Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus memiliki strategi agar anak
didik dapat belajar secara efektif dan efisien mengena pada tujuan yang seorang guru
sebagai salah satu penentu bagaimana metode mengajar anak didik tersebut diharapkan.
Salah satu strategi nya yaitu dengan mengetahui dan mengukur kecakapan yang
tersimpan dalam diri anak. Kecapakan yang tersimpan di dalam diri seseorang sering
kali masih tersembunyi sehingga menyebabkan seseorang tidak mengetahui kelebihan
yang dimiliki dan mengakibatkan keputus asaan (hopeless).
Kecakapan ada juga yang sudah terbuka dan menyebabkan kepercayaan diri yang
tinggi untuk mengahadapi suatu tantangan tapi sering kali tidak terkontrol sehingga
menyebabkan kelalaian dan kerusakan dimana-mana.
Salah satu kecakapan yang berkaitan erat untuk perkembangan pendidikan adalah
adanya kecakapan hidup. Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil
pendidikan ini adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi
problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara
proaktif dan kreatif menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Mengembangkan kecakapan hidup berarti membantu individu untuk menerjemahkan
pengetahuan, sikap, keterampilan sekaligus nilainilai ke dalam perilaku yang
mendukung pengatasan masalah seharihari. Kecakapan hidup membantu dalam
membangun kepercayaan diri dan membuat mereka lebih mandiri dan mengambil
keputusan secara efektif. Hal ini juga membantu individu dalam manajemen diri dan
untuk mengambil keputusan karir yang tepat. Hal ini juga membantu dalam
meningkatkan keterampilan interpersonal mereka untuk membangun hubungan yang
sehat dalam hidup. Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah diatas, penulisan
makalah ini dibuat yang dapat dijadikan referensi untuk menganalisis tingkat kecakapan
peserta didik, dengan itu makalah ini kami beri judul Kecakapan (ability)
Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kecakapan ?
2. Apa faktor faktor kecakapan
3. Bagaimana hakekat dan konsep dari kecakapan hidup ?
4. Apa tujuan dan manfaat dari kecakapan hidup ?
5. Apa jenis jenis dari kecakapan hidup ?
6. Mengapa penting kecakapan hidup ?
Tujuan Makalah
- Untuk mengetahui definisi dari kecakapan.
- Untuk mengetahui faktor faktor kecakapan.
- Untuk memahami hakekat dan konsep dari kecakapan hidup.
- Untuk memahami tujuan dan manfaat dari kecakapan hidup.
- Untuk memahami jenis jenis dari kecakapan hidup.
- Untuk memahami pentingnya kecakapan hidup.
Manfaat Makalah
Diharapkan dengan adanya makalah ini para pembaca bisa lebih memahami
tentang maksud dari kecakapan. Terutama dalam kecakapan hidup yang bisa diterapkan
dalam proses pembelajan dan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kecakapan
Kecakapan (ability) merupakan aspek intelektual yang berupa suatu kemampuan
(potensial dan nyata) dalam mengenal, memahami, menganalisis, menilai dan
memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan rasio atau pemikiran.
Kecakapan setiap orang memang berbeda,dalam hal ini kecakapan seseorang bisa
di lihat dari sikap dan perilaku seseorang tersebut.Kecakapan dalam hal ini mungkin
lebih memperlihatkan tentang sikap seseorang yang aktif dan kritis,cakap dalam hal
ini seseorang tersebut mampu menangkap setiap hal yang yang sedang di bicarakan
dan tidak segan-segan ikut berpartisipasi untuk mengeluarkan pendapatnya. Jadi
kecakapan seseorang bisa lebih baik itu tergantung dari masing-masing orang
tersebut,bagaimana dan sebisa mungkin seseorang tersebut untuk bisa lebih
mengoptimalkan kemampuannya dalam bidang akademik maupun dalam
pergaulannya sehari-hari.
Penggolongan kecakapan
Kecakapan dalam bahasa inggrisnya ability dibedakan dalam dua hal, yaitu
1. Kecakapan Nyata Actual (actual ability)
Kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan pada setiap saat karena
merupakan hasil usaha belajar yang telah dijalaninya (prestasi belajar).
2. Kecakapan Potensi (potensial ability)
Kecakapan yang masih terpendam dalam diri seseorang yang bersifat talent dan
diperoleh melalui keturunan (pembawaan) yang meliputi abilitas dasar umum
(general, intelegence) dan abilities dasar khusus dalam bidang tertentu(bakat,
talent, aptitudes), kedua macam kecakapan potensi ini dapat dideteksi dengan
cara mengidentifikasi perilakunya.
Indikator kecakapan
Carl Witherington, mengemukakan enam indikator dari perbuatan yang cerdas
(kecakapan) yaitu:
1) Memiliki kemampuan yang cepat dalam bekerja dengan bilangan.
2) Efisien dalam berbahasa. (tepat dan inti)
3) Kemampuan mengamati dan menarik kesimpulan dari hasil pengamatan yang
cukup cepat.
4) Kemampuan mengingat yang cukup cepat dan tahan lama.
5) Cepat dalam memahami hubungan dengan manusia lain.
6) Memiliki daya khayal atau imajinasi yang tinggi.
Enam indikator perilaku intelegen tersebut para ahli telah mengembangkan
alat ukur yang telah dibakukan (standardized test) baik untuk kecakapan dasar
umum (general intelegence test) maupun kecakapan dasar khusus(aptitude test).
1. Orang yang superior atau genius orang yang dapat bertindak jauh lebih
ceepat, tepat dan penuh kemudahan.
2. Orang normal - orang yang bertindak biasa-biasa saja kecepatan maupun
ketepatannya, seperti yang tampak pada sebagian besar orang menurut batasan-
batasan waktu dan tingkat kesukaran yang telah ditetapkan.
3. Orang sub normal atau mentally defective atau mentally retarded-orang yang
jauh lebih lambat kecepatannya dan jauh tidak tepat serta lebih banyak
mengalami kesulitan.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa perbedaan dari segi kecakapan akan
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Hal ini tampak meskipun guru sudah
bersungguh-sungguh dalam mengajar tetapi peserta didik tidak dapat memperoleh
prestasi yang optimal karena perbedaan pada kecakapan.
a. Pengetahuan
Pengetahuan mengacu pada berbagai informasi yang dimiliki atau dipahami oleh
individu. Untuk memberi pengetahuan ini, guru dapat menggabungkan fakta
dengan instruksi pada penjelasan tentang bagaimana fakta fakta ini berhubungan
satu sama lain (Greene & Simons Morton, 1984). Sebagai contoh, seorang guru
bisa menjelaskan bagaimana infeksi HIV ditularkan dan kemudian menjelaskan
bahwa melakukan hubungan seksual dengan pengguna narkoba suntikan dapat
mengangkat resiko infeksi HIV.
b. Sikap
Sikap memimpin orang orang untuk suka atau tidak suka sesuatu, atau untuk
mempertimbangkan hal - hal yang baik atau buruk penting atau tidak penting,
senilai peduli atau tidak layak peduli.
Misalnya, sensitivitas gender, menghormati orang lain, atau menghormati tubuh
seseorang dan percaya bahwa penting untuk merawat adalah sikap untuk menjaga
kesehatan dan berfungsi dengan baik. Domain dari sikap terdiri dari berbagai
konsep, termasuk nilai-nilai, kepercayaan, norma-norma sosial, hak,niat,dan
motivasi.
c. Keterampilan.
Keterampilan adalah kemampuan yang memungkinkan orang untuk melakukan
perilaku tertentu. Keterampilan seringkali mengacu pada keterampilan praktis
kesehatan atau teknik seperti kompetensi dalam pertolongan pertama dan
keterampilan dalam pengelolaan kebersihan (misalnya, mencuci tangan, menyikat
gigi).
Ciri pembelajaran life skills adalah
(1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar,
(2) terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama,
(3) terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha
mandiri, usaha bersama,
(4) terjadi proses penguasaan kecakapan personal, social, vokasiona, akademik,
manajerial, kewirausahaan,
(5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan
benar menghasilkan produk bermutu,
(6) terjad proses interaksi saling belajar dari ahli,
(7) terjadi proses penilaian kompetensi, dan
(8) terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama
(Depdiknas,2003).
Apabila dihubungkan dengan pekerjaan tertentu, life skills dalam lingkup
pendidikan Nonformal ditujukan pada penguasaan vocaltional skills, yang intinya
terletak pada penguasaan specific occupational job. Apabila dipahami dengan baik,
maka dapat dikatakan bahwa life skills dalam konteks kepemilikan specific
occupational skills dalam pemaknaan program Pendidikan Nonformal diharapkan
dapat menolong mereka untuk memiliki harga diri dan kepercayaan diri mencari
nafkah dalam konteks peluang yang ada dilingkungannya.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA