Вы находитесь на странице: 1из 28

I.

STRUKTUR TUMBUHAN

Struktur Tumbuhan Struktur tumbuhan tersusun dari jaringan dan organ yang masing-
masing memiliki fungsi tertentu. Organisasi kehidupan yang dimulai dari sel. Sekumpulan
sel yang sama akan membentuk jaringan dan beberapa jaringan membentuk organ. Organ-
organ membentuk satu tumbuhan utuh (individu tumbuhan) yang dapat melakukan berbagai
aktivitas sebagai tumbuhan.

1. Jaringan sebagai Struktur Tumbuhan

Beberapa macam jaringan terdapat pada tumbuhan, diantaranya jaringan meristem, jaringan
pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penyokong, dan jaringan dasar.

Jaringan pada Tumbuhan

a. Jaringan Meristem

Jaringan meristem merupakan jaringan muda yang sel-selnya selalu aktif membelah diri
untuk membentuk struktur primer pada tumbuhan. Jaringan ini terdapat pada bagian ujung
batang dan ujung akar.

b. Jaringan Pelindung

Jaringan pelindung disebut juga epidermis yang berfungsi melindungi permukaan


tumbuhan. Penyusun dari epidermis adalah sel-sel yang rapat menutupi seluruh permukaan
tubuh tumbuhan. Jaringan epidermis dapat membentuk lapisan lilin anti air untuk mencegah
penguapan yang berlebihan. Lapisan lilin ini disebut juga kutikula.

c. Jaringan Pengangkut

Sesuai dengan namanya, jaringan ini berfiungsi untuk proses pengangkutan zat-zat yang
ada dalam tumbuhan. Jaringan ini disebut juga jaringan pembuluh yang terdiri atas floem
dan xylem.
Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Adapun xylem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun.

d. Jaringan Penyokong

Jaringan ini berfungsi sebagai penguat/penyokong tumbuhan. Jaringan kolenkim dan


sklerenkim merupakan contoh jaringan penyokong. Jaringan ini memiliki dinding yang
tebal. Misalnya kerasnya tempurung kelapa ini akibat dari adanya jaringan sklerenkim.

e. Jaringan Dasar

Jaringan dasar atau jaringan parenkim mengisi ruang antar jaringan. Jaringan ini terdapat
pada hampir semua bagian tumbuhan, seperti batang, daun, dan akar. Jaringan parenkim di
daun yaitu mesofil (palisade dan spons) banyak mengandung kloroplas dan merupakan
tempat berlangsungnya fotosintesis.

2. Organ sebagai Struktur Tumbuhan

Organ tumbuhan hanya empat, yaitu akar, batang, daun, dan bunga. Marilah kita pelajari
organ-organ yang dimiliki tumbuhan satu persatu.

Organ pada Tumbuhan

a. Akar

Akar merupakan organ penting struktur tumbuhan. Selain berfungsi sebagai alat melekat
tumbuhan di tempat hidupnya, akar merupakan organ untuk penyerapan air dan mineral dari
tanah. Pada beberapa jenis tumbuhan, akar juga mempunyai fungsi lain, misalnya sebagai
alat untuk pertukaran udara seperti pada beringin; sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan seperti pada singkong, wortel, dan lobak.

Bulu akar memegang peranan penting dalam proses penyerapan air dan mineral dalam
tanah. Pembahasan lebih rinci tentang proses penyerapan air dan mineral dapat kamu
temukan pada Subbab B. Pada saat masih kecambah, kamu dapat dengan jelas menemukan
perbedaan antara akar tumbuhan dikotil dan akar tumbuhan monokotil.

Pada tumbuhan dikotil terdapat satu akar utama yang besar, sedangkan pada tumbuhan
monokotil tidak ada. Pada akar utama struktur tumbuhan dikotil, akan tumbuh cabang-
cabang akar dari akar utama. Pada tumbuhan monokotil, akar utama tidak berkembang
sehingga muncul akar-akar yang berukuran relatif sama dari tempat munculnya akar utama.
Akar dikotil ini disebut juga akar tunggang, sedangkan akar monokotil disebut akar serabut.

b. Batang

Batang merupakan organ tumbuhan penting yang dapat membuat tumbuhan bisa tinggi
menjulang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup. Batang
merupakan saluran penghubung agar air dan mineral yang diserap akar dapat sampai ke
daun. Begitu pula sebaliknya, agar hasil-hasil fotosintesis yang dihasilkan daun dapat
sampai ke akar.

Batang

Seperti akar, batang beberapa tumbuhan sering kali mempunyai fungsi lain. Pada beberapa
tumbuhan, batang digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan air.
Misalnya, pada tanaman tebu, kaktus, dan kentang. Batang kadang kala berfungsi juga
untuk alat perkembangbiakan membentuk tunas, misalnya pada pisang dan lengkuas.
Batang pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil memiliki perbedaan dalam hal
berkas pengangkutan. Struktur jaringan pembuluh keduanya sangat berbeda. Berkas
pengangkutan pada tumbuhan dikotil tersusun melingkar seperti cincin. Adapun pada
tumbuhan monokotil berkas pengangkutan tersebar tidak beraturan. Dalam setiap berkas
pengangkutan (berkas pembuluh) selalu terdapat floem dan xylem.

c. Daun

Kamu tentu telah mengetahui bahwa daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis.
Fotosintesis terjadi di palisade maupun spons (bunga karang). Fotosintesis lebih banyak di
daun. Hal ini dimungkinkan karena pada daun terdapat klorofil yang bisa menyerap energi
dari s

Daun

inar matahari. Seperti halnya pada akar dan batang, pada beberapa tumbuhan, daun
berperan bukan hanya sebagai tempat fotosintesis, namun kadang kala juga untuk fungsi
lain. Misalnya, sebagai alat perkembangbiakan seperti pada cocor bebek, juga sebagai
tempat cadangan air dan makanan seperti pada lidah buaya.

Pada sayatan melintang daun, kamu dapat menemukan adanya berkas pembuluh daun.
Kamu juga dapat melihat adanya sejumlah sel yang mengandung klorofil. Sementara itu,
pada sayatan membujur daun, kamu dapat mengamati sel-sel epidermis daun. Di antara sel-
sel epidermis terdapat beberapa sel yang bentuknya tidak seperti sel epidermis yang biasa.
Itulah sel-sel penjaga yang membentuk stoma (jamak: stomata) atau mulut daun. Mulut
daun merupakan jalan keluar masuknya gas-gas (oksigen dan kabon dioksida).
d. Bunga

Kamu tentu sering melihat bunga-bunga. Banyak sekali bunga yang indah, misalnya mawar,
anggrek, dan dahlia, meskipun ada juga bunga yang tidak terlalu menyolok, misalnya bunga
pada rerumputan. Terlepas dari indah atau tidaknya, bunga merupakan organ penting bagi
tumbuhan. Pada bunga, terdapat bagian penghasil serbuk sari dan bakal biji. Penghasil
serbuk sari adalah benang sari, sedangkan bakal biji terdapat pada putik.

Bunga

Alat reproduksi jantan pada tumbuhan berupa benang sari. Jika kamu telah melakukan
pengamatan, kamu akan menemukan bahwa pada ujung benang sari terdapat suatu bagian
yang menghasilkan serbuk. Serbuk inilah yang disebut serbuk sari. Jika serbuk sari jatuh di
kepala putik, serbuk sari akan mengeluarkan sel sperma.

II.SEL TUMBUHAN

Sel pada tumbuhan terdiri dari

1.Dinding sel

Merupakan penyusun sel tumbuhan yang tersusun atas serat-serat sellulosa,


bersifat tebal dan kaku untuk membantu mempertahankan bentuk sel dan
melindungi sel dari kerusakan mekanis. Dinding sel terdapat plasmodesmata
yang berfungsi untuk hubungan dengan sel disebelahnya.
2. Vakuola

Adalah suatu rongga yang berisi cairan yang dikelilingi oleh selapis membran
yang disebut tonoplas. Vakuola berisi cairan yang berupa larutan garam mineral,
gula, oksigen, asam organik, CO2, pigmen, enzim dan sisa metabolime yang lain.
Vakuola merupakan organela yang berfungsi untuk menimbun sisa-sisa
metabolisme dan untuk penguraian molekul-molekul sederhana (berfungsi
seperti lisosom). Pada hewan terdapat vakuola tetapi sangat kecil atau justru tidak
terlihat.

3. Mitokondria

Adalah organel yang memiliki struktur amat kompleks yang berfungsi untuk
membentuk energi atau disebut the power house mitokondria merupakan
tempat berlangsungya respirasi aerobik pada tingkat selluler. Mitokondria
memiliki enzim-enzim yang berperanan untuk mengatur daur krebs yaitu
sitokrom.

4. Kloroplas

Adalah organel yang berperanan dalam fotosintesis karena adnya klorofil dan
pigmen-pigmen fotosintetik.

5. Lisosom

Lisosom merupakan organel yang berperanan dalam kegiatan fagositik karena di


dalam lisosom banyak terkandung enzim pencerna hidrolitik seperti protease,
nuklease, lipase, dan fosfatase. Secara umum fungsi lisosom adalah untuk
penguraian molekul-molekul.

6. Mikrotubulus

Adalah organel berbentuk benangbenan silindris yang tersusun atas protein m


ikrotubulatersusun protein mikrotubula bersifat kaku sehingga berfungsi
sebagai rangka sel yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel. Pada
saat pembelahan mikrotubulus beroperanan dalam pembelahan dengan
menjadi benang-benang gelendong.

7. Mikrofilamen
Organel sejenis mikrotubulus yang tersusun atas protein aktin dan myosin.
Fungsi dari mikrofilamin adalah dalam bergerakan sel . dalam makhluk hidup
tingkat tinggi. Pergerakan/ aliran sitoplasma di atur oleh mikrofilamen.

8. Peroksisom

Peroksisom merupakan organel yang senantiasa berasosiasi dengan organel lain,


dan banyak mengadnung katalase dan oksidase. Enzim ini akan mengkatalisis
H2O2 yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu lisosom berfungsi untuk perubahan
lemak menjadi karohidrat seta perubahan purin.

9.Membran sel

Merupakan bagian terluar sel hewan yang membatasi isi sel dengan lingkungan.
Organel ini berfungsi sebagai selaput pelindung dan pengontrol yang bersifat
semi permeabel untuk mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan
lingkungan sel. Membran sel tersusun atas selaput lipoprotein (lipida dan
protein)

10. Sitoplasma/protoplasma

Adalah cairan sel yang mengisi ruangan antara membran sel dengan inti sel.
Sitoplasma tersusun atas bahan dasar cair yang disebut sitosol yang berisi air dan
senyawa organik terlarut seperti : garam, asam lemak, asam amino, gula
nukleotida, protein, dsb. Sitoplasma merupakan sumber bahan kimia yang
penting dan merupakan tempat berlangsungnya metabolisme tertentu seperti
glikolisis, sintesis protein, sintesis asam lemak, dsb.

11. Nuleus

Adalah organel terbesar yang berbentuk bulat hingga oval, berfungsi untuk
mengendalikan seluruh kegiatan sel. Sel eukariotik memiliki membran
inti/karioteka sementara sel prokariotik tidak memiliki membran
inti/karioteka.

12.Retikulum endoplasma
Adalah organel yang bertindak sebagai saluran-saluran dalam sitoplasma yang
menghubungkan membran sel dengan nukleus. Fungsi dari retikulum
endoplasma adalah untuk transportasi protein.

13. Ribosoma

Organel yang terdapat bebas didalam sitoplasma atau menempel pada


retikulum endoplasma yang tersusun atas protein dan RNA. Ribosom berfungsi
untuk sisntesis protein.

14. Apparatus golgi

Organel yang berbentu seperti kantong pipih yang berbentuk jala yang
terpusat pada salah satu sisi nukleus. Organel ini berfungsi untuk
pengemasan dan sekresi protein.

DNA tidak memperbanyak diri apabila tidak dibutuhkan. DNA membelah/ menduplikasi/
memperbanyak diri saat sel akan membelah (mitosis pada umumnya), san saat ingin
diturunkan/ diwariskan (pada perkembangan janin/ fetus).

Materi siklus sel meliputi tujuan dan tahapan siklus sel, dan regulasi/ kontrol siklus sel.

DNA/ sel memiliki mekanisme kontrol dalam metabolisme, transkripsi, translasi dan
pembelahan. Sel melakukan membelahan untuk tujuan pertumbuhan, misalnya
perkembangan janin, dan pada orang dewasa, pada perbaikan jaringan. Terjadi duplikasi
DNA. Tahap pembelahan sel yaitu terjadi mitosis/ pembelahan inti sel, diikuti sitokinesis/
pembelahan sitoplasma.

Mitosis terbagi dalam beberapa subfase/ sub-tahapan, yaitu sintesis DNA dan tahap
pembelahan inti sel. Sintesis DNA yaitu proses DNA diduplikasi/ direplikasi, disebut
interfase. Sedangkan tahap pembelahan inti sel terdiri dari fase G2/ second gap, dilanjutkan
fase M/ sitokinesis division dan fase G1/ first gap. Fase G0 adalah fase dimana sel tidak
membelah.

Setelah inti sel membelah, terjadi sitokinesis. Siklus sel tidak bisa terbalik, harus satu arah.
Sekali masuk ke siklus, tidak dapat kembali. Bila DNA rusak, ada proses di siklus sel yang
mengawasi/ mengontrol, supaya kerusakan tidak terjadi/ dapat diperbaiki. Misalnya kasus
DNA rusak, masuk siklus sel, proses kontrol juga rusak, maka terjadi kerusakan, misalnya
pada sel kanker. Sistem kontrol pada siklus sel memperbaiki apabila ada DNA yang rusak,
ketika masuk ke dalam siklus, akan dideteksi, DNA akan diperbaiki dahulu, baru kemudian
membelah. Pada sel kanker, sistem kontrol rusak, sehingga ketika DNA rusak, tidak
diperbaiki, sehingga sel tetap membelah dengan DNA yang rusak/ tidak benar tersebut,
akibatnya bentuk sel kanker menjadi amorf. Misalnya seharusnya sel hepar berbentuk
seperti sel hepar, namun pada kondisi kanker, bentuknya menjadi berbeda. Sel kanker akan
mengambil nutrisi dari lingkungannya, sehingga sel kanker akan membelah tak terkendali.

Pada proses pembelahan, organel tidak terlihat secara mikroskopik. RE, badan golgi, enzim
hilang. Yang terlihat adalah kromosom, nukleus, dan centrosom. Sentrosom digunakan
untuk memproduksi mikrotubu, yaitu spindel protein mikrokontraktil bergerak, yang
mengikatkan diri pada kromosom, sehingga kromosom yang telah diduplikasi dapat
terpisah. Sentrosom memproduksi mikrotubul. Mikrotubul menarik kromosom ke masing-
masing kutub sehingga menjadi 2 sel identik.

Fase M terbagi menjadi 5 sub-fase yaitu profase, metafase, anafase, telofase, dn sitokinesis.
Interfase meliputi fase G1, S dan G2. G1 adalag fase persiapan, dimana organel sel di 2x
lipatkan (tidak nampak di mikroskop), karena sebagian didegradasi, dan setelah selesai
pembelahan akan diproduksi kembali. Fase S adalah saat terjadinya replikasi DNA. Fase
G2 adalah ketika setoplasma menjadi 2x lipat dari volume semula. Sel ovum dibuat besat,
dimana sitoplasma membesar, sehingga mampu membelah diri.

Profase: kromosom belum terlihat (kromosom terlihat saat metafase). DNA sudah di 2x
lipatkan. Fase persiapan membentuk kromosom. Sentrosom bergerak/ bermigrasi ke
masing-masing kutub sel. Kromatin terkondensasi, memampatkan diri menjadi kromosom.
Membran inti sel mulai terdegradasi.

Metafase: terbentuk plat metafase. Kromosom berada di tengah-tengah sel membentuk plat
metafase, dan sudah diikat oleh mikrotubul. Tinggal menunggu mikrotulul benkontraksi
untuk menarik kromosom ke masing-masing kutub.

Anafase: Kromosom tertarik ke masing-masing kutub.

Telofase: terjadi pembentukan dinding inti sel/ membran inti sel. Dalam 1 sel besar terdapat
2 inti sel. Pembelahan inti sel = duplikasi inti sel.
Sitokinesis: pembelahan sitoplasma. Di sekeliling sel terdapat cincin mikrofilamen aktin
yang berkontraksi, menjepit sel menjadi 2.

III.REGULASI SIKLUS SEL

Cek point kontrol adalah sistem kontrol di dalam sel. Sel harus memastikan kromosom
terduplikasi/ terreplikasi. Dalam [pembelahan sel, tidak ada proses kembali. Kromosom
harus terbagi rata (separasi). Bila tidak terbagi rata, bisa terjadi penyakit, misalnya down
syndrome (tidak 23 kromosom).

Cek point kontrol dalam sel memiliki 2 sistem yaitu stop dan go, yang mengijinkan sel
melakukan pembelahan atau tidak membelah. Bila DNA rusak, maka akan diberi waktu
untuk memperbaiki (stop-pause), atau akan diperintahkan untuk melakukan apoptosis
(stop). Sinyal stop akan memberi sinyal untuk sel berhenti membelah (bisa stop saja atau
stop-pause). Sedangkan sinyal go memberi sinyal sel untuk membelah atau berjalan ke
tahap berikutnya.

Cek poin ini menjamin sel yang membelah, DNA nya benar, menjamin DNA terduplikasi
sempurna dan DNA terbagi rata. Cek point yang pertama terletak di G1/S (G1=persiapan;
S=duplikasi DNA). Sebelum DNA direplikasi, dicek terlebih dahulu, DNA nya benar atau
tidak. Letak cek point yang kedua di G2/M, yakni memastikan apakah DNA sudah di 2x
kan dengan sempurna (pengecekan sebelum mitosis). Cek point yang ketiga berada saat
spindle cek point (di fase M*), untuk memastikan 23 kromosom terbagi rata pada 2 sel yang
baru.

Cek point terletak di> G1/S (pastikan DNA benar); G2/M (pastikan sudah terduplikasi
sempurna); dan M check point (spindle check point) yang memastikan kromosom terbagi
sama banyak, seluruh kromosom harus terikat pada mikrotubul.

