Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
Praktik .................................................................................................... 21
i
2.1.8 Definisi dan Konsepsi KM ITB dalam Rangka Penyampaian Aspirasi
................................................................................................................. 23
ITB .......................................................................................................... 28
Pemira KM ITB..................................................................................... 32
KM ITB .................................................................................................. 35
3.2 Saran....................................................................................................... 41
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
bahwa animo mahasiswa dalam mengikuti rangkaian Pemira. Karena itulah kami
pengamatan.
Dalam penulisan makalah ini, tim penulis mengumpulkan bahan dengan mencoba
Ada kendala yang penulis rasakan saat membuat karya ilmiah ini. Salah satu
Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tim penulis yang tidak pernah berhenti memberikan
2. Semua keluarga tim penulis yang telah memberikan dukungan doa dan
iii
3. Bapak Ade Engkus Kusnadi S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan arahan,
saran, dan bimbingan dalam penyusunan karya ilmiah ini sehingga kami
Tidak ada gading yang tidak retak. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami nantikan guna untuk memperbaiki karya tulis ini menjadi lebih baik.
Tim Penulis
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Pengetahuan Mahasiswa ITB tentang Demokrasi dan Masyarakat Madani ....... 27
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga Mahasiswa ITB atau yang biasa dikenal dengan KM ITB adalah sebuah
ITB untuk memilih Ketua Kabinet KM ITB (K3M ITB) untuk 1 tahun ke depan.
Namun, kami melihat hak yang diberikan kepada seluruh anggota biasa KM ITB
ini kurang dimanfaatkan dalam pemira sehingga suara yang masuk tidak mencapai
50% dari jumlah massa KM ITB, bahkan jauh di bawah itu. Serta dalam proses
pemilihan calon ketua, seperti dalam masa hearing visi misi calon K3M, jumlah
massa yang hadir jauh di bawah ekspektasi. Hal ini membuat kami ingin meninjau
sistem atau budaya demokrasi yang telah dilaksanakan di KM ITB dan pengaruh
yang sudah benar-benar tahu dan melaksanakan sistem demokrasi secara sadar
1
1.2 Rumusan Masalah
ITB?
di KM ITB?
2
BAB II
ISI MAKALAH
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos yang berarti rakyat, dan
dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau
anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas.
menjamin bahwa negara tersebut adalah negara demokrasi. Karena hal itu hanya
3
sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walaupun perannya dalam sistem
Demokrasi tidak besar, pemilihan umum sering disebut Pesta Demokrasi. Ini
adalah salah satu akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih
terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus,
sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara,
masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang
sudah teruji mampu membangun negara. Dengan pengertian seperti itu, demokrasi
Adapun hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial politik.
Hal ini sesuai dengan tiga pilar penegak demokrasi, yaitu pemerintahan dari
people) dan pemerintahan untuk rakyat (government for the people). Jadi, untuk
dikatakan sebagai negara yang demokratis maka ketiga hal ini harus terpenuhi
yang sah adalah yang mendapat pengakuan dan dukungan dari mayoritas
menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan atas dorongan pribadi elit
4
negara atau elit birokrasi. Serta pemerintahan yang dijalankan harus diawasi oleh
rakyat. Pengawasan itu bisa dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun oleh
Pemerintahan untuk rakyat (government for the peple) berarti segenap kekuasaan
yang dipercayakan oleh rakyat kepada pemerintah harus digunakan dan dijalankan
legal dan dikehendaki oleh rakyat. Demokrasi, selaku sistem juga memiliki
pemilihan yang bebas, adil dan jujur, persamaan di depan hukum, proses hukum
masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat
berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa
5
beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita menyebut
secara eksplisit 2 prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang dicantumkan dalam
2. Sistem Konstitusionil
Dasar.
laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa,
sesama manusia, tanah air dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah
dan masyarakat, usaha dan krida manusia dalam mengolah lingkungan hidup.
6
Pengertian lain dari demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, berarti pula demokrasi
adalah suatu bentuk kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat. Menurut konsep
Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna
yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal memiliki hak
publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga tidak mampu mewakili
berikut:
7
kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan
berkesinambungan.
cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan. Nilai-
1. Kedaulatan rakyat;
2. Republik
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan
perubahan sesuai kondisi politik dan pemimpin kala itu. Berikut penjelasan
8
Sejak Indonesia merdeka dan menjadi negara pada tanggal 17 Agustus 1945,
Rakyat (MPR), atau tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi
Perwakilan.
Tahun 1945 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin
kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan
baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan
masih terdapat sentralisasi kekuasaan, hal itu terlihat pada Pasal 4 Aturan
Peralihan UUD 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dan dibantu oleh
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
Partai Politik.
9
2.1.3.2 Perkembangan Demokrasi Parlementer (1950-1959)
dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah yang
pengelolaan konflik
Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang
berjalan
10
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli1959:
1. Dominasi Presiden
terjadi karena partai politik sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri
parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh
dipenjarakan
11
2. Peranan parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan
Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G-30 September 1965 oleh PKI, menjadi
Pemerintahan orde baru ditandai oleh Presiden Soeharto yang menggantikan Ir.
Soekarno sebagai presiden kedua Indonesia. Pada masa orde baru ini diterapkan
Awal orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan di segala bidang
melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun
demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
12
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan
terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
UUD 1945 (bagian Batang Tubuh) karena dianggap sebagai sumber utama
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto kepada Wakil Presiden B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
lain:
reformasi
13
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR tentang
Referendum
Demokrasi yang diterapkan negara Indonesia pada era reformasi ini adalah
demokrasi Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan
sebelumnya.
tingkat desa.
terbuka.
menyatakan pendapat
14
2.1.4 Partisipasi Masyarakat dalam Demokrasi
mengikuti dan memahami masalah politik dan ingin melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan itu.
umum. Di sini masyarakat turut serta memberikan atau ikut serta dalam memberi
mudah dalam menentukan sebuah negara tersebut demokratis atau tidak, karena
arah perkembangan sebuah negara. Pada pemilu, masyarakat dapat memilih para
wakilnya dan menentukan siapa yang akan memimpin sebuah negara pada
15
nantinya. Untuk itu, momentum pemilu juga membutuhkan sebuah pemkasimalan
pemilu hanya akan menjadi instrumen formal dan indikator penilaian demorkasi
ini dapat diketahui dengan semakin meningkatnya angka pemilih yang tidak
tahun 1955, angka golput mencapai hampir 13 persen, pada pemilu tahun 1971,
jumlah pemilih yang tidak hadir mencapai 6,67 persen. Pada pemilu 1977 jumlah
golput naik menjadi 8,40 persen dan kemudian angka golput sedikit turun pada
pemilu 1987 yaitu 8,39 persen. Namun angka golput ini kembali mengalamai
kenaikan pada pemilu 1992 yaitu 9,05 persen dan semakin naik pada pemilu 1997
dengan angka 12,07 persen. Angka golput terus meningkat pada pemlu 1999 yang
mencapai 10,4 persen dan pada pemilu 2004 sebesar 23,34 persen, serta pemilu
anggota legislatif pada tahun 2009 mencapai angka 29,01 persen. Tingginya
tinggi. Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada
Tanggal 1-12 Februari 2012 terhadap 2.050 responden dengan metode acak
persen responden berpotensi tidak akan memilih pada pemilu 2014. Hanya 49
16
persen responden yang sudah mantap menentukan pilihan. Sebanyak 25 persen
belum menentukan pilihan dan 26 persen masih ragu-ragu dan belum mantap
dengan pilihannya. Menurut saya, hal ini terjadi karena terdapat sebuah kejenuhan
masyarakat terhadap sistem dalam pemilu itu sendiri. Sebagaimana diketahui, kini
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan Kepala Daerah. Selain itu,
pola tingkah laku para wakil rakyat dan banyaknya kepala daerah yang tidak bisa
korupsi. 6 orang merupakan anggota DPRD, dan 47 anggota DPR RI. Catatan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama tahun 2007 ada 2 orang yang
terjerat korupsi, 7 orang pada 2008, 8 orang pada 2009, 27 orang pada 2010, 5
orang pada 2011 dan sampai April 2012 ada 4 orang. Selain itu, sedikitnya sudah
290 kepala daerah tersangkut masalah hukum. Dari 290 itu, sebanyak 86,2 persen
korupsi. Realitas ini tentu saja bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh
sistem demokrasi yang telah dibentuk. Fakta demikian, disertai kondisi yang tak
kunjung berubah dan aspirasi yang terabaikan, kemudian dapat dijadikan alasan
pembenar bahwa rakyat berhak merasa jenuh dan tidak percaya lagi terhadap para
17
Partisipasi lainya adalah dalam bentuk kontak/hubungan langsung dengan
madani diperkenalkan oleh mantan Wakil Perdana Meteri Malaysia yakni Anwar
Ibrahim. Menurut Anwar Ibrahim, arti masyarakat madani adalah sistem sosial
merupakan tiang utama dalam kehidupan politik berdemokratis. Wajib bagi setiap
masyarakat madani yang tidak hanya melindungi warga negara dalam berhadapan
18
bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan tertentu.Sedangkan
kata madani berasal dari bahasa Arab yaitu madinah, artinya kota. Jadi
tetapi justru kepada karakter atau sifat-sifat tertentu yang cocok untuk
perkotaan, tetapi memiliki sifat yang cocok dengan orang kota, yaitu
berperadaban.
