Вы находитесь на странице: 1из 10

Prosiding Skripsi Semester Genap 2009-2010

SK-091304

Sintesis dan Karakterisasi Katalis Al-MCM-41, Fe-Al-MCM-41, serta Fe-MCM-41

Dedi Navia Sandi, Ir. Endang Purwanti S, MT, Dra. Ratna Ediati, MS., Ph.D

Jurusan Kimia FMIPA ITS Surabaya


Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

ABSTRAK
Katalis Al-MCM-41, Fe-Al-MCM-41, dan Fe-MCM-41 telah disintesis dengan metode
hidrotermal dalam penelitian ini. Proses hidrotermal dilakukan dalam botol polipropilena pada
suhu 100 oC selama 144 jam. Katalis hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD dan FTIR,
serta diuji keasamannya dengan menggunakan FTIR-piridin. Hasil karakterisasi dengan
menggunakan XRD dan FTIR menunjukkan bahwa katalis Al-MCM-41, Fe-Al-MCM-41 dan Fe-
MCM-41 mempunyai struktur yang sama dengan material mesopori MCM-41, hal ini ditandai
puncak-puncak karakteristik difraktogram pada 2 sekitar 1,5-2,5o; 3,5-4,5o; 4,5-5,0o dan 6,0-
6,5o. Sedangkan pada spektra FTIR muncul 5 puncak spesifik dari MCM-41 yaitu puncak pada
bilangan gelombang 466-462; 796-802; 960-968; 1080-1091 dan 1226-1238 cm-1. Hasil uji
keasaman dengan FTIR-piridin menunjukkan bahwa sisi asam Lewis dan sisi asam Bronsted
dipengaruhi oleh logam Al dan Fe yang disubstitusikan. Peningkatan sisi asam katalis sesuai
dengan meningkatnya kandungan logam.

