Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Kombinasi Bisnis

Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana
pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis. Transaksi
yang kadangkala disebut sebagai penggabungan sesungguhnya (true merger) atau
penggabungan setara (merger of equals) juga merupakan kombinasi bisnis.
IFRS 3 menyatakan : a business combination is the bringing together of one or more
combining entities into a reporting entity. Business combination result from one entity :
Purchasing the equity of another entity;
Purchasing the net assets of another entity;
Assuming the liabilities of another entity; or
Purchasing some of the net assets of another entity that together form one or more
business.
Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto
perusahaan, mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan
bersama-sama membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham perusahaan
di atas 50%.
Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi
secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui
konglomerasi.
Integrasi horizontal penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-business
atau pasar yang sama.
Integrasi vertikal penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya
penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.
Konglomerasi penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa
yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan
minyak dengan perusahaan komputer.
Suatu kombinasi bisnis dapat terjadi apabila suatu perusahaan bergabung dengan
satu perusahaan lain atau lebih menjadi satu entitas akuntansi dan entitas yang baru
tersebut meneruskan aktivitas perusahaan-perusahaan terdahulu yang semula terpisah
(APB Opinion No.16). Menggabungkan entitas-entitas bisnis yang semula terpisah adalah

1
suatu alternatif untuk memperluas usaha. Meskipun tujuan utama kombinasi bisnis adalah
profitabilitas, namun manfaat lain yang diperoleh adalah efisiensi operasi melalui integrasi
operasi maupun diversifikasi risiko bisnis melalui konglomerasi.
Dalam arti umum, kombinasi bisnis berarti bergabungnya entitas-entitas bisnis
yang sebelumnya terpisah.
a. Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan yang berada dalam lini bisnis
atau pasar yang sama.
b. Intergrasi vertical adalah penggabungan perusahaan yang operasinya berbeda, tetapi
berada dalam tahap produksi atau distribusi yang berkesinambungan.
c. Konglomerasi adalah penggabungan perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa
yang tidak berkaitan satu sama lain.
Kombinasi bisnis dari segi hukum:
a. Akuisisi terjadi ketika satu perusahaan membeli aset-aset produktif entitas-entitas bisnis
lain dan mengintegrasikan aset-aset itu ke dalam operasinya. Akuisisi juga terjadi ketika
satu perusahaan memperoleh kendali operasi atas fasilitas produksi entitas-entitas lain
melalui pembelian mayoritas saham berhak suara dari entitas-entitas lain itu.
b. Merger terjadi ketika satu perusahaan mengambil alih seluruh aset dan operasi entitas-
entitas bisnis lain dan membubarkan entitas-entitas lain itu.
c. Konsolidasi terjadi ketika satu perusahaan baru didirikan dan mengambil alih semua
aset dan operasi entitas-entitas bisnis yang tergabung, dan membubarkan entitas-entitas
itu
1.2 Unsur Kombinasi Bisnis
Suatu bisnis terdiri dari input dan proses yang diterapkan pada input tersebut dan
mampu menghasilkan output. Walaupun bisnis biasanya menghasilkan output, akan tetapi
output tidak disyaratkan untuk suatu rangkaian terpadu agar dapat disebut sebagai suatu
bisnis. Tiga unsur bisnis tersebut didefi nisikan sebagai berikut:
a. Input. Setiap sumber daya ekonomi yang menghasilkan (atau memiliki
kemampuan untuk menghasilkan) output jika satu atau lebih proses diterapkan
pada sumber daya ekonomi tersebut. Misalnya termasuk aset tidak lancar
(termasuk aset tidak berwujud atau hak untuk menggunakan aset tidak lancar),
kekayaan intelektual, kemampuan untuk mendapatkan akses atas bahan baku atau
hak yang diperlukan dan karyawan.
b. Proses. Setiap sistem, standar, protokol, konvensi atau peraturan yang jika
diterapkan terhadap input, menghasilkan atau memiliki kemampuan untuk

2
menghasilkan output. Misalnya termasuk proses manajemen strategis, proses
operasional dan proses manajemen sumber daya. Proses tersebut umumnya
didokumentasikan, tetapi tenaga kerja terorganisir yang memiliki keahlian dan
pengalaman yang diperlukan beserta peraturan dan konvensi mungkin
menyediakan proses yang diperlukan yang mampu diterapkan pada input untuk
menghasilkan output. (Sistem akuntansi, penagihan, penggajian, dan administrasi
lainnya umumnya bukanlah proses yang digunakan untuk menghasilkan output.)
Output. Hasil dari input dan proses yang diterapkan pada input tersebut yang
memberikan atau memiliki kemampuan untuk memberikan hasil dalam bentuk dividen,
biaya yang lebih rendah, atau manfaat ekonomi secara langsung kepada investor atau
pemilik, anggota atau peserta lainnya.
Suatu rangkaian terpadu dari aktivitas dan aset mensyaratkan dua unsur dasar yaitu
input dan proses yang diterapkan kepada input tersebut, yang secara bersama-sama
digunakan atau akan digunakan untuk menghasilkan output. Akan tetapi, suatu bisnis tidak
perlu meliputi semua input atau proses yang digunakan oleh penjual dalam menjalankan
bisnis tersebut jika pelaku pasar mampu memperoleh bisnis dan melanjutkannya untuk
menghasilkan output, misalnya, dengan mengintegrasikan bisnis dengan input dan proses
miliknya sendiri.
Kombinasi bisnis dapat dikategorikan menjadi salah satu bentuk di bawah ini :
1. Merger, yaitu apabila suatu perusahaan mengambil alih operasi suatu entitas bisnis lain
dan entitas bisnis tersebut kemudian dilebur menjadi satu dengan perusahaan yang
mengambil alih.
2. Konsolidasi, yaitu apabila suatu perusahaan baru terbentuk dengan mengambil alih aset
atau operasi dua atau lebih entitas bisnis yang terpisah dan perusahaan-perusahaan
lama tersebut dibubarkan.
3. Akuisisi, yaitu apabila suatu perusahaan membeli hak milik entitas lain, namun kedua
entitas bisnis tersebut tetap beroperasi secara terpisah.
Kinerja keuangan dan prospek masa depan perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis
menarik perhatian berbagai kelompok seperti investor, bankir, pekerja, dan manajer. Dalam
konteks ini sebuah laporan keuangan yang dikontrol dan dikoordinasikan oleh perusahaan
induk menjadi relevan.
Laporan keuangan konsolidasi umumnya diterima dalam praktek sebagai cara
akuntansi untuk kombinasi bisnis secara internasional. Laporan konsolidasi menjadi
relevan bukan hanya terhadap pemakai luar tapi digunakan manajemen untuk kontrol dan
koordinasi.

3
A. Perbandingan Praktek
Dalam survei yang dilakukan pada tahun 1989 terhadap perusahaan multinasional
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan menyediakan laporan keuangan
konsolidasi internasional. Dalam praktek, kualitas dan kuantitas informasi konsolidasi
bervariasi baik antarnegara maupun dalam satu negara. Di Inggris, neraca dari sebuah
perusahaan induk selalu disediakan sebagai tambahan dari neraca dan laporan rugi laba
konsolidasi. Sebaliknya di Amerika, hanya laporan keuangan konsolidasi yang
disediakan. Di Jerman, praktek yang umum adalah penyediaan informasi baik
perusahaan induk maupun laporan keuangan konsolidasi. Ada pula beberapa negara
yang mensyaratkan secara ketat peraturan untuk pengungkapan konsolidasi seperti
Jepang pada tahun 1976 dan ada yang sukarela melakukannya seperti beberapa
perusahaan di Italia dan Swiss.
B. Purchase vs Pooling Interest
Terdapat perbedaan pertimbangan antarnegara untuk menerapkan berbagai metode
yang ada untuk konsolidasi. Di Inggris metode konsolidasi yang biasanya digunakan
adalah purchase dimana aset direvaluasikan ke fair value pada tanggal akuisisi dan
perbedaan antara harga beli dan revaluasi diakui sebagai goodwill dalam konsolidasi.
Di beberapa negara lain metode pooling of interest juga dijalankan dalam situasi
tertentu. Pada metode ini aset tidak direvaluasi, tidak ada goodwill dan tidak ada
perbedaan pendapatan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Pengaruh perbedaan itu
addalah di bawah pendekatan akuisisi, laba kombinasi menurun dengan kenaikan
depresiasi karena revaluasi aset. Penurunan profit mungkin terjadi karena amortisasi
goodwill meskipun write-off diperbolehkan. Karena itu terdapat kecenderungan
penggunaan metode pooling of interest sebagai alternatif metode purchase.

