Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu
Disusun oleh
FAKULTAS TARBIYAH
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengenai aqidah ataupun Tauhid tak akan lepas dari
rukun Iman, secara bahasa aqidah diartikan dengan
simpulan, ikatan dan sangkutan, secara teknis diartikan
dengan iman, kepercayaan dan keyakinan. Adapun
pandangan ulama Islam menetapkan aqidah adalah
kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat
dikuatkan dengan dalil.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Iman
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan),
sedangkan secara istilah syarI iman adalah keyakinan dalam
hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang
dengan melakukan kemaksiatan. Kemudian pengertian iman
secara terminologi adalah diyakini dengan hati, diucapkan
dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan,
sedangkan berdasarkan aqidah iamn sering dikenal dengan
istilah ikatan atau ikatan hati, maksudnya seseorang yang
beriman mengikatkan hati dan perasaannya dengan sesuatu
kepercayaan yang tidak lagi ditukarnya dengan kepercayaan
lainnya.1
Sesungguhnya orang-orang yang mukmin yang sebenarnya
adalah meraka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian merka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwanya di jalan Allah, mereka itulah orang-
prang yang benar
2. Karakteristik Iman
a. Iman Bertambah dan berkurang
3 Abdul Majid Az- Zindani, Al- Iman, (Solo : Pustaka Barokah, 2003),
21-22
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetar hatinyadan apabila
dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat)
imannyadan hanya kepada Allah mereka bertawakkal
3. Tingkatan Iman
a. Iman kepada Allah Swt
6 Ibid., 114-115
tersebut berdiri di kuburannya dan jika dibangkutkan kedua
makaikat itu pun menyertainya.
7 Ibid., 116
Rasul yang pertama adalah Adam, sedangkan yang
terakhir adalah Muhammad SAW. Disebutkan bahwa jumlah Nabi
adalah 124 ribu, yang 313 orang diantara nya adalah Rasul.
Yang wajib di imani secara terperinci ada 25 orang yaitu rasul-
rasul yang namanya disebutkan didalam Al-Quran, yaitu : Adam,
Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Yakub,
Yusuf, Ayub, Syuaib, Musa, Harun, Daud, sSulaiman, yunus,
Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas, Alyasa, Zulkifli, dan junjungan kita
Muhammad. Semoga sholawat serta salam dilimpahkan kepada
mereka semua.
4. Konsep Iman
Dalam iman terdapat 3 unsur yang mesti berjalan searsi,
tak boleh timpang antara : pengakuan lisan dan pembenaran hati
dan pelaksanaan secara dalam amal perbuatan. Antara ikrar
lisan harus bersesuaian dengan perbuatan. Bukan sebaliknya,
lain diimulut, lain dihati, dan lain pula yang dilakukan. Bila
perbuatan tidak sesuai dengan apa yang diucapkan, hal iu
bukanlah perbuatan yang muncul dari iman, karena iman
seharusnya menampilkan hal-hal positif yang seirama dengan
detik hati dan ucapan lidah.
Bila kita kaitkan iman dengan Islam amatlah erat
hubungnannya. Iman ibarat pondasi suatu bangunan, sedang
amal-amalan islam : shalat, zakat, puasa, dan haji merupakan
tiangtiang penyangga bangunan itu, lalu pada tiang itulah
melekat berbagai kelengkapan bangunan yang terangkum dalam
apa yang disebut mala sholeh.
Ucapan dua kalimat syahadat : persaksian bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Nya
merupakan pernyataan seseorang bahwa dirinya telah memasuki
gerbang Islam, ynag sudah disebut Muslim. Itikad atau
kebenaran iman dalam kalbu seseorang adalah urusan pribadi;
antaranya dengan Tuhan. Rasulullah sendiri pun tidaklah
mengetahui secara pasti apa sebenarnya yang terdetik dalam
kalbu seseorang, ketika ia menyatakan keislamannya, apakah ia
benar-benar telah beriman atau belum. Kebenaran pernyataan
itu baru dapat diakui bila telah sesuai pernyataannya dengan
perbuatannya.
Keimanan itu bukanlah hanya ungkapan yang dilafalkan
diujung lidah saja, juga bukan hanya keyakinan yang terdapat
dalam hati, tanpa bukti pengamalan yang nyata yang tercermin
dalam sikap dan prilaku sehari-hari. Iman yang benar dan tepat
ialah keyakinan yang mantap dalam hati, yang telah mendarah
daging dalam diri seseorang dan bekasnya memancar dalam
segala tingkah laku, tindak tanduk, dan perbuatan. Karena iman
dalam hati, manusia tidak dapat mengukur nilai dan kadar
keimanan seseorang. K ita hanya mampu melihat bukti-bukti
yang tampak dalam perbuatan dan amal nyata. Bukti nyata
itulah yang menjadi takaran dan tolok ukur keimanan.
Bukti-bukti keimanan ialah :
1. Mencintai Allah dan Rasul Nya
2. Melaksanakan perintah-perintah Nya
3. Menghindari larangan-larangan Nya
4. Berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya
5. Membina hubungan secara vertikal kepada Allah (hablun
MinallahI) dan hubungan secara horizontal kepada sesama
manusia (hablun minannas)
6. Mengerjakan dan meningkatkan amal sholeh.
7. Berjihad dan dakwah
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Az- Zindani, Abdul Majid. Al- Iman. Solo : Pustaka Barokah, 2003.