Вы находитесь на странице: 1из 12

Analisis Praktik PendidikanKesehatanReproduksiRemaja

Oleh Guru Bimbingandan Konselingpada SMP yang


BerbasisAgama di Kota Semarang

ZaenalSugiyanto.,Suharyo'
FakultasKesehatanUniveristasDianNuswantoroSemarang

Abstract
One of fhe causes of reproduction health problem of junior high school sfudents is the lack of
correct informationabout KRRforteenagers. KRR educationpractice can be influencedby cultural
factor like religiousnorm. This research is aimed to describethe educationpractice of teenagerls
reproduction health done by students counselor (BK) of religion based junior high school ini
Semarang and to explain what factorsplay roles in such practice. This research is conducted by
using qualitative method. The data were gathered through in-depth interview. The data were
analyzedby using content analysis.
The result shows that training of KRR education for counselors of religion based junior high
schoo/s is not widely spread and it is lack of frequency. All informants have conducted KRR
education but it is not implemented well. The material, method, frequency, and the counselor's
role in KRR education are not yet sufficient. Their perception and attitude are good, and they
accept positively and suppori KRR education for junior high school studenfs. Not all religion
basedjunior high schoolshave KRR educationfacilitiessuch as books, CDs, magazines,and
visual aid about KRR. Most principalsof religion basedjunior high schoo/s have done efforts
that support KRR educationprogram but it is not optimal. /f r.ssuggesfed that related office such
as health and education office, BKKBN coordinate to improve the counselors'sk// in KRR,
provide the appropriafe KRR learning tools for religion basedjunior high schools, and advocate
school principals.
Key words: councelors, KRR education, religion basedjunior high sehools

PENDAHULUAN
Di seluruhduniaanak-anak remajabaiklaki-lakimaupunperempuan mengalami berbagai
masalah kesehatan reproduksisepertikehamilan yangtidakdiinginkan (KTD),penyakit menular
seksual(PMS)termasukinfeksiHumanlmmunodeficiency Virus(HlV).MenurutWorldHealth
Organization (WHO)setengah dariinfeksiHIVdi seluruhduniaterjadipadaorangmudayang
berusiadi bawah25 tahun.Kurangdari 111juta kasusinfeksimenularseksualdideritaoleh
kelompok usiadi bawah25 tahun,RemajamemangsangatberisikotinggiterhadapPMStermasuk
HIV&acquiredimmunodeficiency syndrome(AIDS),karenaterbatasnyapengetahuan mereka
tentangHIV&AIDS danpencegahannya. Setiap5 menitremajaataukaummudadi bawahusia
25 tahunterinfeks HIVdansetiapmenitnya 10wanitausia15-19tahunmelakukan aborsitidak
aman. Hasilsebuahstudi menyatakan bahwa lebihdari 500 juta usia 10-14 tahunhidupdi
negaraberkembang , dan pernah
rata-rata melakukan hubungan suami istri(infercourse)
pertama
kalidi bawahusia15 tahun.Kurang lebih60% kehamilan yang terjadi pada remajadi negara
berkembang adalahtidakdikehendaki (unwantedpregnancy) dan15 jutaremaja pemah melahirkan.
(Siswandi Suwarta, 2007)
PenelitianPKBI2001terhadapresponden remajakhususnya siswaSMUdan mahasiswa
yangdilaksanakan dilimakota,yakniKupang (NTI),Palembang (Sumsel), Singkawang (Kalbar),
Cirebon,dan Tasikmalaya (Jabar)yang melibatkan 2.479respondenberusia15-24tahun
menunjukkan hasilbahwa52,67o/oresponden memilikipengetahuan kesehatan reproduksitidak

nrcfis* eraftK eenli[ifon Kaefintan..,,.(zaenatSugiyanto


[an Sufiaryo
) 97
memadai, karenasumberpengetahuan merekahanyadariteman, sedangkan sebanyak 72,77o/o
memilikipengetahuan memadai mengenaicara penularan IMS terutama HIV/AIDS, dan sekitar
16,46Yo (227orang\responden mengaku pernah melakukan hubungan seksual. Darijumlah remaja
yangmelakukan hubungan seks itu, sebanyak74,89yo (170orang)melakukan dengan pacal dan
darijumlah itupulasebanyak 46,26% (sekitar 78 orang)melakukan hubungan sekssecararutin
1-2kalisebulan. Selebihnya, melakukan 1-2kaliseminggu, bahkanadayangmelakukan setiap
hari.Dariresponden pelakuseksaktifitu,hanya91 orang(40,09%) yangmenggunakan alat
kontrasepsi, sedangkan untukmencegah kehamilan70,39o/o responden mengaku menggunakan
alat kontrasepsi kondom.Selainitu, sebesar59,65%menggunakan jamu,dan selebihnya
mempercayai mitos,sepertimakannenasmuda,loncat-loncat, atau berjongkok setelah
bersenggama. (TjutjuTuraeni, 2005)
Berbagai penelitian mengenai remajamenunjukkan bahwaremajamembutuhkan informasi,
terutamainformasi tentangkesehatan reproduksi. Penelitian di Jakartadan Banjarmasin
menunjukkan sumberinformasi kesehatan reproduksiyang palingbanyakdidapatkan olehremaja
adalahdarimediakemudian disusuldari guru.Gurusebagaipendidikdi sekolahdiharapkan
mampumemberikan informasiyang benartentangkesehatan reproduksi remaja,terutama guru
Bimbingan dan Konseling (BK) . Salahsatu tugasguru BK adalahmembantumemberikan
pemecahanmasalahbagi anak didiknyatermasukmasalahkesehatanreproduksiremaja.
Pendidikan kesehatan reproduksi remajaberbasis sekolahmerupakan salahsatucarayangefisien
dalammenjangkau remaja.Agarhasilpendidikan tercapaidenganbaikmakasistemtersebut
didukung dengansumberdaya pendidik yangberkompeten, kebijakan kurikulum sekolah, sarana
danprasarana pembelajaran yangmemadai. Olehkarenaitukomunikasi, informasi, danedukasi
kesehatanreproduksi seharusnya diperkenalkan di sekolah,bahkandimasukkan ke dalam
kurikulum.(Sarwono, 2005)NamundiJawaTengahkhususnya di KotaSemarang, hal inimasih
dalamtarafwacana.(Farid Husni,2005)
BiroPusatStatistik menyebutkan bahwajumlahtotalpenduduk propinsi JawaTengah selama
tahun2005mencapai jiwa.
31.896.114 Darijumlah tersebutternyata remajaumur10-14tahun
mencapai 5%,umur15-19tahunmencapai 8,9%dan remajaumur20-24tahunmencapai 8o/o.
Sepertidaerahyanglainremajadi JawaTengah jugabanyakyang-sudah aktifsecaraseksual
meskitidakselaluataspilihansendiri.Kegiatan seksualmenempatkan remajapadatantangan
resikoterhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi.(BKKBN, 2008)Dari surveiyang dilakukan
PusatInformasi danLayananRemajaPerkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PilarPKBI)
JawaTengah2004 di Semarang mengungkapkan bahwadenganpertayaan-pertanyaan tentang
prosesterjadinya bayi,Keluarga Berencana, cara-cara pencegahan HIV/AIDS, anemia,cara-cara
merawat organreproduksi, danpengetahuan fungsiorganreproduksi, diperolehinformasi bahwa
43,22o/o pengetahuannya rendah,37,28 % pengetahuan cukupsedangkan 19,50% pengetahuan
memadai. (FaridHusni, 2005)
Padatahun2007 jumlah remaja(umur10-19tahun)di KotaSemarang sebesar251.725dan
27,9o/on!amerupakan anakSekolahMenengah Pertama(SMP).DatadariDinasKesehatan Kota
Semarang menunjukkan bahwapadatahun2006terdapat123masalahremajayangdilayani
olehpuskesmas yangterdiridari 10,5o/o masalahnarkoba, 4,1o/o aborsi,59,3%KTD,dan 26%
masalah PMS.Sedangkan padatahun2007terdapat 112masalah remajayangterlayani meliputi
16,90/onarkoba,32,1o/o aborsi,29,5o/o KTD,serta21,4o/o menderita PMS.Hamptr4oo/o diantara
remaja-remaja yangmempunyaitersebut adalahanakusiaSMP.Masalah tersebuttidakterlepas
darikondisipengetahuan danpersepsiyang salahtentangkesehatan reproduksi. (DinkesKota
Semarang,2007)
Melihatpermasalahan tersebutBadanKoordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN)
Kota Semarangmelakukan berbagaiupayapenyebarluasan informasimengenaikesehatan
reproduksi remaja.Salahsatuprogramnya adalahpelatihan OrientasiKesehatan Reproduksi
Remajabagiguru Bimbingan dan Konseling SMP padatahun2007.pesertayang mengikuti

