Вы находитесь на странице: 1из 26

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN

INDUSTRI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN INDUSTRI

A. Pengertian dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja

1. Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu


kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/gangguan gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.

Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah manusia

b. Bersifat medis.

2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).

Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja

b. Bersifat teknik.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada
yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang
hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
3. Tujuan K3

Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :

a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat
dan selamat.

b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.

4. Ruang Lingkup K3

Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :

a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.

b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :

1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan

3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.

4) Proses produksi

5) Karakteristik dan sifat pekerjaan

6) Teknologi dan metodologi kerja

c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan


hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab
atas keberhasilan usaha hyperkes.

B. Kebijakan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di era global

1. Dalam bidang pengorganisasian

Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen ; departemen Kesehatan dan departemen


Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan


Pengawasan Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur :

a. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan

b. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak

c. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari Kasubdit ;

1) Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.

2) Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan penangkal petir

3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan ketenagakerjaan

d. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari kasubdit ;

1) Kasubdit Kesehatan tenaga kerja

2) Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja

3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja.

Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan Kerja Depkes.
Dalam upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya
lebih pada sasaran sektor Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll)
2. Dalam bidang regulasi

Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya :

a. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan


Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat


Kerja.

e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi


Dokter Perusahaan.

f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene


Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.

g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian


Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.

3. Dalam bidang pendidikan

Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan


tenaga Ahli K3 pada berbagai jenjang Pendidikan, misalnya :

a. Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret

b. Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan K3 di Unair,


Undip, dll dan jurusan K3 FKM UI.

c. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya di UGM,
UNDIP, UI, Unair.
Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan Keperawatan
juga ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam sebuah mata kuliah yang khusus
mempelajari K3.

C. Kecelakaan kerja

1. Pengertian

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.

2. Penyebab kecelakaan kerja

Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab langsung
(immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes).

a. Penyebab Dasar

1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :

a) kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis

b) kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.

c) stress

d) motivasi yang tidak cukup/salah

2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :

a) tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan

b) tidak cukup rekayasa (engineering)


c) tidak cukup pembelian/pengadaan barang

d) tidak cukup perawatan (maintenance)

e) tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan-bahan.

f) tidak cukup standard-standard kerja

g) penyalahgunaan

b. Penyebab Langsung

1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu


tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng,
2003) :

a) Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak


memenuhi syarat.

b) Bahan, alat-alat/peralatan rusak

c) Terlalu sesak/sempit

d) Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai

e) Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan

f) Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk

g) Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll

h) Bising

i) Paparan radiasi

j) Ventilasi dan penerangan yang kurang


2) Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah
tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan,
misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) :

a) Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.

b) Gagal untuk memberi peringatan.

c) Gagal untuk mengamankan.

d) Bekerja dengan kecepatan yang salah.

e) Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.

f) Memindahkan alat-alat keselamatan.

g) Menggunakan alat yang rusak.

h) Menggunakan alat dengan cara yang salah.

i) Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.

3. Data-data tentang Kecelakaan Kerja

Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Nasional (DK3N) menyatakan bahwa frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan semakin
meningkat, sementara kesadaran pengusaha terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) masih rendah, yang lebih memprihatinkan pengusaha dan pekerja sektor kecil
menengah menilai K3 identik dengan biaya sehingga menjadi beban, bukan kebutuhan.
Catatan PT Jamsostek dalam tiga tahun terakhir (1999 - 2001) terbukti jumlah kasus
kecelakaan kerja mengalami peningkatan, dari 82.456 kasus pada 1999 bertambah
menjadi 98.902 kasus di tahun 2000 dan berkembang menjadi 104.774 kasus pada 2001.
Untuk angka 2002 hingga Juni, tercatat 57.972 kasus, sehingga rata - rata setiap hari kerja
terjadi sedikitnya lebih dari 414 kasus kecelakaan kerja di perusahaan yang tercatat
sebagai anggota Jamsostek. Sedikitnya 9,5 persen dari kasus kecelakaan kerja mengalami
cacat, yakni 5.476 orang tenaga kerja, sehingga hampir setiap hari kerja lebih dari 39
orang tenaga kerja mengalami cacat tubuh. (www.gatra.com)

