Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alami tetapi bukannya tanpa resiko dan
merupakan beban bagi seorang wanita. Dalam kehamilan dan persalinan tiap ibu hamil akan
menghadapi resiko terjadinya penyakit atau komplikasi baik ringan maupun berat yang dapat
memberikan bahaya kematian, kesakitan, ketidaknyamanan ataupun ketidakpuasan bagi ibu
dan bayinya (Saifuddin. 2000).Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahwa
pada tahun 2003 terdapat 1 dari 250 (0,04%) kelahiran di dunia menderita kehamilan ektopik,
dengan jenis kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba falopii, yang sebagian besar (80 %)
dialami oleh wanita pada usia 35 tahun ke atas serta dilaporkan bahwa 60 % dialami oleh
wanita dengan paritas pertama dan kedua.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa AKI di Indonesia merupakan yang tertinggi di Negara
ASEAN. Pada tahun 2008 menunjukan AKI 307/100.000 kelahiran hidup atau 20.000 per
hari, berarti 50,5 perhari atau 2,1 % per jam. Yang antara lain disebabkan oleh perdarahan
(53,23 %), infeksi (11,29 %), eklamsia 27,42 % lain-lain (8,06 %) (Depkes RI, 2008). Di
Indonesia, berdasarkan laporan dari Biro Pusat Statistik Kesehatan diketahui bahwa pada
tahun 2007 terdapat 20 kasus setiap 1.000 kehamilan menderita kehamilan ektopik atau
0,02%.s (BPS Kesehatan, 2007). Salah satu tolak ukur penting dalam menciptakan Indonesia
sehat 2020 adalah menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Di
Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka
Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu terbesar ( 58,1 %) adalah karena perdarahan dan eklamsi. Kedua sebab itu
sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan yang memadai. Tingginya angka
kematian maternal yang berhubungan dengan kehamilan dipengaruhi faktor didalam dan
faktor diluar kesehatan. Beberapa faktor kesehatan antara lain : tindakan aborsi yang tidak
aman, perdarahan ante, intra, dan postpartum infeksi, persalinan macet, penyakit hipertensi,
anemia dan kehamilan ektopik.
Mengingat hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk menulis makalah yang
berhubungan dengan kehamilan patologis khususnya kehamilan ektopik, karena Kehamilan
ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan berhubungan
dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat apabila kehamilan ektopik
terganggu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ektopik?
2. Apa saja faktor penyebab dari kehamilan ektopik?
3. Apa yang merupakan tanda dan gejala ( gambaran klinik) dari kehamilan ektopik?
4. Apa saja yang merupakan faktor risiko kehamilan ektopik terganggu?
5. Bagaimana mendiagnosa kehamilan ektopik?
6. Bagaimana penanganan dari kehamilan ektopik?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah, agar mahasiswa mengetahui tentang
asuhan kebidanan patologis khususnya kehamilan ektopik terganggu, diantaranya :
a. Mengetahui pengertian dari kehamilan ektopik
b. Mengetahui faktor penyebab dari kehamilan ektopik
c. Mengetahui dan mampu mengidentifikasi tanda dan gejala (gambaran klinik) dari
kehamilan ektopik
d. Mengetahui dan mampu mendiagnosa kehamilan ektopik
e. Mampu memberikan penanganan awal terhadap pasien yang terdiagnosa kehamilan
ektopik terganggu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Buku Obstetri Patologi Universitas Pajadjaran Bandung, 1984, Kehamilan ektopik
adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium
kavum uteri, kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium
atau rongga perut. Tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa
misalnya dengan servik atau dalam tanduk rudimeter rahim.Namun ada juga yang
menyebutkan Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi di luar endometrium (Mansjoer A, 2000 ; 267). Buku lain menuliskan Kehamilan
Ektopik Terganggu adalah kehamilan yang terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uteri (Prawiroharjo S, 2002 ; 323) atau Kehamilan
Ektopik Terganggu adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi di luar
endometrium kavum uteri (Prawiroharjo S, 1999, ; 1J2. )
B. Etiologi
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (1976) dan Ilmu Kandungan (1989),
penyebab kehamilan ektopik banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak di
ketahui, tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula tuba dan di dalam
perjalanan ke uterus terus mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih di tuba.
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan di
kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada yang pertama
telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya
di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian di
resorbsi.Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba
bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh
seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6
sampai 10 minggu, diantaranya :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini sering kali adanya kehamilan tidak di
ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya ovum, di anggap
sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
D. Faktor Resiko
1. Umur Ibu
Ibu yang berusia tua dipertimbangkan dapat beresiko tinggi untuk mengalami komplikasi
selama kehamilan khususnya kehamilan ektopik. Semakin banyak wanita yang berusia 35
tahun ke atas memiliki kecenderungan kehamilan ektopik (Winkjosastro, 2002). Umur
beresiko pada ibu saat kehamilan dan persalinan. Umur < 20 tahun dan 25 35 tahun dalam
kurun waktu reproduksi yang sehat dikenal bahwa umur yang aman untuk kehamilan.
Sedangkan pada umur > 35 tahun sudah beresiko karena alat reproduksi tidak berfungsi
secara sempurna (Manuaba, 2003). Pada umur kehamilan muda dalam 12 minggu pertama
kehamilan, semakin muda umur kehamilan maka semakin berpotensi untuk terjadinya
abortus. Disebabkan villi korialis belum menembus desidua secara mendalam dan plasenta
belum terbentuk secara sempurna (Cunningham, dkk. 2001).
2. Paritas Ibu
Paritas adalah jumlah kelahiran yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat
untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu). Paritas menunjukan jumlah kehamilan
terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan. Paritas 2 3 merupakan
paritas yang paling aman, ditinjau dari sudut kematian maternal, paritas 1 dan paritas tinggi
(lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih
tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstertik yang
lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat di kurangi atau dicegah dengan
keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.
(Manuaba, 2002). Jumlah anak yang telah dilahirkan dan hidup oleh ibu, menurut Royston,
persalinan yang berulang akan menimbulkan banyak resiko. Dibuktikan bahwa persalinan
pertama, kedua dan ketiga adalah persalinan yang aman. Ibu dengan paritas lebih dari tiga
mempunyai resiko terjadinya kehamilan ektopik hal ini dikarenakaan sudah seringnya
plasenta berimplantasi segmen bawah rahim menjadi rapuh dan banyak serabut kecil
pembuluh darah yang mengalami kerusakan akibat riwayat persalinan (Wiknjosastro, 2002).
3. Riwayat Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat janin
< 500 gram. Meningkatnya insidensi aborsi yang induksi menyebabkan kerusakan histologik
dan structural terhadap tuba tanpa penanganan yang baik. Akibat kerusakan tersebut secara
langsung akan menyebabkan terjadinya insidensi kehamilan ektopik pada ibu. Frekuensi
aborsi lebih dari satu kali sangat beresiko tinggi menyebabkan kehamilan ektopik. (Manuaba,
2002)
E. Diagnosis
Menurut Sarwono Prawirohardjo, , Buku Ilmu Kandungan (1989), Kesukaran membuat
diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik, gejala-gejala kehamilan ektopik beraneka
ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang-kadang menimbulkan kesukaran yang
terpenting dalam pembuatan diagnosis kehamilan ektopik ialah supaya pada pemeriksaan
penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilan ini. Menurut Sarwono
Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2002, Pemeriksaan untuk
membantu diagnosis:
1. Tes kehamilan
2. Pemeriksaan umum
dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit
mengembung dan nyeri tekan.
3. Anamnesis
kehamilan muda nyeri perut bagian bawah.
4. Pemeriksaan ginekologi
Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba
tumor
disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan.
5. Pemeriksaan laboratorium
diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam ronggan
perut.
6. Pemeriksaan kuldosentesis
Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan
ektopik
terganggu.
7. Pemeriksaan ultra sonografi
apa bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut
jantung janin.