Kata Kunci : Katalis Al-MCM-41, Fe-Al-MCM-41, Fe-MCM-41, XRD, FTIR, FTIR-Piridin

1. Pendahuluan Sejumlah logam transisi seperti Zn (Lu dkk,


MCM-41 merupakan padatan mesopori 2002) dan Ti, V, Cr, Fe, Co, Ni, Mn, Cu, La
yang memiliki struktur teratur dengan rongga dan Ru (Gomes dkk, 2005; Chaliha dan
(channel) seragam, membentuk susunan Battacharyya, 2007) telah berhasil
heksagonal, luas permukaan spesifik yang dimodifikasi dalam framework silika MCM-
besar (1000 m2.g-1) serta stabilitas termal 41. Pengikatan atom bervalensi tiga (Al, Fe
yang baik (Beck dkk, 1992). Sebagai katalis atau Ga) ke dalam struktur MCM-41
heterogen, MCM-41 memiliki pori-pori menciptakan sisi asam Bronsted dan dapat
luas/besar yang dapat digunakan sebagai menghasilkan material dengan variasi
katalis untuk reaksi organik. Akan tetapi, keasaman, sehingga akan memiliki
katalis MCM-41 murni tidak memiliki perbedaan sifat katalisis dan adsorpsi (Vinu
keasaman yang cukup untuk digunakan dkk, 2004).
secara langsung sebagai katalis. MCM-41 Beberapa atom Fe kemungkinan akan
mengandung material silika murni yang membentuk oksida besi yang terdapat dalam
hanya memiliki kandungan sisi asam Lewis pori. Substitusi atom Fe kedalam struktur
lemah dan tidak memiliki sisi asam Bronsted, MCM-41 berpengaruh terhadap sifat redoks
sehingga sulit untuk dimanfaatkan secara dan aktivitasnya dalam reaksi alkilasi dan
langsung sebagai katalis dan adsorben (Kim oksidasi. Akan tetapi, permasalahan yang
dkk, 1995; Enlud dkk, 1998). Karena itu timbul adalah kurangnya stabilitas Fe-MCM-
perlu menambahkan logam atau bukan logam 41 selama kalsinasi karena lemahnya ikatan
pada MCM-41 untuk menciptakan sisi asam Fe-O-Si (Vinu dkk, 2004). Sehingga
yang diharapkan. Adanya logam Al dalam diperlukan substitusi atom Al dan atom Fe ke
struktur MCM-41 dapat meningkatkan sifat dalam struktur MCM-41, selain dihasilkan
keasamannya yaitu sisi asam Bronsted Fe-Al-MCM-41 yang mempunyai stabilitas
(Endud dkk, 1998). Sisi asam Lewis ini akan termal yang baik, juga didapatkan katalis
meningkat, jika dalam struktur Al-MCM-41 yang mempunyai sisi asam Bronsted dan sisi
dimasukkan dimasukkan logam transisi. asam Lewis.
Berdasarkan analisa TPD (Temperature dilakukan sintesis katalis Fe-Al-MCM-41
Programmed Desorption) piridin, sisi asam dengan perbandingan Si/(Fe+Al) sebesar 25
kuat dan menengah yang dihasilkan dan perbandingan Si/Al dibuat tetap 60,
bergantung pada perbandingan nSi/(nFe+nAl) katalis ini dibandingkan dengan katalis Fe-
dan meningkatnya kandungan logam MCM-41 (Si/Fe = 100). Hal ini dilakukan
bervalensi tiga (Fe dan Al) dalam struktur untuk mengetahui pengaruh logam Al
MCM-41 (Vinu dkk, 2004). Hal ini perlu terhadap struktur dan tingkat keasaman yang
diketahui bahwa jumlah sisi asam kuat dihasilkan dari katalis Fe-Al-MCM-41 (25)
meningkat dengan meningkatnya kandungan dengan (Si/Al = 60).
logam. Aplikasi katalis Fe-Al-MCM-41 Untuk mensintesis Fe-Al-MCM-41
dalam reaksi katalisis tert-butylation fenol dengan perbandingan Si/(Fe+Al) sebesar 15,
menunjukkan bahwa peningkatan kandungan maka 21,2045 gram (0,1 mol) natrium
logam dalam struktur MCM-41, diikuti oleh metasilikat dilarutkan dalam 50 gram aqua
peningkatan aktivitas katalis yang dihasilkan. DM dan di stirrer selama 15 menit dengan
Aktivitas katalis menurun dengan urutan kecepatan 250 rpm. Setelah itu, CTAB
sebagai berikut: Fe-Al-MCM-41(20) > Fe- sebanyak 9,1115 gram (0,025 mol) dilarutkan
Al-MCM-41(50) > Fe-Al-MCM-41(80) dan kedalam aqua DM sebanyak 50 gram dan
hal ini sebanding dengan jumlah sisi asam ditambahkan sedikit demi sedikit sambil
yang dikandung (Vinu dkk, 2004). distirer selama 15 menit dengan kecepatan
250 rpm. Larutan aluminium sulfat 0,5125
2. Metode Penelitian gram (0,0013 mol) dilarutkan dalam 20 gram
2.1 Peralatan dan Bahan aqua DM dan0,4596 gram (0,0017 mol) besi
2.1.1 Peralatan klorida (dilarutkan dalam 20 gram aqua DM)
Peralatan yang digunakan dalam ditambahkan kedalam larutan sedikit demi
penelitian ini antara lain: gelas beker, gelas sedikit. Campuran diaduk dengan
piala, gelas ukur, labu ukur, botol menggunakan pengaduk magnetik selama 30
polipropilen, kertas saring, pengaduk menit dengan kecepatan 300 rpm sampai
magnetik (stirrer), corong Buchner, oven, menjadi homogen. Untuk mengurangi pH
furnace, alat X-Ray Diffraction (XRD), menjadi 11 ditambahkan asam sulfat pekat
spektrofotometer Fourier-Transform sebanyak 8,5 mL setetes demi setetes
Infrared (FTIR), dan SEM. sehingga pH turun menjadi 11 dengan diaduk
pengaduk magnetik. Suspensi yang terbentuk
2.1.2 Bahan diaduk dengan pengaduk magnetik selama 30
Bahan-bahan yang digunakan dalam menit untuk menghasilkan suspensi dengan
penelitian ini antara lain Natrium metasilikat komposisi 0,1 SiO2/0,0017 Fe2O3/ 0,0035
(Na2SiO3.5H2O), Cetiltrimetilammonium Al2O3/ 0,025 CTAB/10 H2O.
Bromida (CTAB, Merck), aqua DM, etanol, Suspensi dituangkan kedalam botol
Besi (III) Klorida (FeCl3.6H2O, Merck), polipropilen dan dipanaskan pada suhu 100
o
Aluminium sulfat (Al2(SO4)3.18H2O), dan C selama 144 jam. Setelah didinginkan pada
asam sulfat (H2SO4). temperatur ruangan, campuran disaring
dengan corong Buchner dan residu yang
2.2 Prosedur Penelitian berupa gel dicuci dengan aqua DM sebanyak
Katalis Fe-Al-MCM-41 disintesis 200 mL dan etanol untuk menurunkan pH
dengan menggunakan metode hidrotermal. menjadi netral. Gel yang dihasilkan
Katalis Fe-Al-MCM-41 disintesis dengan kemudian dikalsisnasi pada suhu 550 oC
variasi perbandingan Si/(Fe+Al) sebesar 15 selama 6 jam. Hasil kalsinasi dikarakterisasi
dan 25. Katalis Fe-Al-MCM-41 dengan X-Ray Diffraction (XRD), FTIR,
dibandingkan dengan katalis Al-MCM-41 ICP-AES, FTIR Piridin dan SEM.
dengan perbandingan Si/Al sebesar 40, Langkah dan perlakuan yang sama
sehingga pada katalis Fe-Al-MCM-41 dapat dilakukan untuk mensintesis katalis Fe-
dengan variasi perbandingan Si/(Fe+Al) Al-MCM-41 (25), Al-MCM-41 (40), Fe-
sebesar 15 dan 25, perbandingan Si/Al dibuat MCM-41 (100), dan Fe-Al-MCM-41 (25)
tetap 40. Hal ini dilakukan untuk mengetahui (Si/Al = 60) dengan variasi komposisi mol
pengaruh penambahan logam Fe dalam gel yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada
struktur Al-MCM-41 (40). Selain itu, juga tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Komposisi gel dengan perbandingan mol 0,1 aliran nitrogen pada suhu 150 oC. Setelah
SiO2/ x Fe2O3/ y Al2O3/ 0,025 CTAB/10 H2O selesai didesorp tabung ditutup dan
dari katalis
Katalis SiO2 Fe2O3 Al2O3 CTAB H2O didinginkan sampai pada suhu ruang. Pada
Al-MCM- 0,1 - 0,0013 0,025 10 saat suhu ruang, sampel diambil dan
41 (Si/Al dianalisis dengan IR. Spektra direkam pada
= 40)
Fe-Al- 0,1 0,0017 0,0013 0,025 10 bilangan gelombang 1700-1400 cm-1.
MCM-41
(Si/Fe+Al 2.3.4 Analisis dengan SEM
= 15)
Fe-Al- 0,1 0,001 0,0013 0,025 10 Sampel ditaruh pada sampel holder
MCM-41 (stubs) menggunakan double sided sellotape.
(Si/Fe+Al
= 25)
Sampel dilapisi dengan platina menggunakan
Fe-MCM- 0,1 0,001 - 0,025 10 Bio Coating System pada 10-1 mbar,
41 (Si/Fe kemudian dimasukkan ke dalam instrumen
= 100)
Fe-Al- 0,1 0,001 0,000871 0,025 10