dan memberi peluang bagi pemuasan kepentingan secara bebas dan tanpa
paksaan.
19
Muhammad A.S. Hikam: Pengertian masyarakat madani menurut
bersama.
lainnya.
posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasa
2.1.6.2 Demokrasi
adalah suatu tatanan politik sosial yang bersumber dan dilakukan, oleh, dari, dan
20
2.1.6.3 Toleransi
pendapat yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain. Hal ini merupakan aspek
2.1.6.4 Kemajemukan
mayarakat yang majemuk disertai dengan sikap tulus. Menurut Nurcholis Madjid,
konsep ini merupakan prasyarat bagi tegaknya masyarakat madani dan bahkan
Keadilan sosial yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta tanggung
jawab individu yang mencakup segala aspek kehidupan ekonomi, politik, dan
dan pemusatan salah satu aspek kehidupan yang dilakukan oleh kelompok atau
golongan tertentu.
terjadinya perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial, terutama ketika Hindia
21
melalui proses industrialisasi, urbanisasi, dan pendidikan modern. Hasilnya antara
lain munculnya kesadaran baru di kalangan kaum elit pribumi yang mendorong
dan makin tingginya tingkat pendidikan. Sedangkan dalam bidang politik, orde
baru memperkuat posisi negara di segala bidang, intervensi negara yang kuat dan
jauh terutama lewat jaringan birokrasi dan aparat keamanan. Hal tersebut
masyarakat madani mulai mendapat secercah harapan. Hal ini disebabkan oleh
pemenuhan hak asasi manusia setiap warga negara yang mengarahkan pada aspek
kemandirian dari setiap warga negara. Selain itu, ruang ruang bebas kembali
terbuka untuk masyarakat, dan kebebasan pers juga dijamin oleh pemerintah.
22
Namun demikian, tantangan untuk membentuk masyarakat madani di Indonesia
Hal ini dapat dilihat dari maraknya media pemberitaan yang cenderung tidak
informasi. Bahkan tak sedikit masyarakat yang membuat fitnah serta menjelek-
jelekkan sisi pribadi pemerintah secara tidak bertanggung jawab. Tantangan lain
juga datang dari keberagamaan yang terjadi di Indonesia. Seperti yang kita
ketahui, saat ini di Indonesia sedang maraknya kasus berbau SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antar golongan) serta penghinaan terhadap Pancasila. Hal ini
fungsi legislasi dan fungsi pengawasan di dalam sistem KM-ITB. Fungsi legislasi
Garis Besar Haluan Program KM-ITB dan Arahan Kerja MWA Wakil
sidang istimewa, sidang paripurna, sidang komisi, dan sidang darurat. Fungsi
23
keseluruhan dan fungsi pengawasan KM-ITB secara harian. Fungsi pengawasan
sebagai satu kesatuan utuh, baik ke dalam atau keluar sistem KM-ITB, dan fungsi
harian KM-ITB di suatu kampus lebih dipahami oleh mahasiswa kampus itu
sendiri.
Kongres KM-ITB menyusun kriteria program: Garis Besar Haluan Program KM-
ITB dan Arahan Kerja MWA Wakil Mahasiswa. Dalam penyusunannya, Kongres
anggota KM-ITB. GBHP dan arahan kerja tersebut, kemudian diberikan kepada
dan program terpusat dengan memperhatikan kondisi massa himpunan, unit, dan
24
Kongres KM-ITB menyusun Arahan Kerja Tim Beasiswa KM-ITB yang
pemberdayaan dari seluruh anggota sesuai dengan tujuan KM-ITB yang kemudian
akan disepakati bersama Tim Beasiswa KM-ITB. Hal ini merupakan bentuk
Beasiswa yang bersifat sosial dan tidak politis. Kesepakatan antara Kongres KM-
telah diturunkan dari Arahan Kerja Tim Beasiswa sebagai pemenuhan kebutuhan
25
2.1.9 Pemira sebagai Sarana Pesta Demokrasi KM ITB
Pemira atau biasa disebut dengan pemilu raya, merupakan suatu acara yang
diadakan dengan maksud untuk memilih K3M atau Presiden KM untuk periode
selanjutnya. Pemira diadakan setiap 1 tahun sekali atau sesuai dengan masa
jabatan K3M dan diadakan menjelang berakhirnya masa jabatan K3M periode
tersebut.
Pemira ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengaplikasikan
Dalam pelaksanan pemira, para mahasiswa sebagai bagian dari KM ITB dapat
mempunyai hak suara sebagai rakyat dari KM ITB. Hearing calon ketua K3M
merupakan salah satu acara dalam pemira yang dapat digunakan sebagai sarana
kampus untuk bertanya dan menggali informasi tentang calon-calon K3M, visi-
suara oleh panita pelaksana. Pemungutan suara ini merupakan aplikasi yang
paling penting dari sistem demokrasi karena pada tahapan ini kita menyuarakan
pendapat dan memilih calon yang menurut kita paling benar dan paling layak dan
suara kita menentukan bagaimana nasib KM ITB untuk 1 tahun mendatang. Bila
26
kita tidak menggunakan hak pilih kita, maka kita tidak ikut menentukan nasib dari
KM ITB. Oleh karena itu, pemira ini merupakan sarana pesta demokrasi yang
cukup baik karena di dalamnya kita dapat belajar berdemokrasi dengan benar dan
demokrasi Pancasila.
42,3% mahasiswa yang sekedar tahu mengenai demokrasi dan masyarakat madani
serta 38,4% mahasiswa yang lumayan tahu mengenai demokrasi dan masyarakat
madani.
17%
42%
40%
27
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyak mahasiswa ITB yang tidak
jumlahnya juga tidak mencapai setengah dari jumlah keseluruhan mahasiswa ITB.
Namun, persentase mahasiswa yang sama sekali tidak tahu mengenai demokrasi
madani 0,01%.
0% 3%
19%
26%
52%
ada yang karena banyak mahasiswa yang merasa tidak terlibat langsung dalam
demokrasi ITB, hanya orang-orang tertentu yang sering terlibat sehingga menjadi
merasa kurang representatif. Namun, hal tersebut juga terjadi karena mahasiswa
28
biasa yang jarang terlibat politik kampus tidak terlalu peduli pada demokrasi yang
ada di kampus. Ada juga yang merasa aspirasi mereka tidak tersampaikan
meskipun telah ada wadahnya seperti kongres atau merasa sistemnya saja yang
inti dari semua permasalahan tersebut yaitu kurangnya partisipasi dari mahasiswa
ITB itu sendiri mengenai demokrasi yang berlangsung dan banyaknya hal-hal
suatu sistem yang juga berasaskan demokrasi. Di KM ITB, ada suatu sistem yang
ini telah tertuang pada konsepsi KM ITB yang telah dibahas pada subbab 2.1.9.
Namun setiap mahasiswa juga harus tahu sistem ini sehingga semuanya berjalan
dengan baik. Karena jika dasar dari berjalannya KM ITB ini tidak diketahui
masyarakat, maka akan menjadi sia-sia saja sistem yang sudah ditetapkan sejak
lama ini.
29
Survei Pengetahuan Wadah Aspirasi
Tidak Tahu
22%
Tahu
78%
ITB ke depannya. Tetapi dari 104 orang tersebut hanya 25 orang yang mengaku
Penyampaian Aspirasi
100
80
60
40 Penyampaian Aspirasi
20
0
Pernah Tidak Pernah
Hal ini tentu menjadi sebuah tanda tanya besar ketika yang menyampaikan
aspirasi hanya sekian persen. Padahal 81 dari 104 orang mengetahui wadah dalam
30
menyampaikan aspirasi tetapi sudah mengetahui wadahnya mengatakan belum
memiliki aspirasi. Yang ingin kami bahas di sini, aspirasi bukanlah selalu tentang
GBHP untuk 1 tahun ke depan dari massa kampus, hal tersebut merupakan salah
satu wadah untuk menyampaikan aspirasi jika memang belum ada aspirasi khusus
dalam suatu kasus atau program tertentu. Faktanya juga ketika orang telah
jawaban yang beragam seperti kurang berani memberikan aspirasi ataupun tidak
30%
39%
10%
15%
6%
Sehingga bisa dikatakan sebagian besar responden sudah mengetahui wadah yang
31
memunculkan rataan 3.8 yang berarti responden secara keseluruhan menganggap
memang kongres dan seluruh jajaran kabinet sudah bisa memenuhi kebutuhan
mahasiswa sebagai rakyat, ataukah memang rakyat yang menjadi kurang peduli
dan memunculkan mosi tidak percaya pada sistem yang ada di KM ITB? Hal ini
Dalam budaya demokrasi, kami melihat pemilu dalam sebuah negara atau lebih
khususnya pemira adalah salah satu budaya yang sering terlihat pada suatu negara
diamati dalam meneliti budaya demokrasi yang ada di KM ITB. Sebelum menilai
32
Pengetahuan tentang Pemira
5
4
3 Pengetahuan tentang
Pemira
2
1
0 10 20 30 40 50
Bisa dilihat persebaran data pada Grafik 6. Kebanyakan orang hanya sekedar tahu
di samping adalah 3.8. Tidak heran jika total suara masuk dari seluruh daftar
pemilih tetap hanya 4015 suara. Bandingkan dengan jumlah mahasiswa ITB dari
Partisipasi Hearing
Pernah ikut Tidak Pernah
31%
69%
orang yang pernah ikut hearing ca-K3M. Terlihat hanya 31% yang pernah ikut
33
hearing. Dengan angka partisipasi hearing yang seperti ini maka tidak bisa
diharapkan pula angka partisipasi pemilih yang tinggi. Tetapi jika melihat
Partisipasi Pemilih
Memilih Tidak Memilih
47%
53%
Terdapat perbedaan angka yang harusnya beda tipis antara angka partisipasi
hearing dengan memilih. Namun, dari grafik terlihat perbedaan yang signifikan.
Bisa disimpulkan ada pemilih yang tidak pernah ikut hearing. Walaupun belum
apakah K3M yang telah terpilih beberapa hari yang lalu adalah hasil objektivitas
pemilih, atau hanya menjadi ajang penggelembungan suara secara sah? Tetapi
tetap saja kami masih beranggapan dengan jumlah responden yang kami dapat,
data ini belumlah bisa digunakan menjadi tolak ukur untuk kenyataan yang
terjadi.
34
Gambar 2 Partisipasi Massa ITB pada Pemira
mahasiswa dalam pemira bisa dilihat dari data yang ada. Budaya demokrasi
memiliki kata budaya di depannya, yang artinya budaya adalah suatu hal yang
tercipta dari kebiasaan suatu populasi tertentu dalam waktu yang lama. Dengan
melihat struktur bagan KM ITB di subbab 2.1.8, kami bisa mengatakan para
mahasiswa ITB terdahulu sudah sangat baik dalam melakukan sistem demokrasi.
Mengingat sejarah panjang KM ITB dari mulai tahun 1960 hingga saat ini.
Walaupun sempat berganti-ganti nama dan format, dengan pola susunan dan
tercipta dahulu dengan menciptakan KM ITB yang dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
35
Tetapi saat ini kami melihat penyimpangan yang terjadi di dalam benak
apakah di mahasiswa yang sudah berbeda generasi, atau karena sistem KM ITB
yang sudah tidak cocok lagi, atau malah sistem KM ITB yang sudah bagus tetapi
Perbedaan
antara massa
kampus dengan
elitis kampus
6%
Massa kampus
kurang peduli
10%
sebanyak 49%. Dan skor rata-rata penilaian apakah KM ITB sudah demokratis
atau belum hanyalah 3.00 dari 1-5. Artinya keberjalanan sistem KM ITB saat ini
Walaupun budayanya sudah ada sejak dulu, tetapi dalam keberjalanannya masih
36
terhambat oleh banyak faktor yang masih belum diketahui. Dengan meninjau
masyarakat madani belum terbentuk di KM ITB. Angka pemilih yang seperti itu,
dibentuk oleh pendahulu sedang tidak berjalan dengan baik saat ini, sehingga
memunculkan suatu era yang memperlihatkan demokrasi ini hanya sebagai kata-
kata belaka. Sistem demokrasi kampus hanya berjalan sampai elitis himpunan
apatis karena kebijakan yang ada tidak menyentuh mereka. Jika merujuk definisi
negara, dan keterikatan dengan norma serta nilai-nilai hukum yang diikuti
sosial yang belum tercapai, maka dapat dikatakan masyarakat madani belum
37
2.3 Solusi Permasalahan Budaya Demokrasi di KM ITB dalam Proses
Terbentuknya Masyarakat Madani
Bahasan dari subbab 2.2 telah menunjukkan masalah yang terjadi di KM ITB.
Masalah yang terjadi saat ini adalah minimnya partisipasi massa kampus sebagai
sejak dahulu. Baik itu karena massa kampus yang kurang peduli atau KM ITB
Untuk menjawab pertanyaan dari masalah ini, tentu partisipasi massa kampus
lain itu cukup sulit, tapi cara ini menjadi satu-satunya solusi. Metodenya juga
harus sekreatif mungkin. Harus ada komunikasi dan kerjasama antara elemen
yang ada, yakni kabinet, kongres, HMJ, dan unit. Semuanya harus bisa merangkul
adanya suatu mekanisme penarikan aspirasi yang lebih transparan dan personal.
maka libatkanlah massa kampus secara keseluruhan. Tidak cukup hanya dengan
posting di grup LINE, atau hanya sekedar mengharapkan massa kampus peduli
terhadap isu yang ada. Kami juga menawarkan adanya suatu kebiasaan yang
pencerdasan massa kampus terhadap isu terkini yang terjadi di kampus ITB
berupa suatu pemberitahuan suatu isu dalam 4-5 menit sebelum organisasi
memulai suatu forum, misalnya sebelum rapat, kajian, atau forum lainnya.
Melihat hasil kuesioner yang menyatakan 39% dari 81 orang belum tahu mau
38
menyampaikan aspirasi apa, kami menyimpulkan kalau orang-orang masih minim
informasi mengenai isu yang ada sehingga sulit untuk memberikan suatu aspirasi.
Metode ini akan membutuhkan seluruh elemen KM ITB untuk sepakat untuk
mengangkat isu apa untuk disampaikan ke massa kampus, agar isu terkait tidak
terhadap suatu isu, diharapkan mahasiswa menjadi lebih peduli terhadap keadaan
sistem demokrasi.
Tetapi solusi yang kami tawarkan ini memiliki kelemahan ketika seorang
mahasiswa tidak tergabung dalam organisasi apapun di kampus ini. Begitu pula
solusi ini tidak akan berjalan ketika kesadaran dari setiap mahasiswa untuk peduli
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
40
3.2 Saran
Penelitian yang dilakukan masih belum sempurna. Salah satu masalah terbesarnya
adalah responden yang sedikit dan belum bisa merepresentasikan keadaan yang
terjadi di KM ITB. Sehingga makalah ini belum bisa dijadikan tolak ukur keadaan
yang kami dapat dan belum memenuhi untuk dikatakan mewakili kenyataan yang
dibutuhkan waktu yang lebih lama, persiapan yang lebih matang, dan jumlah
responden yang representatif agar penelitian ini bisa menjadi acuan keadaan KM
ITB.
41
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Internet
http://daffainfo.blogspot.co.id/2015/12/dasar-hukum-pelaksanaan-demokrasi-
di.html
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-
perkembangan-demokrasi-di.html
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-masyarakat-madani-ciri.html
http://www.kompasiana.com/senatordenty/menengakkan-demokrasi-
meningkatkan-partisipasi-masyarakat-dalam-
pemilu_552e35bc6ea8341b228b456b
http://yandraprayoga.blogspot.co.id/2013/03/partisipasi-masyarakat-dalam.html
vii
https://febrisartika257.wordpress.com/tugas-media/internet-dan-web-
desain/artikel-makalah/partisipasi-masyarakat-dalam-politik-sebagai-
implementasi-nilai-nilai-demokrasi-di-indoneisa/
viii