8. Pemeriksaan laparoskopi
Diagnosis Banding
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
2002.
1. Abortus imminens
2. Penyakit radang panggul (akut / kronik)
3. Torsi kista ovaril
F. Penatalaksanaan Atau Penanganan
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2002
a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif
gawat darurat.
BAB III
No.RM : 443 - 21
Masuk tgl/jam : 08 Maret 2017
Dirawat di ruang :-
I. PENGKAJIAN Tgl: 08 Maret 2017 Jam: 08.00 WIB Oleh: Bidan Ani
A. Data Subjektif
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny M Tn A
Umur : 26 Tahun 28 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Pedagang
Alamat : Jl Sukun Gg Kamboja Jl Sukun Kamboja
Karang Bendo Karang Bendo,
No.Telp : 087335674332 087838288808
2. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah flek pada celana
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 Tahun Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur : teratur
Sifat Darah : cair
5. Riwayat Perkawinan
Status Pernikahan : Sah Menikah ke : pertama
Lama : 1 tahun Usia menikah : 25 tahun
Umur Jenis
Hami
Tg Kehamila Persalina Peno Kompli J BB Lak Komplikas
l
Ke- l n n - - -tasi i
long
Lahi
kasi K r
Hamil ini
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Tempat : BPS
Keluhan : Mual muntah
Terapi : B6, Kalk, B complek
Trimester II
Frekuensi :
Tempat :
Keluhan :
Terapi :
Trimester III
Frekuensi :-
Tempat :-
Keluhan :-
Terapi :-
d. Imunisasi TT
TT1 : Januari 2011
TT2 : Februari 2011
TT3 :
TT4 :
TT5 :
b. Pola Eliminasi
BAB sebelum hamil saat hamil
Frekuensi : 1x /hari 1x /hari
Konsistensi : lembek lembek
Warna : kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 2x /hari 2x /hari
Konsistensi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada
Pola Istirahat
Tidur siang
Lama : 1jam /hari 1jam /hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur Malam
Lama : 8jam /hari 8jam /hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Personal Hygiene
Mandi : 2x /hari 2x /hari
Ganti pakaian : 2x /hari 2x /hari
Gosok gigi : 2x /hari 2x /hari
Keramas : 3x /minggu 3x /hari
d. Pola Seksualitas
Frekuensi : 2x /minggu 2x /minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
12. Psikososiospiritual
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya, suami dan keluarga mendukung
kehamilannya, hubungan ibu dengan suami, keluarga, tetangga berhubungan baik, ibu rajin
beribadah, ibu aktif di kegiatan PKK di desanya, dan kehidupan ekonomi keluarga tercukupi.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Emosional : Stabil
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 370C
Nadi : 74 x/menit
Berat badan : Sebelum hamil = 48 kg
Saat hamil = 46,5 kg
Penurunan BB = 1,5 kg
Tinggi badan : 157 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocephalus, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Rambut : keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan
bersih
Muka : oval,tidak pucat,tidak oedem,tidak ada cloasma gravidarum
Telinga : Simetris,lubang telinga bersih,pendengaran baik
Mata : Simetris,konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik tidak ada tanda infeksi
Hidung : Simetris,lubang hidung bersih,tidak ada polip,fungsi
penciuman normal.
Mulut : Rongga mulut bersih,gigi tidak berlubang,tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,kelenjar limfe,vena
Jugularis,dan parotis
Dada : simetris,nafas teratur,tidak ada benjolan abnormal
Payudara : simetris,tidak ada pembesaran,putting susu menonjol,aerola
tidak hiperpigmentasi
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi,perut bagian bawah sedikit
Mengembung dan nyeri tekan
Osborn Test : Tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donald :- TBJ : - gram
Auskultasi DJJ :
Ektremitas atas : Simetris,kuku tidak pucat,jumlah jari lengkap
Ekstremitas bawah : Simetris,kuku tidak pucat,jumlah jari lengkap
Anus : Tidak ada hemorrhoid
Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9 gr%
USG : tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi yang terdapat di
lumen tuba.
