Вы находитесь на странице: 1из 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMOTHORAKS
Disusun untuk memenuhi tugas Departemen Emergency Blok Clinical Study 2

Disusun oleh:
Dwi Uswatun Sholikhah 135070200111019

Kelompok 3 Reguler

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Pneumothoraks

Definisi
Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara yang terperangkap di rongga
pleura, udara akan sulit untuk keluar lagi dan udara akan memampatkan paru-
paru sehingga mengganggu mekanisme pernapasan. Hal ini membuat kerja
paru-paru terganggu, menyebabkan nyeri dada dan bernapas pun menjadi sulit
(Sylvia,2001).

Etiologi
Pneumothorax bisa dialami secara tiba-tiba oleh orang yang sehat, maupun
sebagai bentuk komplikasi dari kondisi paru-paru tertentu. Beberapa jenis
penyebab pneumothorax menurut James,2004 meliputi:
Pneumotoraks spontan primer terjadi pada orang sehat dan terkadang
dikaitkan dengan penyebab yang diketahui, seperti cedera atau penyakit.
Namun, sebagian besar kasus ini berhubungan dengan pecahnya bleb
(lepuh udara yang membentuk di atas paru-paru). Blebs tidak dianggap
penyakit, tetapi dapat menyebabkan udara dari paru-paru bocor ke
rongga jika pecah.
Pneumotoraks sekunder disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari
paru-paru, seperti penyakit saluran napas, infeksi paru-paru, penyakit
paru interstitial, kanker, dan penyakit jaringan ikat. Penyebab paling
umum adalah emfisema, TBC, ankylosing spondylitis, kanker paru-paru,
asma berat akut, dan cystic fibrosis.
Ketegangan pneumotoraks adalah keadaan darurat medis yang ditandai
dengan peningkatan tekanan udara di rongga, biasanya disebabkan oleh
laserasi di paru-paru yang telah terbentuk dalam katup satu arah, yang
memungkinkan udara keluar dari paru-paru tetapi tidak bisa kembali
masuk.
Pneumotoraks traumatik disebabkan oleh cedera pada dada, yang
menyebabkan udara bocor, dari paru-paru ke rongga dada. Luka tusuk,
kecelakaan, dan luka tembak dapat menyebabkan cedera ini.
Pneumotoraks iatrogenik adalah akibat langsung dari prosedur medis,
seperti kateter vena sentral, paru-paru transthoracic biopsi, dan
thoracentesis. Hal ini juga dapat disebabkan oleh peralatan medis, seperti
ventilasi mekanis dan penempatan tabung trakeostomi.
Pneumotoraks katamenial adalah bentuk pneumotoraks spontan yang
jarang terjadi. Kondisi ini terjadi pada wanita selama siklus menstruasi.
Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi diyakini bahwa kondisi ini terkait
dengan endometriosis. Bentuk pneumotoraks seperti ini terjadi berulang,
tetapi biasanya hanya selama periode menstruasi.

Faktor Risiko
Merokok menurut Sylvia, 2001
Asap rokok diduga bisa menipiskan dinding bleb sehingga risiko
pneumothorax meningkat.
Jenis kelamin
Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita.
Usia
Pneumothorax primer cenderung terjadi pada usia muda, yaitu sekitar 20
hingga 40 tahun.
Faktor keturunan
1 dari 9 pengidap pneumothorax diperkirakan memiliki anggota keluarga
dengan kondisi kesehatan yang sama.
Pernah mengalami pneumothorax
Sebagian besar orang yang pernah terserang kondisi ini berpotensi untuk
kembali mengalaminya.

Klasifikasi dan Manifestas Klinis


Klasifikasi pneumotoraks menurut Hood, 2004 dibagi menjadi simple
pneumotoraks, tension pneumotoraks, dan open pneumotoraks.
a. Simple peumotoraks (American College of Surgeons Commite on
Trauma, 2005) adalah pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan
tekanan intratoraks yang progresif. Adapun Manifestasi klinis yang
dijumpai :
Paru pada sisi yang terkena akan kolaps, parsial atau total
Tidak dijumpai mediastinal shift
Dijumpai hipersonor pada daerah yang terkena
Dijumpai suara napas yang melemah sampai menghilang pada daerah
yang terkena.
Pada pemeriksaan foto toraks dijumpai adanya gambaran radiolusen
atau gambaran lebih hitam pada daerah yang terkena, biasanya
dijumpai gambaran pleura line.
Penatalaksanaan simple pneumotoraks dengan Torakostomi atau
pemasangan selang intra pleural + WSD. Pneumothorax yang lebih
besar, udara harus ditarik keluar untuk menghilangkan gejala. Hal ini
dilakukan di rumah sakit dengan jarum suntik, atau dengan menempatkan
tabung drainase ke dalam ruang pleura untuk memungkinkan udara untuk
keluar lagi dan dimasukkan dengan bantuan anastesi lokal. Mungkin perlu
rawat inap beberapa hari sampai beberapa minggu, hingga paru-paru
pulih kembali.
b. Tension pneumotoraks (American College of Surgeons Commite on
Trauma, 2005) adalah pneumotoraks yang disertai peningkatan tekanan
intra toraks yang semakin lama semakin bertambah atau progresif. Pada
tension pneumotoraks ditemukan mekanisme ventil atau udara dapat
masuk dengan mudah, tetapi tidak dapat keluar. merupakan keadaan
darurat medis, udara masuk ke ruang pleura tetapi tidak dapat keluar
sama sekali, dan setiap napas udara lebih tertarik. Dalam keadaan ini
terjadi nyeri dada, sesak napas yang parah dan dapat dengan cepat
memburuk seperti paru-paru dan isi dada terasa dikompres. Darah
dihambat kembali dari paru-paru ke jantung karena tekanan tinggi yang
disebabkan karena udara terjebak. Ini mengakibatkan tekanan darah
rendah dan paru-paru kolaps.
Adapun manifestasi klinis yang dijumpai :
Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga terjadi kolaps
total paru, mediastinal shift atau pendorongan mediastinum ke
kontralateral, deviasi trachea, hipotensi & respiratory distress berat.
Tanda dan gejala klinis: sesak yang bertambah berat dengan cepat,
takipneu, hipotensi, tekanan vena jugularis meningkat, pergerakan
dinding dada yang asimetris.
Tension pneumotoraks merupakan keadaan life-threatening, maka
tidak perlu dilakukan pemeriksaan foto thoraks.
Penatalaksanaan tension pneumotoraks berupa dekompresi segera
dengan needle insertion pada sela iga II linea mid-klavikula pada daerah
yang terkena. Sehingga tercapai perubahan keadaan menjadi suatu
simple pneumotoraks dan dilanjutkan dengan pemasangan Torakostomi +
WSD. Jika udara terus menemukan jalan antara lapisan pleura maka
dilakukan proses yang disebut pleurodesis sehingga mencegah terjadinya
kolaps pada paru-paru.
c. Open pneumothorax (American College of Surgeons Commite on
Trauma, 2005) terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada toraks
sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan
mudah. Tekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar.
Dikenal juga sebagai sucking-wound.
Penatalaksanaan open pneumotoraks :
o Luka tidak boleh di eksplore.
o Luka tidak boleh ditutup rapat yang dapat menciptakan mekanisme
ventil.
o Pasang plester 3 posisi.
o Torakostomi + WSD.
o Singkirkan adanya perlukaan atau laserasi pada paru-paru atau organ
intratoraks lain.
o Umumnya disertai dengan perdarahan atau hematotoraks.

Pengobatan dan Pemulihan Pneumothorax (JEVUSKA: Artikel Kedokteran, Blog,


Social Media, Tutorial dan Berita)

Pemeriksaan Diagnostik
Pneumothorax dapat diketahui dengan x-ray paru-paru, meskipun gejala,
dan pemeriksaan dada dengan sebuah stetoskop yang biasanya menunjuk ke
arah diagnosis. Orang-orang dengan Pneumothorax yang kecil dapat dilakukan
dengan perawatan selama beberapa hari dan tubuh akan memulihkan kebocoran
dan udara perlahan-lahan diserap (Soeparman,1998).
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik toraks ditemukan:
Inspeksi: dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit pada waktu
respirasi, bagian yang sakit gerakannnya tertinggal trakea dan jantung
terdorong ke sisi yang sehat.
Palpasi: pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat. Fremitus suara
melemah atau menghilang pada sisi yang sakit.
Perkusi: suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak
menggetar batas jantung ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi
Auskultasi: Pada bagian yang sakit, suara nafas melemah sampai
menghilang. Suara nafas terdengar amforik bila ada fistel bronkopleura
yang cukup besar pada pneumotoraks terbuka. Suara fokal melemah dan
tidak menggetar serta bronkofoni negatif.

Komplikasi
- Tension pneumotoraks
- Pio-pneumotoraks
- Hidropneumotoraks/ hemo-pneumotoraks
- Pneumomediastinum dan emfisema subkutan
- Pneumotoraks simultan bilateral
- Pneumotoraks kronik
- Pneumotoraks ulangan
Patofisiologi

Trauma dada karena cidera atau penyakit

Pneumothoraks

Pneumothorak simpel Tension Pneumothorak Pneumothorak terbuka

Cedera tumpul Kelanjutan dari


pneumothorak simpel Trauma dada penetrasi

Rusuk fraktur,
merobek membrane Udara terperangkap
pleura di membrane pleura Membuka ruang intrapleura
ke dalam tekanan atmosfir

Udara masuk
membrane pleura Udara terhisap ke dalam
Akumulasi udara pada ruang intra pleura
rongga dada (tekanan positif)

