Вы находитесь на странице: 1из 7

PRINSIP STRATIGRAFI

HUBUNGAN STRATIGRAFI

Tugas 1

DISUSUN OLEH:
FERATURRAHMI (144107010008)
FITRA ARIMES (1404107010023)
PUSPITA SARI (1404107010025)
BELLA FITRIA (1404107010033)
DEVILIA WULANDARI (1304107010036)

PROGAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2016
1. HUBUNGAN STRATIGRAFI

GAMBAR 1

Jenis Batuan
Youngest

No Huruf Jenis Batuan


1 R Gravel
2 N Rumah
3 H Konglomerat
4 D Gravel
5 Y Unconformity
6 T Fault
7 A Granit
8 F Shale
9 L Basalt
10 XX Angular Unconformity
11 G Limestone
12 J Shale
13 W Unconformity
14 Z Konglomerat
15 CC Disconformity
16 S Granit
17 B Shale
18 U Unconformity
19 E Granit
20 K Fault
21 X Clay
22 M Granit
23 O Sandstone
24 P Non-unconformity
25 C Fault
Oldest
26 V Metamorfik
Berdasarkan pemetaan geologi struktur bawah permukaan seperti gambar di atas dapat
diketahui bahwa litologi batuan tersebut telah mengalami gaya tektonik sehingga timbul
ketidakselarasan antar lapisan di bawah dengan lapisan di atas permukaan. Dalam proses
sedimentasi, di mana sedimentasi hilang pada satu waktu sehingga terjadi ketidakselarasan
(unconformity) antara lapisan atas dan bawah. Hubungan Ketidakselarasan yang terjadi di
antaranya:

Superposisi
Non-Conformity
Disconformity
Angular Conformity

Lapisan batuan yang pertama 1 terbentuk adalah lapisan dengan simbol V yang
merupakan salah satu lapisan batuan sedimen, tetapi batuan sedimen tersebut telah mengalami
perubahan. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan berbagai sebab yaitu: temperatur tinggi
akibat adanya sumber magma di bawah permukaan, dan tekanan akibat pembebanan di atasnya
serta gaya tektonik. Perubahan batuan tersebut membentuk batuan metamorf schist yang
hampir semua jejak asli batuan dan bentuk struktur lapisan hilang akibat dari mineral-mineral
yang mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Gaya tektonik yang terjadi mengakibatkan
batuan yang di simbolkan dengan C merupakan patahan (fault) yang menjalar di sepanjang
batuan metamorf.

Pada saat Pembentukan batuan metamorf yang disimbolkan dengan V, Proses


pembentukan batuan terhenti beberapa waktu mengakibatkan lapisan paling atas tererosi,
sehingga terdapat pemisah yang berbentuk kasar antara lapisan atas dan lapisan batuan bawah
yang disebut dengan Hubungan Non-Conformity Pada pelapisan batuan P.

Lapisan batuan ke 2 adalah lapisan yang disimbolkan dengan huruf O yang merupakan
batu pasir yang terbentuk dari batuan sedimen yang terdiri dari mineral-mineral berukuran pasir
atau butir-butir batuan. Lapisan batuan ke 3 adalah M. M adalah batuan Granit. Batuan Granit
terbentuk dikarenakan magma yang berada di bawah permukaan menerobos lapisan batuan
yang berada di atasnya yang memiliki zona lemah dan kemudian mengalami proses pembekuan
magma.

Lapisan batuan k 4 yang terbentuk adalah lapisan dengan simbol X. Lapisan X adalah
batu lempung (clay). Batu lempung berasal dari batuan sedimen yang mengalami pelapukan
akibat mineral silika dan asam karbonat yang dihasilkan oleh magma yang membentuk batuan
Granit pada batuan M, sehingga leburan mineral tersebut mempengaruhi lapisan sedimen yang
berada di atasnya, magma yang dihasilkan berasal dari aktivitas panas bumi. Penyusun Mineral
pada lempung yaitu aluminium, silika, oksigen sehingga membentuk ukuran butiran clay
sangat halus. Kemudian akibat Gaya tektonik yang terjadi pada batuan menyebabkan terjadinya
patahan dengan simbol K pada gambar di atas, sehingga terjadi Sesar Naik Pada batuan X dan
M. Selanjutnya terbentuk E dike yang merupakan bentuk tubuh batuan beku yang memotong
struktur batuan di sekitarnya. E (Dike batuan granit) terbentuk akibat adanya zona lemah, atau
rekahan akibat Gaya tektonik yang terjadi pada lapisan batuan di bawahnya, sehingga magma
yang berada di bawah menerobos melewati Zona yang lemah tersebut hingga batuan X.
Kemudian pada batuan X terjadi erosi U (disconformity) sehingga terdapat bentuk kasar antara
pemisah lapisan atas dengan lapisan di bawahnya.

Lapisan ke 5 yang terbentuk adalah lapisan dengan huruf B yang merupakan batuan
shale (Batu Mudstone). Terbentuk akibat konsolidasi (kompresi atau sementasi) batuan
lempung, sehingga pengendapan sedimen yang berada di atas clay menyebabkan terjadinya
proses litifikasi batuan sedimen sehingga membentuk batuan shale. Selanjutnya adalah batuan
granit yang terbentuk dikarenakan adanya zona lemah, atau rekahan pada batuan
mengakibatkan adanya instrusi magma yang membentuk batuan beku granit yang bersifat
asam. Pada lapisan batuan B terjadi erosi CC (Disconformity), sehingga bagian yang tererosi
dengan lubang yang besar tertimbun dengan batuan Konglomerat(Z). Batuan konglomerat
merupakan batuan klastik yang terakumulasi dari fragmen-fragmen yang berukuran besar,
dibutuhkan air yang cukup kuat untuk mengangkut partikel tersebut, kecepatan aliran air
dibutuhkan tenaga yang kuat untuk mengangkut salah satunya yaitu ombak laut yang besar
sehingga dapat diprediksikan bahwa lapisan batuan tersebut terbentuk di dalam dasar laut
sehingga dapat membawa fragmen konglomerat menuju lapisan batuan yang tererosi pada
batuan shale. Lapisan pemisah antara lapisan shale dengan lapisan di atasnya yaitu yang terjadi
erosi W (disconformity).

Lapisan batuan ke 6 yang terbentuk adalah J. J adalah batuan shale yang merupakan
lapisan batuan yang lebih muda pembentukannya dibandingkan lapisan batuan B. Lapisan ke
7 yang terbentuk adalah G. G adalah lapisan batuan Limestone yang merupakan batuan
sedimen karbonat yang terbentuk dari sedimentasi hewan dan tumbuhan batu karang
(Organisme Laut). Sehingga memperkuat bahwa lapisan batuan tersebut terbentuk di dalam
dasar laut. Kemudian pada XX menunjukkan adanya lapisan batuan bawah dengan lapisan
batuan sedimen di atasnya yang memiliki perbedaan sudut yang tajam (ketidakselarasan
menyudut), itu membuktikan bahwa lapisan yang awalnya datar kemudian mengalami gaya
tektonik yang sangat besar sehingga menyebabkan lapisan tersebut termiringkan, setelah
termiringkan terjadi erosi pada bagian atasnya sehingga menjadi mendatar, lalu terendapkan
lagi dengan lapisan batuan di atasnya, sehingga terjadi Angular Unconformity.

Lapisan batuan ke 8 adalah L. L adalah batuan basalt yang bersifat basa yang terbentuk
dari proses pembekuan Lava yang berlangsung cepat karena terbentuk pada permukaan bumi
(Ekstrusif Vulkanik). Lava tersebut keluar melalui batuan zona yang lemah yang bersifat
massive dan keras, yang memiliki kristal-kritsal kecil. Lapisan batuan ke 9 adalah F. F adalah
batuan shale. Selajutnya terbentuk A( Batuan Granit) Batholit yaitu magma yang menerobos
batuan dengan ukuran yang besar kemudian membeku, terobosan itu diakibatkan banyaknya
zona yang lemah pada bagian perlapisan batuan tersebut atau akibat gaya tektonik yang besar
mengakibatkan terbentuknya rekahan yang sangat besar pada batuan tersebut sehingg adi
terobos oleh magma membentuk batuan granit sehingga berukuran yang sangat besar, akibat
gaya tektonik yang terjadi terbentuk T (Fault) pada lapisan batuan F. Kemudian terjadi erosi Y
(Unconfomity).

Lapisan Batuan ke 10 adalah D. D adalah batuan gravel yang terjadi karena akumulasi
pasir dan batuan yang terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah. Kemudian
tererosi membentuk batas ketidakselarasan disconformity akibat erosi tersebut bagian yang
mengalami erosi membentuk kubah akan terisi oleh lapisan batuan konglomerat yang terbawa
oleh aliran air. Lapisan batuan R adalah batuan pasir untuk menimbun bagian batuan yang
tererosi tersebut dan N merupakan rumah yang mengalami subsidence atau mengalami
amblesan.

2. HUBUNGAN STRATIGRAFI

Gambar 2

Jenis Batuan
Youngest
No Huruf Jenis Batuan
1 S Conglomerat
2 J Shale
3 N Disconformity
4 Z Disconformity
5 K Fault (Sesar naik)
6 D Gravel
7 X Basalt
8 E Limestone
9 O Angular Unconformity
10 A Clay
11 H Sandstone
12 M Granit
13 R Clay
14 B Sandstone
15 C Disconformity
16 G Fault
17 P Granite
18 F Schist

Oldest

Berdasarkan pemetaan geologi struktur bawah permukaan seperti gambar 2 di atas


dapat diketahui bahwa litologi batuan tersebut telah mengalami gaya tektonik sehingga timbul
patahan dan sesar naik serta hubungan stratigrafi. Pada awal pembentukan batuan sedimen,
lapisan batuan tersebut berbentuk lapisan yang datar namun mengalami kemiringan dan terjadi
ketidakselarasan antar lapisan di bawah permukaan (unconformity).

