Вы находитесь на странице: 1из 20

NAMA :SITI AZIZAH

NIM : H1E114055
MATKUL : AMDAL

1. METODE MATRIK
Matrik Sederhana
Matrik yang digunakan untuk keperluan identifikasi dampak
merupakan matrik sederhana (simple marix). Matrik sederhana
menggambarkan interaksi antara kegiatan proyek dengan komponen-
komponen lingkungan di sekitarnya. Pada bagian lajur tertera kegiatan
pembangunan yang direncanakan, sedang pada bagian baris tertera
berbagai komponen dan parameter lingkungan. Apabila suatu kegiatan
proyek, misal kegiatan ke-i (i : 1, 2, 3, , m), secara potensial
menimbulkan dampak pada komponen lingkungan tertentu, misal
komponen ke-j (j: 1, 2, 3, , n), maka pada interaksi ke ij diberi tanda
atau noktah seperti x. Kelebihan matrik sederhana ini dibandingkan
daftar uji adalah diketahuinya sumber penyebab timbulnya potensi
dampak lingkungan. Evaluasi matrik sederhana terdiri dari dua, yaitu :
Lajur Horisontal : Berisikan nilai besaran dampak, faktor penentu
derajad Kepentingan Dampak, Jumlah P dari nilai derajat kepentingan,
dan Keputusan terhadap besar dan pentingnya dampak yang harus
dikelola dan dipantau pada RKL dan RPL atau tidak.
Lajur Vertikel : Berisikan tahapan-tahapan kegiatan, jenis-jenis kegiatan
dan/usaha penyebab dampak, dan parameter-parameter lingkungan
(fisik-kimia, biotis, dan sosial ekonomi dan sosaial budaya serta
kesehatan mayarakat yang diprakirakan terkena dampak.
Dilakukan dengan menginteraksikan antara besaran dampak
(M=magnitude) dengan derajat kepentingan dampak (I= important)
seperti berikut:
Apabila jumlah bobot P 2 dan P tersebut adalah kriteria no. 1
(jumlah manusia terkena dampak), maka untuk semua besaran
dampak baik positif (+) maupun negatif (-), kesimpulan dam-paknya
ditetapkan sebagai kategori dampak penting (DP)
Apabila P 2 dan angka prakiraan besaran dampak (+/-) 2, maka
kesimpulan dampaknya masuk kedalam kategori dampak penting (DP)
Diluar kedua kriteria di atas, kesimpulan dampaknya masuk kategori
dampak tidak besar dan penting (DTP) (Sumber: PSLH-UGM, 1998
dengaaan perbaikan)
Contoh Keputusan Hasil Evaluasi Dampak Penting Pemboran Minyak
dan Gas Bumi di Blora (Metode Sederhana)
Gambar 1.1 Contoh Tabel Matrik Sederhana
Matrik Leopold
Matriks Leopold merupakan matriks tertua yang dikembangkan
oleh Leopold, dkk., pada tahun 1971. Matriks ini terdiri dari 100
aktivitas kegiatan dan 88 komponen lingkungan di mana tiap sel
berisi bobot dampak (M) dan kepentingan dampak (I).
Dalam pengembangannya, masing-masing M dan I diberi skala
dengan kisaran 1 sampai 10 serta sifat dampak Positif (+) dan
Negatif (-). Oleh karena Matriks Leopold ini dinilai masih memiliki
banyak kelemahan terutama tingkat spesifikasi komponen kegiatan
dan komponen lingkungan, maka matriks ini dikembangkan lebih
lanjut oleh FEARO (1978).
Metode Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau
"Matrik interaksi dari Leopold". Metode menarik ini mulai
dikembangkan oleh Dr. Luna Leopold dan teman-temannya di
Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini dirancang untuk
menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi
yang berada di suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini
sangat baik untuk memberi informasi hubungan sebab dan
pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan; disamping itu juga dapat
menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga balk untuk
mengkomumkasikan hasil.
Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak 100
(seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88
(delapan puluh delapan) komponen lingkungan. Matrik yang
diperkenalkan merupakan matriks interaksi dari 100 (seratus) jenis
aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) jenis komponen
lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88). Seratus jenis aktivitas
proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan
proyek, yang terdiri atas :
a. Modifiksi areal (13 aktivitas)
b. Perubahan lahan dan pembuatan lingkungan fisik (10 aktivitas)
c. Ekstraksi sumberdaya (7 aktivitas)
d. Pemrosesan (15 aktivitas)
e. Perubahan lahan (6 aktivitas)
f. Pembaharuan sumberdaya (5 aktivitas)
g. Perubahan lalulintas (11 aktivitas)
h. Penempatan dan pengotahan limbah (14 aktivitas)
i. Pengolahan bahan kimia (5 aktivitas)
j. Kecelakaan (3 aktivitas)
k. Lain-lain.
Sedang 88 jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam
matrik merupakan penjabaran dari 5 kelompok komponen
lingkungan sebagai berikut :
(a) Fisik dan Kimia
Bumi (6 parameter)
Air (7 parameter)
Atmosfir (3 parameter)
Proses alamiah (9 parameter)
(b). Keadaan biologi
Flora (9 parameter)
Fauna (9 parameter)
(c). Sosial-budaya
Tata guna tanah (9 parameter)
Rekreasi (7 parameter)
Estetika dan minat masyarakat (10 parameter)
Status budaya (4 parameter)
Fasilitas dan aktivitas buatan manusia (6 parameter)
(d). Interaksi ekologi (7 parameter)
(e). Lain-lain komponen.
Dampak lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat
interaksi antara aktifitas dan komponen lingkungan. Biasanya
besaran dampak atau "magnitude" dan pentingnya dampak
(importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai
berikut :
(1). Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan
dampak dari tiap aktivitas proyek terhadap komponen
lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak pada suatu
komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak
pertemuan atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.
(2). Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan
ditetapkan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan
(importance) dampaknya. Besaran dampak yang diduga timbul
dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh. Nilai satu
merupakan besaran terkecil sedang sepuluh terbesar. Penentuan
besaran dampak berupa skala didasarkan pada analisis evaluasi
yang obyektif dengan cara-cara kualitatif maupiin kuntitatif.
Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional
judgement" atau pertimbangan keahlian. Dampak positif diberi
tanda "+", dan untuk dampak negatif diberi tanda"-".
(3). Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai
dengan sepuluh. Nilai kepentingan ini ditinjau dari kepentingan
proyek, sektoral lokat, regional dan nasional. Penyusunan atau
penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan
yang obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis
tersebut.
Metode matrik interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu
Tabel 12.5 matrik sebagai berikut.
PemboranPeledakan &
PembangunanIndustri &

