Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Adapaun tujuan dari makalah ini agar pembaca dan penulis sendiri dapat memahami
pengertian kristal yang sudah ditetapkan dalam ilmu material dan fisika zat padat serta
dapat mengerti struktur-struktur dari kristal logam murni. Tidak hanya itu, tujuan lainnya
dalam penulisan makalah ini agar pembaca serta penulis juga dapat mengetahui apa yang
disebut dengan indeks miller.
1
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Struktur Kristal
Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekulmolekul zat
padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur dalam tiga dimensi. Pada
hubungan lokal yang teratur, suatu kristal harus memiliki rentang yang panjang pada
koordinasi atom-atom atau ion dalam pola tiga dimensi sehingga menghasilkan rentang
yang panjang sebagai karakteristik dari bentuk kristal tersebut.
Ditinjau dari struktur atom penyusunnya, bahan padat dibedakan menjadi tiga
yaitu kristal tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal), dan amorf (Smallman, 2000:
13). Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya mempunyai struktur tetap karena
atom-atom atau molekul-molekul penyusunnya tersusun secara teratur dalam pola
tigadimensi dan pola-pola ini berulang secara periodik dalam rentang yang panjang tak
berhingga.
Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal tunggal yang
memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk benda padat.
Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal, akan tetapi pola susunan
atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang dimiliki tidak teratur dengan jangka yang
pendek. Amorf terbentuk karena proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atom
tidak dapat dengan tepat menempati lokasi kisinya. Bahan seperti gelas, nonkristalin
ataupun vitrus yaitu memiliki struktur yang identik dengan amorf. Susunan dua-dimensional
simetris dari dua jenis atom yang berbeda antara kristal dan amorf ditunjukan pada
Gambar2.1
Gambar 2.1 (a). Susunan atom kristal, (b). Susunan atom amorf. (Smallman, 1999: 13)
Walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam padatan,
2
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan terbentuknya
polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling
stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi per satuan volume yang minimum.
Keadaan tersebut dicapai jika:
1. Kenetralan listrik terpenuhi,
2. Ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,
3. Gaya tolak ion-ion menjadi minimal,
4. Susunan atom serapat mungkin.
Ikatan logam dapat divisualisasikan secara sederhana sebagai sebaran ion positif yang
terikat satu sama lain oleh elektron yang seolah-olah berfungsi sebagai perekat. Ion-ion positif
yang saling tolak-menolak ini tertarik oleh perekat tersebut yang dikenal dengan istilah awan
elektron.
2.2. Sel Satuan
Ketika menerangkan struktur kristal, atom (atau ion) dilukiskan sebagai bola padat
dan model ini disebut dengan model bola keras atom dimana setiap bola akan menyinggung
bola terdekat. Susunan atom pada kristal padat memperlihatkan bahwa sekelompok kecil
atom membentuk pola yang berulang. Karena itu dalam menerangkan struktur kristal, lebih
mudah untuk membagi struktur ke dalam kesatuan kecil yang berulang yang disebut sel
satuan. Sel satuan pada sebagian besar struktur kristal berbentuk jajaran genjang atau prisma
yang mempunyai tiga set permukaan yang sejajar, dimana dalam hal ini sebuah kubus.
Sel satuan bisa kadang-kadang digambarkan dengan model sel satuan bola diperkecil seperti
terlihat pada gambar 2.2
Struktur kristal yang umumnya terdapat pada logam murni adalah BCC (body centered
cubic), FCC (face centered cubic) dan HCP ( hexagonal closed packed).Namun untuk logam
4
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
5
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga dimensi di mana
setiap titik memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut
simpul kisi (lattice points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda,
yang disebut kisi-kisi Bravais.
Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang berulang maka atom-
atom dalam kristal haruslah tersusun dalam salah satu dari 14 bentuk kisi-kisi tersebut. Perlu
dicatat bahwa setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu atom, dan atom atau
kelompok atom yang menempati tiap-tiap simpul kisi haruslah identik dan memiliki orientasi
sama sesuai dengan pengertian simpul kisi.
Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam kisi
ruang, maka susunan atom tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan
posisi atom dalam suatu kesatuan yang berulang. Kesatuan yang berulang di dalam kisi ruang
itu disebut sel unit (unit cell). Jika posisi atom dalam padatan dapat dinyatakan dalam sel unit
ini, maka sel unit itu merupakan sel unit struktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalam
struktur kristal haruslah merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang menghubungkan dua
simpul kisi. Jika sel unit disusun bersentuhan antar bidang sisi, mereka akan mengisi ruangan
tanpa meninggalkan ruang kosong dan membentuk kisi ruang. Satu kisi ruang yang sama
mungkin bisa dibangun dari sel unit yang berbeda; akan tetapi yang disebut sel unit dipilih
yang memiliki geometri sederhana dan mengandung hanya sejumlah kecil simpul kisi. Sel
unit dari 14 kisi Bravais diperlihatkan pada Gb.7.1.