98 lurrnf Dia.n'l/o[.il rc. 2 Mei 20L7


kegiatantersebut 25 guruBKdari180SMPyangadadiKotaSemarang.
berjumlah Hasilpretes
menunjukkan bahwatidaklebihdari 50% pesertatelahmemberikan informasimengenaiKRR
yangterbataspadaanatomiorganreproduksiselama4 jamdalamsetahun.Pengetahuan mereka
tentangKRRtidaksepenuhnya baik,bahkanadayangmerasakurangsependapat kalaumateri
KRRdiberikan ke anakdidikkarenadianggap mengajarihal yangbelumpantasyaitutentang
seks.Hampirsemuapesertamengatakan merekatidakmempunyai mediapembelajaran untuk
menyampaikan tentangKRR kepadaanakdidiknyadan merekajuga tidaktahu,siapayang
betanggungjawab ataspendidikanKRRdi sekolahnya karenaketidakjelasan
kebijakantentang
materitersebut.
Kondisitersebutdipengaruhijuga
olehbudayalndonesia yangmenganut adat
ketimurandimanamasalahKRRbagisebagian orangkurangbaikdibicarakansecaraterbuka.
Adatdannormaagamamasihmenjadibagianpentingdaricarapandang orangIndonesiaterutama
guruBK dalampenyampaian informasimengenaiKRRuntuksiswadi sekolah.(BKKBN, 2008)
METODEPENELITIAN
Jenispenelitianiniadalahpenelitian deskriptif analitikdenganpendekatan kualitatif,
dimana
adalahpengembangan
tujuanrisetkualitatif konsepyangdapatmembantu memahami fenomena
sosialdalamsettingataulingkungan yangalami(bukanpercobaan/eksperimen), yangdengan
demikian memberipenekanan padamakna-makna pengalaman danpandangan semuapeserta
risetnya.(Kusnanto,2003)
Denganmetodeini,akandidapatjawabanmendalam dibandingmetodekuantitatif. Metode
kuafitatif
digunakan karenabeberapa pertimbangan lain,yakni: Peftama,luwes karenarancangan
studiinibisadimodifikasi,
meskipun sedangdilaksanakan. Kedua,berhubungan langsung dengan
khalayaksasaran.Teknikkualitatifmemberikesempatan pada penelitiuntukmengamatidan
berhubungan langsung dengankhalayak sasaran.(Debus, 1998)Ketiga,analisisinduktifkarena
penelititidakmemaksa diriuntukhanyamembatasi penelitian padaupayamenerima ataumenolak
dugaan-dugaannya, melainkan mencobamemahami situasi(makesenseof the situation) sesuai
denganbagaimana situasitersebut menampilkan diri.Keempa(perspektif, yakniberusaha
holistik,
memahamisecara menyeluruh danutuhtentangfenomena yangditeliti.(Poerwandari,2OO4)
Subyekdalampenelitian ini adalahgurubimbingan dan konsilling yangbertugasdi SMP
berbasis agamadiKotaSemarang. Pemilihan subyekpenelitian dilakukan denganmenggunakan
teknikPurposive Sampling yaitudidasarkan padasuatupertimbangan tertentuyangdibuatoleh
penelitisendiri,berdasarkan ciri atau sifat-sifatpopulasiyang sudahdiketahuisebelumnya.
Prosedurpengambilan subyekpenelitian dalampenelitian kualitatifumumnyamenampilkan
(1)diarahkan
karakteristik, tidakpadajumlahsubyekyangbesar,melainkan padakasus-kasus
tipikalsesuaikekhususan masalah penelitian;
(2)tidakditentukan secarakakusejakawal,tetapi
dapatberubahbaikdalamhaljumlahmaupunkarakteristik subyeknya sesuaidenganpemahaman
konseptualyang berkembang dalampenelitian, dan(3)tidakdiarahkan padaketerwakilan (dalam
artijumlah/peristiwaacak),melainkanpadakecocokankonteks(Poerwandari,2004). Prosedur
pengambilan subyekdalampenelitian inimenggunakan quotasampel, yaknipengambilan subyek
dilakukan denganmenetapkan terlebihdahulujumlahgurubimbingan dankonseling sertaSMp
yangmemenuhi kriteria.Subyekdalampenelitian ini diperkirakansebanyakg guruBK dan I
orang(siswadan Kepalasekolah)sebagaicrosscheksehinggatotalnya24 orang.
Kriteriasubyekpenelitian yaitu:
a. Gurubimbingan dan konseling yangberadapadaSMP yangberbasisagamaislamdan
kristen/katolik
di KotaSemarang
b. Masakerjamenjadiguru bimbingan dankonseling minimal2 tahun.
c. Mauberpartisipasi menjadisubyekpenelitian.
d. Mauberkomunikasidengan baik.
Informanlaindalampenelitian
yangdigunakan
untukcrosscheckadalahsiswadan kepala