SEM untuk di scan. Filamen tungsten
MCM-41 digunakan sebagai sumber electron dan
(Si/Fe+Al mikrograf SEM dicatat dengan resolusi
= 25)
dengan 20.000x.
(Si/Al =
60) 3. Hasil dan Diskusi
konstan
3.1 Sintesis Katalis Al-MCM-41; Fe-Al-
MCM-41 dan Fe-MCM-41
2.3 Karakterisasi Katalis
Proses hidrotermal pada sintesis
2.3.1 Analisis dengan XRD
katalis Al-MCM-41; Fe-Al-MCM-41 dan Fe-
Katalis Fe-Al-MCM-41 yang sudah
MCM-41 dilakukan dalam botol
dikalsinasi pada suhu 540 oC selama 6 jam
polipropilena. Proses ini dilakukan pada suhu
dianalisis dengan XRD merk Phillip Xpert
100 oC selama 144 jam karena pembentukan
radiasi Cu K1 (=1,54056 ). Sampel hasil
material mesoporous lebih optimum
sintesis dihaluskan dan ditempatkan dalam
dilakukan pada suhu 100 oC selama 144 jam
holder, kemudian dimasukkan pada alat
(Aini, 2009). Menurut Yahdi, (2009),
XRD. Sampel di scan dengan sudut (2) 1,5o-
perlakuan hidrotermal pada suhu 100 oC
10o dengan penghitungan 0,02o setiap 5 detik.
selama 6 hari (144 jam) merupakan proses
kristalisasi sehingga diharapkan keteraturan
2.3.2 Analisis dengan FTIR
struktur mesopori Al-MCM-41 dapat
Cuplikan hasil sintesis katalis Fe-Al-
ditingkatkan. Selanjutnya proses kalsinasi
MCM-41 yang berbentuk serbuk
dilakukan pada suhu 550 oC untuk
dicampurkan dengan KBr pada perbandingan
menghilangkan templat sehingga diperoleh
katalis dan KBr sebesar 1:100. Cuplikan dan
hasil akhir berupa serbuk putih.
KBr dihaluskan dengan mortar agate, lalu
diambil beberapa mg dan ditempatkan dalam
3.1.1 Sintesis Katalis Al-MCM-41
pellet holder untuk dimampatkan menjadi
Larutan CTAB distirer selama 15
pellet KBr. Pellet ditempatkan pada holder
menit pada 250 rpm. Setelah itu ditambahkan
dan dimasukkan pada alat FTIR untuk
larutan natrium metasilikat dan larutan
dianalisis pada daerah bilangan gelombang
aluminium sulfat sedikit demi sedikit dan
4000-400 cm-1.
distirer dengan kecepatan 300 rpm selama 30
menit. Campuran yang semula campuran
2.3.3 Analisis dengan FTIR Piridin
heterogen berubah menjadi campuran
Katalis sebanyak 10-15 mg dipress
homogen yang putih bening. Untuk
dalam self supporting wafer diameter 13 mm
mengurangi pH menjadi 11, campuran
dan diaktifkan dibawah keadaan vakum pada
tersebut ditambah larutan H2SO4 36 N
suhu 200 oC selama 3 jam dialiri gas
sebanyak 8,5 mL setetes demi setetes dan
nitrogen. Setelah itu didinginkan dengan
distirer selama 30 menit pada 300 rpm.
keadaan tabung tertutup tanpa dialiri gas
Campuran berubah menjadi putih keruh.
nitrogen sampai pada suhu ruang. Pada saat
Penambahan asam sulfat pada campuran
mencapai suhu ruang (30 oC) ditetesi dengan
homogen mengubah mengubah kondisi
piridin selama 5 menit dan didesorp dengan
larutan menjadi keruh. Pada pH 11,
campuran yang semula keruh berubah FeCl3 ke dalam campuran dilakukan dengan
menjadi gel. Gejala ini mengindikasikan penetesan dan pengadukan konstan selama 1
pembentukan inti partikel (nukleasi) (Perego jam pada kecepatan 300 rpm. Hal ini
dan Villa, 1997). Campuran yang mulai dilakukan untuk penyempurnaan dispersi ion
membentuk gel tersebut distirer pada Al3+ dan Fe3+ dalam kerangka MCM-41.
kecepatan 450 rpm selama 30 menit sampai Warna campuran berubah dari putih keruh
terbentuk suspensi. menjadi kekuning-kuningan. Akan tetapi,
Surfaktan CTAB bertindak sebagai semakin lama campuran distirer, warna
templat pengarah susunan heksagonal MCM- kuning tersebut semakin berkurang.
41 dengan cara membentuk misel. Selanjutnya dilakukan penurunan pH dengan
Peningkatan konsentrasi tempalat akan cara penambahan asam sulfat sampai pH 11.
menyebabkan misel berubah bentuk dari Jumlah asam sulfat yang dibutuhkan dapat
spheris menjadi tabung. Peningkatan misel dilihat pada tabel 4.1. Penambahan asam
yang berbetuk seperti tabung menjadi sulfat mengubah campuran menjadi suspensi
struktur Kristal cair yang merupakan struktur yang dilanjutkan pengadukan selama 1 jam.
MCM-41 (Zhao dkk., 1996). Reaksi Suspensi ini merupakan komposit anorganik-
pembentukan struktur MCM-41 terjadi organik, dimana komposit ini terbentuk
melalui pertukaran ion antara surfaktan Br- karena adanya interaksi elektrostatik antara
dengan anion silica dalam larutan aqueous. muatan positif surfaktan (C16H33(CH3)3+Br-)
Campuran yang berbentuk suspensi tersebut dengan muatan negatif spesi silikat dalam
dituangkan kedalam botol polipropilena dan larutan (Taguchi dan Schuth., 2005).
dipanaskan pada suhu 100 oC selama 144 Campuran yang dihasilkan berbentuk
jam. suspensi, campuran tersebut dimasukkan
Hasil yang diperoleh setelah proses dalam botol polipropilen dan dipanaskan
hidrotermal berupa gel berwarna putih dan pada suhu 100 oC selama 144 jam.
filtrat putih bening melalui proses Produk yang dihasilkan selanjutnya
penyaringan menggunakan corong Buchner. dicuci dengan aqua DM sampai pH material
Sebelum disaring, campuran didinginkan tersebut netral (pH = 7). Jumlah aqua DM
pada suhu ruang. Endapan yang berbentuk yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.1.
gel tersebut dicuci dengan aqua DM sampai Kemudian sampel tersebut dikeringkan pada
pH 7. Aqua DM yang dibutuhkan sebanyak suhu 100 oC selama 24 jam. Hal ini
360 mL. Proses pencucian ini dilakukan dimaksudkan untuk menghilangkan sisa
untuk menghilangkan sebagian surfaktan dan reaktan dan air yang terikat secara fisis.
pengotor lainnya. Material dikeringkan pada Sedangkan kalsinasi pada suhu 550 oC
suhu 100 oC selama 12 jam untuk selama 6 jam dimaksudkan untuk
mengurangi sisa pelarut air dari pori-pori menghilangkan templat yang digunakan.
padatan. Selanjutnya padatan tersebut Hasil sintesis berupa padatan berwarna putih
dikalsinasi pada suhu 550 oC selama 6 jam. kekuning-kuningan yang selanjutnya
Pada suhu 540 oC molekul-moekul organik dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, dan diuji
yang berasal dari templat CTAB dapat keasamannya dengan FTIR-Piridin.
dihilangkan dari struktur padatan melalui
kalsinasi selama 6 jam. Hasil sintesis berupa Tabel 3.1 Volume aqua DM dan H2SO4 yang
padatan berwarna putih. Hasil sintesis diperlukan dalam sintesis Fe-Al-MCM-41
Fe-Al-MCM- Si/(Fe+Al)=15 Si/(Fe+Al)=25 Si/(Fe+Al)=25
tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan 41 (Si/Al=40) (Si/Al=40) (Si/Al=60)
Aqua DM 300 mL 300 mL 300 mL
XRD, FTIR dan FTIR-piridin untuk menguji H2SO4 8,5 mL 9 mL 15 mL
keasamannya.
3.1.3 Sintesis Katalis Fe-MCM-41
3.1.2 Sintesis Katalis Fe-Al-MCM-41 (Si/Fe=100)
Larutan CTAB distirer selama 15 Larutan CTAB yang digunakan
menit untuk membentuk misel-misel. Larutan sebagai templat diaduk selama 30 menit
natrium metasilikat ditambahkan dengan dengan kecepatan 250 rpm. Larutan natrium
penetesan dan pengadukan konstan selama metasilikat ditambahkan dengan cara
30 menit untuk menyempurnakan penetesan dan pengadukan konstan. Hal ini
penyebaran silikon ke semua bagian misel. dilakukan untuk penyebaran silikon ke semua
Penambahan larutan Al2SO4 dan larutan
bagian misel. Selanjutnya ditambah larutan
FeCl3 dengan cara penetesan dan pengadukan
konstan selama 15 menit dengan kecepatan
300 rpm agar ion Fe3+ terdispersi secara
sempurna dalam kerangka MCM-41. Warna