4. Data Penunjang
Tidak ada
B. Masalah
Penurunan berat badan dan gangguan psikologis
Dasar Subjektif :
- Ibu mengatakan tidak nafsu makan
- Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
- Ibu mengatakan sulit beraktivitas dan terus mengeluarkan darah dari vagina
Dasar Objektif :
KU : lemah , dan ibu terlihat pucat
BB sebelum hamil : 48 kg
BB setelah hamil : 46,5 kg
TTV : TD :110/70mmHg N : 68x/memnit R: 22x/menit S: 37OC
V. PERENCANAAN Tanggal : 08 Maret 2017 Jam : 08.20 WIB Oleh: Bidan Ani
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
3 . Anjurkan ibu untuk puasa selama 6 jam
a. Beritahu ibu untuk penuhi nutrisinya
6. Berikan ibu terapi sesuai instruksi dokter
VI. PELAKSANAAN Tanggal : 08 Maret 2017 Jam : 08.25 WIB Oleh: Bidan Ani
1. a. Menjelaskan pada dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini,mliputi
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 370C
Nadi : 74 x/menit
HB : 9 gr%
dan ketika dilakukan pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba
balotemen, kemudian pada saat USG ternyata kehamilan berimplantasi dan tumbuh di luar
rahim yaitu di tuba.
2. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan laparatomi yaitu tentang tindakan
pembedahan di bagian perut oleh dokter untuk menghilangkan sumber perdarahan.
3. Menganjurkan ibu untuk puasa 6 jam sebelum dilakukan tindakan laparatomi
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat total, melarang ibu untuk melakukan aktivitas yang
berat karena dapat terjadi perdarahan yang lebih berat.
5. Memberikan konseling pasca tindakan yaitu :
a. Jelaskan pada ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisinya, dengan makan-makanan
yang banyak mengandung gizi yaitu makanan yang mengandung protein, vitamin,
karbohidrat, lemak, mineral. Misalnya makanan sehari-hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur
misalnya; wortel, tomat, bayam, katu. Lauk misal; tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah
misalnya; jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah minum susu.
b. Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan fungsi reproduksinya kelenjar fungsi reproduksi ibu
hanya 60% dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi, walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
c. Menjelaskan pada ibu tentang resiko kehamilan yang berulang itu dilaporkan berkisar
antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah 50%
d. Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu dengan menggunakan
kondom atau dengan KB kalender.
6. Memberikan ibu terapi sesuai intruksi dokter yaitu :
a. Ketoprofen 100 mg supositoria.
b. Tramadol 200 mg IV.
c. Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
VII. EVALUASI Tanggal : 08 Maret 2017 Jam: 08.45 WIB Oleh: Bidan Ayu
1. a. Ibu mengerti dengan keadaannya dan ibu merasa khawatir
b. Ibu merasa sedih mengetahui kehamilannya tidak bisa diselamatkan dan harus abortus.
c. Keluarga memberikan dukungan pada ibu dengan cara memberi motivasi kepada ibu.
2. Ibu bersedia untuk dilakukan tindakan laparotomi untuk menghilangkan sumber
perdarahan.
3. Ibu bersedia untuk berpuasa selama 6 jam sebelum tindakan laparotomi.
4. Ibu bersedia untuk istirahat total dan tidak melakukan aktifitas yang terlalu berat agar
tidak terjadi
perdarahan yang terlalu hebat.
5. a. Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi nya yaitu dengan memakan makanan
yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral. Misalnya makanan sehari-
hari; nasi, sayur, buah-buahan.
b. Ibu mengerti tentang fungsi kelanjutan reproduksinya dan ibu dapat menjelaskan
kembali
c. Ibu mengerti tentang resiko kehamilan berulang dan ibu dapat menjelaskan kembali.
d. Ibu sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang baik untuk digunakan.
6. Ibu telah menerima terapi obat secara iv dan suppositoria
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN