Вы находитесь на странице: 1из 6

Penglipuran, Desa Adat Bali dengan Kearifan Lokal yang Kental

28 September 2013 19:07:27


Diperbarui: 24 Juni 2015 07:15:49 Dibaca : 9,758 Komentar : 6 Nilai : 7
Gambar Desa Adat Penglipuran,

Bangli, Bali. Bali memang mengagumkan. Selalu ada hal yang patut untuk diceritakan tentang
Bali. Senantiasa ada adat dan budaya Bali yang layak untuk diangkat dan sayang untuk
dilewatkan. Salah satunya adalah Desa Penglipuran. Kebetulan kunjungan 3 hari ke Bali
kemarin sempat beranjang sana ke sana. Desa Penglipuran merupakan salah satu desa di Bali
yang sampai saat ini masih memegang teguh budayanya. Jika kita ingin melihat kawasan
permukiman adat yang tertata dengan rapi dan sangat konseptual, Penglipuran lah tempatnya.
Jika ingin mengenal konsep permukiman yang sangat kental dengan kearifan lokal, Penglipuran
lah salah satu yang layak dituju. Tidak heran jika desa ini sering dijadikan lokasi tujuan bagi para
mahasiswa arsitektur atau perencanaan perkotaan sebagai salah satu objek kunjungan studinya.
Tentunya selain sebagai obyek wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik domestik
maupun mancanegara. Desa Penglipuran masuk dalam wilayah administrasi Kelurahan Kubu,
Kabupaten Bangli. Letaknya di jalan utama Kintamani Bangli. Kata Penglipuran berasal dari
kata Pengeling Pura. Artinya, tempat suci untuk mengenang para leluhur. Jaraknya sekitar 45
km dari Kota Denpasar. Desa Penglipuran memiliki luas sekitar 112 Ha., yang terdiri dari
tegalan, hutan bambu, permukiman, dan beragam fasilitas umum seperti pura, sekolah, dan
fasilitas umum lainnya. Berada di perbukitan dengan ketinggian berkisar 700 m dpl, menjadikan
Panglipuran sebagai kawasan yang cukup sejuk.
Gambar Desa Wisata Penglipuran.

Gambar Peta Desa Adat Penglipuran


Memasuki kawasan Desa Penglipuran, kita sudah dihadapkan pada konsep permukiman yang
ramah lingkungan. Dengan tegas kawasan Penglipuran tidak memperkenankan mobil maupun
kendaraan bermotor lainnya memasuki kawasan. Seluruh kendaraan bermotor hanya dapat
mencapai pelataran parkir yang disediakan di depan kawasan. Karena telah ditetapkan sebagai
desa wisata, untuk memasuki Desa Penglipuran, harus membayar tiket masuk. Tapi tidak perlu
khawatir, tidak terlalu mahal. Wajar saja. Sangat wajar jika dibandingkan dengan kekaguman
akan keasrian permukiman yang tertata apik dan terpelihara dengan baik yang bisa kita nikmati.

Gambar Bale pertemuan dan taman yang asri

Gambar Tempat sampah yang ada di Desa Wisata Penglipuran


Gambar Bale Pertemuan di Desa Wisata Penglipuran
Desa Wisata Penglipuran terlihat begitu asri. Keasrian kawasan telah menerpa
pengunjung saat pertama kaki melangkah memasuki kawasan. Selain asri, juga sangat bersih.
Sangat sulit untuk menemukan sampah yang tercecer di sana, apalagi onggokan sampah. Tidak
ada sama sekali. Di beberapa sudut disediakan tempat sampah dengan desain yang cukup unik.
Kerimbunan pepohonan di sepanjang jalan utama yang membelah desa juga menambah suasana
asri. Di sekitar pintu gerbang masuk desa terdapat area yang dinamakan catus pata yang
merupakan area yang terdiri dari balai desa, fasilitas masyarakat, dan ruang terbuka hijau berupa
taman nan asri. Semuanya tertata dengan apik. Perpaduan tatanan struktur ruang desa tradisional
dan konsep wisata desa yang cukup menjual.
Gambar Jalanan yang begitu bersih dan tertata apik

Gambar Desa Wisata Penglipuran


Penataan fisik bangunan dan pola penataan kawasan di Desa Wisata Penglipuran sangat
kental dengan budaya Bali yang tetap dipegang teguh oleh masyarakatnya. Budaya yang berlaku
turun temurun. Nuansa tradisional Bali sangat terasa. Terdapat jalan utama yang membelah desa
dengan deretan gerbang/pintu masuk menuju rumah-rumah. Pintu masuk ke tiap rumah didesain
dengan bentuk yang sama, biasa disebut angko-angko. Pintu sengaja dibuat tidak terlalu lebar
dengan maksud agar tidak dapat dilalui oleh motor. Tiap gerbang ditempeli tulisan keterangan
tentang nama pemilik rumah dan anggota keluarga. Jalan utama terus menanjak, disertai
undakan-undakan dan di ujungnya terdapat pura. Jalan-jalan di lingkungan perumahan terbuat
dari batu alam yang dihiasi rumput di sepanjang kanan dan kiri jalan. Deretan pohon kemboja
tidak ketinggalan memunculkan nuansa khas Bali. Selain suasananya yang asri dan sangat
mengagumkan, penduduk desa juga sangat ramah terhadap setiap tamu yang datang. Sempat
memasuki beberapa rumah yang ada, mereka menyapa dengan ramah, Silakan masuk Bu, lihat-
lihat di dalam. Mereka dengan ramah berusaha menjelaskan tentang Desa Wisata Penglipuran.
Di dalam rumah yang dikunjungi ternyata kita dapat menemukan beberapa pengrajin yang
sedang membuat beragam kerajinan khas Bali. Belum sempat bertanya, mereka sudah
menjelaskan, Kami hanya diperbolehkan untuk berjualan di dalam area rumah masing-masing,
tidak diperbolehkan jualan di sepanjang jalan utama. Ternyata konsep itu pula yang membuat
kawasan tertata dengan apik. Desain rumah dibuat hampir sama, yaitu menggunakan konsep
rumah tradisional khas Bali atau rumah adat Bali. Tiap rumah memiliki bagian-bagian rumah
yang dibangun terpisah. Terdiri dari beberapa bangunan yang berdiri sendiri, walau letaknya
tidak berjauhan. Masing-masing rumah terdiri dari bangunan rumah utama, bale-bale, dapur,
jineng untuk lumbung padi, dan tempat suci untuk pemujaan. Terdapat pula konsep/pakem yang
harus ditaati. Misal tentang arah dan lokasi dari masing-masing bangunan. Sangat menarik.
Istimewanya, setiap rumah dipastikan terdapat tempat pemujaan berupa pura mini. Di ujung jalan
utama terlihat pura yang merupakan landmark kawasan. Sebuah pura yang menjadi pusat
aktivitas keagamaan masyarakat Desa Penglipuran. Seperti desa adat lainnya, banyak ritual
keagamaan yang terselenggara di sana. Ada pula ritual yang dilakukan setiap hari. Jaman terus
berubah, namun adat dan budaya Bali masih tetap terpelihara. Kearifan lokal di Desa Wisata
Penglipuran masih terasa kental. Sungguh mengagumkan. Tertarik untuk berkunjung ke sana?
Silakan. Kita galakkan Indonesia Travel . (Del)

http://www.kompasiana.com/delianasetia/penglipuran-desa-adat-bali-dengan-kearifan-lokal-
yang-kental_552fa75f6ea8346e0d8b4590
Senin, 5 Desember 2016
Deliana Setia

Вам также может понравиться