Intensitas (a.u)
larutan yang semula bening menjadi keruh
kekuning-kuningan, semakin lama proses (e)
(d)
pengadukan, warna kuning mulai memudar. (c)
Hal ini menunjukkan ion Fe3+ terdispersi (b)

kedalam struktur MCM-41. Untuk penurunan (a)


pH menjadi 11, ditambahkan asam sulfat 2 4 6 8 10
sebanyak 18,5 mL dalam kondisi campuran 2 ()
diaduk selama 1 jam dengan kecepatan 300
rpm. Penambahan asam sulfat menyebabkan Gambar 4.1 Difraktogram katalis: (a) Fe-Al-MCM-
41(15), (b) Fe-Al-MCM-41(25) dengan
campuran berubah menjadi suspensi.
Si/Al=60, (c) Fe-Al-MCM-41(25)
Suspensi yang terbentuk dimasukkan dengan Si/Al=40, (d) Al-MCM-41(40)
dalam botol polipropilena yang dipanaskan dan (e) Fe-MCM-41(100).
pada suhu 100 oC selama 144 jam.
Selanjutnya produk yang dihasilkan disaring Difraktogram katalis Al-MCM-
dengan corong Buchner, dimana diperoleh 41(40) menunjukkan puncak pada rentang 2
filtrat berwarna bening dan residu berwarna sekitar 1,5-2,5 o, 3,5-4,5o, 4,5-5,0o dan 6,0-
kekuning-kuningan. Kemudian residu 6,5o. Puncak-puncak tersebut merupakan
tersebut dicuci dengan aqua DM sampai pH puncak-puncak karakteristik dari struktur
netral. Volume aqua DM yang dibutuhkan MCM-41, sesuai dengan yang dilaporkan
sebanyak 325 mL. Residu tersebut oleh Beck dkk., (1992) bahwa puncak
dikeringkan selama 12 jam pada suhu 100 oC. karakteristik dari difraksi heksagonal MCM-
Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan 41 terdiri dari puncak kuat pada 2 = 1,8-2,4o
sisa reaktan dan air yang terikat secara fisis. yang merupakan refleksi bidang [100] dan 4
Proses kalsinasi dilakukan pada suhu 550 oC puncak pada 2 antara 3,0-8,0o yaitu antara
selama 6 jam dengan tujuan untuk 2 = 3,5-4,12o, 2 = 4,31-4,85o, 2 = 5,64-
menghilangkan templat organik yang tersisa, 6,00o dan 2 = 6,7o merupakan refleksi
sehingga diperoleh padatan kekuning- bidang [110], [200], [210], dan [300]. Hal ini
kuningan. menunjukkan bahwa katalis Al-MCM-41(40)
mempunyai struktur yang sesuai dengan
3.2 Karakterisasi Katalis struktur MCM-41. Savidha dkk., (2004)
Padatan katalis Al-MCM-41, Fe-Al- melaporkan bahwa munculnya puncak-
MCM-41 dan Fe-MCM-41 hasil sintesis puncak tersebut menunjukkan terbentuknya
dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, SEM, regularitas struktur hekasgonal dari MCM-
dan uji keasamannya dengan menggunakan 41.
FTIR-piridin. Fenomena munculnya puncak
tambahan pada 2 sekitar 6,7 setelah o

