)


Y = 2,100 mm / 82.6 in (tranverse)
Z = 1,250 mm / 49.2 in (vertical)
A = -300/+1000
C = table rotary up 3600
Spindle : Type = HSK A63 (DIN 69893)
Speed = RPM up to 30,000 1/min
Torque = 40 Nm (40% ED)32
Spindle bearings Internal diameter : Front = 70 mm
Max. internal coolant pressure = 50 bar
Cooling unit = 15 KW
Tool pull power = 20 kN
60 Magazine pockets
Gantry passage : 1,860 mm / 73.2 in (horizontal) only for C axis
Machine lamp = Planon-Light, 24V DC
Operator panel: ERGOline
Hardware : Processor, Pentium M, 18 GHz
Screen : 19 TFT colour flat screen, resolution 1,280 x 1,024 pixels,
vertical and horizontal softkeys
Keyboard : alpha-numeric keyboards with softkeys for HEIDENHAIN plain
text and smart T.NC
NC data memory : harddisk up to 80 GB
NC rotary table with pallet 1,400 mm x 1,600 mm / 55 in x 63 in

Machine accuracy : p=0,012 mm / 0,000472 in (according to VDI/DGQ 3441) X-,


Y-, Z-axis
Berdasarkan modelnya, mesin dapat dibedakan atas:

Plano

Model Plano merupakan mesin dengan meja mesin dan spindel nya bergerak sesuai dengan
gerakan axisnya. Mesin ini digunakan untuk material dengan ukuran kecil sampai sedang.

Jenis-jenis mesin plano yang ada di PT.Dirgantara Indonesia :

Gambar 3.7 (a) Mesin CNC 3 axis Quaser MV 184. (b) Mesin CNC 4 axis Millac 6H. (c)
Mesin CNC 5 axis Deckel Maho.

Gantry

Model Gantry merupakan mesin dengan meja mesin tidak bergerak/diam, tetapi
spindlenya yang bergerak searah dengan axis X, Y. Biasanya mesin ini digunakan
untuk membuat komponen yang memiliki dimensi yang sangat besar.

Gambar 3.8 Mesin Gantry

Menurut arah makannya/posisi dari spindle, terdapat mesin Vertikal dan Horizontal :
Vertikal

Tipe Vertikal merupakan mesin yang arah dari pergerakan spindle vertikal terhadap
benda kerja.

Gambar 3.9 Vertikal

Horizontal

Tipe Horizontal merupakan mesin yang arah dari pergerakan spindle horizontal
terhadap benda kerja. Pada mesin CNC Horizontal memiliki lebih dari 2 pallet, sehingga
pada pallet program running untuk part pertama, operator bisa menginstal material untuk
proses part kedua tanpa mengganggu program yang sedang beroperasi, jadi mesin dapat
bekerja berkelanjutan dan mesin CNC Horizontal adalah harga mesin yang lebih mahal
dibanding mesin vertikal.

Gambar 3.10 Mesin Horizontal

Berdasarkan arahnya (axis) mesin dapat dibedakan atas :


3 Axis, yaitu mesin yang arah axisnya x,y,z

4 Axis, yaitu mesin yang arah axisnya x,y,z,b

5 Axis, yaitu mesin yang arah axisnya x,y,z,b,a/c


3.3.3 Material
Material adalah bahan dari Raw Material yang akan diproses di mesin menjadi
sesuatu sesuai dengan yang diinginkan.
Material dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu material logam dan non logam, seperti berikut:
1. Material Non Logam seperti : flexiglass (aklerik), teflon

2. Material Logam merupakan Material dengan unsur paduan atau alloy seperti titanium,
aluminium, steel, stainless steel, tembaga dan lain-lain

Bentuk dari material bermacam-macam antara lain sheet, plate, blok, rod, pipe, hexagon,
forging, dan berbagai bentuk profil/extrude seperti : I, U, C
Pada umumnya pesawat terbang terbuat dari logam dengan paduan, dari seluruh bagian
pesawat, didominasi oleh aluminium alloy dikarenakan aluminium alloy merupakan material
yang ringan dan memiliki keuletan serta kekuatan yang bagus. Material untuk membuat part
pesawat Airbus A-380 yang kami amati adalah paduan aluminium (aluminium alloy) 7449-
T7951-ABS5117-C030. Dengan Dimensi 20x490x190mm. Perlu diketahui bahwa setiap
paduan diberi nomor empat digit, dimana digit pertama menunjukkan elemen paduan utama.
Seri 1000 adalah aluminium alloy dengan kandungan aluminium 99%

Seri 2000 adalah aluminium paduan dengan tembaga, tetapi rentan terhadap korosi dan
untuk industri ke PT. Dirgantara Indonesia digantikan oleh seri 7000 dalam desain baru.