BAB II
PEMBAHASAN

4
2.1. Investasi Pada Entitas Lain (Aset Keuangan, Entitas Asosiasi, Ventura
Bersama, dan Entitas Anak)

2.1.1. Investasi Aset Keuangan


Investasi pada Aset riil adalah investasi pada aset yang memiliki wujud. Contohnya
aset riil ini adalah properti (tanah & rumah), emas, dan logam mulia lainnya. Berinvestasi
pada aset riil merupakan hal yang umum dilakukan. Contohnya, kita membeli properti dan
kemudian menyewakannya sehingga mendapatkan pendapatan bulanan. Ketika properti itu
selesai disewa umumnya harganya akan naik, Kita dapat menjualnya dan mendapatkan
keuntungan. Kita umumnya akan mendapatkan banyak keuntungan dari berinvestasi di
aset riil ini, karena meskipun harganya bisa naik-turun, tetapi dalam jangka panjang
nilainya cenderung meningkat.
Investasi pada Aset Finansial merupakan aset yang wujudnya tidak terlihat, tetapi
tetap memiliki nilai yang tinggi. Umumnya aset finansial ini terdapat di dunia perbankan
dan juga di pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia.
Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan
reksa dana.investasi pada aset riil sifatnya lebih ke arah jangka panjang, salah satunya
karena sifatnya yang tidak likuid contohnya properti. Maksudnya likuid disini adalah
instrumen investasi yang dapat segera diubah menjadi uang kas (cash) misalnya untuk
memenuhi kewajiban. Tentunya dibutuhkan waktu agar sebuah properti bisa terjual.
Sedangkan aset finansial sifatnya jauh lebih likuid, dalam artian relatif cepat dicairkan
dananya. Jadi lebih cocok digunakan untuk jangka pendek / untuk berjaga-jaga.
Misalkan memiliki deposito dan kita sedang membutuhkan uang maka deposito
tersebut dapat kita cairkan segera meskipun ada penalty yang harus dibayar. Begitu pula
dengan saham, tabungan, reksadana dan aset finansial lainnya.

2.1.2. Investasi pada Entitas Asosiasi


Investasi pada Entitas Asosiasi Berdasarkan PSAK 15 pengertian dari entitas
asosiasi ialah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana
investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun

5
bagian partisipasi dalam ventura bersama. Investasi adalah penanaman modal untuk satu
atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Pengaruh signifikan adalah
kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional suatu
aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan
tersebut
Metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui
sebesar biaya perolehan kemudian ditambah atau dikurangi untuk mengakui laba atau rugi
investee setelah tanggal perolehan.
Penerapan Metode Ekuitas Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasi kasikan sebagai dimiliki
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi Dihentikan; pengecualian dalam paragraf 10 PSAK 4, yang mengijinkan entitas
induk yang juga memiliki investasi dalam entitas asosiasi untuk tidak menyajikan laporan
keuangan konsolidasian memenuhi semua persyaratan berikut ini:
1. Investor adalah entitas anak yang dimiliki seluruhnya
instrumen utang dan instrumen ekuitas investor tidak diperdagangkan di pasar
public
2. Investor tidak menyampaikan, atau dalam proses menyampaikan, laporan
keuangannya pada badan pengawas atau organisasi regulator lain, untuk tujuan
penerbitan setiap jenis instrumen di pasar publik; dan
3. Entitas induk akhir atau entitas induk antara dari investor menerbitkan laporan
keuangan konsolidasian yang tersedia untuk pemakaian publik yang sesuai
standar akuntansi keuangan.

2.1.3. Investasi pada Entitas Ventura Bersama


Berdasarkan PSAK 12 ventura bersama adalah adalah perjanjian kontraktual
dimana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada
pengendalian bersama. Karakteristik umum seluruh ventura bersama adalah :

6
1. Dua atau lebih venturer terikat oleh suatu perjanjian kontraktual
2. Perjanjian kontraktual tersebut membentuk pengendalian bersama
Pengendalian Bersama Entitas Pengendalian bersama entitas adalah ventura
bersama yang melibatkan pendirian suatu perseoran terbatas, persekutuan atau entitas
lainnya yang mana setiap venturer mempunyai bagaian partisipasi.
Pengendalian Bersama Operasi
Sehubungan dengan bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi
venturer mengakui dalam laporan keuangannya:
1. Aset yang dikendalikan dan liabilitas yang ditanggung
2. Beban yang ditanggung dan bagian pendapatan yang diperoleh dari
penjualan barang dan jasa ventura bersama
Pengendalian Bersama Aset
Sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama aset,
venturer mengakui dalam laporan keuangannya :
1. Bagiannya diklasifikasikan sesuai dengan sifat aset
2. Setiap liabilitas yang telah terjadi
3. Bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan venturer lain yang
berkaitan dengan ventura bersama
4. Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output
ventura bersama
5. Setiap beban yang telah terjadi sehubungan dengan bagian partisipasinya
dalam ventura bersama
Pengendalian Bersama Entitas
Pengendalian bersama entitas adalah ventura bersama yang melibatkan pendirian
suatu perseoran terbatas, persekutuan atau entitas lainnya yang mana setiap
venturer mempunyai bagaian partisipasi. Pengendalian ini mengendalikan aset ventura
bersama, menanggung liabilitas dan beban, dan memperoleh penghasilan.
Penerapan Metode Ekuitas pada Entitas Ventura Bersama
Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee
mencatat investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama dengan menggunakan
metode ekuitas, kecuali ketika investasi tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan
metode ekuitas.

2.1.4. Investasi pada Entitas Anak

7
SAK ETAP mendefinisikan entitas anak sebagai suatu entitas yang dikendalikan
oleh entitas induk. Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan keuangan
dan operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas tersebut.
Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak
langsung melalui entitas anak lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali
dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya
pengendalian. Pengendalian dapat juga muncul ketika entitas induk memiliki setengah atau
kurang hak suara suatu entitas tetapi memiliki:
1. Mempunyai hak suara lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian dengan
pemegang saham lain
2. Mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
3. Mempunyai hak untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas anggota
dewan direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh
oleh dewan atau badan tersebut.
4. Mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat dewan
direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh dewan
atau badan tersebut.
Investasi pada entitas anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. SAK
ETAP tidak menganjurkan dilakukannya konsolidasi laporan keuangan. Investasi pada
entitas anak awalnya diakui pada biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) dan
selanjutnya disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan
pendapatan dan beban dari entitas anak.

2.2. Kombinasi Bisnis


Kombinasi bisnis adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi
satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau
memperoleh kendali atas aset dan operasi perusahaan lain. Hal-hal yang mendasari
terjadinya kombinasi bisnis:

8
1. Investasi yang menguntungkan.
2. Mendapatkan kendali atas perusahaan lain.
3. Memasuki pasar baru melalui perusahaan yang telah menguasai pasar.
4. Memastikan pasokan bahan baku lain.
5. Memastikan output produksi bagi pelanggan.
6. Ukuran perusahaan
7. Mendapatkan teknologi baru
8. Mengurangi tingkat persaingan.

Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi:


1. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi.
Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung
diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi.
2. Penentuan tanggal akuisisi.
Pihak pengakuisisi mengidentifikasikan tanggal akuisisi, yaitu tanggal pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi. Tanggal
akuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil
alih liabilitas pihak yang diakuisisi. Penentuan tanggal akuisisi dapat terjadi
sebelum atau sesudah tanggal penutupan serta harus mempertimbangkan fakta
dan keadaan.
3. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih, dan
kepentingan non pengendali pihak yang diakuisisi.
4. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pengendalian dengan
diskon.
PSAK 22 Kombinasi bisnis mengatur perlakuan akuntansi untuk kombinasi bisnis
(business combination) dan isu-isu terkait seperti goodwill dan kepemilikan minoritas
(minority interest) dalam laporan keuangan konsolidasi. PSAK 22 harus diterapkan dalam
akuntansi kombinasi bisnis yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011.
Pengertian kombinasi bisnis dalam PSAK 22 adalah penyatuan dua atau lebih
perusahaan (entitas) yang terpisah menjadi satu entitas pelaporan. Kombinasi bisnis dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya suatu entitas mengakuisisisaham atau bertukar
saham dengan entitas lain sehingga menyebabkan timbulnya hubungan induk dan anak
perusahaan, atau suatu entitas mengakuisisi aset dan liabilitas dari entitas lain.
PSAK 22 menentukan bahwa semua kombinasi bisnis harus diperhitungkan dengan
menerapkan metode pembelian (yang sering disebut juga sebagai akuisisi) . PSAK 22
berlaku untuk semua kombinasi bisnis selain aktivitas kombinasi bisnis berikut ini :
1. Kombinasi bisnis yang bertujuan membentuk ventura bersama
(joint venture)
2. Kombinasi bisnis antara entitas yang berada di bawah
pengendalian yang sama (restrukturisasi internal)

9
3. Kombinasi antara dua atau lebih entitas bersama (mutual
entities)
4. Kombinasi bisnis hanya melalui kontrak dan tanpa pengakuan
keemilikan (ownership interest)

Identifikasi Kombinasi Bisnis


Pernyataan ini mendefi nisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau
peristiwa lain yang pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih
bisnis. Pihak pengakuisisi mungkin memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi
dengan beberapa cara, misalnya:
1. Dengan mengalihkan kas, setara kas atau aset lainnya (termasuk aset neto yang
merupakan suatu bisnis);
2. Dengan menimbulkan liabilitas;
3. Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;
4. Dengan memberikan lebih dari satu jenis imbalan; atau
5. Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak
Suatu kombinasi bisnis mungkin dirancang dengan berbagai cara untuk alasan
hukum, perpajakan atau alas an lainnya termasuk tapi tidak terbatas pada:
1. Satu atau lebih bisnis menjadi entitas anak dari pihak pengakuisisi atau aset
neto dari satu atau lebih bisnis secara hukum digabungkan ke pihak
pengakuisisi;
2. Satu entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya, atau pemiliknya
mengalihkan kepentingan ekuitasnya, kepada entitas yang bergabung lainnya
atau pemiliknya;
3. Semua entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya, atau pemiliknya
mengalihkan kepentingan ekuitasnya, kepada suatu entitas yang baru dibentuk
(hal tersebut kadang-kadang disebut juga sebagai transaksi roll-up atau put-
together); atau sekelompok pemilik sebelumnya dari salah satu entitas yang
bergabung memperoleh pengendalian atas entitas hasil penggabungan tersebut.
2.3. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Kombinasi bisnis yang melibatkan entitas atau bisnis sepengendali adalah
kombinasi bisnis yang semua entitas atau bisnis yang bergabung, pada akhirnya
dikendalikan oleh pihak yang sama (baik sebelum maupun sesudah kombinasi bisnis) dan
pengendaliannya tidak bersifat sementara.