3.2.1 Hasil Karakterisasi Menggunakan kalsinasi merupakan refleksi dari derajat


XRD keteraturan struktur yang meningkat secara
Pola difraktogram katalis Fe-Al- dramatis dengan hilangnya molekul surfaktan
MCM-41(15), Fe-Al-MCM-41(25) dengan (CTAB) (Muhamed, 2005). Difraktogram
Si/Al=40, Fe-Al-MCM-41(25) dengan Fe-MCM-41(100) menunjukkan pergeseran
Si/Al=60, Al-MCM-41(40), dan Fe-MCM- dan peningkatan intensitas puncak pada 2 =
41(100) dapat dilihat pada gambar 3.1. 1,5-3,5o, serta puncak dengan intensitas
Puncak tajam pada rentang 2 = 1,5-2,5o rendah pada 2 = 3,5-4,12o, 2 = 4,31-4,85o.
merupakan puncak karakteristik pertama Perbandingan mol Si/Fe = 100 menunjukkan
yang mengindikasikan terbentuknya MCM- bahwa jumlah atom Fe yang disubstitusikan
41 (Selvaraj dkk., 2005). sangat sedikit apabila dibandingkan dengan
jumlah atom Si yang digunakan untuk
membentuk struktur MCM-41, sehingga
intensitas puncak pada 2 = 1,5-3,5o sangat
tinggi. Substitusi atom Fe menyebabkan terbentuk. Savidha dkk., (2004) melaporkan
pergeseran puncak pada 2 = 1,5-3,5o dan bahwa berkurangnya intensitas puncak dan
penurunan puncak pada 2 = 3,5-4,12o, 2 = terjadinya pergeseran puncak pada bidang
4,31-4,85o. refleksi [100] mengindikasikan berkurangnya
Difraktogram katalis Fe-Al-MCM- simetri dari struktur heksagonal MCM-41
41(25) dengan perbandingan Si/Al sebesar akibat terbentuknya ikatan Fe atau Zn dalam
40, menunjukkan puncak kuat pada rentang struktur tersebut. Yahdi, (2009) melaporkan
2 = 1,5-2,5o dan puncak dengan intensitas bahwa penurunan intensitas diikuti dengan
kecil pada 2 = 3,5-4,5o dan 2 = 4,5-5,0o. pergeseran 2 kearah yang lebih besar.
Tingginya puncak pada 2 sekitar 1,5-2,5o Semakin kecil perbandingan mol Si/(Fe+Al)
merupakan puncak karakteristik dari MCM- menunjukkan penurunan ketebalan dinding
41, sedangkan rendahnya intensitas puncak sel karena meningkatnya kandungan logam
pada 2 = 3,5-4,5o dan 2 = 4,5-5,0o Fe dan Al (Vinu dkk., 2004). Pengikatan
menunjukkan banyaknya logam Al dan Fe kation logam Fe3+ dan Al3+ yang mempunyai
yang menggantikan posisi Si dalam jari-jari ion yang lebih besar dibandingkan
framework MCM-41. jari-jari ion Si4+ menyebabkan pembesaran
Hal yang sama nampak pada jarak ikatan M-O. Jari-jari ion Fe3+ dan Al3+
difraktogram Fe-Al-MCM-41(25) dengan yaitu 74 pm dan 53 pm, sedangkan Si4+
perbandingan Si/Al=60, dimana puncak pada sebesar 40 pm.
rentang 2 antara 1,5-2,5o muncul dengan Penurunan intensitas, pelebaran dan
intensitas cukup kuat sedangkan puncak pada pergeseran puncak difraktogram menurut
2 = 3,5-4,5o dan 2 = 4,5-5,0o muncul Chen dkk., (1993) karena substitusi
dengan intensitas sangat rendah. Substitusi isomorphous dari heteroatom (dalam hal ini
Fe pada Fe-Al-MCM-41(25) dengan atom Al dan Fe) kedalam framework
Si/Al=60 lebih kecil dibandingkan dengan Moleculer Sieve MCM-41 yang
Fe-Al-MCM-41(25) dengan Si/Al=40, mengakibatkan perubahan sudut ikatan T-O-
sehingga puncak pada 2 = 3,5-4,5o dan 2 = T dari Al dan Fe dalam framework sehingga
4,5-5,0o dari Fe-Al-MCM-41(25) dengan terjadi distorsi (penyimpangan) pada
Si/Al=60 relatif lebih rendah. Selain itu pada keteraturan struktur MCM-41. Meningkatnya
difraktogram Fe-Al-MCM-41(25) dengan jumlah loading Fe dan Al mengakibatkan
Si/Al=60 terjadi pelebaran puncak pada 2 = regularitas struktur Fe-Al-MCM-41 menurun
1,5-2,5o, hal ini disebabkan karena (bertambah amorf) karena kemungkinan
banyaknya substitusi Al dengan terjadi kerusakan parsial pada strukturnya,
perbandingan Si/Al=60, dimana jari-jari ion karena Si-O-Al dan Si-O-Fe terasosiasi tidak
Al3+ lebih kecil dibandingkan jari-jari ion stabil.
Fe3+, sehingga kerusakan regularitas struktur
MCM-41 relatif besar. Selain itu 3.2.2 Hasil Karakterisasi Menggunakan
penambahan logam Fe pada Fe-Al-MCM-41 FTIR
tidak terlalu berpengaruh terhadap kerusakan Spektra FTIR katalis MCM-41
struktur MCM-41, hal ini dikarenakan menurut Gu dkk, (1999) memiliki empat
lemahnya ikatan Fe-O-Si setelah kalsinasi puncak spesifik yaitu pada bilangan
(Vinu dkk., 2004). gelombang 465, 797, 961, dan 1088 cm-1.
Difraktogram Fe-Al-MCM-41(15) Bilangan gelombang 961 cm-1 menunjukkan
menunjukkan pergeseran puncak dengan puncak gugus Si-O-Si yang diperkirakan
intensitas tinggi pada 2 sekitar 1,5-2,5o dan merupakan puncak karakteristik MCM-
tidak tampaknya puncak pada 2 sekitar 3,5- 41(Gu dkk., 1999).
4,5o, 4,5-5,0o dan 6,0-6,5o menunjukkan Hasil analisis FTIR terhadap katalis
bahwa besarnya kandungan Fe dan Al untuk Fe-MCM-41(100), Al-MCM-41(40), Fe-Al-
mensubstitusi Si dalam framework MCM-41 MCM-41(25) dengan Si/Al=40, Fe-Al-
berpengaruh terhadap regularitas struktur MCM-41(25) dengan Si/Al=60 dan Fe-Al-
MCM-41 itu sendiri. Semakin kecil MCM-41(15) menunjukkan pola serapan
perbandingan Si/(Fe+Al) maka jumlah Fe yang hampir sama. Semua katalis tersebut
dan Al yang digunakan untuk mensubstitusi menunjukkan 5 puncak spesifik dari
Si semakin banyak, sehingga terjadi kerangka MCM-41 seperti yang ditunjukkan
kerusakan struktur dari Fe-Al-MCM-41 yang pada gambar 3.2. Perbandingan puncak
serapan FTIR katalis hasil sintesis dapat besar mengindikasikan adanya logam-logam
dilihat pada tabel 3.2. yang telah bergabung dalam framework silika
Puncak pada bilangan gelombang MCM-41 (Selvaraj dkk., 2005). Telah
sekitar 453-467cm-1 menunjukkan vibrasi diketahui bahwa jari-jari ion Si4+ (40 pm)
tekuk Si-O-Si dari kerangka SiO4. Puncak lebih kecil dibandingkan jari-jari ion Al3+ (53
pada bilangan gelombang sekitar 796-802 pm) maupun Fe3+ (74 pm). Masuknya Fe dan
cm-1 merupakan vibrasi ulur simetri Si-O-Si, Al yang mempunyai ukuran lebih besar
puncak pada bilangan gelombang sekitar menyebabkan pita akan bergeser ke arah
960-968 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur bilangan gelombang yang lebih tinggi.
simetri Si-OH.
Puncak pada bilangan gelombang Tabel 3.2 Perbandingan puncak serapan
1080-1091 cm-1 sebagai puncak anti simetris FTIR katalis hasil sintesis
pita vibrasi Si-O-Si. Puncak pada daerah Katalis Bilangan geolmbang (cm-1)
Fe-MCM- 466,79 798,56 968,3 1091,75 1234,48
sekitar 1234-1238 cm-1 merupakan vibrasi 41(100)
ulur asimetri eksternal dari Si-O. Choi dkk, Al-MCM- 462,93 796,44 964,44 1084,05 1238,34
41(40)
(2006) melaporkan bahwa puncak pada Fe-Al- 459,07 796,56 964,44 1084,03 1234,4
bilangan gelombang sekitar 660 dan 960 cm-1 MCM-
41(25)
menunjukkan adanya spesies Si-O-Fe. (Si/Al=40)
Fe-Al- 459,07 796,56 960,58 1080,17 1226,77
MCM-
41(25)
(Si/Al=60)
Fe-Al- 462,93 802,4 964,44 1084,03 1234,4
MCM-
(a) 41(15)
(b)