Seri 3000 yaitu seri paduan dengan mangan.

Seri 4000 yaitu paduan dengan silicon. Biasanya dikenal dengan nama siumin.

Seri 5000 yaitu paduan dengan magnesium.

Seri 6000 yaitu paduan dengan magnesium dan silicon, mudah untuk proses permesinan.

Seri 7000 yaitu paduan dengan seng, memiliki kekuatan tertinggi dari paduan aluminium.

Seri 8000 adlah kategori yang digunakan untuk paduan lithium.


Gambar 3.11 Raw Material
3.3.4 Fixture (clamping)
Fixture merupakan alat yang berfungsi mencengkram material, memastikan benda
kerja tetap pada posisi yang diinginkan.Fixture dipasangkan pada meja kerja dari mesin.
Pada mesin dengan meja kerja ini kemudian dipasang fixture untuk mengkompensasi
getaran yang terjadi saat proses permesinanan berlangsung. Oleh karena itu fixture biasanya
memiliki ukuran yang lebih besar dari benda kerja.
Pada fixture dibuat lubang hold down dan tooling holes. Hold down digunakan
sebagai pengencang antara base-fixture dan fixture benda kerja serta mengencangkan/
mengikat benda kerja ke fixture. Tooling holes dibuat sebagai acuan saat benda kerja dibalik
untuk melakukan proses selanjutnya (media 2).
Material dari fixture ini diusahakan sesuai dengan material dari benda kerja yang akan dibuat
untuk menghindari terjadinya korosi.
Design dari Fixture adalah :
Ringan

Fixture didesain agar mudah dipindahkan oleh operator, karena pada setiap proses
pembuatan part yang berbeda juga menggunakan fixture yang berbeda.
Flexibel

Fixture juga harus didesain flexibel agar mudah dalam waktu pemasangan.
Repeatibility

Repeatibility adalah fixture yang didesain agar dapat digunakan berulang kali dan dapat
bekerja secara berkelanjutan. Karena untuk sebuah part tidak dibuat untuk sekali
pemakaian fixture, tetapi berulang kali, selain dapat mengurangi ongkos produksi.
Di PT.Dirgantara Indonesia memiliki 3 fixture yang paling umum dipakai dalam
pembuatan part.
Fixture dibagi menjadi tiga bagian, yaitu fixture general, fixture universal dan fixture
individual.
Fixture general adalah pencengkraman material dengan ragum

Fixture universal didesain untuk bisa dipakai lebih dari 1 part, dengan ketentuan jarak
kelipatan lubang antar hold downnya sama.

Fixture Individual

Di desain khusus untuk pembuatan 1 jenis part saja.

Jenis fixture individual adalah:


Block

Tipe ini hanya digunakan untuk DPM (detail part manufacturing) tersendiri.
Forging

Tipe ini digunakan untuk benda kerja yang hampir menyerupai benda finish.

(a) (b)

Gambar 3.12 (a) Fixture Individual dan (b) fixture universal

3.3.5 Cutting Tool


Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan
dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam.
Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong
dari cutter freis mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses
pemotongan selama 1 putaran cutter freis dan pendinginannya pada waktu sisi potong
mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter freis akan lebih tahan lama.
Fungsi dari cutting tool untuk membentuk benda kerja sesuai requirement di PT. Dirgantara
Indonesia kebutuhan cutting tool disuplai oleh bagian tool service.
1. Jenis-jenis material cutting tool:

Baja carbon Tinggi (Carbon Tool Steel)

Kadar C = 0,7 s/d 1,4% dan tanpa unsur paduan. Kekerasan cukup tinggi (500 s/d 1000
HV). Unsur martensit pada HTS melunak pada temperatur 250C sehingga dipakai pada
kecepatan potong rendah.

High Speed Steel (HSS)

Baja paduan tinggi dengan unsur paduan crome (Cr) dan Tungsten (W) Kecepatan
potong sekitar 3 kali kecepatan potong CTS.
Paduan Cor Non Ferro (cast non ferrous alloys) atau stellite

Pahat dengan paduan cor non-ferro yaitu cobalt, Cr, W dan carbon.
Karbida

Dibuat dengan proses powder metalurgy dengan cara sintering serbuk karbida (dengan
bahan dasar Tungsten (W), Titanium (Ti) dan Tantalum (Ta) dengan pengikat cobalt.
Memiliki hot hardness yang lebih baik dari pahat sebelumnya sehingga dapat dipakai
pada kecepatan potong tinggi.
Gambar 3.13 Cutting Tool
2. Resharpening

Jika cutter sudah tumpul, maka cutter masih bisa resharpening(dapat di tajamkan)
sampai diameternya berkurang 0,2 mm dari semula. Suatu cutter dikatakan sudah tumpul
dan perlu resharpening lagi jika diameter berkurang/cacat sebesar 0,2 mm. Cutter yang sudah
resharpening mempunyai tanda khusus yang memberi keterangan seberapa besar cutter
berkurang diameternya.
Kode warna itu adalah :
Putih : Untuk cutting tool yang tumpul dari new/baru ke putih diameternya
berkurang sebesar 0,2 mm.

Hijau : Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 0,5 mm.

Kuning : Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 1,0 mm.

Biru : Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 1,5 mm.

Merah : Untuk cutting tool yang diameternya berkurang sebesar 2,0 mm.

3.3.6 Common tools


Common tools adalah alat bantu dalam proses permesinan untuk mempermudah
pekerjaan operator dalam proses pembuatan part, alat yang digunakan adalah :
Baut

Kunci L

Obeng

Kikir
Break sharp

Palu

Gambar 3.14 Common Tools


2.3.7 Measuring Tools

Measuring Equipment erat hubungannya dengan Quality Control apakah produk


yang dihasilkan sesuai (conformed) dengan spesifikasi dimensi yang tercantum dalam part
drawing. Alat ukur yang digunakan mengukur dimensi atau ukuran untuk benda kerja. Alat
ukur yang umum seperti :Jangka sorong/ kaliper, micrometer, height gage, caliber go and not
go, coordinate measuring machine, dll.

Gambar 3.15 Alat ukur jangka sorong digital

3.3.8 Command Media


Command Media merupakan suatu media yang digunakan untuk melaporkan berbagai
macam permasalahan yang dialami oleh operator ketika bekerja dan sebagai permintaan
untuk segera diperbaiki atau diselesaikan. Dengan kata lain, command media adalah media
pelaporan tentang sesuatu kejadian terhadap fungsi yang terkait. Misalanya, mesin rusak,
benda kerja hilang, NC program error, dan sebagainya. Jika terjadi hal hal seperti itu, maka
operator akan menuliskannya pada media yang tersedia untuk segera memberikan laporan
dan kemudian akan segera diselesaikan oleh bidang yang bersangkutan.
Adapun jenis command media yang tersedia di PT. Dirgantara Indonesia adalah berupa
format isian yang terdiri dari berbagai macam jenis sesuai dengan permasalahan/kejadiannya.
Media pelaporan tersebut adalah:
1. Reques For Maintenance (RFM), format ini digunakan ketika mesin ini mengalami
kerusakan.

2. Engineering Liason Reques (ELR), digunakan pada saat ada kesalahan pada gambar
kerja.

3. Numerical control trouble Report (NCTR), digunakan ketika NC program error atau tidak
bisa dijalankan.

4. Pick-Up From, digunakan ketika ada permasalahan atau kejadian apapun di machining
shop.

5. Manufacturing Change Request (MCR), digunakan jika terdapat ketidak


sesuaian/kesalahan dalam proses pembuatan produk.

6. Corrective Action Form, digunakan apabila ada koreksi terhadap seluruh komponen
machining shop.

7. Time recording, digunakan untuk menghitung waktu proses pembuatan suatu part/
komponen.

8. Check Sheet Start Up Machine,digunakan untuk mengecek kodisi mesin sebelum


digunakan.

9. Informasi antar Shift,digunakan apabila ada permasalahan yang terjadi pada saat bekerja
sesuai dengan shift nya.

3.3.9 Drawing and Specification


Drawing adalah gambar yang digunakan untuk mengetahui ukuran dimensi dan
toleransi yang diingankan, serta digunakan sebagai acuan Quality Control untuk mengukur
benda jadi/part finish.
Drawing merupakan gambar awal dalam bentuk 2D, gambar tersebut kemudian
dikirim seperti ukuran (spesification) dari gambar yang dibuat.
Gambar 2D tersebut diterjemah dan dibuatkan metode machining oleh planer dalam bentuk
process sheet, setelah dari planner drawing tersebut kemudian dikirim ke NC program untuk
dibuatkan program CNC nya dengan menggunakan software CATIA 3D. Gambar dalam 3D
tersebut yang menjadi acuan dalam pembuatan NCOD.
Selain ke NC program, gambar juga dikirim kebagian fixture untuk pembuatan fixture
yang cocok dalam proses pembuatannya. Berdasarkan gambar yang dibuat, process sheet
juga memberikan keterangan mengenai material serta ukuran part yang akan dibuat.
Drawing merupakan gambar blue print, yaitu gambar benda kerja yang dibuat. Sedangkan
spesification adalah keterangan yang berisi permintaan/perlakuan khusus terhadap benda
kerja tersebut.

Gambar 3.16 Drawing and Spec

3.3.10 NCOD
Adalah buku yang berisikan data informasi atau dokumen tentang program kerja
untuk pembuatan part pada mesin. Fungsi dari NCOD tersebut adalah sebagai buku panduan
untuk operator pada saat melaksanakan set up/setting fixture, benda kerja, cutter, cutting tool
dan NC program. NCOD dibuat oleh programmer.
Adapun fungsi NCOD adalah sebagai berikut :
Halaman pertama berisi mengenai nama programmer, dan pengecek program, tanggal
program, nomor part/nomor register, fixture yang digunakan, dan reference program
yang digunakan.
Halaman kedua berisi mengenai machine code data record, yang berisi nomor
program, tanggal dan waktu, programmer, revision, machine run time, tape length,
status, reference, vericut.

Halaman ketiga berisi mengenai Set Up/Sketch, halaman ini menjelaskan mengenai
posisi dari benda kerja yang akan diletakkan pada fixture.

Halaman 4 dan 5 mengenai machining operation, halaman ini menjelaskan mengenai


urutan kerja cutter sesuai program yang dapat dilihat pada nomor SEQ, operation
description, RPM, feed, dan set length yang dipakai dalam pembuatan part.

Halaman terakhir menjelaskan mengenai cutter list. Halaman ini menjelaskan


mengenai jenis dari holder dan cutting tool yang digunakan dalam proses pembuatan
part.

3.3.11 Process sheet


Process Sheet merupakan dokumen yang mencatat semua hal-hal yang berkaitan
dengan benda kerja dari awal mula pemilihan material, spesifikasi, data-data dan langkah
operasi setiap proses dan setiap mesin yang digunakan, berbagai perlakuan terhadap material
tersebut, serta inspeksi yang dilakukan. Process sheet juga memastikan part yang diproduksi
memiliki traceability. Perbedaan process sheet dengan NCOD terletak pada detail proses
yang dijelaskan. Pada process sheet hanya dicantumkan proses yang akan dikenakan ke
benda kerja, sedangkan NCOD memberikan penjelasan tentang bagaimana cara operator
memproses benda kerja. Oleh karena itu, NCOD setiap mesin berbeda satu dengan yang
lainnya.
Adapun fungsi process sheet sebagai berikut :

Pada halaman pertama menginformasi mengenai identitas part yang akan dibuat, seperti
part number, part name, dan nama pesawat yang menggunakan part ini.

Halaman berikutnya pada process sheet diberikan informasi tentang raw material seperti
bahan material, dimensi raw material, dan jenis mesin yang digunakan untuk part yang
dibuat.
3.3.12 SOP (Standard Operating Procedure)
SOP berisikan tata tertib dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkungan
dan jenis pekerjaan. SOP disiapkan dan dibuat oleh perusahaan untuk memudahkan
kelancaran proses produksi.
Sebelum mempelajari tentang proses permesinan dengan mesin CNC maka ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang akan mengakibatkan kecelakaan
kerja maupun kerusakan mesin.

Gunakan pakaian kerja yang pas dibadan, jangan terlalu longgar, rapikan bagian-bagian
pakaian yang menjuntai.

Gunakan selalu sepatu keselamatan (safety shoes)

Gunakan kacamata pelindung ketika berhadapan dengan mesin yang sedang beroperasi.

Jangan mengganti tool di magazine tool pada saat mesin beroperasi.

3.3.13 Safety tool


Safety tools adalah alat-alat yang digunakan untuk perlindungan dan keamanan diri
pada saat bekerja untuk meminimalisir dan melindungi dari kecelakaan kerja. Adapun alat-
alat pengaman yang digunakan oleh operator adalah :
1. sarung tangan

2. masker

3. safety shoes

4. warepack

5. kacamata pelindung

6. helm.

Вам также может понравиться