6
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Unsur grup VII. Atom Cl [Ne] 3s2 3p5, Br [Ar] 4s2 4p5, J [Kr] 4d10 5s2 5p5, memuat 7
elektron di kulit terluarnya (tingkat energi terluar). Oleh karena itu pada umumnya mereka
berikatan dengan hanya 1 atom dari elemen yang sama membentuk molekul diatomik (Cl2,
Br2, J2); dengan ikatan ini masing-masing atom akan memiliki konfigurasi gas mulia, delapan
elektron di kulit terluar. Molekul-molekul diatomik tersebut berikatan satu dengan yang lain
melalui ikatan sekunder yang lemah, membentuk kristal. Karena ikatan antar molekul yang
7
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Unsur Grup V. Atom P [Ne] 3s2 3p3, As [Ar] 3d10 4s2 4p3, Sb [Kr] 4d10 5s2 5p3, dan
Bi [Xe] 4f 14 5d10 6s2 6p3 memiliki 5 elektron di kulit terluarnya dan setiap atom akan
berikatan dengan tiga atom lain dengan sudut ikatan tertentu. Atom-atom berikatan
membentuk lapisan bergelombang dan lapisan-lapisan ini berikatan satu dengan lainnya
melalui ikatan yang lemah.
Unsur Grup IV. Pada Grup IV hanya unsur ringan yang membentuk krital dimana
semua ikatan yang menyatukan kristal adalah kovalen. Ikatan ini merupakan hasil dari orbital
hibrida sp3 tetrahedral yang saling terkait dan membentuk kristal kubik pada C (intan), Si,
Ge, Sn. (lihat tentang hibridisasi). Sebagian dari unsusr grup ini dapat pula membentuk
8
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
struktur dengan ikatan kristal tidak kovalen, seperti pada grafit. Atom-atom pada grafit terikat
secara kovalen heksagonal membentuk bidang datar yang terikat dengan bidang yang lain
melalui ikatan yang lemah. Dalam hal ini ikatan kovalen terjadi antar orbital sp2 sedangkan
ikatan antar bidang lebih bersifat ikatan metal. Oleh karena itu grafit lebih mudah
mengalirkan arus listrik dan panas pada arah sejajar dengan bidang ini dibandingkan dengan
arah tegak lurus.
kristal dengan karakter ionik yang sangat dominan, posisi kation yang menempati sebagian
dari ruang sela yang tersedia adalah sedemikian rupa sehingga terjadi jarak antar kation rata-
rata menjadi maksimal. Pada kristal yang tidak murni ionik, ikatan kovalen atau metal
menentukan juga posisi-posisi ion.
10
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
pada susunan kristal untuk komposisi material yang sama. Namun demikian struktur non-
kristal dapat dengan mudah terbentuk, dan ia juga stabil. Struktur non-kristal tidaklah seratus
persen tidak teratur. Atom-atom dari padatan ini masih menunjukkan keteraturan susunan
dalam skala sub-unit. Akan tetapi susunan antar sub-unit terjadi secara tak beraturan. Melihat
strukturnya, material non-kristal dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu:
struktur yang terbangun dari molekul berbentuk rantai panjang; dan struktur yang terbangun
dari jaringan tiga dimensi.
Molekul berbentuk rantai panjang akan mudah saling berbelit dan membentuk
material non-kristal walaupun bagian-bagian tertentu dari rantai panjang ini dapat tersusun
sejajar membentuk susunan teratur. Pada fasa cair mobilitas sangat rendah sehingga sekali
materiaal ini menjadi dingin, strukturnya akan tetap non-kristal, sebab untuk membentuk
struktur kristal diperlukan mobilitas atom yang cukup agar penyusunan atau pengaturan
kembali dapat terjadi.
Jaringan tiga dimensi terbentuk bila sub-unit berupa polihedra koordinasi yang saling
berikatan sudut. Ikatan antar polihedron merupakan ikatan diskrit dengan karakter kovalen
yang dominan dan rantaian ini cukup fleksible sehingga mudah saling berbelit satu sama lain.
Hanya sedikit polihedra dari rantaian ini yang dapat tersusun secara teratur membentuk
kristal; kebanyakan mereka tersusun secara tidak teratur sehingga material yang terbentuk
merupakan material non-kristal.