Direktur Operasi dan Pelayanan PT Jamsostek (Persero), Djoko Sungkono


menyatakan bahwa berdasarkan data yang ada pada PT Jamsostek selama Januari-
September 2003 selama di Indonesia telah terjadi 81.169 kasus kecelakaan kerja,
sehingga rata-rata setiap hari terjadi lebih dari 451 kasus kecelakaan kerja. Ia mengatakan
dari 81.169 kasus kecelakaan kerja, 71 kasus diantaranya cacat total tetap, sehingga rata-
rata dalam setiap tiga hari kerja tenaga kerja mengalami cacat total dan tidak dapat
bekerja kembali. "Sementara tenaga kerja yang meninggal dunia sebanyak 1.321 orang,
sehingga hampir setiap hari kerja terdapat lebih tujuh kasus meninggal dunia karena
kecelakaan kerja," ujarnya (www.kompas.co.id)

Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta
kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan
pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah
kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160
juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Pusat Kesehatan Kerja,
2005)

D. Ergonomi

1. Pengertian

Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Di
beberapa negara Ergonomi diistilahkan Arbeitswissenschaft (Jerman), Biotechnology
(Skandinavia), Human (factor) Engineering atau Personal Research di Amerika Utara.
(Budiono, Sugeng, 2003)

2. Ruang lingkup ergonomi


Penerapan ergonomi/ruang lingkup ergonomi meliputi (Setyaningsih, Yuliani, 2002) ;

a. Pembebanan kerja fisik

Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40% kemampuan


maksimum seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Untuk mengukur kemampuan
kerja maksimum digunakan pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi
30-40 kali per menit di atas denyut nadi sebelum bekerja. Di Indonesia beban fisik
untuk mengangkat dan mengangkut yang dilakukan seorang pekerja dianjurkan agar
tidak melebihi dari 40 kg setiap kali mengangkat atau mengangkut.

b. Sikap tubuh dalam bekerja

Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomik. Sikap
yang tidak alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin dilaksanakan harus
diusahakan agar beban statis menjadi sekecil-kecilnya. Untuk membantu tercapainya
sikap tubuh yang ergonomik sering diperlukan pula tempat duduk dan meja kerja
yang kriterianya disesuaikan dengan ukuran anthropometri pekerja.

Ukuran anthropometri tubuh yang penting dalam ergonomi adalah :

1) Berdiri

a) Tinggi badan berdiri

b) Tinggi bahu

c) Tinggi siku

d) Tinggi pinggul

e) Depa

f) Panjang lengan
2) Duduk

a) Tinggi duduk

b) Panjang lengan atas

c) Panjang lengan bawah dan tangan

d) Jarak lekuk lutut sampai dengan garis punggung

e) Jarak lekuk lutut sampai dengan telapak

3) Keadaan bekerja sambil berdiri, mempunyai kriteria :

a) Tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah tinggi siku.

b) Pekerjaan yang lebih membutuhkan ketelitian, tinggi meja yang digunakan 10-
20 cm lebih tinggi dari siku.

c) Pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan tangan, tinggi meja 10-20 cm


lebih rendah dari siku.

c. Mengangkat dan mengangkut

Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses mengangkat dan mengangkut adalah
beratnya beban, intensitas, jarak yang harus ditempuh, lingkungan kerja, ketrampilan
dan peralatan yang digunakan. Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja perlu dihindari
manusia sebagai alat utama untuk mengangkat dan mengangkut.

d. Sistem manusia mesin

Penyesuaian manusia-mesin sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan


efisiensi kerja. Perencanaan sistem ini dimulai sejak tahap awal dengan
memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia dan mesin yang digunakan
interaksi manusia-mesin memerlukan beberapa hal khusus yang diperhatikan,
misalnya :

1) adanya informasi yang komunikatif

2) tombol dan alat pengendali baik

3) perlu standard pengukuran anthropometri yang sesuai untuk pekerjaannya.

e. Kebutuhan kalori

Konsumsi kalori sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan. Semakin berat
kegiatan yang dilakukan semakin besar kalori yang diperlukan. Selain itu pekerjaan
pria juga membutuhkan kalori yang berbeda dari pekerja wanita. Dalam hal ini perlu
diperhatikan juga saat dan frekuensi pemberian kalori pada pekerja.