AnnfisisPraftK gendidifran
1(uilatan.,.- (Znena
t Sugiyantotan Sufinry
o) 99
sekolahdimanasubyekpenelitianbertugasdengankriteria:
a. Mauberpartisipasidalam penelitian
ini.
b. Mauberkomunikasidengan baik.
Triangulasi
dilakukandenganmenggunakan sumberantaralainkepalasekolahdan siswa.
Pengumpulan datadilakukandenganteknikwawancara mendalam,selainitudilakukan
observasi
terhadapterhadapsaranapembelajaran.
Analisis
datadilakukan
denganmenggunkan jenisconfenl
analysis.
HASILDAN PEMBAHASAN
KotaSemarangterbagiatas 16 wilayahkecamatan yangterdiridari 177 kelurahan.Luas
wilayahKotaSemarang adalah373,7kmz,yangterdiridari37,8kmz(10,1%)tanahsawahdan
33,6km2(89,9olo) bukansawah.Jumlahpenduduk KotaSemarang sampaiakhirDesember20OT
sebesar1.454.594 jiwa, terdiri dari722.026(49,6%)jiwa penduduk laki-lakidan 732.568
(50,4%o)jiwa pendudukperempuan. Denganjumlah itu, Kota Semarang termasuk dalam
5 besarKabupaten/Kota yang mempunyaijumlah pendudukterbesar di JawaTengah.
Kepadatan penduduk padatahun2007sebesar3.892jiwaper km2.Padatahun2007jumtah
remaja(umur10-19tahun)di KotaSemarang sebesar251.725.
Padatahun2007tingkatpertumbuhan penduduk sebesar7,04o/odanselama kurun waktu
tahun 2004 2007 terjadi peningkatan pertumbuhan pendudukdenganrata-ratasebesar
denganpenyebaran
0,35o/o, penduduktidakmeratayangterkonsentrasi di Kota bawah.Umur
harapanhidupdi KotaSemarang adalah69 tahununtuklaki-laki,
dan70 tahununtukperempuan.
Distribusipendudukmenuruttingkatpendidikan pada tahun2008,hampirseperempat
penduduk(22,9o/o) tamatSD,sedangkan penduduk yangbelum/tidak tamatSD,tamatSMPdan
tamatSMA masing-masing seperlimanya (20,4o/o,20,3o/o,
dan 21,17o).Penduduk yangtamat
Akademiatauperguruan tinggihanya8,8%,tetapimasihada6,5o/o penduduk yangbelumpernah
sekolah.Padatahun2008jumlahsiswayangsekolahpadatingkatSMP/MTSsebesar71.860
anakyangterdiridari36.527laki-laki dan35.333perempuan. JumlqhsekolahSMP/MTS sebanyak
164buah atau10,6%dariseluruh sekolahyangada.Dari164sekolahSMPterdapat190guru
bimbingan dankonseling, 4 diantaranya merupakan konselor.
Di KotaSemarang terdapat24 RumahSakitUmum,23RumahRumahSakitBersalin,serta
BalaiPengobatan, maupunPuskesmas yangtersebardi seluruhwilayahKotaSemarang. Diantara
37 puskesmas sudahada 5 puskesmas yangmengembangkan programkhususpeduliremaja.
DariprofilkesehatanKotaSemarangpadatahun2007dapatdiketahuibahwapenyakitutama
yangterjadiadalah infeksisaluran pernafasan,demamberdarah dengue,diare,dantiphoid.
Sasaranpembangunan kesehatanKota Semarangsalah satunyaadalahmeningkatnya
derajad kesehatanibu, ibu maternal,bayi, balita, anakprasekolah,remaja, usia lanjut
serta meningkatnya status gizi masyarakat. Salahsatu programkesehatandi sekolah
adalahpelayananKesehatan Anak Sekolahmeliputipemeriksaan kesehatansiswa yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guruUKS/dokter kecit)
melalui penjaringan kesehatan, paling sedikit 1 kali. Penjaringan kesehatan pada
anak sekolah meliputi pemeriksaan umumseperti: TB, BB, kulit, ketajamanmata,
pendengaran, gigi dan mulut).Hasilcakupan pelayanan kesehatan pada anak sekolah
(siswa TK, SLTP dan SLTA)padatahun2008di Kota Semarangmencapai99.729siswa
(97,08%).Pencapaian tersebutdisebabkankarenapartisipasidari Guru UKS dan kader
kesehatan(dokter kecil) sudah jauh lebih baik dalampelayanan kesehatan disekolah
dan tenagakesehatan yangadajugatelahberperan secara aktif dalam upaya pembina
Usaha Kesehatan Sekolah.Selainitu keterlibatan dan kerjasamalintas sektor yang erat
antaraDinasKesehatan denganDinasPendidikan sertaKantorDepartemen Agamajuga turut
mendukungkeberhasilan programtersebut.Khususuntukremaja,DinasKesehatanKota

100 turru[ Dian,t/o[.ll c\b.Z Mei 2nll


Semarangsudah melakukanbeberapaprogramyaitu programpuskesmaspeduli remajadan
penyuluhanterhadap100 remajasekolahtentangmateriKRR.
BKKBNKotasemarang,padatahun2008,juga telahmelaksanakan
program-programyang
berkaitandenganKRR yaitu:
a. Pemberianinformasitentang pondokpesantren,
KRR kepadaremajapadaorganisasisosial,
dan pada sekolah-sekolah
karangtaruna, SMP maupunSMA.
b. Pembentukanpendidikdan konselorsebayadi tingkatkecamatan.
c. OrientasiKRR untukguru BK (baru25 guru BK padaSMP)
d. ProgramKIE melaluimediaradiodan leaflet.
DinasPendidikanKota Semarangselamaini belummempunyaiprogramkhususberkaitan
denganpendidikanKRR di sekolah,masihsebatasbekerjasamadenganDinas Kesehatandan
BKKBN.Namundemikian,DinasPendidikansudahmulaimendistribusikanbukutentangremaja
untukpeganganbagi guru BK yangjumlahnyamasihsangatterbatas.
Jumlahinformanyangdapatdiwawancaraitelah sesuaidenganrencanayaitu8 SMP dengan
informannyaGuru BK, kepalaSekolah,dan siswa.SMP yang menjadilokasipenelitianmeliputi
SMP Muhammadiyah 3, SMP Muhammadiyah1, SMP lslam Hidayatullah, SMP Masehi 2
YPKI, SMP KristenYSKI, SMP lslam SultanAgung 1, SMP KristenGergaji,dan SMP NU
Hasanudin3.
Untukkemudahandan menyamakan persepsimakadigunakanistilahjumlahsebagaiberikut:
Seluruh informanberjumlah8
Lebihbesar jika informanberjumlah6 - 7
Rata-rata jika informanberjumlah4 - 5
Lebihkecil jika informanberjumlah1 - 3

Ditinjau
dariumurnya, sebagian besarguruBK berusialebihdariantara30-40tahun.Hal
tersebutmenunjukkan buktibahwaguruBK di Kotasemarangmasihcukupproduktifdalam
menjalankantugas-tugasnya sebagaipendidik dankonselor bagisisWaSMP.Masakerjanya pun
sebagian besar(62,5%)sudahhampir10tahunberartisudahcukupberpengalaman menangani
permasalahan siswa.Namundemikian, jika dilihatdari pengalaman mengikutipelatihanatau
seminar-seminar tentangKRR,masihterdapat35,9%guruBK yangbelumpernahmengikuti
pelatihanatau seminar-seminar tersebut.Ini menunjukkan bahwaprogramsosialisasi atau
peningkatan kemampuan guru BK di bidangpenanganan masalahKRR pada siswabelum
menjangkau seluruhguruBK di KotaSemarang. Hal ini sangatjauh berbedadengankondisi
GuruBK di KotaJogjakarta yangsudahmengkondisikan gurunyauntukmenguasai masalah
KRRuntuksiswanya.
GuruBK di KotaSemarang yangsudahpernahmengikuti pelatihan
atauseminar
tentangpendidikan KRR,78%pernahmengikutinya 1-3kalibahkanadayangsampai10 kali.
Berartibelumada pemerataan dalampemberian kesempatan untukmenjadipesertapelatihan
atauseminartentangKRRbagiguruBK.Sebagian besarguruBK adalahperempuan sebesar
81,2o/o
sedangkan tingkatpendidikannyasebagian besar(92,1o/o)sudahsarjana(S-1)bidangBK.
Kondisitersebutmerupakan potensiyang perludimanfaatkan untukmeningkatkan kemampuan
guruBKdalammelaksanakan pendidikan KRRuntuksiswanya.
Berdasarkan guruBK di KotaSemarang
kodisikarakteristik saatini, makaada hal yang
perlumendapat perhatian olehpemerintah melaluiBKKBN,DinasKesehatan, dan khususnya
DinasPendidikan KotaSemarang untukmenangani programpendidikan KRRuntuksiswaoleh
guruBKyaitupemerintah seharusnya memfasilitasi pemerataan pelatihan, atauworkshop
seminar,
tentangKRRbagiguruBK yangberbasis agama.

(zaena
nna[isis P,oftK lPen[ififgnI(u efiotan,..... o)
t SugiyantodanSufiary 101
'Sudahdilaksanakan...

Seluruhinformanguru BK mengatakanbahwasudah melaksanakanprogrampendidikanKRR


bagi siswanyameskipunberbeda-beda antarasatu SMP denganSMP yang lain.Sepertimateri
pendidikandiberikankepadakelastujuhdan delapansaja denganalasankelassembilansudah
sibukpersiapanmenghadapiujian akhirnasional.Namunada yang lebihmemilihmemberikannya
pada kelasdelapandan sembilankarenaumurnyasudahlebihmatang.
"Ceramah,..tanya jawab,...danoleh pakar..."
Sebagianinformanguru BK mengatakanbahwa metode pendidikanKRR untuk siswa SMp
dilakukandenganceramahdan tanyajawab, selainitu ada sebagiankecil yang bekerjasama
denganahli atau pakarKRR sertamelaluipemutaranfilm.
" Kesehatan reprodu ksi,...pendidikan seks,...norma agama..."
Sebagianbesarguru BK telahmemberikankesehatanreproduksiyang di dalamnyasepertitentang
kesehatanorgantubuh,pacaran,dan tumbuhkembang.Selainitu ada yang menekankanmateri
normaagamauntukmengatasiperilakumenyimpangyang berkaitandengankesehatanreproduksi
sepertihamildi luarnikah.Ada satuSMP yang melarangkeraspacarandi sekolah.Oleh karena
itu materipacaransehatbelumdisampaikan.
"Setahun,satu sampai3 kali...."
Sebagianbesarinformanguru BK mengatakanbahwapendidikanKRR dilaksanakanminimal1
semestersekali atau satu sampaitiga kali dalam setahunKemudiansebagiankecil informan
menyatakanbahwasetahunsekalimengundang pakaratauahlidi bidangKRR.Namundemikian
masihada yang memberikanmateri2-3 kali tiap semesternya.
"pada saatkonseling,atau pelajaranagama..."
Rata-ratainformanguru BK memberikanpendidikanKRR padajam BK baik padasaat konseling
maupunpelajaran.Selainitu sebagiankecil guru BK memberikanmateripada saat pelajaran
agamaatauacararenunganpagi.
Gurumerupakanunsuryangsangatpentingdalampelaksanaan pendidikankesehatandi sekolah
khususnya guruBK dalampelaksanaan pendidikan KRRbagisiswadi SMP.Kenyataannya seluruh
guru BK padaSMP yang berbasisagamadi KotaSemarangsudahmelakukanpendidikanKRRnya
meskipunpelaksanaannya jauh dariharapan.ArtinyasebagianbesardarisiswaSMP yang berbasis
agamadi Kotasemarangtidakmendapatkan pendidikanKRR denganbaik.Hal ini belummemenuhi
harapan bahwadenganpendidikan tersebut,siswaakanmemilikipengetahuan, nilai,sikap,dan
kebiasaandalam menjagakesehatankhususnyakesehatanreproduksi.Kondisiinijuga belum
memenuhikebutuhan siswa,sepertidilaporkan olehTim LitbangDIY bahwapendidikankesehatan
reproduksisudahmenjadikebutuhan riil yang dirasakanoleh remajasekolah.
KomponenpraktikpendidikanKRR oleh guru BK meliputifrekuensikegiatan,materi,dan
metodependidikanKRR untuksiswadidiknya.Berdasarkan distribusidata diatas menunjukkan
bahwa guru BK belum memanfaatkankesempatanyang termaktubdalam sistem pendidikan
mengenaikegiatanpelayananpemberianinformasiyaitukegiatanpemberianinformasiyangmasuk
dalamjam pembelajaran sekolahdilaksanakan secaraklasikaldenganvolume2 jam per minggu
dan terjadwal,sedangkandi luar kegiatanjam pembelajaran dilakukandenganvolumeekivalen
dengan2 iam belalardi dalam kelas.Tidak ada guru BK yang melakukankegiatanevaluasi
pendidikanKRRnya,sedangkanmenurutUU sisdiknasuntukmengetahuihasilkegiatanlayanan
guru BK makaperludilakukanpenilaianhasilakhirmelaluipenilaianjangkapendek(satuminggu
sampaisatubulan)danjangkapanjang(satubulansampaisatusemester).Evaluasidimaksudkan
untukmengetahui apakahlayananyangdilakukan guruBK baikmelaluikonselingmaupunlayanan
pemberian informasisudah ataubelumdapatmemenuhiapa yangdibutuhkan olehsiswaberkenaan
denganmasalahKRR.
SelanjutnyaberkaitandenganmateriKRR yang diberikanoleh guru BK, data menunjukkan
bahwasebagianbesarguru BK telahmemberikanmateritumbuhkembangremaja,pacaransehat,

102 turrwf Dian,lo[. tl Ab. 2 ^v[einLl


organreproduksi,dan kebersihandan kesehatandiri.Datatersebutmenunjukkansebagianguru
BK sudahmemberikanmateri-materiyang cukuppentingberkaitandenganmasalahKRR yang
dihadapisiswa.Namundemikianmateri-materi lainsepertidayatariklawanjenis,doronganseksual,
masturbasidanonani,prosespembuahandan kehamilan,menstruasi,dan yang pentingtentang
hak-hakseksualdan reproduksibelum banyakdiberikanoleh guru BK kepadasiswa. Berarti
informasiyang diberikanoleh guru BK berkaitandenganKRR belum komprehensifatau tuntas
sehinggabelum mampu memenuhikebutuhansiswa akan informasitentang KRR secara
keseluruhan.Jika hal ini terus berlangsungmaka jumlah masalahKRR yang menimpasiswa
akanterusmeningkatdan sangatmerugikansiswakhususnyapada pencapaianprestasibelajarnya
maupunpadamasadepankehidupannya.
Sebagianbesar guru BK menggunakanmetode ceramah,diskusi,dan tanya jawab. Ini
menunjukkanguru BK masih menggunakanmetodeyang belum bervariasisehinggaakan
mempengaruhidaya serapdan pemahaman darisiswaterhadapinformasiyang diberikan.Hasil
penelitianTim LitbangPKBI DIY juga menyebutkanbahwa diperlukanadanya penyampaian
materikesehatanreproduksidenganmetodeyang variatifdan pelajaranyang menyenangkan
dengandisertaiberbagaimetodepembelajaran sepertibermainperandan kegiatandi luar kelas.
Namundata menunjukkanbahwaguru BK pada SMP yang berbasisagamadi Kota Semarang
belumsesuaiharapandalam menggunakanmetodependidikanKRR, bermainperan,seminar,
dramatisasi,pemutaranfilm,apalagimemasukkandalamkurikulum,angkanyamasihkecil.Oleh
karenaitu guru BK seharusnyamenambahmetodependidikanyang telahdilakukannyasemisal
kegiatanekstrakurikuler.
Kegiatanekstrakurikuler
merupakankegiatanyang cukupmenarikkarena
kegiatannyacukup bervariasisepertikegiatankarya ilmiah,penelitian,seminar,dan pameran.
Kegiataninijuga lebihbanyakmelibatkanperanaktifsiswasehinggaakan menambahmotivasi
siswauntuklebihaktifmenyebarluaskan materiKRR.
Pengetahuan guru BK yang digalidalampenelitianini meliputiprogrampendidikanKRR di
sekolah,tujuanprogramtersebut,sertamateriyangperludiberikandalampendidikanKRR bagi
siswa SMP.
"Pendidikankesehatan reproduksi dan pendidikan seks penting...."
Sebagianbesarguru BK telahmengetahuitentang programpendidikanKRR bagi siswadengan
menyebutkanbahwaprogramtersebutsangatdiperlukansaat ini,denganmengajarkanbagaimana
siswamengertitentang pendidikankesehatanreproduksidan pendidikanseks. Hanyasebagian
kecil guru BK yang menjelaskanbahwa programpendidikanKRR hanya sebataspendidikan
tentangpengenalanorgantubuhmanusiameliputimanfaatdan fungsinya.
"Pencegahanmasalah-masalahyang berkaitan dengan perilaku seks pada remaja..."
Sebagianbesarguru BK menyatakanpendapatnyatentangtujuanpendidikanKRR bagi siswa
bahwaprogramtersebutsebagaiupayapendewasaan anakdidikagartidakterjerumuske dalam
masalah-masalah atau hal yang tidakdiinginkanpada anak yang mengalamimasa pubertas.
"Organ tubuh manusia, pendidikan seks, budi pekerti, dan pacaran sehat..."
Rata-ratainformanBK menjelaskanbahwamateripendidikanKRR berupaorgantubuh,pendidikan
seks,pacaransehat,sertasebagiankecilinformanyang menyebutkanmaterinyatermasukbudi
pekerti.
"Metodenyadiskusidan ceramah..."
Sebagianbesar guru BK menjelaskanbahwa metodependidikanKRR dapat diberikanhanya
sebatasdiskusidan ceramahsaja. Namun merekamenjelaskanbahwa sebaiknyapendidikan
KRR dilakukanseminggu.sekali.
Ditinjaudarijawabanguru BK padavariabelpengetahuan dapatdiketahuibeberapakondisi
pengetahuan guru BK saat iniyaitu,pertamasebagianbesarguru BK sudahmengetahuibahwa
program pendidikankesehatanuntuk siswa khususnyapendidikanKRR dapat memberikan
informasidan meningkatkan pengetahuansiswatentangmasalahkesehatankususnyaKRR namun

AnnfiskgraktK Pendi[ifran
l(uefiatan'....(Zaenaf danSufinryo
Sugiyanto ) 103
belumadaguruBKyangmengetahui bahwaprogram pendidikankesehatan dapatmeningkatkan
danhanyatahubahwapendidikan
prestasi KRRdapatmembantu mengatasi masalah KRRyang
dialamisiswa.Kondisitersebutcukupmemprihatinkan karenasebagaiseorangpendidik, guru
BK,seharusnya mengetahui bahwaprogrampendidikan kesehatan khususnya pendidikanKRR
merupakan salahsatuprogram promosikesehatanyangstrategisdalamupayapeningkatan derajat
kesehatanmasyarakat khususnya siswa.Kedua,ternyata belumbanyakguruBKyangmengetahui
bahwaaborsimerupakan salahsatumasalahKRRyangdapatmenimpa siswa.Ketidaktahuan
guruBKtentanghaltersebut akanmempengaruhi kepedulian guruterhadap masalahKRR.
Ketiga,masihsedikitguruBKyangmengetahui bahwapendidikan KRRuntuksiswadapat
dilakukandenganmetodepengajaran yangsangatbervariasisepertidramatisasi, bermain peran,
penugasan dankegiatan ekstrakurikuler,
sertadengancarabelajar perseorangan. GuruBKmasih
terbiasadengancara-cara yangkonvensionalyaitu ceramah, diskusi,dantanyajawab.Kondisi
iniberbedadenganKabupaten Majalengka,penelitian
TjutjuTuraenipadatahun2005menunjukkan
bahwadi kabupaten tersebuttelahdilakukan programpendidikan KRRdenganmenggunakan
metodebermainperandanpenugasan selainmetode-metode konvensional.MenurutPurnomo
Ananto,pendekatan yangdapatdilakukan dalamrangkamelaksanakan pendidikan
kesehatan di
sekolahantaralaindenganpendekatan danpendekatan
individual kelompok sedangkan dalam
prosesbelajarmengajar,gurudapatmenggunakan metodebelajarkelompok, penugasan, belajar
perseorangan,bermain peran, demonstrasi,dandramatisasiselain ceramah, diskusi,dantanya
jawab.HasilpenelitianTim LitbangPSSPKBIDIYjuga menunjukkan bahwasiswaberharap
adanyametodepenyampaian materiKRR denganmetodeyang variatif,pelajaranyang
menyenangkan, tidakkakudengandisertaiberbagaimetodepembelajaran sepertiroleptaying
dankegiatan pembelajarandi luarkelas.
Menurutperaturan pemerintah,seorang guruBKseharusnyajugamelakukanevaluasiterhadap
prosespendidikannya selainbertanggungjawabsebagaipendidik
dankonselor.
Halinimenunjukkan
bahwaguruBKbelumsepenuhnya tahutentangperannyadalampendidikan
khususnya pendidikan
KRR.Kelima,dari sekianbanyakmateripendidikan KRR untuksiswa,hanya3 materiyang
diketahuiyaitumateritumbuhkembang remaja,organreproduksi,
dan pacaransehat.Materi-
materiyang lainbelumdiketahuiguru BK,misalnyatentangmaterihak-hakreproduksi.Kondisi
ini menunjukkan bahwapengetahuan guruBK tentangmaterip-endidikanKRR belumsesuai
harapandantuntutan bahwaguruBK dapatmenguasai masalah-masalahterkinidalamrangka
pengembangan dirisiswauntukmengatasi masalahnyayangberhubungandenganKRR.Keenam,
sedikitguruBK yangtahubahwapengelolaan jugadibutuhkan
kurikulum dalammelaksanakan
pendidikan KRR. lni berartisebagianbesarguru BK belumtahu bahwapemerintah telah
menyediakan waktutatapmuka2 jam per minggu dengansiswadi kelas.Masalahtersebut
wajarterjadikarenamenurut timlitbangPKBIDIY pihakdinaspendidikanpunmengakui belum
mampumenjamin akanmengakomodasi masuknya kesehatandalamkurikulumsehingga tidak
adasosialisasitentangkesempatan pendidikanKRRmasukdalamkurikulum pembelajaran.
"Pendidikan
tersebutperludanpentingtapibagaimanacaramengajarnya..."
Sebagian guruBK mempunyai
besarinforman persepsiyangsudahbaikterhadappendidikan
KRR.Namunadasebagiankecilyangmasihraguterutama
bagaimana
caramengajarkanmateri
KRRpadasiswa.
"Menerima
denganpositifsertamendukung
..."
Sebagian besarguruBK mempunyaisikapmendukung adanyaprogrampendidikan
KRRbagi
siswaSMPkarenahaltersebutbukanhalyangtabulagi.Kondisipergaulanremajayangada
saatini sangatmemprihatinkan,
sehinggapendidikan KRRtersebutsangatdiperlukan
untuk
menambah pengetahuan
siswasehinggatidaksalahlangkah.
Faktorpersepsidan sikapdari guru BK SMP yang berbasisagamaterhadapprogram
pendidikan
KRRbagisiswanya telahmenunjukkanhalyangbaikdanpositif. Haliniperluterus