Pada litologi batuan di atas lapisan batuan yang pertama terbentuk adalah batuan
metamorf schist (F). Batuan Schist (F) tersebut berasal dari batuan sedimen yang mengalami
perubahan akibat mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Lapisan 2 batuan yang
terbentuk adalah batu granit P, batu granit tersebut merupakan batuan yang berasal dari magma
yang mengalami pembekuan secara lambat dikarenakan pembekuan terjadi di dalam
permukaan bumi.

Pada saat pembentukan batuan granit, fragmen pada batuan metamorf schist masuk ke
dalam tubuh batuan granit sebagai Inklusi, sehingga fragmen batuan yang masuk ke dalam
batuan granit lebih tua dibanding batuan granit. Akibat gaya tektonik pada batuan granit
terdapat G patahan (fault) yang menjalar sepanjang batuan granit tersebut. Pada saat proses
pembentukan batuan, Proses yang terjadi terhenti beberapa waktu mengakibatkan lapisan
paling atas tererosi, kemudian lapisan sedimen terbentuk di atasnya, sehingga terdapat pemisah
yang berbentuk kasar antara lapisan atas dan bawah yang disebut Hubungan Non-Confotmity
Pada C.

Lapisan 3 batuan yang terbentuk adalah B. B adalah batuan sandstone, yang terbentuk
dari sedimentasi butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin dan ombak yang
terakumulasi pada suatu tempat. Selanjutnya pada lapisan batuan ke 4 adalah R batuan Lay
(lempung). Batuan lempung merupakan batuan sedimen yang kaya akan material alumunium
dan silika dengan penyusun batuannya sangat kecil. Lapisan 5 yang terbentuk adalah H, yaitu
batuan sandstone dan lapisan yang ke 6 adalah A, yaitu batuan clay (lempung). Kemudian pada
lapisan batuan tersebut terbentuk dike. Dike merupakan bentuk tubuh batuan beku yang
memotong struktur batuan di sekitarnya yang memiliki bentuk tabular dengan kedua sisinya
sejajar, dike terbentuk dari magma yang naik ke atas lapisan batuan akibat terdapatnya zona
batuan yang lemah dan adanya gaya tektonik dan terbentuk rekahan sehingga magma yang
memiliki massa jenis yang kecil naik ke atas dan membeku secara perlahan membentuk batuan
granit.

Pada O adalah hubungan ketidakselarasan Angular Unconformity di mana terdapat


pemisahan batuan sedimen yang memiliki perbedaan sudut sangat tajam antara lapisan bawah
dengan di atasnya (ketidakselarasan menyudut), itu dikarenakan bahwa lapisan yang awalnya
datar kemudian mengalami gaya tektonik yang sangat besar sehingga menyebabkan lapisan
tersebut dalam keadaan terlipat atau termiringkan, setelah termiringkan terjadi erosi pada
bagian atasnya dengan erosi yang berbentuk miring sehingga pada pengendapan lapisan
sedimen selanjutnya lapisan batuan terendapkan dalam keadaan miring.

Lapisan yang ke 7 adalah E Limestone. Limestone terbentuk dari batuan sedimen


karbonat yang yang mengalami sedimentasi hewan dan tumbuhan batu karang (Organisme
Laut). Sehingga dapat dikatakan bahwa pada perlapisan tersebut dulunya merupakan bagian
dari dasar laut. Lapisan ke 8 adalah X batuan Basalt, batuan basalt yang terbentuk dari proses
pembekuan magma di permukaan bumi atau dekat permukaan bumi yang berlangsung cepat
dikarenakan magma tersebut berinteraksi dengan lingkungan di luarnya. Pada batuan basalt
tersebut kemungkinan adalah lava yang mendingin yang berasal dari gunung api.

Lapisan ke 9 adalah D batuan Gravel. Gravel adalah batu pasir yang terjadi karena
akumulasi pasir dan batuan yang terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah.
Kemudian pada lapisan batuan tersebut terdapat patahan yang sangat besar yaitu K sesar naik.
Akibat gaya tektonik yang sangat besar sehingga sehingga tampak sesar naik pada perlapisan
batuan tersebut. Selanjutnya adanya lapisan batuan sedimen yang dipisahkan oleh bidang erosi.
Fenomena ini terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa waktu dan mengakibatkan lapisan
paling atas tererosi sehingga menimbulkan lapisan kasar Z. Lapisan ke 10 adalah J batuan shale
(Batu Mudstone), Mud adalah batuan sedimen yang pembentukannya akibat konsolidasi
(kompresi atau sementasi) clay. Kemudian lapisan batuan shale mengalami erosi N sehingga
bagian yang tererosi dengan bentuk kubah, sehingga bagian yang kosong pada bentuk kubah
tersebut terisi oleh batuan konglomerat. Konglomerat adalah salah satu jenis batuan sedimen
yang merupakan suatu fragmen (pecahan) dari proses sedimentasi (Pengendapan). Batu
Konglomerat tersusun atas fragmen (pecahan) yang telah membundar kemudian terikat dan
terpadatkan menjadi satu oleh batu pasir dan krikil.

Вам также может понравиться