1) Pekerja Pria

a) Pekerjaan ringan : 2400 kal/hari

b) Pekerjaan sedang ; 2600 kal/hari

c) Pekerjaan berat : 3000 kal/hari

2) Pekerja Wanita

a) Pekerjaan ringan : 2000 kal/hari

b) Pekerjaan sedang ; 2400 kal/hari

c) Pekerjaan berat : 2600 kal/hari

f. Pengorganisasian kerja

Pengorganisasian kerja berhubungan dengan waktu kerja, saat istirahat, pengaturan


waktu kerja gilir (shift) dari periode saat bekerja yang disesuaikan dengan irama faal
tubuh manusia. Waktu kerja dalam 1 hari antara 6-8 jam. Dengan waktu istirahat
jam sesudah 4 jam bekerja. Perlu juga diperhatikan waktu makan dan beribadah.
Termasuk juga di dalamnya terciptanya kerjasama antar pekerja dalam melakukan
suatu pekerjaan serta pencegahan pekerjaan yang berulang (repetitive)

g. Lingkungan kerja

Dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja berbagai faktor lingkungan kerja
sangat berpengaruh. Berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh misalnya suhu
yang nyaman untuk bekerja adalah 24-26O C.

h. Olahraga dan kesegaran jasmani

Kegiatan olahraga dan pembinaan kesegaran jasmani dibutuhkan untuk


meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, tes kesehatan sebelum bekerja/tes
kesegaran jasmani perlu dilakukan sebagai tahap seleksi karyawan.

i. Musik dan dekorasi

Musik dapat meningkatkan kegairahan dan produktivitas kerja dengan


mempertimbangkan jenis, saat, lama dan sifat pekerjaan. Dekorasi dan pengaturan
warna dapat memberikan kesan jarak, kejiwaan dan suhu. Misalnya :

a) biru ; jarak jauh dan sejuk

b) hijau ; menyegarkan

c) merah ; dekat, hangat, merangsang

d) orange ; sangat dekat, merangsang.

j. Kelelahan

Kelelahan adalah mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih


lanjut dan memerlukan terjadinya proses pemulihan. Sebab-sebab kelelahan
diantaranya adalah monotomi kerja, beban kerja yang berlebihan, lingkungan kerja
jelek, gangguan kesehatan dan gizi kurang.

E. Penyakit akibat kerja

1. Pengertian

Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat


Kerja menyebutkan bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.

Beberapa ciri penyakit akibat kerja adalah :

a. Populasi pekerja

b. Penyebab spesifik

c. Pemajanan di tempat kerja sangat menentukan

d. Kompensasi ada

e. Contohnya adalah keracunan Pb, Asbestosis, Silikosis (Budiono, Sugeng. 2003)

2. Jenis Penyakit Akibat Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER- 01/MEN/1981


mencantumkan 30 jenis penyakit, sedangkan Keputusan Presiden RI No 22/1993 tentang
Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja memuat jenis penyakit yang sama,
ditambah ; penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat. Jenis
penyakit akibat kerja tersebut adalah ;

a. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor
utama penyebab cacat atau kematian.
b. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam keras.

c. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas,
vlas, henep dan sisal (bissinosis)

d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang
dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

e. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu
organik.

f. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya yang beracun.

g. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.

h. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

i. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.

j. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.

k. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.

l. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.

m. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.

n. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang beracun.

o. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

p. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik
atau aromatik yang beracun.

q. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.

r. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang
beracun.

s. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
t. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

u. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti
karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida atau derivatnya yang beracun,
amoniak, seng, braso dan nikel.

v. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan

w. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang
persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).

x. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.

y. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion.

z. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.

. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral,
antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu adri zat tersebut.

. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes

. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam
suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.

aa. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.

bb. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

3. Diagnosis spesifik Penyakit Akibat Kerja

Secara teknis penegakkan diagnosis dilakukan dengan (Budiono, Sugeng, 2003) :

a. Anamnesis/wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan, riwayat penyakit,


keluhan.

b. Riwayat pekerjaan (kunci awal diagnosis)


1) Sejak pertama kali bekerja.

2) Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis bahaya yang
ada, kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat pelindung diri, cara
melakukan pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan, kegemaran (hobby),
kebiasaan lain (merokok, alkohol)

3) Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan.

c. Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak bekerja.

1) waktu bekerja gejala timbul/lebih berat, waktu tidak bekerja/istirahat gejala


berkurang/hilang.

2) Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja.

3) Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data penyakit di
perusahaan.

d. Pemeriksaaan fisik, yang dilakukan dengan catatan

1) gejala dan tanda mungkin tidak spesifik

2) pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik klinik.

3) dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui pemeriksaan


laboratorium khusus/pemeriksaan biomedik.

e. Pemeriksaan laboratorium khusus/pemeriksaan biomedik

1) Misal : pemeriksaan spirometri, foto paru (pneumokoniosis-pembacaan standard


ILO)

2) Pemeriksaan audiometri

3) Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/urine.


f. Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan, yang
memerlukan :

1) kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaan

2) kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data yang ada.

3) Pengenalan secara langsung cara/sistem kerja, intensitas dan lama pemajanan.

g. Konsultasi keahlian medis/keahlian lain

1) Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinik, kemudian
dicari faktor kausa di tempat kerja, atau melalui pengamatan/penelitian yang
relatif lebih lama.

2) Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat (kaitan dengan
kompensasi)

4. Penerapan konsep five level of prevention deseases pada PAK

Penerapan konsep 5 tingkatan pencegahan penyakit (five level of prevention deseases)


pada Penyakit Akibat Kerja adalah (Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang, 1985) :

a. Health Promotion (peningkatan kesehatan)

Misalnya : pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik, pengembangan


kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang
memadai, penyuluhan perkawinan dan pendidikan seks, konsultasi tentang keturunan
dan pemeriksaan kesehatan periodik.

b. Specific Protection ( perlindungan khusus)

Misalnya : imunisasi, higiene perorangan, sanitasi lingkungan, proteksi terhadap


bahaya dan kecelakaan kerja.
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosa dini dan pengobatan tepat)

Misalnya : diagnosis dini setiap keluhan dan pengobatan segera, pembatasan titik-titik
lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.

d. Disability limitation (membatasi kemungkinan cacat)

Misalnya : memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati


tenaga kerja secara sempurna, pendidikan kesehatan.

e. Rehabilitasi (pemulihan kesehatan)

Misalnya : rehabilitasi dan mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita


cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba menempatkan karyawan-karyawan
cacat di jabatan-jabatan yang sesuai.

5. Fungsi dan Tugas Perawat dalam K3

Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di Industri adalah sebagai berikut (Effendy,
Nasrul, 1998) :

a. Fungsi

1) Mengkaji masalah kesehatan

2) Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja

3) Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja

4) Penilaian

b. Tugas

1) Pengawasan terhadap lingkungan pekerja

2) Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan


3) Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja

4) Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja

5) Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah


kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah

6) Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja

7) Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja

8) Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan keluarga


pekerja.

9) Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja

10) Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3.

Kepustakaan :

Effendy, Nasrul. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2. Jakarta : EGC, 1998.

Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

Pusat Kesehatan kerja dalam www.depkes.go.id

Rachman, Abdul, et al, 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi,
Jakarta : Depkes RI, Pusdiknakes.

Setyaningsih, Yuliani, 2002. Pengantar ergonomi dalam Kumpulan Materi Kuliah Program
Matrikulasi. Semarang : FKM UNDIP

Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang, 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.