104 Jurna[ Dinn'/ot. 11 M. 2 Mei 201i


didorongdan dijagaagar tetap baik.Kondisitersebutmenjadimodal utamadalam peningkatan
praktikpendidikanKRR di SMP yang berbasisagama.Oleh karenamasih perluadanyaupaya-
upayayang dapatmemeliharapersepsidan sikapguru BK terhadapprogrampendidikanKRR.
MenurutAllport,dalam membentuksikap faktor pengetahuan,pikiran,keyakinandan emosi
memegangperananpentingagar seseorang(guruBK) lebihmenerima,merespon,menghargai,
dan bertanggungjawabatas pendidikanKRR untuksiswanya.
SebagianbesarSMP yang berbasisagamatelahmemilikisaranapembelajarankhususnya
pendidikanKRR sepertiruangankelas,ruangkonseling,ruangperpustakaan, buku dan majalah
tentangKRR, CD pembelajaranKRR serta playernya.Namun masih ada sebagiankecil yang
belum mempunyaisamasekalisarana pembelajaranKRR terutama buku, majalah,dan CD
pembelajaranKRR.
Pada penelitianini, saranapembelajaran
yang digalimeliputiruang,sumberbelajarserta
saranapendukunglainnya.Ketersediaan ruangkelassudahtidakmenjadimasalahtetapiruang
perpustakaandan UKStermasuksedikityangdapatdigunakanuntukpendidikanKRR bagisiswa
termasukruangkonselingbelummencapai1O0o/o. Kemudiantidaklebihdari35%guru BK memliki
CD pembelajarandan majalahyang berisi materi-materiKRR. Kondisiini tidak jauh berbeda
dengankondisidi kabupatenmajalengka tahun2005.HasilpenelitianTjutjuTuraenidimajalengka
menunjukkanbahwa fasilitasmengajarsangatterbatasdan bahan ajar belum terstrukturdan
sistematis.
Kondisiinimenunjukkan bahwasaranaprasaranapembelajaran yangada belummendukung
pelaksanaanpendidikanKRR yang bermutu,karena menurutPP Nomor 2}llgg} salah satu
elemenpenentupendidikanyang bermutuadalahketersediaan saranabelajar,sumberbelajar,
dan mediabelajar.Hasilanalisisstatistikjuga sesuaidenganteori ini, yaitu terdapathubungan
antaraketersediaan saranapembelajaran KRRdenganpraktikpendidikankesehatanreproduksi
remajaoleh guru BK pada SMP.,
Oleh sebab itu pemerintahseharusnyamenyediakansaranayang baik untuk pelaksanaan
pendidikanKRRterutamapenyediaanbukuataubahanajar KRRyangterstrukturdan sistematik,
alat-alatatau media pengajaran(CD), dan memperbanyakmajalah-majalah yang berisimateri
KRR yang sesuaiuntuksiswa SMP yang berbasisagama.
Sebagianbesar pimpinanSMP baik kepalamaupunwakilnyatelah melakukanbeberapa
upaya sepertimelakukankegiataninsidental sepertiseminarKRR,mempersilahkan guru BKnya
menyusunmateriajar tentangKRR. Namunsebagiankecilpimpinanmasihmembiarkanbegitu
saja programpendidikanKRRtanpaperencanaan, pengorganisasiaan apalagimonitoring.
Pada organisasisekolah,kepalasekolahmerupakanpemimpinyang diharapkanmampu
menggerakkan para guru untukmencapaitujuan.Berartisesuaidenganhal itu, kepalasekolah
bertanggungjawab melaluikebijakan-kebijakannyaatas keberhasilanpelaksanaanpendidikanKRR
olehguru BK. Hasilpenelitian menunjukkan bahwasebagianbesarinformanmenyatakanbahwa
kebijakanpendidikanKRR dari pimpinansekolahtermasukkurangmendukung.Situasiinitidak
berbedadengan hasil penelitianTjutju Turaenidi Majalengkadan Tim Litbang pKBl Dty di
Jogjakarta.Artinyapada jajaran pimpinansekolahbelum menunjukkanperhatianyang serius
terhadapmasalahpendidikanKRR untuksiswakhususnyayangdilakukanolehguru BK. padahal
hal ini akan mengakibatkanpara guru BK ragu-raguataupun bertambahtidak peduli untuk
menjalankan pendidikanKRR bagisiswa.
Namundemikiandapatdiuraikandatayang ada bahwamasalahperencanaandan evaluasi
yang dilakukanpimpinansekolahmemperlihatkan tidak ada sepertigainformanmenyebutkan
bahwa kepala sekolahnyatelah melakukanperencanaandan evaluasiterhadap pendidikan
kesehatankhususnyapendidikanKRR.Berartipimpinan sekolahbelummempunyaikemampuan
sepertiyangdisebutkandalamsistempendidikannasionaldisebutkanbahwakemampuankepala
sekolahyang pertamaadalahmenyusunperencanaansekolahtermasukrencanapendidikan

Ano[isisPrakt{ Pendi[i{gn 1(uefiatan.......(Zaenn[Sugtyantofan Sufiaryo


) 105
KRRdantugasyangterakhirdisebutkan
adalahmelakukan monitoring, danpelaporan
evaluasi,
pelaksanaan
programsekolah.
Memperhatikandatatersebutmakaperludilakukan yanglebihintensiftentang
sosialisasi
KRRkepadapimpinan
pendidikan sekolah.
Materisosialisasiadalah
hal-halyangperludilakukan
dan
sesuaikewenangan tanggungjawabnya
sebagaiseorangpimpinan
sekolahuntukmeningkatkan
peranguruBKdalampendidikanKRR.
DAN SARAN
KESIMPULAN
Pendidikan ataupelatihan pendidikan
tentang KRRbagiguruBKSMPberbasis agamabelum
meratadanfrekuensinya kurang,Seluruhinformantelahmelaksanakanpendidikan KRRtetapi
pelaksanaannya belumbaik,metode,frekuensi,dan materinyabelumsesuaikebutuhan atau
masalahKRRyangdihadapi siswa.Sebagianbesarinformansudahmengetahui tentangprogram
pendidikan KRRnamunsecaradetailpengetahuan tentangmateri,metode,danperannya sebagai
guruBKdalampendidikan KRRbelumbaik.Persepsidan sikapsebagianbesarinforman sudah
baik,merekamenerima denganpositifdanmendukung pendidikanKRRuntuksiswaSMP.Belum
semuaSMPberbasis agamamempunyai saranapendidikanKRRyangbaiksepertibuku,CD,
majalah, danalatperagatentangKRR.Sebagian besarpimpinan SMPberbasisagamasudah
melakukan upayayangmendukung programpendidikanKRRtetapibelumoptimal.
Disarankan kepadadinasterkaityaitukesehatandan pendidikan serta BKKBNuntuk
berkoordinasi untukmeningkatkan guruBK di bidangKRRmelaluipelatihan
keterampilan yang
merata,menyediakan saranapembelajaran KRRuntukSMPberbasis agamayangsesuai,dan
melakukan advokasikepadapimpinansekolahagarterusmendorong pelaksanaan programKRR
di sekolahnya masing-masing.Pimpinansekolahmendorong keberlangsungan pelaksanaan
pendidikan KRRmelaluikebijakanyangberdasarkan peraturanyang berlaku.Perlupenelitian
lebihlanjuttentangmodelpendidikan
danbahanajaryangsesuaiuntuksiswaSMPyangberbasis
agama
UCAPANTERIMAKASIH
Penelitimengucapkan terimakasihyangsebesar-besarnya
kepadaDirjenDiktiKementerian
Pendidikan NasionalmelaluiKopertiswilayahVl yangtelahmembiayai
pelaksanaan penelitian
ini,kemudian lbuDekanFakultas Kesehatanyangtelahmemberikan
dorongandanmotivasinya,
tidaklupapenelitimengucapkan jugakepadaKepalaDinasPendidikan
terimakasih KitaSemarang
atas ijin penelitiannya
serta rekan-rekanmahasiswapeminatanEpidemiologi
yang telah ikut
membantu dalampengumpulan data

DAFTARPUSTAKA
BKKBN,2008.LaporanKeqiatanProgramTahunanBKKBNKotaSemaranq,
Semarang
BKKBN.
2003.BukusumberuntukadvokasiDirektoratAdvokasidan
KlE.BKKBN,UNFPA,
Bank
Dunia,
ADB,danSTARH
DepkesRl, 2007,InteraksiMaialahInformasi& ReferensiPromosiKesehatan.
No. 3 tahunXl
Jakarta
DinkesKotaSemarang,2007.
LaooranProoramseksiRemaiaSubdin
Kesehatan
keluaroa
Dinas
KesehatanKotaSemaranq,
Semarang
DepkesRl,2005.Pedoman
Pelayanan
Kesehatan
PeduliRemaiadi Puskesmas,
DirjenBinkesmas,
Jakarta
Depdiknas,
2006.ModelPenqembanqan
Diri-SMP/MTs,
LitbangDiknasPusatKurikulum,
Jakarta
Debus,Mery.1988.BukuPanduanDiskusiKelompokTerarah.
Jakarta.