10
Sekelompok individu dianggap sebagai pengendali suatu entitas jika, sebagai hasil
dari suatu kesepakatan kontraktual, mereka secara kolektif memiliki kekuasaan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas tersebut sehingga mendapatkan
manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Oleh karena itu, suatu kombinasi bisnis berada di
luar ruang lingkup Pernyataan ini jika sekelompok individu yang sama memiliki, sebagai
hasil dari kesepakatan kontraktual, kekuasaan kolektif akhir (ultimate collective power)
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional dari setiap entitas yang bergabung
sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas entitas tersebut, dan kekuasaan kolektif akhir
tersebut tidak bersifat sementara.
Suatu entitas mungkin dikendalikan oleh individu atau kelompok individu yang
bertindak bersama berdasarkan kesepakatan kontraktual, dan individu atau kelompok
individu tersebut mungkin tidak tunduk pada ketentuan pelaporan keuangan berdasarkan
SAK. Oleh karena itu, entitas yang bergabung tidak perlu dimasukkan sebagai bagian dari
laporan keuangan konsolidasian yang sama agar suatu kombinasi bisnis dianggap sebagai
kombinasi bisnis yang melibatkan entitas sepengendali.
Besarnya kepentingan nonpengendali pada setiap entitas yang bergabung sebelum
dan sesudah kombinasi bisnis bukan hal yang relevan untuk menentukan apakah
kombinasi tersebut melibatkan entitas sepengendali. Demikian pula, fakta bahwa salah
satu dari entitas yang bergabung adalah entitas anak yang dikeluarkan dari laporan
keuangan konsolidasian tidaklah relevan untuk menentukan apakah kombinasi melibatkan
entitas sepengendali.
2.4. Laporan Keuangan Konsolidasian Dan Laporan Keuangan Tersendiri
Laporan Keuangan Konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha
yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal, yang bertujuan memberikan
gambaran yang objektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu
perusahaan. Manfaat laporan keuangan konsolidasian adalah untuk mengetahui secara
jelas mengenai total sumberdaya perusahaan hasil gabungan dibawah kendali induk
perusahaan, serta memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik
mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan
individual yang membentuk entitas konsolidasi.
Kriteria Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian :
1. LK Konsolidasian meliputi seluruh entitas anak dari entitas induk.
2. Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau
tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah (50%) kekuasaan suara

11
suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut
tidak diikuti dengan pengendalian.
3. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang
kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat kekuasaan melebihi setengah hak
suara sesuai perjanjian dengan investor lain, kekuasaan mengatur kebijakan
keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar/perjanjian,
kekuasaan menunjuk/mengganti sebagian besar dewan direksi, DK, atau organ
pengatur setara & mengendalikan entitas melalui dewan/organ itu, serta
kekuasaan memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi, DK , atau
organ pengatur.
4. Anak perusahaan tidak dapat dikonsolidasikan apabila pengendalian
dimaksudkan sementara karena saham anak perusahaan dibeli dengan tujuan
untuk dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, serta anak perusahaan dibatasi
oleh suatu retriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan
kemampuannya dalam mentransfer dana kepada induk perusahaan.

Tujuan laporan keuangan konsolidasi adalah untuk menyajikan hasil operasi dan
posisi keuangan entitas induk serta seluruh entitas anak seolah-olah kelompok usaha yang
terkonsolidasi itu adalah satu entitas ekonomi tunggal. Sasaran laporan keuangan
konsolidasi terutama adalah pemilik dan kreditor entitas induk. Diasumsikan, laporan
keuangan konsolidasi lebih bermakna daripada laporan keuangan tersendiri. Laporan
keuangan konsolidasi juga dianggap perlu dalam rangka penyajian wajar (fair
presentation), jika salah satu entitas dalam kelompok usaha yang terkonsolidasi itu secara
langsung atau tidak langsung memiliki kepentingan keuangan sebagai pengendali atas
entitas-entitas lainnya.

Berikut definisi di dalam PSAK 4 Paragraf 3:


1. Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang
di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan
entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
2. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas
induk (yaitu investor yang mempunyai pengendalian atas entitas anak) yang mencatat
investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama berdasarkan biaya
perolehan atau sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran. Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai informasi
tambahan dalam laporan konsolidasian. Entitas induk tidak boleh menyajikan laporan

12
keuangan tersendiri sebagai laporan keuangan bertujuan umum (general purposes
financial statements). Laporan keuangan tersendiri minimal terdiri dari laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas

Penyusunan Laporan Keuangan Tersendiri


Laporan keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku Jika entitas
induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas
induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas asosiasi
pada:
1. biaya perolehan; atau
2. sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi.
Investasi yang dicatat pada biaya perolehan dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi tersebut
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual). Pengukuran investasi yang dicatat sesuai
dengan PSAK 55 tidak berubah dalam keadaan yang demikian. Entitas induk mengakui
dividen dari entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi pada laba rugi dalam
laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.