Sumakmur, 1988, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Haji Masagung.

Sumakmur, 1993. Keselamatan dan pencegahan kecelakaan. Jakarta : Haji Masagung.

www.gatra.com
Karakteristik Home Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Home industri bagi sebagian orang adalah sebuah pilihan karena lapangan pekerjaan
yang menjadi sangat menyempit. Namun, bagi sebagian orang memang sudah berniat
membangun sejak lama karena menganggap home industri adalah sebuah pekerjaan yang
menyenangkan, mudah, sekaligus menguntungkan dengan berbagai alasan. Misalnya saja dekat
dengan anggota keluarga, mudah mengontrolnya karena dalam lingkup kecil, tak ada yang
memarahi jika kita sendiri pemilik industry rumah tangga tersebut, dan tentu bisa memberikan
lapangan pekerjaan sendiri bagi orang-orang disekitar yang sedang membutuhkan.

Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industry, dapat
diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home
Industry (Home Industri) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.
Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan
bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri
sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan
berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga
dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola
keluarga.

Home industry sangat erat kaitannya dengan wirausaha pada diri seorang manusia.
Berbicara industry maka sama juga berbicara laba dan laba adalah ujung pangkal sebuh usaha.
Maka dari itu, tak heran banyak orang yang sukses menjalankan home industry kerena memang
memiliki jiwa wirausaha yang pantang menyerah dan selalu berlajar dari segala kegagalan yang
pernah dihadapi.
Industry rumah tangga tidak menyedot modal yang banyak, cukup padat karya, dan
memiliki pasar yang cenderung stabil. Selain itu industry ini juga menyebar diberbagai wilayah
di Indonesia sehingga tidak terpusat seperti perusahaan-perusahaan attau industry-industri besar
yang terpusat dan mengandalkan investasi. Industry rumah tangga merupakan bentuk industry
yang diklasifikasikan dlam jumlah tenaga kerja yang digunakan. Singkatnya industry rumah
tangga adalah industry yang menggunakan tenaga lebih dari empat orang. Industry dalam bentuk
seperti ini jelas memiliki modal yang sangat terbatas. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari
keluarga, begitu pula dengan pimpinan, pemilik atau pengelola industry ini merupakan kepala
rumah tangga atau anggota keluarga yang dipercaya. Bentuk industry ini meski kecil dan dengan
modal yang terbatas, namun omset yang diperoleh cukup menjanjikan jika bentuk usaha yang
dijalankan memiliki pangsa pasar yang relative baik.

Seiring dengan semakin populernya dunia wirausaha atau yang saat ini dikenal dengan
sebutan entrepreneur, industry rumahan ikut mengalami perkembangan sebagai salah satu bentuk
wirausaha. Industry ini biasanya menghasilkan barang-barang kreatif, barang kebutuhan sehari-
hari, makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Untuk mendorong bentuk industry ini pemerintah
juga harus memberikan bantuan melalui koperaasi atau perbankan dalam mengembangkan
industry ini.

industry rumah tangga ini adalah kepercayaan yang terbangun dalam menjalalankan
usaha. Hal ini dikarenakan keterlibatan penuh keluarga dalam membangun industry.
Kepercayaan menjadi factor utama dalam mengolah modal, mengolah administrasi, penjualan,
dan keuangan dalam industry ini. Dengan modal kepercayaan ini pula, jika kondisi industry
sedang sepia tau lemah, selayaknya keluarga akan saling mendukung dan tidak menuntut banyak
keuntungan yang sedang sulit diperoleh. Hal ini berdampak baik bagi upaya untuk membangun
industry rumah tangga.

Sebagai sebuah industry yang mengutamakan kreativitas dan jalinan kekeluargaan,


industry ini biasanya bergerak dalam bentuk-bentuk industry kreatif yang menghasilakn
kerajinan tangan, keperluan rumah tangga, bahan makanan, atau makanan tradisional. Berikut ini
adalah beberapa contoh kegiatan industry rumah tangga :

1. Industry Kerajinan
Industry ini menghasilkan hasil karya kreatif yang biasanya digunakan untuk hiasan
rumah, hiasan mobil ataupun oleh-oleh yang menjadi ciri khas suatu daerah. Bahan-
bahan yang digunakan dlam industry ini sangat beragam sesuai dengan kreativitas yang
dimiliki. Misalnya saja kulit-kulit kerang yang dirangkai sedemikian rupa menjadi bunga
atau binatang-binatang, bamboo yang dibuat menjadi sebuah pot buanga yang cantik atau
dibuat alat music tradisional dan lain sebagainya. Salah satu industry rumahan yang ada
di solo adalah Batik Roosmijati Online Shop.

2. Industry Bahan Makanan

Bahan Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Industry yang bergerak dibidang
ini tentu menghasilan omset yang bisa dikatakan tinggi karena barang yang dihasilkan
menjadi kebutuhan yang selalu dicari orang kebanyakan dan setiap hari. Industry bahan
makanan biasanya menghasilkan tahu, tempe, oncom, kue, dan lain sebagainya. Tahu dan
tempe misalnya, kedua bahan makanan tersebut merupakan bahan makanan yang
digemari oleh masyarakat. Dalam proses pembuatannya baik industry tahu maupun
industry tempe sama-sama menggunakan kacang kedelai. Harga kedelai sebagai bahan
baku menjadi sorotan utama bagi pelaku industry ini. Oleh karena itu ketika kedelai
harganya melambung dan harus impor keluar negeri, mereka sangat kawatir untuk
melanjutkan usaha mereka. Disini peran pemerintah penting guna menjaga stabilitas
harga khususnya harga kedelai dipasaran.

3. Industri Pakaian Ibadah

Jika industry pakaian sudah mencapai pada level-level perusahaan raksasa, pakaian
ibadah dapat dijadikan sebagai salah satu hasil produksi industry rumah tangga. Hal ini
ditujukkan dengan berkembangnya industry rumahan yang menghasilkan mukena,
sarung, sajadah, busana muslim dewasa maupun anak-anak dan lain sebagainya.
Keunggulan dengan menggunakan hasil industry ini adalah kualitasnya biasanya lebih
bagus karena pembuatannya lebih teliti, bentuknya yang unik dan tidak pasaran dan
kreatif, serta harganya yang relative terjangkau dan bersaing.
Selain ketiga contoh diatas tersebut, masih banyak benda-benda atau barang-banrang
yang dihasilkan oleh para kreativator industry rumah tangga. Dengan kualitas yang baik,
tidak sedikit dari hasil-hasil industry tersebut yang mencapai pemasarannya sampai ke
mancanegara. Oleh karena itu, membangun industry rumahan dapat dilakukan sebagai
bentuk wirausaha yang menjanjikan keuntungan yang dapat menciptakan kesejahteraan
dan kemakmuran tetapi kita juga harus bersiap menerima resiko wirausaha seperti saat
sedang sepi permintaan, atau bahan baku yang relative mahal, kegagalan, karena tidak
semua industry itu maju terus, ada saat-saat industry rumahan itu mengalami naik
ataupun turun.

Untuk membangun industry rumah tangga yang sukses perlu diperhatikan beberapa factor yang
mempengaruhinya. Factor-faktor ini dapat pula menjadi acuan para keluarga yang baru saja
hendak memulai membangun industry rumahan. Factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Modal

Bagi bentuk usaha apapun, modal merupakan factor utama yang harus dipenuhi. Untuk
industry rumah tangga modal yang dimiliki biasanya memang tidak cukup besar karena
berasal dari patungan keluarga maupun salah satu anggota keluarga saja. Meski demikian,
dengan dibukanya peluang pinjaman modal dari pemerintah maupun bank, industry
rumahan tidak perlu menutup diri tetapi justru dapat memanfaatkan kesempatan tersebut
agar dapat melebarkan sayap usahanya. Asalkan pengelolaan modal tersebut jelas dan
menghasilkan.

2. Kreativitas

Industry rumahan merupakan bagian dari industry kreatif, artinya industry ini
mengandalkan kreativitas dalam mengembangkan usahanya. Tanpa kreativitas dan ide-
ide baru yang inovatif industry rumah tangga khususnya yang menghasilkan benda-benda
atau barang-barang kerajinan dapat mengalami penurunan bahkan kebangkrutan. Hal ini
dikarenakan masyarakat atau pangsa pasar selalu menyenangi dan menantikan hal-hal
yang baru.
Untuk meningkatkan kreativitas, para pelaku industry ini haruslah terus meng-update
infomasi dan melihat peluang yang ada dari fonomena yang terjadi dalam masyarakat,
misalnya saja pada saat ini sedang banyak digemari tokoh-tokoh dlam permainan tertentu
sebut saja Angry Bird, maka industry rumahan dapat memproduksi boneka, pakaian,
bantal guling, peralatan sekolah, dan lain sebagainya dengan motif dan bentuk gambar
Angry Bird.

3. Pemasaran

Selain proses produksi, industry rumah tangga juga membutuhkan teknik pemasaran yang
tepat sasaran. Jika pemasaran tidak berjalan dengan baik sebagus apapun kualitas barang
yang dihasilkan tidak akan memerikan keuntungan apapun jika tidak terjual dipasar. Oleh
karena itu pemasaran merupakan salah satu factor terpenting dalam industry rumahan
tersebut.

Pada dasarnya pemasaran suatu barang hasil industry dapat dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya yang sedang popular pada saat ini adalah pemasaran melalui internet
atau online shop. Kelebihan pemasaran melalui internet atau online shop ini adalah tidak
terbatas atau tidak dibatas oleh ruang dan jarak. Siapapun dapat mengakses dimana[un
dan kapanpun. Selain itu pemasaran dengan cara seperti ini juga dapat dianggap efektif
dan memberikan kemudahan. Dibutuhkan nilai kepercayaan dalam pemasaran dengan
cara ini.

4. Peluang Dan Kesempatan

Peluang dan kesempatan merupakan dua hal yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja
apabila ingin membangun industry rumahan yang berhasil. Kemampuan dalam membaca
peluang perlu ditingkatkan dan diasah semakin tajam. Sebagian besar pelaku industry
yang sukses adalah mereka yang mampu melihat peluang dengan baik dan
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya pula. Selanjutkanya adalah kesempatan,
kesempatan dapat dilakukan memalui informasi. Misalnya saja pameran-pamera, baik
dalam maupun luar negeri dapat menjadi sebuah kesempatan yang baik guna
mengmbangkan industry rumahan yang dijalankan tersebut.
Dengan memperhatikan keempat factor diatas industry rumaha tangga merupakan
industry yang dapat dibangun menjadi industry yang emmberikan manfaat, keuntungan,
dan kemakmuran baik bagi keluarga khususnya maupun bagi perekonomian pada
umunya. Selain itu industry rumahan merupakan bentuk wirausaha yang dapat membantu
pemerintah mengatasi pengangguran.

Industry rumah tangga juga membangun kreativitas anak bangsa dalam menghasilkan
produk dalam negeri yang berkualitas sekaligus mengenalkan sebagian kekayaan karya
bangsa dan Negara. Keyakinan, potensi, keahlian, dan kemampuan memanfaatkan
peluang dan tidak takut akan mencoba dan kegagalan merupakan hal-hal yang menjadi
acuan dalam membangun industry rumah tangga.

Batasan Home Industri

Batasan Industri usaha Kecil dan Menengah menurut Undang-undang No. 20


tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, maka batasan
Industri Kecil dan Menengah didefinisikan sebagai berikut:

a. Industri Kecil adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

b. Industri Menengah adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri


sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Kecil atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Batasan mengenai skala usaha menurut BPS, yaitu berdasarkan kriteria


jumlah tenaga kerja sebagai berikut:

a. Industri Kecil : 5-19 orang

b. Industri Menengah : 20-99 orang

Вам также может понравиться

  • Bab I Yang Udah Di Edit
    Bab I Yang Udah Di Edit
    Документ4 страницы
    Bab I Yang Udah Di Edit
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Distraksi Nyeri PDF
    Distraksi Nyeri PDF
    Документ7 страниц
    Distraksi Nyeri PDF
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ5 страниц
    Bab Iv
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Bab 3 Fix
    Bab 3 Fix
    Документ27 страниц
    Bab 3 Fix
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Baca Alquar PDF
    Baca Alquar PDF
    Документ6 страниц
    Baca Alquar PDF
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Rancangan POA
    Rancangan POA
    Документ5 страниц
    Rancangan POA
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Analisa Data Manajemen
    Analisa Data Manajemen
    Документ17 страниц
    Analisa Data Manajemen
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Fix
    Bab Iii Fix
    Документ84 страницы
    Bab Iii Fix
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Makalah Klimakterium
    Makalah Klimakterium
    Документ28 страниц
    Makalah Klimakterium
    Dini Fathania
    Оценок пока нет
  • Kompres Dingin
    Kompres Dingin
    Документ8 страниц
    Kompres Dingin
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Alquran Dan Baca Teknik Nyeri
    Alquran Dan Baca Teknik Nyeri
    Документ103 страницы
    Alquran Dan Baca Teknik Nyeri
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Laporan Penkes BPD
    Laporan Penkes BPD
    Документ6 страниц
    Laporan Penkes BPD
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Literatur Review
    Literatur Review
    Документ6 страниц
    Literatur Review
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Alquran Dan Baca Teknik Nyeri
    Alquran Dan Baca Teknik Nyeri
    Документ103 страницы
    Alquran Dan Baca Teknik Nyeri
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Susunan Acara Penyuluhan
    Susunan Acara Penyuluhan
    Документ2 страницы
    Susunan Acara Penyuluhan
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    100% (3)
  • Surat
    Surat
    Документ1 страница
    Surat
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Документ2 страницы
    Daftar Hadir
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Cemas
    Cemas
    Документ25 страниц
    Cemas
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Questionnaire
    Questionnaire
    Документ2 страницы
    Questionnaire
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Gamma
    Gamma
    Документ3 страницы
    Gamma
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Penkes GICU
    Penkes GICU
    Документ8 страниц
    Penkes GICU
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Undangan
    Undangan
    Документ2 страницы
    Undangan
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Sap Penkes Gicu
    Sap Penkes Gicu
    Документ14 страниц
    Sap Penkes Gicu
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Sap Penkes Gicu
    Sap Penkes Gicu
    Документ14 страниц
    Sap Penkes Gicu
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Rancangan Teks MC Upacara Pembukaan Kejuaraan Nasional Shorinji Kempo Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat Tahun 2015
    Rancangan Teks MC Upacara Pembukaan Kejuaraan Nasional Shorinji Kempo Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat Tahun 2015
    Документ3 страницы
    Rancangan Teks MC Upacara Pembukaan Kejuaraan Nasional Shorinji Kempo Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat Tahun 2015
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    100% (3)
  • Penanganan Efek Samping Kemoterapi
    Penanganan Efek Samping Kemoterapi
    Документ8 страниц
    Penanganan Efek Samping Kemoterapi
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Rancangan Kasar Skenariao Upacara Pembukaan Kejuaraan Nasional Shorinji Kempo Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat Tahun 2015
    Rancangan Kasar Skenariao Upacara Pembukaan Kejuaraan Nasional Shorinji Kempo Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat Tahun 2015
    Документ3 страницы
    Rancangan Kasar Skenariao Upacara Pembukaan Kejuaraan Nasional Shorinji Kempo Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat Tahun 2015
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Aku Melihatnya Lagi
    Aku Melihatnya Lagi
    Документ2 страницы
    Aku Melihatnya Lagi
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Makalah Ansietas
    Makalah Ansietas
    Документ16 страниц
    Makalah Ansietas
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет
  • Cemas
    Cemas
    Документ25 страниц
    Cemas
    Annisabella Diena Rosma Darmawan
    Оценок пока нет