Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme.
Mikroba tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia.
Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau
mikrobiota (Saputri 2011).
Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme
yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat (Saputri 2011). Tidak
hanya di kulit, mikroba ini juga terdapat diseluruh bagian tubuh manusia baik di luar
tubuh, maupun dalam tubuh, seperti mulut, telinga, hidung maupun usus (Musjaya,
2012 diacu dalam Pratiwi 2014). Flora normal manusia terdiri dari beberapa eucaryotic
jamur dan protista, tetapi bakteri yang paling banyak dan jelas komponen mikroba flora
normal (anonym 2010 diacu dalam Pratiwi 2014).
Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Mikroorganisme tetap/normal (resident
flora/indigenous), 2. Mikroorganisme sementara (transient flora). Mikroorganisme
tetap/normal (resident flora/indigenous) merupakan mikroorganisme jenis tertentu yang
biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.
Adapun Mikroorganisme sementara (transient flora), yaitu mikroorganisme nonpatogen
atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun
waktu beberapa jam, hari, atau minggu, contohnya: Escherichia coli, Salmonella sp,
Shigella sp, Clostridium perfringens, Giardia lamblia, virus Norwalk dan virus hepatitis
A (Hyorin 2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia
adalah sebagai berikut: 1. Nutrisi, 2. Kebersihan seseorang (berapa seringnya
dibersihkan), 3. Kondisi hidup, dan, 4. Penerapan prinsip-prinsip kesehatan (Hyorin
2014).
Flora normal yang ada pada tubuh manusia ini dapat menguntungkan inangnya
tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, maka
dilakukanlah praktikum mengenai flora normal pada tubuh manusia ini, guna
mengetahui hubungan manusia dengan keberadaan flora normal pada tubuh manusia.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keberadaan flora
normal tubuh manusia.
Rambut
Sehelai rambut yang dikepala diambil menggunakan pinset steril. Kemudian
rambut tersebut diletakkan secara aseptis pada permukaan media NA dan PDA dalam
cawan petri secara aseptis. Lalu, cawan petri dibungkus dengan kertas putih secara
terbalik dan diinkubasi selama 24 48 jam dengan suhu 370C dalam inkubator. Setelah
diinkubasi selama 24 48 jam kemudian diamati koloni yang terbentuk.
Tabel Hasil pengamatan pertumbuhan flora normal pada epidermis kulit (kulit
tangan), rambut dan saliva manusia dengan ulangan sebanyak 2 kali
Ulanga Jumlah Koloni
n NA PDA
Rambut Kulit Saliva Rambut Kulit
1 1 67 136 1 -
2 1 83 153 - 1
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai pertumbuhan flora normal pada
epidermis kulit (kulit tangan), rambut dan saliva manusia pada tabel diatas
menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri pada rambut baik pada ulangan 1 maupun
ulangan 2 yang ditanam pada media NA berjumlah 1 koloni bakteri.
Hasil jumlah koloni bakteri flora normal yang ditemukan pada epidermis kulit
kulit pada ulangan 1 dan 2, yaitu 67 dan 83. Epidermis kulit yang digunakan dalam
praktikum ini diisolasi dari kulit tangan. Menurut Septiani (2010), flora normal dapat
hidup lama di kulit karena kulit mengeluarkan zat bakterisidal, contohnya kelenjar
keringat akan mengeluarkan enzim lisozim, kelenjar lemak mengeksresikan lipid yang
kompleks. Menurut Todar & Kenneth (2008), spesies yang biasanya ada di kulit antara
lain: Staphylococcus epidermidis, S. aureus, Streptococcus viridans, Peptostreptococcus
sp., sianobakteri aerobik, difteroid. Pada kelenjar lemak antara lain bakteri anaerob
lipolitik misalnya Propionibacterium acnes yang menyebabkan timbulnya jerawat.
Faktor-faktor yang menghilangkan flora normal sementara pada kulit adalah asam
lemak pada sekresi sebasea, adanya lisozim, dan pH yang rendah.
Jumlah koloni bakteri flora normal yang ditemukan pada saliva lebih banyak
dibandingkan pada rambut dan kulit. Hal ini berbeda dengan yang ada pada literatur.
Dimana menurut literatur dari Septiani (2010), mikroorganisme banyak terdapat pada
epidermis kulit dibandingkan pada anggota tubuh lainnya, hal ini disebabkan kulit
secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara bebas atau dari benda-benda.
Sehingga mudah sekali untuk ditempeli oleh bakteri. Banyaknya bakteri flora normal
pada saliva mungkin dikarenakan saliva itu sendiri yang terdiri dari air, asam amino,
protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan
medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien
bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut (Jawetz et al. 2005). Jenis-jenis
mikroba dalam mulut, antara lain: C. albicans, S. aureus, Treponema denticum (Hyorin
2014).
Berdasarkan hasil mengenai jamur flora normal yang ditumbuhi pada media PDA,
menunjukkan jumlah koloni jamur flora normal pada rambut hanya terdapat 1 jenis
mikroorganisme yaitu jamur, pada ulangan 1 sedangkan pada ulangan ke-2 tidak
ditemukan adanyan koloni jamur flora normal. Menurut Septiani (2010), jamur flora
normal yang ditemukan pada rambut bersifat sementara.
Hasil pada epidermis kulit yang diisolasi dari kulit tangan menunjukkan adanya
jamur flora normal yang tumbuh pada media PDA, yaitu pada ulangan 1 sedangkan
pada ulangan ke-2 tidak ditmukan adanya jamur flora normal pada media PDA. Salah
satu contoh jamur flora normal yang ditemukan pada kulit adalah jamur Pytirosporum
orbiculare. Pytirosporum orbiculare merupakan jenis jamur yang dapat menyebabkan
suatu infeksi yang agak sering terjadi (terutama pada dewasa muda) yang disebut
dengan Tinea versikolor. Lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dan
berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran keringat (Elissetyawati 2011).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum mengenai flora normal pada tubuh manusia yang
diisolasi dari epidermis kulit (kulit tangan), rambut dan saliva menunjukkan adanya
bakteri dan jamur flora normal yang tumbuh pada media. Jumlah koloni bakteri flora
normal yang ditumbuhi pada media NA banyak terdapat pada saliva dibandingkan pada
rambut dan kulit. Sedangkan pada jamur flora normal, jumlah koloni yang ditemukan
pada rambut dan saliva yng ditumbuhkan pada media PDA tidak berbeda jauh, yaitu
hanya ditemukan 1 koloni saja. Salah satu contoh jamur flora normal yang ditemukan
pada kulit adalah jamur Pytirosporum orbiculare yang dapat menyebabkan infeksi Tinea
versikolor pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
NA pada rambut NA pada
kulit tangan
NA pada rambut
PDA pada rambut PDA pada
kulit