11
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Gambar 2.7 Indikasi Miller mengenai bidang dalam kristal kubik, (a) (111), (b) (110), (c) (231)
Dalam system kristal lain misalnya tetragonal atau orthorombus, notasi indeks Miller
juga digunakan, namun dalam kristal heksagonal notasi itu perlu dimodifikasi. Dalam notasi
Miller-Bravais kita mengunakan empat sumbu, tiga di antaranya(X, Y, dan U) saling
o
membentuk sudut 120 sepanjang arah-arah susunan rapat pada bidang basal, sementara
sumbu keempat (Z) adalah sumbuh tegak lurus. Perpotongan sebuah bidang dengan sumbu-
sumbu itu ditentukan seperti cara terdahulu, dan notasi untuk indeks Miller-Bravais adalah
(hkil). Gambar 2.8. memperlihatkan beberapa bidang utama kristal heksagonal. Sekarang
coba jabarkan bidang yang ditampilkan pada Gambar 2.8. (c). Titik-titik potong dengan
1
sumbu-sumbu X, Y, U, dan Z di situ berturut-turut adalah 1, 1, - 2 dan 1, sehingga kebalikan
masing-masing adalah 1, 1, -2, dan 1, jadi indeks Miller-Bravais untuk menyatakan bidang ini
adalah (11 2 1). Dari contoh ini kita dapat melihat bahwa (h + k + i) sama dengan nol. Dan ini
merupakan cirri umum sistem kristal heksagonal Untuk arah-arah kristalografik dalam sistem
heksagonal boleh digunakan tiga atau empat sumbu. Arah d3 yang dijabarkan dengan sistem
tiga sumbu atau sistem Miller mempunyai indeks U, V, W .
Gambar 2.8 Indikasi Miller-Bravais mengenai bidang dalam kristal heksagonal, (a) bidang dasar {100}, (b)
bidang prisma {1010}, dan (c) bidang pyramid {1121
12
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Berdasarkan Gambar 4.9 dapat dituliskan suatu persamaan yang disebut dengan hukum
Bragg. Persamaan tersebut adalah :
Beda lintasan () = n
= DE + EC
= 2EC
= 2EC sin ,
EC = d
13
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
= 2 d sin
sehingga beda lintasannya
n = 2 d sin
Dengan merupakan panjang gelombang, d adalah jarak antar bidang, n adalah
bilangan bulat (1,2,3,) yang menyatakan orde berkas yang dihambur, dan adalah sudut
difraksi.Suatu material jika dikenai sinar-X maka intensitas sinar yang ditransmisikan
akan lebih rendah dari intensitas sinar datang, hal ini disebabkan adanya penyerapan oleh
material dan juga penghamburan oleh atom-atom dalam material tersebut. Berkas sinar-
X yang dihamburkan ada yang saling menghilangkan karena fasenya berbeda dan ada
juga yang saling menguatkan karena fasenya yang sama. Berkas sinar-X yang menguatkan
(interferensi konstruktif) dari gelombang yang terhambur merupakan peristiwa difraksi.
SinarX yang mengenai bidang kristal akan terhambur ke segala arah, agar terjadi interferensi
konstruktif antara sinar yang terhambur dan beda jarak lintasnya maka harus memenuhi pola
n.
14
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur kristal dibangun oleh sel satuan (unit cell) yang merupakan sekumpulan
atom yang tersusun secara khusus, secaraperiodik berulang dalam tiga dimensi dalam suatu
kisi kristal (crystal lattice). Geometri kristal dalam ruang dimensi tiga yang merupakan
karakteristik kristal memiliki pola yang berbeda-beda. Suatu kristal yang terdiri dari jutaan
atom dapat dinyatakan dengan ukuran, bentuk, dan susunan sel satuan yang berulang
dengan pola pengulangan yang menjadi ciri khas dari suatu kristal.
15
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
dari hasil perhitungan diperoleh harga APF untuk sel satuan BCC adalah 68%, artinya 68%
dari volume sel satuan BCC tersebut ditempati oleh atom-atom dan sisanya sebesar 32%
merupakan tempat kosong. Jadi struktur kristal BCC bukan merupakan struktur yang padat.
