Вы находитесь на странице: 1из 5

Cara Membuat Ekstrak Jamu Tradisional ( Jamu

Serbuk / Jamu Herbal )

1. PIPISAN (MIPIS)

Cara menyari dengan alat pipisan ini merupakan cara pembuatan obat tradisional khas
Indonesia. Cara ini biasanya digunakan untuk bahan baku segar (seperti daun, biji, bunga,
rimpang) dan jarang digunakan untuk bahan keras (kayu, klika, dan akar). Bahan yang telah
dipilih dan telah dibersihkan kemudian dihaluskan dengan bantuan sedikit air matang
dengan alat pipisan.

Cara menghaluskannya mula-mula ditumbuk kemudian digerus. Masa yang sudah halus dan
mengandung air diperas melalui kalo (saringan dari anyaman bambu) atau kain kasa, hingga
diperoleh 1/4 cangkir jamu. Jika perasan belum mencapai 1/4 cangkir dapat ditambah air
matang secukupnya melalui ampasnya kemudian diperas lagi.

Jika diperlukan dapat ditambah garam sedikit, gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Jika
tidak memiliki alat pipisan, cara ini dapat dilakukan dengan blender.

2. SEDUHAN
Menyari bahan baku dengan cara menyeduh mirip dengan menyeduh teh. Bahan yang sering
digunakan antara lain daun, bunga, dan bahan lunak lainnya.
Bahan tersebut dipotong kecil-kecil dengan gunting atau dirajang dengan pisau. Untuk bahan
yang keras dapat juga digunakan cara ini, tetapi harus diserbuk terlebih dulu. Cara seduhan
ini dapat digunakan untuk takaran tunggal atau takaran sehari. Untuk pemakaian sehari, sisa
harus disimpan di tempat tertutup, jika memungkinkan di tempat sejuk (lemari es).
Serbuk yang sudah berjamur, dimakan serangga, atau sudah menggumpal, tidak boleh
digunakan.
Cara pembuatan:
Bahan baku yang digunakan dapat berupa bahan baku segar atau bahan yang sudah
dikeringkan. Sebelum diramu, bahan-bahan dipotong kecil-kecil atau diserbuk. Bahan
tersebut kemudian diramu sesuai dengan formula.
Cara penyiapan:
Ambil ramuan seperti yang tertera pada monografi, kemudian diseduh dengan 1/2 gelas (100
ml) air panas (air yang diangkat setelah mendidih). Diamkan selama lebih kurang beberapa
saat hingga suhu air tahan dipegang dengan tangan (tidak terlalu panas lagi), kemudian
saring bila perlu. Jika diperlukan pula dapat ditambah garam, madu, gula aren, dan jeruk
nipis.
3. INFUSA
Di Farmakope Indonesia Edisi I dikenal infusa dan dekokta, mulai Edisi II hanya dikenal
infusa saja. Cara penyarian dengan infusa dapat dilakukan untuk bahan segar ataupun bahan
kering. Selain bahan lunak, seperti daun dan bunga, infusa juga dapat dikerjakan untuk
bahan keras, seperti akar, ranting, kayu, dan klika.
Bahan lunak dididihkan menggunakan panci infusa selama 15 menit, sedangkan bahan keras
dididihkan selama 30 menit.
Cara penyarian dilakukan dengan cara mengambil 10 g ramuan seperti yang tertera pada
monografi bersangkutan, serta menambahkan air sebanyak 110 ml 120 ml dan didihkan
selama 15 menit, kemudian saring dengan kain bersih dan peras. Jika diperoleh jamu lebih
kurang dari 100 ml, tambahkan air mendidih dengan saringan hingga diperoleh 100 ml.
4. SERBUK
Serbuk umumnya dibuat dari bahan yang telah dikeringkan. Cara membuat serbuk ini ada
dua macam, yaitu sebagai berikut.
1. Setiap bahan diserbuk, kemudian dicampur sesuai dengan ramuan yang dikehendaki.
2. Bahan diramu terlebih dahulu, kemudian diserbuk.
Cara (1) biasa kita dapati pada jamu racikan. Bahan berupa serbuk masing-masing
dimasukkan dalam toples, jika diperlukan baru diramu.
Cara (2) umum digunakan, baik untuk keperluan rumah tangga maupun industri. Di Indonesia
serbuk jamu mempunyai takaran tunggal antara 5 gram sampai 7 gram.
5. PIL
Pil merupakan upaya kepraktisan obat tradisional sehingga lebih mudah penyimpanannya
dan penggunaannya.
Cara pembuatannya:
bahan-bahan setelah diramu kemudian diserbuk sampai halus dan tercampur homogen.