Sel tidak membelah apabila tidak ada kepentingan. Sel membelah hanya bila diperlukan.
Bila ada stimulasi, sel akan membelah. Sel tidak akan membelah bila tidak distimulasi.
Yang membuat sel membelah adalah senyawa mitogen dan growth factor, keduanya
termasuk sinyal ekstraselular. Senyawa mitogen menyebabkan sel masuk ke fase G1.
Growth factor memicu sintesis protein.
Sitoplasma penting untuk di 2x lipatkan volumenya. Bila ada growth factor, terjadi sintesis
protein, sehingga sitoplasma membesar. Tetapi ada beberapa sel yang tidak masuk ke G1.
Setelah mitosis berkali-kali, sel akan masuk ke fase G0 (resting), misalnya sel hepar dan sel
saraf yang bentuknya spesifik, pada organisme dewasa tidak membelah lagi. Sebaliknya, sel
kulit dan sel plasenta mudah terregenerasi.

Apabila sel hepar diambil inti selnya, kemudian dimasukkan ke sel kulit/ sel lain yang
mudah terregenerasi, maka sel hepar akan membelah dan memiliki karakteristik seperti sel
hepar. Hal ini terjadi karena yang menyebabkan sel membelah adalah senyawa yang ada
dalam sitoplasma.

Senyawa yang dapat membuat sel membelah ada yang berasal dari eksternal (mitogen dan
growth factor), dan intraselular di sitoplasma (Cdk dan Cyclin). Mitogen berfungsi/ dapat
mengaktivasi cdk-cyclin. Cdk-cyclin adalah 2 jenis protein yang bersatu membentuk
kompleks, disebut kompleks MPF (mitosis promoting factor). Cdk adalah enzim cyclin
dependent kinase/ kinase yang kerjanya tergantung oleh cyclin. sedangkan cyclin adalah
protein sebagai cofaktor dari enzim cdk. Cdk-cyclin berfungsi untuk memfosforilasi protein
kromosom, mengaktivasi mikrotubul (fase M), yang mengikatkan kromosom pada
mikrotubul. Selain itucdk-cyclin juga menfosforilasi lamin, yang dapat mendegradasi
membran inti sel. Membran inti sel perlu didegradasi, karena kromosom terletak di dalam
membran inti sel.

Konsentrasi cyclin naik turun, didegradasi, disintesisn sampai konsentrasinya tinggi


sehingga terjadi mitosis, dan kemudian cyclin didegradasi setelah terjadi mitosis.
Sedangkan jumlah cdk selalu tetap. Pada penyakit kanker, cyclin diproduksi terus, sehingga
terjadi mitosis terus menerus.

Setelah proses anafase, ada kompleks protein APC (anafase protein complex) yang
fungsinya mengikatkan ubiquitin pada cyclin. Cyclin dikenali oleh proteosome/ protease
(enzim penghancur protein). APC diproduksi apabila sel sudah sampai pada tahap anafase.

Cdk-cyclin terdapat di beberapa tempat, di mitosis dan di interfase. Cdk-cyclin penting saat
proses pembelahan sel. DNA terduplikasi, volume sitoplasma menjadi 2x lipat, dan cyclin
didegradasi. Contoh penerapan cek point G1/S stop signal, saat akan duplikasi, ada DNA
rusak, komplek cdk-cyclin akan diikat oleh protein P21, seperti gembok, sehingga cdk-
cyclin menjadi inaktif. Akibatnya adalah tidak terjadi replikasi DNA. Protein P21 hanya
akan diproduksi ketika ada kerusakan DNA. Apabila terjadi kerusakan pada sekuen gen P21
yang memproduksi protein P53, maka kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki, dan sel yang
mengandung DNA rusak tersebut akan tetap membelah.

Sel membelah mengakibatkan jumlah sel bertambah. Sel selalu berusaha membuat
jumlahnya konstan (sel berusaha mempertahankan jumlahnya). Bila sel membelah, maka
sel lama akan dihancurkan. Proses apoptosis yaitu proses dimana sel memiliki program
kematian/ mematikan diri sendiri/ mendestruksi sel itu sendiri (sel bunuh diri).

Nekrosis juga merupakan kematian sel, namun kerusakan yang disebahkan oleh lingkungan
luar sel, misalnya jatuh/ tertimpa sesuau, sel akan tusak, jaringan lebam, menghitam. Sel
rusak akan mengeluarkan senyawa, sehingga sel tetangga juga rusak. Nekrosis berbentuk
tidak rapi. Sedangkan apoptosis, 1 sel mengalami apoptosis, tidak mempengaruhi sel lain/
sel tetangganya. Merupakan proses kematian sel yang rapi dan otomatis dalam tangka sel
mempertahankan jumlahnya.

Apoptosis berguna untuk mempertahankan jumlah sel, dan berperan dalam proses
perkembangan embrio, misalnya memisahkan jari-jari. Apoptosis menfungsi untuk
mengendalikan sel-sel mana yang berkembang dan sel-sel mana yang dihentikan
pertumbuhannya. Misalnya pada sela-sela jari, selnya mati, sehingga hanya sel jari saja
yang tumbuh, dan kita memiliki sela jari. Embrio awalnya berupa bola dari 1 sel yang tidak
berbentuk, dan kemudian menjadi ada bentuknya.

Walaupun ada proses apoptosis, namun sel tetap membelah. Inilah yang disebut sebagai
proses regulasi, yakni membelah, apoptosis, dan menahan supaya tidak terjadi apoptosis,
misalnya bila jumlah sel berkurang (ada sistem stop-nya). Ketika ada sel rusak, cdk-cyclin
diikat oleh protein P21, sehingga menjadi tidak aktif, dan sel berhenti membelah.

Sel melakukan apoptosis karena ada sistem pausenya. Sistem pause ada karena sel baru
belum terbentuk. PAda pembelahan selm ada sistem pause untuk mempertahankan jumlah
sel. Sistem pause disebut juga survival factor, yaitu senyawa yang menekan/ menghentikan
proses apoptosis. Reseptor+ligan survival factor merupakan mekanisme molekuler untuk
mencegah apoptosis, yang memicu transduksi sinyal sehingga terjadi proses transkripsi dan
translasi. Proses ini mengaktifkan protein BCL2 yang dapat mengehntikan proses apoptosis.
Senyawa penting yang menyebabkan terjadinya apoptosis adalah bax dan bak (pro-
apoptosis). BCL2 merupakan survival factor.

Bila bax/ bak teraktivasi, akan berikatan dengan membran mitokondria, dan menyusun diri
membentuk pori seperti bola-bola protein (membentuk cincin/ pori), sehingga setoplasma
mitokondria bocor (kebocoran organel). Hal ini akan menyebabkan sitokrom C keluar,
sehingga pernapasan sel berhenti. Sel tidak mendapatkan energi dan pada akhirnya mati.
Sitokrom C adalah inti mitokondria, enzim yang berperan dalam pernapasan sel, merupakan
protein untuk memetabolisme pembentukan ATP.

Selain sinyak yang sudah disebutkan diatas, ada lagi sinyal yang mempengaruhi
pertumbuhan sel, yaitu sinyal yang dihasilkan oleh ruang/ wadah sel. Sel memenuhi wadah/
ruang di dalam tubuh. Tubuh kita memiliki selubung kulit/ sel epitel. Bila sel ditempatkan
pada suatu wadah, misalnya cawan petri, maka sel akan tumbuh bila merasakan ruang/
bersentuhan dengan matrix tertentu. Sel dapat melekatkan diri pada matrix tertentu,
sehingga dapat tumbuh, misalnya sel tidak dapat tumbuh pada bahan plastik, namun sel
dapat tumbuh pada wadah gelas (anchorage dependence). Sel berhenti membelah sampai
mencapai kepadatan tertentu. Bila sudah memenuhi wadah, sel tidak membelah lagi
(density dependent inhibitor). Pada sel kanker, hal tersebut tidak terjadi, karena tidak ada
kontrol, sel terus membelah, sehingga pertumbuhan sel tak terkendali. Sel menjadi
bertambah banyak, namun tidak fungsional, bentuk tidak normal dan tidak dapat
melaksanakan fungsinya.

Sel kanker seperti parasit, mengambil nutrisi dari lingkungannya, namun tidak berfungsi.
Sel kanker terjadi akibat abnormalitas protein (P53 dan P21) yang mendeteksi kerusakan
sel. Kanker merupakan perkembangan tidak terkendali (karena P53 dan P21 tidak
berfungsi/ abnormal), sehingga sel menjadi abnormal (DNA tidak benar, namun tetap
diduplikasi, mengalami transkripsi, translasi, dan pembelahan sel, sehingga bentuknya
amorf).

REPLIKASI DNA

pada saat pembelahan sel, semua bagian sel diduplikasi. Pada siklus sel, fase M, 2
kromosom terpisah. 1 kromosom menduplikasi diri disebut kromatin. 23 pasang kromosom
dibelah, jadi kromatin. Sel membelah > terkondensasi> kromatin memadat > jadi
kromosom.
DNA yang tadinya 1 pasang (parental DNA) menduplikasi diri secara semikonservatif.
Pada proses sintesis DNA, untai DNA lama teropisah dan terbentuk untai DNA baru yang
berpasangan dengannya. DNA template adalah DNA acuan untuk membentuk DNA yang
baru. Bila untai DNA tersebut terpisah, akan membentuk untai DNA yang baru. Enzim
hanya mengkatalisis, memasang berdasarkan ikatan hidrogen. Acuannya, bila ada C, maka
enzim akan memasangkan G, sehingga 2 untai baru yang terbentuk menjadi identik. 3 tahap
replikasi yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.

Dobel straind DNA bersifat antiparalel, arah berlawanan dari 5 ke 3. Ikatan fosfat dengan
deoksiribosa pada atom C nomer 5 (komplementary). Basa nukleotida mengikat trifosfat
untuk memberi energi (GTP, ATP, CTP, dan TTP). Tiap kali berpasangan, 2 fosfat hilang.
Proses pembentukan ikatan, tergantung energi yang digunakan. Sintesis ikatan fosfodiester
terjadi antara 1 nukleotida dengan nukleotida lain dalam 1 untai.

Replikasi DNA pada bakteri: DNA bakteri berbentuk sirkuler, tidak linier, doubel straind.
Prosesnya disebut bidirectional (2 arah/ 2 titik) berlawanan, sampai 1 titik tertentu. Pada
manusia, berlangsung 1 arah. DOgmanya adalah bahwa setiap replikasi menghasilkan 2
pasang yaitu untai baru dan untai lama. Perbedaannya adalah pada enzimnya (DNA
polimerase).

Proses replikasi DNA yang pertama melibatkan 1) enzim helikase. Bila akan berreplikasi,
syaratnya adalah bagian eukromatin pada DNA harus dilonggarkan sehingga berada dalam
bentuk kromatin. Pemisahan pilinan dilakukan oleh helikase. Fungsi enzim helikase adalah
memisahkan pilinan DNA. Saat replikasi, ada lokasi tertentu yang dibuka pilinannya,
disebut origin of replication. Bagian ini longgar, mengandung banyak T dan A (T-A 2 ikatan
hidrogen, sedangkan G-C 3 ikatan hidrogen).

Yang kedua 2) adalah single straind binding protein. Pemasangan basa nukleotida dapat
terjadi secara spontan yang memungkinkan kesalahan pemasangan. Peristiwanya disebut
tautomeric shift, yakni pertukaran pemasangan basa, misalnya seharusnya G-C; T-A,
menjadi terbalik G-T; A-C. Reaksi spontan tersebut dapat terjadi, dan dicegah dengan cara,
untai diikat oleh SS DNA binding protein. Fingsi SS DNA binding protein ini adalah
mencegah proses tautomeric shift supaya tidak terjadi kesalahan pemasangan yang terlalu
sering, serta mempertahankan supaya untau tetap terpisah (supaya untai tidak berpilin lagi).
Yang ketiga adalah 4) sekuen primer, yaitu sekuen pendek yang menginisiasi terjadinya
replikasi. DNA polimerase tidak bisa langsung melakukan sintesis, kecuali diberi petunjuk
di bagian mana yang harus direplikasi. Pada transkripsi, RNA polimerase langsung
memasangkan, namun pada replikasi DNA, harus ada RNA primer. DNA polimerase hanya
bisa meneruskan sekuen yang telah ada. Primer berisi RNA, yaitu 1 sekuen dalam DNA
(yang berisi RNA). Pada sekuen CGGA, akan dipasangkan GCCU. Setelah ada GCCU ini
barulah DNA polimerasi dapat bekerja. DNA polimerase menghasilkan ketelitian yang lebih
tinggi, karena ada nukleotida sebelumnya, sehingga dapat diketahui apa yang harus
dipasangkan.

Berikutnya 5) adalah enzim primase, yang memasangkan nukleotida pada sekuen primer/
mensintesis primer sesuai DNA acuan. Panjang sekuen primer adalah 15-20 basa
nukleotida. Setelah ditempeli primer, maka DNA polimerase melakukan tugasnya dari 5 ke
3. Ori terbuka, dan DNA polimerase mulai mensintesis. Yang selama ini dilihat 1/2
lingkaran, aslinya lingkaran. DNA polimerase hanya bisa melakukan sintesis hanya dari ori
saja (dari ori ke percabangan). Percabangan dari 2 untai disebut replication fork.

IV.REPRODUKSI SEL

Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan


pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi,
sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis
untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga
akhirnya membantu membentuk individu baru.

Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis
dan pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis. Amitosis adalah
pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma
Gambar 1. Amitosis yang terjadi pada bakteri

Mitosis

Kromosom melakukan replikasi DNA (2n-4n)

Stadium : profase - prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan


sentromer. Jumlah akhir kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak =
kromosom sel induk = 2n = 46.

PROFASE:

1. Kromatin menebal, memendek kromosom

2. Nukleolus melebur

3. Sentriol memisah benang-benang gelendong mulai terbentuk

4. Dinding inti mulai melebur tapi belum seluruhnya

5. Kromosom menduplikasi kromatid


METAFASE

1. Dinding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas

2. Terdapat bidang pembelahan (ekuator)

3. Kromatid menuju bidang pembelahan berkumpul / berderet pada bidang


pembelahan

4. Terbentuk benang antar kromatid / benang interkromosom ( interzonal )


ANAFASE

1. Dimulai dengan pemisahan kromatid pada sentromernya

2. Sentromer dari masing-masing kromatid membelah menjadi dua

3. Kromatid memisah dari bidang pembelahan kromoson

4. Kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan ( pergerakan ini dibantu oleh


kontraksi benang kromosom dan dorongan benang interkromosomal )

TELOFASE

1. Kromosom yang telah sampai di kutubnya mulai memanjang kembali kromatin

2. Anak inti dibentuk kembali

3. Dinding inti dibentuk kembali

4. Benang-benang gelendong hilang


Miosis

1. Pembelahan miosis pertama :

Replikasi DNA kromosom (2n-4n), membentuk pasangan homolog, kemudian


mengadakan cross-over kromatid, pemisahan membentuk kiasma, terjadi pertukaran gen
interkromosom homolog.

Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama : kromosom sel anak
=kromosom sel induk = 2n = 23 ganda

2. Pembelahan miosis kedua :

Nonreplikasi, pembelahan pada sentromer,

Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis kedua : kromosom sel anak =

kromosom sel induk = n = 23 tunggal.

Tujuan pembelahan sel secara tidak langsung

1. mitosis : regenerasi

2. miosis : mengurangi kromosom (2n 46xx/xy diploid menjadi 1n 23x/y haploid).


Gambar 3. Proses pembelahan sel, mitosis pada sel hewan (atas) dan mitosis
pada sel tumbuhan (bawah)

Spermatogenesis dan Oogenesis

Sel benih primordial spermatogonium spermatosit primer. spermatid

Spermatozoa. Kromosomnya 1n bisa 22+X atau 22+Y

Pada proses spermatogenesis, terjadi beberapa proses penting :

1. badan dan inti sel spermatid menjadi "kepala" sperma

2. sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi

3. terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor

4. kepala sperma diliputi akrosom.

sel benih primordial oogonium. oosit primer oosit sekunder ovum


Gambar 4. Perbandingan antara gametogenesis pada pria dan
wanita

V.FUNGSI PLASMODESMATA

Plasmodesmata
Plasmodesmata (tunggal: plasmodesma) adalah saluran kecil pada dinding sel tumbuhan yang
menjadi penghubung antar sel yang bersebelahan. Membran plasma dari sel yang bersebelahan
akan terhubung dan di dalamnya terdapat perpanjangan retikulum endoplasma serta sitoplasma.
Retikulum endoplasma yang melewati plasmodesmata disebut dengan desmotubula.
Plasmodesmata akan menjadi jalur komunikasi dan transportasi zat dari sel satu menuju sel lain.

Plasmodesmata dapat muncul di seluruh bagian dinding sel tumbuhan, atau pada sudut-sudut
tertentu saja. Air dan molekul-molekul yang terlarut di dalam sitoplasma dapat berpindah dari
satu sel ke sel lainnya melalui saluran ini. Perindahan air melalui saluran dalam plasmodesmata
disebut dengan transportasi simplas. Sedangkan perpindahan air melalui dinding sel disebut
dengan transportasi apoplas.
Plasmodesmata pada sel

Plasmodesmata terbentuk ketika terjadi peristiwa pembelahan sel. Serat retikulum endoplasma
sel yang membelah akan terperangkap dalam perkembangan dinding sel sehingga menyebabkan
sel anak yang terbentuk memiliki saluran yang terhubung. Selain pada sel yang hidup,
plasmodesmata juga ditemukan pada sel-sel mati seperti pada sel-sel tempurung kelapa.

Pengamatan melalui mikroskop cahaya akan nampak plasmodesmata hanya sebuah garis kecil
yang menghubungkan sel-sel yang bersebelahan. Sedangkan pengamatan dengan mikroskop
elektron mengungkapkan struktur plasmodesmata sebagai suatu saluran kecil dengan diameter
antara 30 hingga 60 nanometer.

B. Fungsi Plasmodesmata

1.Menghubungkan sel yang satu dengan sel lainnya melalui retikulum endoplasma dengan celah
yang disebut desmotubul.

2.Memberikan suatu rute yang mudah untuk pergerakan ion - ion molekul - molekul kecil
seperti gula dan asam amino, dan makromolekul seperti RNA antar sel.
TUGAS FISIOLOGI TUMBUHAN

STRUKTUR TUMBUHAN DAN REGULASINYA

KELOMPOK I

HILDEGARDIS MARIANA SASI

WAHYUNI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017

Вам также может понравиться