Peningkatan tekanan
intrapleura Pergeseran mediastinum, Peningkatan tekanan intra
mengempiskan paru kompresi organ sekitar pleura
mediastinum

Paru kolaps
Distress pernapasan Merangsang Resiko
syaraf penurunan
curah Penurunan ekspansi paru
jantung
Gangguan
pertukaran gas
Nyeri akut Ketidakefektifan
pola napas

Insersi WSD

Resiko infeksi Mobilitas


terbatas

Tindakan yang awam


bagi keluarga
Hambatan
mobilitas fisik
Defisit
pengetahua Kurang pajanan
n informasi
Daftar Pustaka
Soeparman, Sarwono Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai penerbit
FKUI, 1998
Hood Alsagaff, M. Jusuf Wibisono, Winariani, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2004,
LAB/SMF Ilmu Penyakit Paru dan Saluran Nafas FK UNAIR-RSUD Dr.
Soetomo, Surabaya, 2004
James D. Crapo, MD, Jeffrey Glassroth, MD, Joel B. Karlinsky, MD, MBA,
Talmadge E. King, Jr, MD, Baums Textbook of Pulmonary Disease,
seventh edition, Lippincott Williams Wilkins, 2004.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi, EGC, Jakarta, 2001
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Pneumothoraks secara Umum

Pengkajian
Riwayat Penyakit Saat Ini
Keluhan sesak napas sering kali datang mendadak dan semakin lama
semakin berat. Nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan,
dan terasa lebih nyeri pada gerakan pernapasan. Melakukan pengkajian apakah
da riwayat trauma yang mengenai rongga dada seperti peluru yang menembus
dada dan paru, ledakan yang menyebabkan tekanan dalam paru meningkat,
kecelakaan lalu lintas biasanya menyebabkan trauma tumpul didada atau
tusukan benda tajam langsung menembus pleura.

Riwayat Penyakit Dahulu


Perlu ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit seperti TB paru
dimana sering terjadi pada pneumothoraks spontan.

Riwayat Penyakit Keluarga


Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang mungkin menyebabkan pneumothoraks seperti kanker paru,
asma, TB paru, dan lain-lain.

Aktivitas/Istirahat Gejala: Dispnea dengan aktivitas atau istirahat.


Sirkulasi: Tanda: Takikardia. Frekuensi tak teratur/disritmia. Irama jantung
gallop (gagal jantung sekunder terhadap effusi). Tanda Homman. TD:
hipertensi/ hipotensi. DVJ.
Integritas Ego: Tanda: Ketakutan, gelisah.
Makanan/Cairan: Adanya pemasangan IV vena sentral/ infus tekanan.
Nyeri/kenyamanan: Gejala: Nyeri dada unilateral, meningkat karena
pernapasan, batuk. Timbul tiba-tiba gejala sementara batuk atau
regangan (pneumothorak spontan). Tajam dan nyeri, menusuk yang
diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu,
abdomen (efusi pleural).
Pernapasan: Kesulitan bernapas, lapar napas. Batuk (mungkin gejala
yang ada).
Riwayat bedah dada/trauma : penyakit paru kronis, inflamasi/infeksi paru
(empiema/effusi), penyakit interstisial menyebar (sarkoidosis),
keganasan.
Pernapasan:peningkatan frekuensi/takipnea. Peningkatan kerja napas,
penggonaan otot aksesori pernapasan pada dada dan leher, retraksi
interkotal, ekspirasi abdominal kuat. Bunyi napas menurun atau tidak ada.
Fremitus menurun. Perkusi dada: Hiperresonan diatas area terisi udara
(pneumothorak), bunyi pekak diatas area yang terisi cairan (hemotoraks).
Observasi dan palpasi dada: Gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila
trauma atau kemps, penurunan pengembangan thoraks (area yang sakit).
Kulit: Pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan.

Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan menurunnya ekspansi
paru skunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga pleura.
Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola pernapassan klien kembali efektif.
NOC: Respiratory status, Respiratory status : Ventilation
NIC: Respiratory Monitoring
1. Monitor RR, ritme, kedalaman pernapasan
2. Catat pengembagan dada, kesimetrisan, penggunaan alat bantu napas
3. Monitor monitor saturasi oksigen
4. Palpasi ekspansi paru
5. Perkusi dada anterior dan posterior dari atas ke bawah
6. Kaji trakea
7. Monitor pernapasan diafragma
8. Auskultasi suara napas, ada yang redup atau seimbang.
9. Suction jika ada secret
10. Monitor batuk efektif pasien
11. Monitor hasil foto thoraks

Nyeri akut
NOC: Paint level, paint control
NIC: paint manajemen
1. Observasi durasi, lokasi, karakteristik nyeri
2. Kaji reaksi verbal dan non verbal pasien
3. Beri analgesik bila perlu
4. Control lingkungan yang mempengaruhi nyeri berulang
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis dengan relaksasi napas dalam

Вам также может понравиться