16
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Gambar di bawah menunjukkan sel satuan dari FCC dan contoh logam yang
mempunyai struktur kristal FCC antara lain Fe , Al, Cu, Ni, Pb. Dari gambar di bawah terlihat
bahwa sel satuan FCC terdiri dari satu titik lattice pada setiap sudut dan satu titik lattice pada
setiap sisi kubus. Setiap atom pada struktur kristal FCC dikelilingi oleh 12 atom, jadi bilangan
koordinasinya adalah 12. Dari gambar di bawah hard sphere unit cell terlihat bahwa atom-
atom dalam struktur kristal FCC tersusun dalam kondisi yang cukup padat. Ini terbukti
dengan tingginya harga APF dari sel satuan FCC yaitu 74% dibandingkan denag APF sel
satuan BCC. Sel satuan FCC mempunyai 8 x 1/8 (pada sudut kubus) + 6 x ( pada pusat sisi
kubut) = 4 atom per sel satuan. Hubungan antara panjang sisi kubus a, dengan jari-jari R dapat
ditentukan dengan menggunkan formula :
2 a = 4R atau a 4R
2
17
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Gambar di bawah menunjukkan sel satuan dari HCP dan contoh logam yang
mempunyai struktur kristal HCP antara lain Cd, Co, Mg, Ti, Zn, Zr. Setiap atom pada struktur
kristal HCP dikelilingi oleh 12 atom, sama dengan FCC mempunyai bilanga koordinasinya
adalah 12. Dari gambar di bawah hard sphere unit cell terlihat bahwa atom-atom dalam
struktur kristal HCP tersusun dalam kondisi yang cukup padat. Ini terbukti dengan tingginya
harga APF dari sel satuan HCP yaitu 74% . Sel satuan HCP mempunyai 6 atom per sel satuan,
yaitu 2 x 6 x 1/6 ( pada sudut lapisan bawah dan atas + 2 x ( pada pusat lapisan bawah dan
atas) + 3 (lapisan tengah).
Melalui titik-titik kisi suatu kristal dapat dibentuk suatu bidang datar. Masing-masing bidang
datar memiliki orientasi yang berbeda kecuali pada bidang yang sejajar orientasinya adalah
identic. Untuk menentukan orientasi bidang tersebut digunakan sistem indeks yang
dinamakan indeks Miller (hkl)
18
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
3.2. Soal
3.3. Show for the body-centered cubic crystal structure that the unit cell edge length a and the atomic
radius R are related through = 4R/ .
3.4 For the HCP crystal structure, show that the ideal ratio is 1.633.
3.7 Molybdenum has a BCC crystal structure, an atomic radius of 0.1363 nm, and an atomic weight of
95.94 g/mol. Compute and compare its theoretical density with the experimental value found inside
the front cover.
(c) Calculate the density of the material, given that its atomic weight is 141 g/mol.
4.2. Jawaban
3.3 This problem calls for a demonstration of the relationship = 4R/ for BCC. Consider the BCC
unit cell shown below
= + =
19
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
= +
= + or = 4R/
3.4 We are asked to show that the ideal c/a ratio for HCP is 1.633. A sketch of one-third of an HCP
unit cell is shown below.
The atom at point M is midway between the top and bottom faces of the unit cell--that is = c/2.
And, since atoms at points J, K, and M, all touch one another,
= = 2R =
= + or =
Now, we can determine the length by consideration of triangle JKL, which is an equilateral
triangle,
Cos 30 = = and =
20
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
= = 1,633
3.7 This problem calls for a computation of the density of molybdenum. According to Equation 3.5
=
Thus,
=
= 10.21
3.20 (a) The unit cell shown in the problem statement belongs to the tetragonal crystal system
since a = b = 0.35 nm, c = 0.45 nm, and = = = 90.
(c) As with BCC, n = 2 atoms/unit cell. Also, for this unit cell
= (4.5 cm)
= 8.49
21
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan dalam makalah ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekulmolekul zat
padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur dalam tiga dimensi.
2. Logam memiliki struktur kristal seperti halnya bahan adalah BCC (body centered
cubic), FCC (face centered cubic) dan HCP ( hexagonal closed packed).
3. Indeks Miller merupakan sebuah titik titik kisi yang dapat dibentuk suatu bidang datar
yang memiliki orientasi berbeda kecuali pada bidang yang sejajar orientasinya adalah
identic
4. X-Ray Diffraction (XRD) dapat digunakan untuk menentukan struktur kristal
menggunakan sinar-X.
4.2.Saran
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan dalam makalah ini yaitu
mahasiswa tidak hanya menguasai tentang materi mengenai struktur kristal, akan tetapi juga
dapat mengaplikasikannya dan menemukan rekayasa bahan yang paling baik.
22
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
Daftar Pustaka
Online :
5. http://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/13/logam-lebih-dalam-mengenai-material-logam/
diakses pada tanggal 20 Maret 2014 pukul 13.04
7. http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2120326-pengertian-indeks-
miller/#ixzz2QWkjua00 diakses pada tanggal 22 Maret 2014 pukul 17.46
23
Teknik FIsika ITS [DIONISIUS ANDY KRISTANTO (2412100106)]
8. http://teeyara45.wordpress.com/2012/09/25/teori-struktur-kristal-atom-bcc-fcc-hcp/
diakses pada tanggal 22 Maret 2014 pukul 20.09
24