Вы находитесь на странице: 1из 4

2.

Faktor yang mempengaruhi demam thypoid berulang

Faktor penyebab thypoid berulang adalah pola makan, kebersihan makanan,


hygiene sanitasi (kualitas sumber air dan kebersihan jamban), tingkat pengetahuan
hygiene perorangan (perilaku cuci tangan dan kebersihan badan), pengobatan
yang belum tuntas (Potter & Perry, 2005, Nursalam, et.al, 2005).

a. Pola makan.

Pemberian makanan yang halus, tidak mengandung sayuran dahulu


Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat.
Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-
benar dijaga makanannya untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani
upaya penyembuhan penyakit Thypoid.

Berikan makanan yang mengandung banyak cairan, rendah serat, tinggi protein dan
tidak menimbulkan gas, untuk memudahkan penyerapan dan mencegah perlukaan
usus. jika kesadaran masih baik berikan makanan yang lunak pauk yang dicincang
(hati dan daging) dan sayuran labu siam atau wortel yang lunak sekali. boleh juga
diberikan tahu, telur setengah matang atau matang yang direbus, susu diberikan
2 x 1 gelas atau lebih, jika makanan tidak habis berikan susu ekstra.

b. Kebersihan Makanan

Dalam Ensiklopedia Indonesia yang dimaksud dengan hygiene adalah ilmu yang
berhubungan dengan masalah kesehatan,serta berbagai usaha untuk
mempertahankan atau untuk memperbaiki kesehatan. WHO telah menetapkan
sepuluh aturan tersebut jika diperlukan harus disesuaikan dengan kondisi setempat
yakni:

1. Pilih makanan yang diolah untuk keamanan. Buah-buahan dan sayuran paling
baik dikonsumsi dalam keadaan alami, makanan lain tidak aman jika mengalami
pengolahan. makanan yang dikonsumsi dalam keadaan mentah perlu dibersihkan
sebelum dikonsumsi.

2. Masak makanan dengan diteliti. Makanan mentah seperti unggas, daging,


telur dan susu yang tidak mengalami pasteurisasi dapat terkontaminasi organism
penyebab penyakit. Pemasakan yang teliti akan membunuh mikroba pathogen,
suhu untuk seluruh makanan yang harus mencapai minimal 70 C. jika ayam
dimasak masih mentah di bagian dekat tulangnya, harus dimasak kembali sampai
matang seluruhnya. Daging, ikan dan unggas beku harus dicairkan dengan teliti dan
sempurna.

3. Makan-makanan matang dengan segera. Jika makanan matang menjadi dingin


karena suhu kamar, mikroba mulai berkembang biak, semakin lama didiamkan akan
semakin besar resikonya. Agar aman makan segera makanan begitu jelas
dipanaskan
4. Simpan makanan matang dengan hati-hati. Jika masakan akan disiapkan jauh
sebelumnya dan ingin disimpan sisanya,harus dipastikan makanan disimpan dalam
kondisi panas (suhu mendekati atau melebihi 10 C) aturan ini sangat penting jika
berencana untuk menyimpan makanan lebih dari empat atau lima jam.

5. Panaskan kembali makanan matang dengan teliti.tindakan memanaskan


makanan perlindungan terbaik melawan mikroba yang mungkin berkembang
selama penyimpanan. Penyimpanan yang tepat dapat memperlambat pertumbuhan
mikroba tetapi tidak membunuh mikroba. Pemasangan ulang yang diteliti berarti
seluruh bagian makanan harus mencapai suhu minimal 70 C.

6. Hindari kontak makanan mentah dan makanan matang. Makanan yang


matang yang aman dapat terkontaminasi melalui kontak sedikit saja dengan
makanan mentah

7. Cuci tangan berulang kali. Cuci tangan dengan teliti sebelum menyiapkan
makanan akan menghindari kuman bersinggah dalam makanan.

8. Jaga kebersihan seluruh permukaan dapur. Makanan sangat mudah


terkontaminasi, setiap makanan yang digunakan untuk menyiapkan makanan harus
dijaga bersih.setiap potongan kecil, sisa makanan merupakan tempat yang
potensial untuk kuman. Lap yang menyentuh peralatan makanan dan masak harus
sering diganti dan direbus sebelum digunakan kembali. Lap pembersih lantai yang
yang terpisah harus sering dibersihkan.

9. Lindungi makanan dari serangga,binatang pengerat, dan binatang lain.


Binatang sering membawa mikroorganisme pathogen. penyimpanan makanan
secara tertutup merupakan perlindungan terbaik.

10. Gunakan air yang aman. Air untuk menyiapkan makanan sama pentingnya
dengan air untuk diminum. Jika air diragukan keamanannya maka air harus direbus
sebelum ditambahkan kedalam makanan es untuk diminum.

c. Hygiene sanitasi

Hygiene adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh


kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia,upaya mencegah timbulnya
penyakit karena pengaruh ligkungan kesehatan serta membuat kondisi lingkungan
sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Termasuk upaya
melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan manusia
(perorangan atau masyarakat), sedemikian rupa sehingga berbagai faktor
lingkungan yang menguntungkan tersebut tidak sampai menimbulkan gangguan
kesehatan (Azwar 2005) pada perawat yang memilki lingkungan yang tidak sehat
misalnya sumber air yang tercemar dan dampak menibulkan dampak pada
pencemaran air yang biasa dikonsumsi sehari-hari.
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Lebih mengutamakan usah pencegahan
terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa (Azwar, 2005)

1. Kualitas sumber air

Demam thypoid berulang merupakan suatu penyakit infeksi yang dijumpai secara
luas didaerah tropis dan subtropics terutama didaerah dengan kualitas sumber air
tidak memadai dengan standar hygiene, sanitasi buruk,merupakan endemic demam
thypoid berulang.

Bagi manusia air minum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia
yang menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, mencuci, kakus,
produksi pangan, papan dan sandang, mengingat berbagai penyakit dapat dibawa
oleh air kepada manusia,pada saat memanfaatkannya, maka tujuan penyediaan air
bersih atau air minum bagi masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air.
Dengan demikian diharapkan semakin banyak pengetahuan masyarakat yang
menggunakan air bersih, maka akan semakin turun mobilitas penyakit akibat
bawaan air. Dengan demikian diharapkan semakin banyak pengetahuan
masyarakat menggunakan air bersih, maka akan semakin turun mobilitas penyakit
akibat bawaan air. sumber air merupakan salah satu sarana sanitasi yang paling
penting yang berkaitan dengan kejadian demam thypoid berulang. Pada prinsip
semuanya air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air dapat
digambarkan sebagai berikut : air hujan, air sungai dan danau, kedua sumber ini
sering disebut air permukaan. Mata air yaitu air yang muncul secara alamiah. Air
sumur dangkal yang berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Air sumur
dangkal yang berasal dari lapisan air kedua didalam tanah yang dangkalnya
berkisar antara 5-15 meter. Air sumur dalam yaitu air yan berasal dari lapisan air
kedua didalam tanah, dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15
meter. Sebagian besar kuman-kuman infeksius penyebab dema thypoid berulang
ditularkan melalui jalur fecal-oral yang dapat ditularkan dengan memasukkan
kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja. Air merupakan salah
satu media yang sangat mudah untuk proses tersebut.

2. Kebersihan jamban

Jamban jenis septik merupakan cara yang paling tepat memenuhi persyaratan, oleh
sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan ( Notoadmojo, 2006)
dengan adanya jamban dalam suatu rumah mempengaruhi kesehatan lingkungan
sekitar. untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan
maka pembuangan tinja pada manusia harus di satu tempat tertentu agar menjadi
jamban yang sehat. Jamban yang sehat untuk daerah pedesaan herus memenuhi
persyaratan yaitu tidak mengotori permukaan tanah dis sekeliling jamban. Tidak
mengotori jamban disekitarnya, tidak terjangkau oleh serangga,tidak menimbulkan
bau mudah digunakan dan di pelihara diperoleh, sederhana desainnya , murah
dapat diterima oleh pemakainya. Penularan penyakit demam thpoid bersifat fecal-
oral maka pembuangan kotoran melalui jamban menjadi penting. penggunaan
jamban keluarga dengan baik dan bersih, dapat mengurangi resiko demam thypoid
berulang. Transmisi kuman demam thypoid berulang dengan cara menelan
makanan atau air yang tercemar tinja manusia. salmonella thyphi hanya dapat
hidup pada tubuh manusia. Sember penularan berasal dari tinja dan urine karier,
dari penderita pada fase akut dan penderita delam fase penyuluhan (Soegijanto,
2006)

b. Hyginie Sanitasi

Hyginie adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari


mengenai pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan serta
membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan
kesehatan. Termasuk upaya melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat
kesehatan manusia (perorangan atau masyarakat), sedemikian rupa sehingga
berbagai faktor lingkungan yang menguntungkan tersebut tidak sampai
menimbulkan gangguan kesehatan (Azwar, 2005).

Sanitasi adala usaha kesehatan masyarakat yang menitik berat pada


pengawasan terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Lebih mengutamakan usaha
pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan (Azwar, 2005).

Вам также может понравиться