Prosedur Konsolidasian, yaitu menggabungkan LK entitas induk dan entitas anak,


kemudian menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan
beban.
Teknik dan Prosedur Konsolidasi:
1. Menggabungkan laporan keuangan entitas induk dan anak dengan menjumlahkan pos-
pos sejenis seperti asset, kewajiban, ekitas, penghasilan dan beban
2. Investasi entitas induk pada anak dengan porsi entitas atas ekuitas anak dieliminasi
3. Kepentingan nonpengendali diidentifiasi: ekuitas (awal dan perubahan, laba/rugi)
4. Saldo transaksi, penghasilan dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara penuh
Eliminasi
1. Investasi
Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak, jika kepemilikan pada entitas
anak tidak 100% akan muncul kepentingan non pengendali

13
Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam konsolidasi (nilai
wajar yang dikonsolidasi), Goodwill muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan
nilai wajar
2. Akun
Utang piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan
3. Transaksi
Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi anak dan
induk harus dieliminasi

Saat kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk :

Ketika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka laporan


keuangan tersendiri tersebut harus mengungkapkan:
1. LK tersebut adalah LK tersendiri yang merupakan informasi tambahan dalam
LK konsolidasian.
2. Daftar investasi yang signifikan dalam entitas anak, pengendalian bersama
entitas, dan entitas asosiasi, termasuk nama, negara, atau tempat kedudukan,
proporsi kepemilikan, dan proporsi hak suara yang dimiliki (jika berbeda).
3. Penjelasan tentang metode yang digunakan untuk mencatat investasi yang
terdaftar dalam entitas anak, pengendalian bersama, dan entitas asosiasi.

Pengungkapan
1. Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak lebih dari setengah
kekuasaan
2. Alasan mengapa kepemilikan (setengah kekuasaan suara tidak diikuti dengan
pengendalian)
3. Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan
konsolidasian memiliki tanggal/ periode berbeda
4. Sifat dan luas setiap restriksi signifikan dalam kemampuan entitas anak untuk
mentransfer dana ke entitas induk
5. Rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian kepemilikan entitas
induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian
6. Pengendalian hilang, maka entitas induk mengunngkapkan keuntungan atau
kerugian (jika ada) yang diakui.

PEMBAHASAN KASUS
CONTOH DARI KASUS KONSOLIDASI YANG PERTAMA ADALAH BANK
MANDIRI

14
Yang kita kenal sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia. Bank Mandiri berdiri
pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik
Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia
dan Bank Pembangunan Indonesia, melakukan konsolidasi dan membentuk Bank baru dan
berubah nama menjadi Bank Mandiri.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya
Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang
didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi
Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan
berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai
sektor industri dan pertambangan.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank
Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah
Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk
melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke
dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan
dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842
dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah
Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun
1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara
Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua
unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor Impor, yang
akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan
impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN),
sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah
mendukung pengembangan sektor sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan,
industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960
dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan

15
untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka
panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

KONSOLIDASI PERUSAHAAN SMARTFREN

Contoh dari kasus konsolidasi berikutnya adalah PT. Smartfrend yang merupakan
perusahaan telekomunikasi yang sedang naik daun di Indonesia. Pada kuartal I/2010 PT
Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) dan PT Smart Telecom (Smart) berkonsolidasi dengan
mengusung Smartfren.
Mobile-8 Telecom Finance BV (M-8 BV). M-8 BV didirikan pada tanggal 18 Juli
2007 awalnya beralamat di Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam, Belanda. Namun pada
tanggal 1 September 2010, M-8 BV memindahkan pusat aktifitasnya ke Jalan 54
Clarendon Road, Watford WD17, 1DU, London, Britania Raya. M-8 BV sepenuhnya
dimiliki oleh PT Smartfren Telecom Tbk. M-8 BV bergerak di bidang keuangan seperti
mencari pendanaan, pinjam dan meminjamkan modal, memberikan jasa konsultasi, dan
hal-hal bersifat industri finansial dan komersial lainnya.
PT Smart Telecom (Smartel). Smartel didirikan berdasarkan Akta PT Indoprima
Mikroselindo No. 60 tanggal 16 Agustus 1996, yang dibuat di hadapan Achmad Abid SH,
Notaris pengganti dari Sutjipto SH, Notaris di Jakarta juncto Akta Perubahan Anggaran
Dasar PT Indoprima Mikroselindo No. 195 tanggal 25 April 1997, yang dibuat di hadapan
Sutjipto SH, Notaris di Jakarta, yang telah :
1. Memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Keputusan No. C2-7023 HT.01.01.TH97 tanggal 25 Juli 1997
2. Didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah No.
1209/BH.09.05/VIII/1997 tanggal 26 Agustus 1997
3. Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) No. 90 tanggal 11
November 1997, Tambahan No. 5282.