106 Jurruf Dian'lof. 11 ,b. 2 Mei 20LL


FaridHusni,2005. PendidikanKesehatanReproduksiRemaia, http:i/www.suaramerdeka.com/
Senin,(aksesPebruari2008)
harian/0503/14looi04.htm
Kusnanto,Hari. 2003. Metode PenelitianKualitatifdalam Riset Kesehatan.Sditya media,
Yogyakarta
dkk,Tim LitbangPSS PKBIDIY 2006.Pendidikan
Kristiwardani KesehatanReoroduksidiSekolah
(RisetKebijakandan PenqembaganKurikulumKespro).Jurnal bening,vol Vll, no 1, Mei
2006, ISSN 1693-9778,PusatstudiseksualitasPKBIYogyakarta
LaurikeMoeliono,2003. ProsesBelajarAktif KesehatanReproduksiRemaja.BahanPeqanoan
KeqiatanBelaiarAktifUntukAnak& Remaiausia 10-14Tahun.BKKBN,
untukMemfasilitasi
Jakarta
Moleong,LexyJ. 1989.MetodepenelitianKualitatif.RamadjaKarya,Bandung
NugrohoJ, SE, MM,2003.PerilakuKonsumen.Konsepdan imolikasiuntukStrateqidan Penelitian
Pemdsaran.PrenadaMedia,ed. 1, Jakarta
Notoatmojo,
Soekidjo.2005.PromosiKesehatan,Teoridan Aolikasi.RinekaCipta.Jakarta
Poerwandari,E. Kristi.2004. PendekatanKualitatifdalam PenelitianPsikoloqi.Lembaga
pengembangan SaranaPengukuran dan PendidikanPsikologi,FakultasPsikologiUl,Jakarta
(aksesMaret
PP 28/1990,PendidikanDasar,www.unmit.orq/leqal/lndonesianLaMop/Pp199028.htm,
2008)
Sarwono,SarlitoWirawan.2005.PsikoloqiRemaia.PT RajaGrafindoPersada.Jakarta
SiswandiSuwarta,PendidikanSeksualdanReproduksiBerbasis
Sekolah,htto://situs.kespro.info/
.htm,(aksesMaret2007)
krr/fel2003/kn01
Sukarna,1990.Keoemimpinan
dalamAdministrasi,
MandarMaju,Bandung
Notoatmojo,Soekidjo.2007. PenqantarPendidikanKesehatandan llmu PerilakuKesehatan.
AndiOffset.Jakarta
TjutjuTuraeni,2005, Pelaksanaan Penqaiaran Pendidikan Kesehatan-ReoroduksiRemaia (PKRR)
Sekolah Menenqah atas Neqeri (SMAN) Binaan Puskesmas Pelayanan Kesehatan Reproduksi
E s e n s i a l ( P K R E ) d i K a b u p a t e nM a i a l e n q k a ,h t t o : / / d i q i l i b . l i t b a n o . d e o k e s . q o . i d /
go.php?id=jkpkbpok-gdl-res-2007-tjutjutura-2323&q=pascasariana, (akses23 Maret2008)

Ann[isisPrafuKPentri[ifonl(uefintan......(Zaena[ f,anSufrnryo
Sugiyanto ) 107
SINOPSISPENELITIAN
LANJUTAN

1 . Tema
ModelPendidikanKesehatanReproduksiRemajapadaSMP yang BerbasisAgama di Kota
Semarang
2. L a t a rBe l a ka n g
Masalah kesehatan reproduksiremaja padasiswaSMPsebagai
terutama kelompokremaja
awaltetapmengalami kecenderungan
meningkat.
Rekomendasi
hasilpenelitian
tentang
AnalisisPraktikPendidikan KesehatanReproduksi RemajaOleh Guru Bimbingandan
Konseling padaSMPyangBerbasis Agamadi KotaSemarang'menyebutkan bahwaperlu
penelitianlebihlanjuttentangmodelpendidikanKRRsertamediapembelajaran yangsesuai
bagisiswaSMPyangberbasis agama.
Penefitilebihberminatdan lebihavailableuntukmenelititentangmediapembelajaran
yang
sesuaibagisiswaSMPyangberbasis agama.Penelitiantentangmasalah tersebut
termasuk
pentingkarenamediapembelajaran merupakan salahsatufaktoryangcukupbesarperannya
dalamkeberhasilan suatuprosespembelajaran. Pembelajaran KRRsaatini
3. PermasalahanPenelitian
isi pokokbahasan/materi
a. Apa dan bagaimana yangsesuaidengansiswaSMPyang
berbasis
agama?
b. Apadanbagaimanajenismediayangdisukaiolehkelompok
siswaSMPyangberbasis
agama?
c. Apakahmediapembelajaran KRRyangdirancang dapatmeningkatkan
keberhasilan
programpendidikan
KRRpadasiswaSMPyangberbasis agama?
4. Tujuan
modelpendidikan
Menciptakan kesehatan
reproduksi
remajayang
sesuaiuntukSMp yang
Berbasis
Agamadi KotaSemarang
5. M e t o d e
a. RancanganPenelitian
Penelitian
initermasukresearchanddevelopment
b. Sasaran
Seluruhelemenpadasistempendidikan SMPyangberbasis Agama
c. Lokasi
KotaSemarang
d, Langkah:Langkah
pertama
Langkah adalahmelakukanpengukuran kebutuhandankesukaan siswaSMp
yangberbasis agamapadamediacetakatauelektronik dalampembelajaran masalah
KRR.Langkah adalahperancangan
selanjutnya pembuatan
mediadilanjutkan media.
Agarlebihsesuaidengankebutuhanmakamediatersebut harusdilakukanujicobadan
dilakukan
revisijikaadamasukan.Setelahdilakukan
ujicobamakadilakukan aplikasi
padasuatupembelajaranKRRdandiukurbagaimana dampaknya terhadaphasilbetajar.
6. Manfaat
Penelitian
iniakansangatbermanfaatbagipengelola
programpendidikan
KRRdanbagiguru
pendidikmateriKRR.Selainitujugaakansangatmembantu siswaSMPmempelajari
materi
KRRyangsesuaidengannormaagama.

108 turtu[ Dis.n'I/o[1]. M. 2 1Wimll

Вам также может понравиться