(c) 3.2.3 Hasil Karakterisasi Menggunakan


(d)
(e)
FTIR-Piridin
Untuk menentukan jenis sisi asam
dari katalis, yaitu sisi asam Bronsted dan
1400 1200 1000 800 600 400 asam Lewis, maka dilakukan analisis
Bilangan gelombang (cm-1)
spektroskopi FTIR dengan piridin sebagai
Gambar 3.2 Spektra FTIR katalis: (a) Fe-MCM- molekul probe (penyidiknya). Adsorpsi
41(100), (b) Al-MCM-41(40), (c) Fe- piridin dilakukan pada suhu 150 oC dibawah
Al-MCM-41(25) dengan Si/Al=40, (d) kondisi vakum. Sebelum adsorpsi piridin,
Fe-Al-MCM-41(25) dengan Si/Al=60 katalis diprotonasi dengan dehidrasi dalam
dan (e) Fe-Al-MCM-41(15).
kondisi aliran gas N2 pada suhu 400 oC
Apabila dibandingkan dengan selama 3 jam. Keasaman katalis
spektra MCM-41 murni hasil penelitian Gu dikarakterisasi dengan spektroskopi FTIR
dkk, (1999), puncak pada spektra Fe-Al- pada daerah 1700-1400 cm-1 (Yahdi, 2009).
MCM-41(15) meningkat dari bilangan Berdasarkan gambar 3.3, spektra
gelombang 797 cm-1 menjadi 802,4 cm-1. Hal FTIR piridin menunjukkan beberapa puncak
ini disebabkan karena kandungan Fe dan Al antara lain puncak pada bilangan gelombang
yang lebih besar dibandingkan Fe-Al-MCM- 1447, 1496, 1546, 1620 dan 1649 cm-1.
41(25), Al-MCM-41(40) maupun Fe-MCM- Semua sampel memiliki puncak pada
41(100). Hal yang sama terjadi pada bilangan bilangan gelombang 1447 dan 1620 cm-1,
gelombang gugus Si-O-Si yang meningkat dimana puncak tersebut mengindikasikan
dari 961 (Gu dkk., 1999) menjadi 964-968 adanya sisi asam Lewis. Savidha dan
cm-1, kecuali untuk Fe-Al-MCM-41(25) Pandurangan, (2004) melaporkan bahwa
dengan Si/Al=60 yang menunjukkan puncak puncak rendah disekitar 1455 cm-1 dan
pada 960,58 cm-1. puncak tinggi disekitar 1620 cm-1
Kandungan Si dalam struktur Fe-Al- mengindikasikan piridin teradsorp dalam sisi
MCM-41(25) dengan perbandingan Si/Al=60 asam Lewis.
cukup banyak, sehingga tidak terlalu
berpengaruh pada vibrasi ulur simetri Si-OH.
Peningkatan bilangan gelombang yang lebih
MCM-41 mempunyai puncak sangat kecil
B
pada bilangan gelombang 1546 cm-1, hal ini
L
disebabkan oleh tidak adanya kandungan Al
dalam Fe-MCM-41.
Absorbansi (a.u)
L
Puncak pada bilangan gelombang
B
L+B 1496 cm-1 merupakan pita adsorpsi gabungan
(a)
sisi asam Lewis dan sisi asam Bronsted. Hal
(b) ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh
(c)
Selvaraj (2005) bahwa pita adsorpsi pada
bilangan gelombang 1496 cm-1 menunjukkan
(d)
piridin yang terikat pada sisi asam Lewis dan
(e)
1700 1650 1600 1550 1500 1450 1400 sisi asam Bronsted. Intensitas puncak pada
Bilangan Gelombang (cm-1) bilangan gelombang 1496 cm-1 tertinggi
berturut-turut: Fe-Al-MCM-41(15) > Fe-Al-
Gambar 3.3 Spektra FTIR adsorpsi piridin: (a) Fe-Al- MCM-41(25) pada Si/Al=40 > Fe-Al-MCM-
MCM-41(25) dengan Si/Al = 40, (b) Fe-
Al-MCM-41(25) dengan Si/Al = 60, (c) 41(25) pada Si/Al=60 > Al-MCM-41(40) >
Fe-Al-MCM-41(15) dengan Si/Al = 40, Fe-MCM-41(100). Hal ini berhubungan
(d) Fe-MCM-41(100) dan (e) Al-MCM- dengan kandungan Fe dan Al yang dapat
41(40) berkontribusi terhadap sisi asam secara
keseluruhan, baik sisi asam Lewis maupun
Puncak rendah pada bilangan sisi asam Bronsted.
gelombang 1447 cm-1 disebabkan karena Secara umum, adanya Fe dapat
katalis Al-MCM-41(40) tidak mengandung meningkatkan sisi asam Lewis, sedangkan
cukup sisi asam Lewis. Katalis Fe-Al-MCM- kekuatan sisi asam Bronsted disebabkan oleh
41(25) pada Si/Al = 40 dan Fe-Al-MCM- adanya ion Al3+ dalam framework Al-MCM-
41(25) pada Si/Al = 60 mempunyai puncak 41. Pengikatan Fe pada koordinasi
paling tinggi diantara lainnya, karena tetrahedral dalam struktur Al-MCM-41
kandungan Fe dan Al dalam MCM-41 menambah sisi asam secara keseluruhan, hal
memberikan kontribusi terhadap sisi asam ini disebabkan terbentuknya polarisasi yang
Lewis. Menurut Savidha, (2004) Al dan Fe kuat antara Si-O-Fe+. Selain itu juga
berkontribusi terhadap keseluruhan sisi terdapat Si-OAl yang juga dapat berperan
keasaman dari Al-MCM-41. terhadap distribusi sisi keasaman (Savidha
Intensitas puncak yang menunjukkan dkk., 2004).
sisi asam Lewis maupun sisi asam Bronsted
berhubungan dengan kandungan Zn maupun 4.2.4 Hasil Karakterisasi Menggunakan
Fe dalam framework Al-MCM-41 (Savidha SEM
dkk., 2004). Jentys dkk., (1999) melaporkan Hasil karakterisasi sampel Fe-Al-
bahwa keasaman material yang mengandung MCM-41(25) dengan perbandingan Si/Al=40
ion Al3+ secara langsung bergantung pada dan Fe-MCM-41(100) dapat dilihat pada
jumlah ion Al3+ dalam senyawa tersebut. gambar 3.4. Foto SEM tersebut dilakukan
Penggabungan kation Al3+ ke dalam struktur dengan pembesaran 20.00x.
silika MCM-41 yang terkoordinasi secara
tetrahedral menghasilkan sisi asam Bronsted
(Kang dkk., 2005).
Puncak rendah pada bilangan
gelombang 1546 cm-1 dan puncak tinggi pada
1649 cm-1 menunjukkan piridin teradsorp
pada sisi asam Bronsted. Aini, (2009)
melaporkan bahwa puncak pada bilangan
gelombang 1638 dan 1545 cm-1 merupakan
ciri-ciri regangan ion piridium (C5H5NH+),
dimana piridin berikatan dengan proton.
Kehadiran puncak regangan piridinium
membuktikan bahwa adanya kumpulan
hidroksil yang bersifat asam Bronsted. Fe-
(a)
Proses kalsinasi dilakukan pada suhu 550 oC
selama 6 jam. Berdasarkan hasil analisa
XRD, difraktogram dari katalis Al-MCM-41,
Fe-Al-MCM-41 dan Fe-MCM-41 terbentuk
sesuai dengan difraktogram MCM-41.
Peningkatan kandungan logam Fe dan Al
untuk mensubstitusi atom Si menyebabkan
pergeseran dan penurunan intensitas puncak.
Hasil analisa FTIR menunjukkan
bahwa spektra dari katalis Al-MCM-41, Fe-
Al-MCM-41 dan Fe-MCM-41 mempunyai 5
puncak spesifik dari MCM-41 yaitu puncak
pada bilangan gelombang 466-462; 796-802;
960-968; 1080-1091 dan 1226-1238 cm-1.
Hal ini menunjukkan bahwa katalis tersebut
(b)
mempunyai struktur yang sama dengan
Gambar 3.4 Foto SEM dari: (a) Fe-Al-MCM-41(25) MCM-41.
dengan Si/Al=40 dan (b) Fe-MCM-
41(100).
Hasil analisa FTIR-Piridin dari
katalis Al-MCM-41, Fe-Al-MCM-41 dan Fe-
Berdasarkan foto SEM diatas, nampak MCM-41 menunjukkan bahwa katalis hasil
bahwa terjadi perbedaan morfologi dan sintesis memiliki sisi asam Bronsted dan sisi
ukuran partikelnya berbeda. Foto SEM dari asam Lewis. Sisi asam Bronsted dipengaruhi
Fe-Al-MCM-41(25) dengan Si/Al=40 oleh kandungan logam Al, sedangkan sisi
mempunyai bentuk partikel tipe batang yang asam Lewis dipengaruhi oleh kandungan
lebih sedikit dibandingkan Fe-MCM-41, logam Fe. Peningkatan sisi asam katalis
serta kerusakan pada morfologi dari material sesuai dengan meningkatnya kandungan
tersebut. Yahdi, (2009) melaporkan bahwa logam. Hasil analisa SEM terhadap Fe-Al-
bentuk partikel tipe batang tersebut MCM-41(25) dengan Si/Al=40 dan Fe-
mengindikasikan keteraturan struktur MCM- MCM-41(100) menunjukkan bahwa
41. keseragaman dan bentuk partikel tipe batang
Besarnya logam Fe dan Al yang dari Fe-MCM-41 lebih besar dibandingkan
disubstitusikan kedalam framework Fe-Al- dengan Fe-Al-MCM-41(25).
MCM-41(25) menyebabkan kerusakan pada
struktur MCM-41. Hal ini nampak berbeda Ucapan Terima Kasih:
apabila dibandingkan dengan foto SEM dari 1. Ir. Endang Purwanti S, MT dan Dra. Ratna
Fe-MCM-41(100), dimana tipe batang yang Ediati, MS., Ph.D atas bimbingan, arahan
dihasilkan lebih banyak dan terjadi dan motivasi yang diberikan.
keseragaman yang lebih besar dibandingkan 2. Bapak dan Ibu, serta kakak-kakakku atas
Fe-Al-MCM-41(25). Jumlah logam Fe yang segala dukungan dan doanya.
disubstitusikan dalam Fe-MCM-41 relatif 3. Faurista Agustin Lestari atas segala
lebih sedikit dibandingkan dengan Fe-Al- bantuan yang diberikan.
MCM-41(25) yang disubstitusi dengan 4. Semua pihak yang mendukumg yang tidak
logam Al dan Fe, sehingga kerusakan dapat saya sebutkan satu persatu atas
struktur yang lebih besar pada Fe-Al-MCM- semua bantuannya.
41(25). Pengikatan logam kedalam
framework MCM-41 menyebabkan Daftar Pustaka
pengurangan simetri dari bentuk heksagonal Aini, Dinur. Rohmah., (2009), Aktivitas
MCM-41(Savidha dkk., 2004). Katalis Zn-Al-MCM-41 Pada Reaksi
Siklisasi Sitronelal, Tesis, Master of
4. Kesimpulan Science (Kimia), Fakultas Matematika
Katalis Al-MCM-41, Fe-Al-MCM- dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
41 dan Fe-MCM-41 telah berhasil disintesis Teknologi Sepuluh Nopember.
dengan metode hidrotermal dalam botol
propilena pada suhu 100 oC selama 144 jam. Beck, J.S., Artuli, J.C., Rowth, W.J.,
Leonowiez, M.E., Kresge, C.T., Schmitt,
K.D., Chu, T.W., Olson, D.H., Sheppard., Thermal Stability of MCM-41, Journal
E.W., Mc Cullen, S.B., Higgins, J.B., dan of Physical Chemistry, Vol.99, hal 16742-
Sclenker, J.L, (1992), A New Family of 16747.
Mesoporous Moleculer Sieves Prepared
with Liquid Crystal Templates, Muhamed, B.A, (2005), Synthesis,
American Journal of Chemical Society, Characterization, and Activity of Al-
Vol.114, hal. 10834-10843. MCM-41 Catalyst for Hydroxyalkylation
of Epoxides Tesis, Master of Science
Bhattachrrya, KG, Anup K, Taklukdar, (Chemistry), Faculty of Science Universiti
Parashmani, D., dan Sivasanker, S, Teknologi Malaysia.
(2001), Acetylation of Phenol with Al-
MCM-41, Catalysis Communication, Perego, C dan Perluigi Villa. (1997),
Vol.2, hal. 105-111. Catalyst Preparation Methods, Catalysis
Today, Vol. 34, hal. 281-305.
Chen, L.Y, Jaenicke, S., dan Chuah, G.K.
(1993), Thermal and Hydrotermal Savidha, R., dan Pandurangan, A. (2004),
Stability of Framework-substituted MCM- Vapour Phase Isopropylation of Phenol
41 Mesoporous Materials, Microporous Over Zinc and Iron containing Al-MCM-
Materials, Vol.12, hal. 323-330. 41 Moleculer Sieves, Applied Catalysis
A, Vol. 262, hal 1-11.
Choi, Jung-Sik., Yoon. Sang-Soon., Jang.
Soo-Hyun., Ahn. Wha-Seung., (2006), Selvaraj, M., dan Lee. T.G., (2005), t-
Phenol hydroxylation using Fe-MCM-41 Butylation of toluene with t-butyl alcohol
catalysts, Catalyst Today, Vol.111, hal. over mesoporous Zn-Al-MCM-41
280-287. moleculer sieves, Microporous and
Mesoporous Materials, Vol. 85, hal 59-
Endud, S., Hadi dan Halimaton Hamdan. 74.
(1998), Probing The Active Sites of
Aluminated Mesoporous Moleculer Sieve Vinu, A dan Nandhini, Usha K. (2004),
MCM-41 By Secondary Synthesis In The Mesoporous FeAlMCM-41: an Improved
conversion of Cycloheksanol, Catalyst for the Vapor Phase tert-
Mesoporous Moleculer Sieve, Vol. 117, butylation of phenol, Applied Catalysis,
hal 453-459. Vol. 265, hal 1-10.

