Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Syok adalah sindrom gangguan perfusi dan oksigenasi sel secara menyeluruh
sehingga kebutuhan metabolisme jaringan tidak terpenuhi. Akibatnya, terjadi
gangguan fungsi sel atau jaringan atau organ, berupa gangguan kesadaran, fungsi
pernapasan, sistem pencernaan, perkemihan, serta sistem sirkulasi itu sendiri.
Sebagai respon terhadap menurunnya pasokan oksigen, metabolisme energi sel
akan berubah menjadi metabolisme anaerobik. Keadaan ini hanya dapat
ditoleransi tubuh untuk sementara waktu, dan jika berlanjut timbul kerusakan
pada jaringan organ vital yang dapat menyebabkan kematian. Syok bukanlan
suatu penyakit dan tidak selalu disertai kegagalan perfusi jaringan. Syok dapat
terjadi setiap waktu pada siapapun dan penangannya didasarkan pada diagnosis
dini yang tepat (Prajitno, B.W, 2010).
Secara patologis, apapun penyebabnya, syok menyebabkan penurunan curah
jantung. Penurunan curah jantung akan menyebabkan penurunan aliran darah
sistemik, penurunan nutrisi jaringan, penurunan nutrisi vaskuler, peningkatan
permeabilitas kapiler, penurunan volume darah yang kembali ke jantung dan
akhirnya akan lebih memperberat curah jantung (George Y, 2009).
Perdarahan merupakan keadaan darurat medis yang sering dihadapi oleh dokter
di ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif. Kondisi ini dapat
menyebabkan hilangnya secara cepat dan signifikan volume dari intravaskular
sehingga terjadi syok hipovolemik, yang juga dikenal sebagai syok hemoragik
(Santoso, 2012).
Patofisiologi syok perdarahan adalah terjadi kekurangan volume intravaskuler
menyebabkan penurunan venous return sehingga terjadi penurunan pengisian
ventrikel, menyebabkan penurunan stroke volume dan cardiac output, sehingga
menyebabkan gangguan perfusi jaringan.
Resusitasi pada syok perdarahan akan mengurangi angka kematian.
Pengelolaan syok perdarahan ditujukan untuk mengembalikan volume sirkulasi,

1
perfusi jaringan dengan mengoreksi hemodinamik, kontrol perdarahan, stabilisasi
volume sirkulasi, optimalisasi transpor oksigen dan bila perlu pemberian
vasokonstriktor bila tekanan darah tetap rendah setelah pemberian loading cairan.
Pemberian cairan merupakan hal penting pada pengelolaan syok perdarahan
dimulai dengan pemberian kristaloid/koloid dilanjutkan dengan transfusi darah
komponen (Udeani J, 2013).

Вам также может понравиться