Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Pengertian
B. Klasifikasi
C. Etiologi
1. Diabetes Mellitus Tipe I :
a. Faktor Genetik
b. Faktor-Faktor Imunologi
1
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu
otoantibodi terhadap sel sel pulau langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor Resiko :
D. Patofisiologi / Pathways
2
Keluhan umum pasien DM sepertipoliuria,polidipsia,polifagia, pada DM
umumnyatidakada. Sebaliknya yang sering mengganggupasienadalah keluhan
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM
lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,sehinggagambaran
klinisnyabervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang
luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
katarak, rasa kesemutan pada tungkai sertakelemahan otot (neuropati perifer) dan
luka pada tungkai yang sukar sembuh dengn pengobatan lazim.
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuuh darah otak
17. Hipertensi
3
dehidrasi, kesadarn menurun dengan hiperglikemia, dehidrasidan ketonemia.
Gejalayang biasaterjadi pada hipoglikemia seperti rasalapar, menguapdan
berkeringatbanyak, umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak
bermanifestasi sebagai sakitkepala dan kebingungan mendadak.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Test toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
G. Penatalaksanaan
4
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan dibetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi
5. Pendidikan kesehatan
H. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan keluarga
Letih, lemah, sulit bergerak, atau berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4. Sirkulasi
5. Integritas Ego
Stres, ansietas,
6. Eliminasi
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
8. Neurosensori
5
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,
gangguan penglihatan.
10. Pernafasan
Batuk dengan atau tanpa sputum purulen (terganggunya adanya infeksi atau
tidak)
11. Keamanan
I. Masalah keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadinya injury
J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein,
lemak.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
6
a. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi
b. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapatdihabiskan pasien.
c. Auskultasi bisisng usus, dicatat adanya nyeri abdomen atauperut
kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna,
pertahankan keadaan puasa sesuai dengn indikasi.
d. Berikan makanan cair angmengandung zat makanan (nutrien) dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui oral.
e. libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
f. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat
kesadaran, seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin,
denyut nadi cepat,lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
g. Motivasi klien untuk oral hygine sebelum dan setelah makan.
h. Anjurkan klien untuk minum air hangat kuku.
i. Anjurkan klien segera makan saat hidangan makanan masih hangat dan
tentunya makan sesuai dengan porsi yang telah ditetapkan oleh ahli gizi.
j. Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
k. Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
l. Kolaborasi dengan ahli diet.
Kriteria hasil :
Intervensi :
7
h. Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edem, peningkatan BB.
i. Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengn atau tanpa
dextrose.
j. Kolaborasi : pantau pemeriksaan laboratorium (Ht,BUN, Na,K)
3. Ganggun integritas kulit berhubungan dengan perubahan statusmetabolik
(neuropati perifer)
Kriteria Hasil :
Intervensi :
a. Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, adanya push, edema, dan
discharge.
b. Kaji frekuensi ganti balut
c. Kaji tanda vital.
d. Kaji adanya nyeri dan infeksi
e. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril
f. Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
g. Kolaborasi pemberian antibiotik sesui indikasi
4. Resiko terjadi injuriberhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Intervensi:
8
Daftar Pustaka
9
10