Gomes, H.T., Selvam, P., Dapurkar, S.E., Yahdi, (2009), Sintesis dan Karakterisasi
Figuiredo, J.L, dan Faria, J.L, (2005), Katalis H-Al-MCM-41 dengan variasi
Transition Metal (Cu, Cr and V) Rasio Si/Al serta Aktivitasnya pada
modified MCM-41 for the Catalytic Wet Reaksi Siklisasi Sitronelal, Tesis, Master
Air Oxidation of aniline, Microporous of Science (Kimia), Fakultas Matematika
and Mesoporous Materials, Vol.86, hal. dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
287-294. Teknologi Sepuluh Nopember.
Zhao, X., Lu, M., Miller, dan Graeme, J.
Gu, G., Ong, P.P., dan Chu, C, (1999), (1996), Advanced in Mesoporous
Thermal Stability of Mesoporous Silica Moleculer Sieve MCM-41,Industrial
Moleculer Sieve, Journal of Physic and Engineering Chemical Research, Vol.35,
Chemistry of Solid, vol. 60, hal 943-947. hal 2075-2090.

Kang, F., Wang, Q., Xiang, S., (2005),


Synthesis of mesoporous Al-MCM-41
materials using metakaolin as aluminium
source, Material Letters, Vol. 59, hal.
1426-1429.

Kim, J.M, Kwak. Ja Hun, Jun. Shinae dan


Ryoo, R. (1995), Ion Exchange and

Вам также может понравиться