Serbuk tersebut kemudian ditanak seperti nasi. Upaya tersebut di samping untuk membuat
masa pil yang lengket juga dimaksudkan untuk mensterilkan.
Terjadi masa pil, bahan tersebut dibulatkan dengan alat atau dibulatkan dengan tangan yang
bersih. Berat pil a berkisar antara 150 mg dan 200 mg.
Takaran tunggal antara n 12 pil.
Persiapan pil jarang dijumpai pada obat tradisional Cina. Obat tradisional Cina bentuk boli
sering dibalut dengan bola lilin atau bola plastik. bungkusan dengan lilin tersebut bertujuan
agar obat tradisional tidak lekas rusak karena kadar air bolus semacam ini agak tinggi. Boli
pada umumnya agak lunak, dan dapat separo atau seperempatnya sesuai dengan takaran
yang tertulis dalam petunjuk. Beberapa industri obat tradisional Indonesia ada yang
membuat produk tersebut, produk tersebut disebut juadah atau majun.
6. KAPSUL
Pembuatan kapsul untuk keperluan sendiri dapat menggunakan serbuk bahan baku. Kapsul
obat tradisional untuk dijual, bahan baku yang diisikan harus berupa bahan ramuan yang
sudah diekstraksi, tidak boleh menggunakan bahan serbuk.
Cara ekstraksi:
bahan pelarut untuk proses ekstraksi dapat menggunakan air, etanol, atau campuran air dan
etanol. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara perendaman (maserasi) atau pendidihan
(infundasi).
Cara maserasi:
Bahan ramuan direndam dalam pelarut biasanya campuran etanol air sama banyak, selama
satu sampai tiga hari. Hasil maserasi disaring, beningan ditampung dan diuapkan sampai
kental. Bahan yang sudah kental ditambah dengan tepung beras, diaduk sampai merata, dan
dikeringkan sampai kering. Ekstrak ini sudah siap untuk diisikan ke dalam kapsul.
Cara infundasi:
Bahan ramuan dididihkan dalam air selama 15 menit. Biasanya jumlah air yang diperlukan
antara tiga dan lima kali bahan ramuan. Hasil pendidihan kemudian disaring, beningan
ditampung dan diuapkan sampai kental. Bahan yang sudah kental ditambah dengan tepung
beras dan diaduk sampai homogen. Campuran tersebut kemudian dikeringkan sampai
menjadi ekstrak kering.
7. SIRUP
Sirup dapat dibuat dari infusa ramuan yang diperlukan kemudian dilarutkan pada gula atau
madu. Larutan gula atau madu selain memberikan rasa manis, juga memberi kalori, dan
mempunyai daya untuk mengawetkan jamu.
Cara pembuatan : 500 ml infusa dipanaskan, kemudian ditambah gula atau madu secukupnya
(lebih kurang 200 gram) lalu diaduk sampai larut. Setelah larut didinginkan kemudian dituang
ke dalam botol yang ukurannya sesuai.
8. PAREM, PILLS, LULUR, DAN MANGIR
Cara pembuatannya seperti membuat jamu dengan cara memipis atau menyerbuk dengan
lumpang. Setelah dipipis dapat langsung digunakan karena ramuan tersebut masih
mengandung air sehingga dapat melekat pada tubuh.
Untuk ramuan yang dibuat dengan cara membuat serbuk, serbuk tersebut harus dibasahi
terlebih dahulu dengan air secukupnya baru dapat digunakan.
Sebenarnya bentuk obat tradisional lebih banyak daripada bentuk obat yang kita kenal
sekarang ini karena cara pembuatannya hampir sama. Oleh karena itu, tidak seluruhnya
diuraikan dalam buku ini. Beberapa contoh bentuk obat tradisional antara lain cekokan
(ontel) untuk anak kecil, kecek obat luar untuk mengobati penyakit kulit, bahan dasarnya
menggunakan minyak kelapa, tiap kali digunakan harus dipanaskan.
PENYIAPAN BAHAN RAMUAN UNTUK BATTRA RAMUAN MADIA DAN UTAMA
1. MEMAHAMI PENGERTIAN BAHAN BAKU UNTUK RAMUAN
2. PROSEDUR PEMILIHAN BAHAN YANG BAIK
3. CARA MENIMBANG BAHAN : Mengenal jenis-jenis alat tera/timbangan dan cara
penggunaannya
4. CARA MENAKAR, dengan gelas takar/ukur
5. CARA MENGHITUNG PROSENTASE BAHAN
6. TEKNIK DAN CARA PEWADAHAN/PENGEMASAN
7. CARA PENYIMPANAN
8. CARA PENCATATAN/DOKUMENTASI
PENYIAPAN BAHAN BAKU
Setiap bahan baku yang digunakan untuk pembuatan obat tradisional hendaklah memenuhi
persyaratan yang berlaku, antara lain :
- Pada saat penerimaan bahan baku hendaklah dilakukan pemeriksaan secara organoleptik
dan laboratories, tujuannya adalah untuk memastikan kebenaran jenis maupun
morfologinya.
- Setiap bahan baku yang diterima hendaklah diberi label/etiket yang memberi informasi
mengenai :
- nama daerah dan nama latin,
- tanggal penerimaan dan
- pemasok
-Semua pemasukan,pengeluaran dan sisa bahan baku hendaklah dicatat dalam kartu atau
buku perpersiapan yang meliputi :
- Nama,
- Tanggal penerimaan atau pengeluaran, serta
- Nama dan alamat pemasok.
-Setiap simplisia sebelum digunakan hendaklah dilakukan sortasi untuk membebaskan dari
bahan asing dan kotoran lainnya
- Setiap simplisia sebelum digunakan hendaklah dicuci lebih dahulu agar terbebas dari:
- Mikroba pathogen,
- Kapang,
- Khamir, serta
- Pencemar lainnya.
- Simplisia yang telah dicuci hendaklah dikeringkan lebih dahulu dengan cara yang tepat
sehingga tidak terjadi perubahan mutu dan mencapai kadar air yang dipersyaratkan.
- Simplisia yang sudah bersih serta kering dan bahan baku yang bukan simplisia yang telah
lulus dari pemeriksaan mutu, bila tidak langsung digunakan hendaklah disimpan dalam
wadah tertutup dan diberi label yang menunjukkan status simplisia dan bahan baku tersebut.
A. Penyiapan bahan ramuan oleh BRP atas instruksi BRM atau BRU
Persiapan
Baca dengan teliti instruksi ramuan yang diberikan oleh BRM atau BRU, sesuaikan dengan
rasionalisasi komposisi atau monograf lain pada buku-buku pedoman resmi (MMI, FI, FH, dll).
Catatlah tanggal penerimaan Instruksi Ramuan,
Buatlah salinan Instruksi Ramuan sebagai arsip dan simpan sesuai prosedur
Langkah-langkah :
Ambil/keluarkan bahan ramuan dari rak tempat penyimpanan perpersiapan
denganmelebihdahulukan yang paling awal tersimpan.(terapkan prinsip FIFO)
Lakukan inspeksi ulang dengan pengamatan secara organoleptik untuk memastikan bahwa
bahan ramuan masih memenuhi persyaratan mutu,
Tetapkan statusnya dengan cara : beri tanda ok untuk bahan ramuan yang siap diolah
selanjutnya, dan beri tanda R untuk bahan ramuan yang rusak/apkir dan harus ditempatkan
terpisah /khusus untuk dimusnahkan.
Penimbangan/penakaran
Penyiapan peralatanTimbang
Peralatan yang akan digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat
hendaklah diperiksa ketelitian dan kelayakan pakai-nya secara teratur serta ditera menurut
suatu program berkala dan prosedur yang tepat.
Mengenal jenis-jenis alat timbang/takar
Alat timbang/takar yang digunakan untuk pembuatan persiapan obat tradisional yang
dilakukan oleh praktisi battra ramuan :
--. Timbangan gram dan milligram
--. Gelas ukur berskala berbagai ukuran
Sebelum dilakukan penimbangan hendaklah dipastikan ketepatan timbangan dan ukuran
serta kebenaran bahan yang akan ditimbang.
Untuk setiap penimbangan hendaklah dilakukan dua kali , untuk tujuan uji silang agar
diperoleh kebenaran, ketepatan identitas dan jumlah bahan yang ditimbang
Langkah-langkahnya :
Tempatkan alat timbang pada tempat yang sesuai (rata/tidak miring atau bergelombang)
takar bahan ramuan dengan cara yang tepat , sesuai instruksi
Catat hasil penakaran (jumlah mg, gram),
Ulangi sekali lagi .
Temp atkan dalam wadah yang sesuai, pada pembungkusnya beri label/etiket yang
menyatakan informasi mengenai : nama&status, serta jumlah.
Penyerahan bahan ramuan
Sebelum bahan ramuan diserahkan ke BRM atau BRU maka harus dilakukan pencatatan yang
meliputi:
--. Tanggal /jam penyerahan
--. Keterangan Lengkap, tepat sesuai instruksi(LTSI)
Laksanakan proses selanjutnya dengan pedoman tata cara yang benar

Вам также может понравиться