Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
INDUSTRI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN INDUSTRI
b. Bersifat medis.
2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada
yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang
hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
3. Tujuan K3
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat
dan selamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
4. Ruang Lingkup K3
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
4) Proses produksi
Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan Kerja Depkes.
Dalam upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya
lebih pada sasaran sektor Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll)
2. Dalam bidang regulasi
c. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya di UGM,
UNDIP, UI, Unair.
Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan Keperawatan
juga ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam sebuah mata kuliah yang khusus
mempelajari K3.
C. Kecelakaan kerja
1. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.
Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab langsung
(immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes).
a. Penyebab Dasar
c) stress
g) penyalahgunaan
b. Penyebab Langsung
c) Terlalu sesak/sempit
h) Bising
i) Paparan radiasi
Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta
kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan
pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah
kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160
juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Pusat Kesehatan Kerja,
2005)
D. Ergonomi
1. Pengertian
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Di
beberapa negara Ergonomi diistilahkan Arbeitswissenschaft (Jerman), Biotechnology
(Skandinavia), Human (factor) Engineering atau Personal Research di Amerika Utara.
(Budiono, Sugeng, 2003)
Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomik. Sikap
yang tidak alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin dilaksanakan harus
diusahakan agar beban statis menjadi sekecil-kecilnya. Untuk membantu tercapainya
sikap tubuh yang ergonomik sering diperlukan pula tempat duduk dan meja kerja
yang kriterianya disesuaikan dengan ukuran anthropometri pekerja.
1) Berdiri
b) Tinggi bahu
c) Tinggi siku
d) Tinggi pinggul
e) Depa
f) Panjang lengan
2) Duduk
a) Tinggi duduk
b) Pekerjaan yang lebih membutuhkan ketelitian, tinggi meja yang digunakan 10-
20 cm lebih tinggi dari siku.
Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses mengangkat dan mengangkut adalah
beratnya beban, intensitas, jarak yang harus ditempuh, lingkungan kerja, ketrampilan
dan peralatan yang digunakan. Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja perlu dihindari
manusia sebagai alat utama untuk mengangkat dan mengangkut.
e. Kebutuhan kalori
Konsumsi kalori sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan. Semakin berat
kegiatan yang dilakukan semakin besar kalori yang diperlukan. Selain itu pekerjaan
pria juga membutuhkan kalori yang berbeda dari pekerja wanita. Dalam hal ini perlu
diperhatikan juga saat dan frekuensi pemberian kalori pada pekerja.
1) Pekerja Pria
2) Pekerja Wanita
f. Pengorganisasian kerja
g. Lingkungan kerja
Dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja berbagai faktor lingkungan kerja
sangat berpengaruh. Berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh misalnya suhu
yang nyaman untuk bekerja adalah 24-26O C.
b) hijau ; menyegarkan
j. Kelelahan
1. Pengertian
a. Populasi pekerja
b. Penyebab spesifik
d. Kompensasi ada
a. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor
utama penyebab cacat atau kematian.
b. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu
logam keras.
c. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas,
vlas, henep dan sisal (bissinosis)
d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang
dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
e. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu
organik.
p. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik
atau aromatik yang beracun.
r. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang
beracun.
s. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
t. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
u. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti
karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida atau derivatnya yang beracun,
amoniak, seng, braso dan nikel.
w. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang
persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
x. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
y. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion.
z. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik.
. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral,
antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu adri zat tersebut.
. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam
suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
aa. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
bb. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
2) Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis bahaya yang
ada, kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat pelindung diri, cara
melakukan pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan, kegemaran (hobby),
kebiasaan lain (merokok, alkohol)
c. Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak bekerja.
3) Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data penyakit di
perusahaan.
2) Pemeriksaan audiometri
1) Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinik, kemudian
dicari faktor kausa di tempat kerja, atau melalui pengamatan/penelitian yang
relatif lebih lama.
2) Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat (kaitan dengan
kompensasi)
Misalnya : diagnosis dini setiap keluhan dan pengobatan segera, pembatasan titik-titik
lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di Industri adalah sebagai berikut (Effendy,
Nasrul, 1998) :
a. Fungsi
4) Penilaian
b. Tugas
Kepustakaan :
Effendy, Nasrul. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2. Jakarta : EGC, 1998.
Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
Rachman, Abdul, et al, 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi,
Jakarta : Depkes RI, Pusdiknakes.
Setyaningsih, Yuliani, 2002. Pengantar ergonomi dalam Kumpulan Materi Kuliah Program
Matrikulasi. Semarang : FKM UNDIP
Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang, 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
Sumakmur, 1988, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Haji Masagung.
www.gatra.com
Karakteristik Home Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Home industri bagi sebagian orang adalah sebuah pilihan karena lapangan pekerjaan
yang menjadi sangat menyempit. Namun, bagi sebagian orang memang sudah berniat
membangun sejak lama karena menganggap home industri adalah sebuah pekerjaan yang
menyenangkan, mudah, sekaligus menguntungkan dengan berbagai alasan. Misalnya saja dekat
dengan anggota keluarga, mudah mengontrolnya karena dalam lingkup kecil, tak ada yang
memarahi jika kita sendiri pemilik industry rumah tangga tersebut, dan tentu bisa memberikan
lapangan pekerjaan sendiri bagi orang-orang disekitar yang sedang membutuhkan.
Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industry, dapat
diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home
Industry (Home Industri) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.
Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan
bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri
sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan
berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga
dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola
keluarga.
Home industry sangat erat kaitannya dengan wirausaha pada diri seorang manusia.
Berbicara industry maka sama juga berbicara laba dan laba adalah ujung pangkal sebuh usaha.
Maka dari itu, tak heran banyak orang yang sukses menjalankan home industry kerena memang
memiliki jiwa wirausaha yang pantang menyerah dan selalu berlajar dari segala kegagalan yang
pernah dihadapi.
Industry rumah tangga tidak menyedot modal yang banyak, cukup padat karya, dan
memiliki pasar yang cenderung stabil. Selain itu industry ini juga menyebar diberbagai wilayah
di Indonesia sehingga tidak terpusat seperti perusahaan-perusahaan attau industry-industri besar
yang terpusat dan mengandalkan investasi. Industry rumah tangga merupakan bentuk industry
yang diklasifikasikan dlam jumlah tenaga kerja yang digunakan. Singkatnya industry rumah
tangga adalah industry yang menggunakan tenaga lebih dari empat orang. Industry dalam bentuk
seperti ini jelas memiliki modal yang sangat terbatas. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari
keluarga, begitu pula dengan pimpinan, pemilik atau pengelola industry ini merupakan kepala
rumah tangga atau anggota keluarga yang dipercaya. Bentuk industry ini meski kecil dan dengan
modal yang terbatas, namun omset yang diperoleh cukup menjanjikan jika bentuk usaha yang
dijalankan memiliki pangsa pasar yang relative baik.
Seiring dengan semakin populernya dunia wirausaha atau yang saat ini dikenal dengan
sebutan entrepreneur, industry rumahan ikut mengalami perkembangan sebagai salah satu bentuk
wirausaha. Industry ini biasanya menghasilkan barang-barang kreatif, barang kebutuhan sehari-
hari, makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Untuk mendorong bentuk industry ini pemerintah
juga harus memberikan bantuan melalui koperaasi atau perbankan dalam mengembangkan
industry ini.
industry rumah tangga ini adalah kepercayaan yang terbangun dalam menjalalankan
usaha. Hal ini dikarenakan keterlibatan penuh keluarga dalam membangun industry.
Kepercayaan menjadi factor utama dalam mengolah modal, mengolah administrasi, penjualan,
dan keuangan dalam industry ini. Dengan modal kepercayaan ini pula, jika kondisi industry
sedang sepia tau lemah, selayaknya keluarga akan saling mendukung dan tidak menuntut banyak
keuntungan yang sedang sulit diperoleh. Hal ini berdampak baik bagi upaya untuk membangun
industry rumah tangga.
1. Industry Kerajinan
Industry ini menghasilkan hasil karya kreatif yang biasanya digunakan untuk hiasan
rumah, hiasan mobil ataupun oleh-oleh yang menjadi ciri khas suatu daerah. Bahan-
bahan yang digunakan dlam industry ini sangat beragam sesuai dengan kreativitas yang
dimiliki. Misalnya saja kulit-kulit kerang yang dirangkai sedemikian rupa menjadi bunga
atau binatang-binatang, bamboo yang dibuat menjadi sebuah pot buanga yang cantik atau
dibuat alat music tradisional dan lain sebagainya. Salah satu industry rumahan yang ada
di solo adalah Batik Roosmijati Online Shop.
Bahan Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Industry yang bergerak dibidang
ini tentu menghasilan omset yang bisa dikatakan tinggi karena barang yang dihasilkan
menjadi kebutuhan yang selalu dicari orang kebanyakan dan setiap hari. Industry bahan
makanan biasanya menghasilkan tahu, tempe, oncom, kue, dan lain sebagainya. Tahu dan
tempe misalnya, kedua bahan makanan tersebut merupakan bahan makanan yang
digemari oleh masyarakat. Dalam proses pembuatannya baik industry tahu maupun
industry tempe sama-sama menggunakan kacang kedelai. Harga kedelai sebagai bahan
baku menjadi sorotan utama bagi pelaku industry ini. Oleh karena itu ketika kedelai
harganya melambung dan harus impor keluar negeri, mereka sangat kawatir untuk
melanjutkan usaha mereka. Disini peran pemerintah penting guna menjaga stabilitas
harga khususnya harga kedelai dipasaran.
Jika industry pakaian sudah mencapai pada level-level perusahaan raksasa, pakaian
ibadah dapat dijadikan sebagai salah satu hasil produksi industry rumah tangga. Hal ini
ditujukkan dengan berkembangnya industry rumahan yang menghasilkan mukena,
sarung, sajadah, busana muslim dewasa maupun anak-anak dan lain sebagainya.
Keunggulan dengan menggunakan hasil industry ini adalah kualitasnya biasanya lebih
bagus karena pembuatannya lebih teliti, bentuknya yang unik dan tidak pasaran dan
kreatif, serta harganya yang relative terjangkau dan bersaing.
Selain ketiga contoh diatas tersebut, masih banyak benda-benda atau barang-banrang
yang dihasilkan oleh para kreativator industry rumah tangga. Dengan kualitas yang baik,
tidak sedikit dari hasil-hasil industry tersebut yang mencapai pemasarannya sampai ke
mancanegara. Oleh karena itu, membangun industry rumahan dapat dilakukan sebagai
bentuk wirausaha yang menjanjikan keuntungan yang dapat menciptakan kesejahteraan
dan kemakmuran tetapi kita juga harus bersiap menerima resiko wirausaha seperti saat
sedang sepi permintaan, atau bahan baku yang relative mahal, kegagalan, karena tidak
semua industry itu maju terus, ada saat-saat industry rumahan itu mengalami naik
ataupun turun.
Untuk membangun industry rumah tangga yang sukses perlu diperhatikan beberapa factor yang
mempengaruhinya. Factor-faktor ini dapat pula menjadi acuan para keluarga yang baru saja
hendak memulai membangun industry rumahan. Factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Modal
Bagi bentuk usaha apapun, modal merupakan factor utama yang harus dipenuhi. Untuk
industry rumah tangga modal yang dimiliki biasanya memang tidak cukup besar karena
berasal dari patungan keluarga maupun salah satu anggota keluarga saja. Meski demikian,
dengan dibukanya peluang pinjaman modal dari pemerintah maupun bank, industry
rumahan tidak perlu menutup diri tetapi justru dapat memanfaatkan kesempatan tersebut
agar dapat melebarkan sayap usahanya. Asalkan pengelolaan modal tersebut jelas dan
menghasilkan.
2. Kreativitas
Industry rumahan merupakan bagian dari industry kreatif, artinya industry ini
mengandalkan kreativitas dalam mengembangkan usahanya. Tanpa kreativitas dan ide-
ide baru yang inovatif industry rumah tangga khususnya yang menghasilkan benda-benda
atau barang-barang kerajinan dapat mengalami penurunan bahkan kebangkrutan. Hal ini
dikarenakan masyarakat atau pangsa pasar selalu menyenangi dan menantikan hal-hal
yang baru.
Untuk meningkatkan kreativitas, para pelaku industry ini haruslah terus meng-update
infomasi dan melihat peluang yang ada dari fonomena yang terjadi dalam masyarakat,
misalnya saja pada saat ini sedang banyak digemari tokoh-tokoh dlam permainan tertentu
sebut saja Angry Bird, maka industry rumahan dapat memproduksi boneka, pakaian,
bantal guling, peralatan sekolah, dan lain sebagainya dengan motif dan bentuk gambar
Angry Bird.
3. Pemasaran
Selain proses produksi, industry rumah tangga juga membutuhkan teknik pemasaran yang
tepat sasaran. Jika pemasaran tidak berjalan dengan baik sebagus apapun kualitas barang
yang dihasilkan tidak akan memerikan keuntungan apapun jika tidak terjual dipasar. Oleh
karena itu pemasaran merupakan salah satu factor terpenting dalam industry rumahan
tersebut.
Pada dasarnya pemasaran suatu barang hasil industry dapat dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya yang sedang popular pada saat ini adalah pemasaran melalui internet
atau online shop. Kelebihan pemasaran melalui internet atau online shop ini adalah tidak
terbatas atau tidak dibatas oleh ruang dan jarak. Siapapun dapat mengakses dimana[un
dan kapanpun. Selain itu pemasaran dengan cara seperti ini juga dapat dianggap efektif
dan memberikan kemudahan. Dibutuhkan nilai kepercayaan dalam pemasaran dengan
cara ini.
Peluang dan kesempatan merupakan dua hal yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja
apabila ingin membangun industry rumahan yang berhasil. Kemampuan dalam membaca
peluang perlu ditingkatkan dan diasah semakin tajam. Sebagian besar pelaku industry
yang sukses adalah mereka yang mampu melihat peluang dengan baik dan
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya pula. Selanjutkanya adalah kesempatan,
kesempatan dapat dilakukan memalui informasi. Misalnya saja pameran-pamera, baik
dalam maupun luar negeri dapat menjadi sebuah kesempatan yang baik guna
mengmbangkan industry rumahan yang dijalankan tersebut.
Dengan memperhatikan keempat factor diatas industry rumaha tangga merupakan
industry yang dapat dibangun menjadi industry yang emmberikan manfaat, keuntungan,
dan kemakmuran baik bagi keluarga khususnya maupun bagi perekonomian pada
umunya. Selain itu industry rumahan merupakan bentuk wirausaha yang dapat membantu
pemerintah mengatasi pengangguran.
Industry rumah tangga juga membangun kreativitas anak bangsa dalam menghasilkan
produk dalam negeri yang berkualitas sekaligus mengenalkan sebagian kekayaan karya
bangsa dan Negara. Keyakinan, potensi, keahlian, dan kemampuan memanfaatkan
peluang dan tidak takut akan mencoba dan kegagalan merupakan hal-hal yang menjadi
acuan dalam membangun industry rumah tangga.