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta Pendirian telah


mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir dilakukan berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Smartel No. 23 tanggal 22 Juli 2011 dibuat di hadapan
Sri Hidianingsih Adi Sugijanto SH, Notaris di Jakarta dan telah diterima dan di catat dalam
database Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan No. AHU-AH.01.10.27540 tahun 2011 tanggal 24 Agustus 2011.

16
Smartel merupakan operator telekomunikasi dengan izin penyelenggaraan jaringan
bergerak seluler dengan teknologi CDMA2000 1x dan EV-DO yang bergerak di Frekuensi
1900Mhz

BAB III
KESIMPULAN

Penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan


cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan
ekonomi. Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha : Dari segi jenis usaha perusahaan
yang bergabung : Penggabungan Horizontal adalah Penggabungan perusahaan-perusahaan
dalam line- business atau pasar yang sama; Penggabungan Vertikal yaitu Penggabungan
dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan
produksi dan atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan
perusahaan pakaian jadi; serta Konglomerasi yaitu Penggabungan perusahaan-perusahaan
dengan produk dan atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan
usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.Dilihat menurut kejadian
hukumnya dapat dibedakan kedalam: Akuisisi (acquisition) yaitu Akuisisi terjadi ketika
suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas usaha lain dan
mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya; Merger yaitu
Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang
kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan; Konsolidasi yaitu Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk
untuk mengambil alih aset-aset dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah,
dan akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan; Afiliasi yaitu Penggabungan usaha
dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk

17
memperoleh hak pengendalian (controlling interest).
Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan
efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk : Penghematan biaya;
Mengurangi risiko; Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan; Menghindari
pengambilalihan oleh perusahaan lainnya; Memperoleh aset tidak berwujud; dan Alasan-
alasan lain.Metode Kombinasi Akuntansi : Penyatuan kepemilikan (uniting of
interest/pooling of interest) yaitu Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang
saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau
secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut
dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas
gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan
pengakuisisi (acquirer); Purchase Method ( Metode Pembelian ) yaitu Metode Pembelian
yang di persyaratkan dalam FASB Statement No. 141 hanya berfokus pada pencatatan nilai
wajar untuk bagian dari aset dan kewajban yang diperoleh dalam pembelian.Metode yang
digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007; Metode yang digunakan dalam FASB ASC
805 tahun 2007 adalah Metode Akuisisi yaitu Aset dan liabiliti yang dicatat dengan nilai
wajar, dikurangi presentase kepemilika dari pembelian perusahaan oleh pengakuisisi
( dengan catatan pembelian kepentingan cukup besar untuk memiliki pengendalian atas
perusahaan yang di akuisisi).
Metode Kombinasi Bisnis : Metode Akuisisi yaitu entitas mencatat setiap kombinasi
bisnis. Dilakukan dengan A : Mengidentifikasi Perusahaan Pengakuisisi; B : Penentuan
tanggal akuisisi (tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang
diakuisisi); C : Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh,
liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam
kombinasi bisnis dengan pembelian saham di atas 50%); D : Pengakuan dan pengukuran
goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon. Dan Penyatuan kepemilikan
(uniting of interest/pooling of interest) yaitu Suatu penggabungan usaha dimana para
pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas
seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang
bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang
melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai
perusahaan pengakuisisi (acquirer).

18
DAFTAR PUSTAKA

PSAK: 4
PSAK 12
PSAK 15
PSAK 22
PSAK 38
http://kusicerdas.blogspot.co.id/2013/05/contoh-kosolidasi-kali-ini-cah.html
Corfinan.Futurum.www.futurumconfinan.com.diakses tanggal 20 september 2014.
Karyawati,Glorida.2012.Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.Erlangga:Jakarta.
Rakhma.Siti.http.sitirakhma.blogspot.com.diakses tanggal 20 september 2014.

19

Вам также может понравиться