Lapisan AtasPengupasan

SampahPembuangan
Processing Mineral
Jalan & Jembatan
Rencana Kegiatan

Jaringan Listrik

Pengangkutan
Lingkungan
Kualitas Air X X
Kualitas Udara X
Erosi
Deposit, Sedimentasi X
Pohon, Semak
Rumput
Tumbuhan Air X
Ikan
Kemah, Pejalan Kaki
Pemandangan dan Keindahan X
alam
Kualitas Limbah
Species Margasatwa langka
Kesehatan dan Keselamatan M
I

Matrik Evaluasi Dampak Metode Matrik Interaksi Leopold


Yang menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut
telah dipergunakan oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu
dilakukan perubahan pada jumlah aktivitas proyek dan komponen
lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek diubah menjadi lebih
banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit jumlahnya.
Demikian pula untuk komponen lingkungan yang seharusnya 88
komponen dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan proyek
yang bersangkutan. Metode ini dapat dipergunakan datam
penyaringan untuk identifikasi dampak lingkungan dan dapat
memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas dasar
dampak yang timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel
matrik interaksi Leopold dapat diketahui komponen apa saja yang
banyak terkena dampak. Demikian juga dapat diketahui aktivitas
apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini dapat di
pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan
negatif dan suatu proyek. Disamping itu juga dapat digunakan
untuk mengidentifikasi lingkungan pada berbagai tingkat
pembangunan proyek. Misalnya sewaktu rencana pembangunan
proyek (Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang dibangun
(Konstruksi) dan sewaktu proyek beroperasi.(Pasca Konstruksi).
Metode ini telah d-igunakan untuk berbagai macam proyek seperti
pada proyek-proyek pembuatan jalan, pertambangan,
pembangunan sumberdaya air, jalan kereta api dan sebagainya.
Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang
relative masih alami.

Matrik Leopold Modifikasi


Metode Leopold adalah metode matriks yang dapat memberikan
informasi yang lebih lengkap. Metode matriks Leopold membagi
aktivitas pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak
menjadi 100 macam, dan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak menjadi 88 macam. Matriks Leopold menggambarkan pula
penilaian terhadap besar dan pentingnya suatu dampak. Metode ini
mempunyai keuntungan maupun kesulitan dalam menganalisis
dampak, oleh karena itu beberapa pakar memodifikasi metode
matriks Leopold ini. Dari metode-metode yang telah dijelaskan
sebelumnya, dapat dilakukan tidak hanya dengan metode itu
sendiri, melainkan dapat dilakukan penggabungan beberapa
metode agar dapat menghasilkan hasil analisis yang lebih akurat.
Bentuk modifikasi tersebut akan dapat mengurangi atau
menutupi kelemahan masing-masing metode. Dalam
mengkombinasikan metode Amdal tentu harus disesuaikan dengan
jenis proyek/kegiatan yang dilakukan. Saat ini banyak orang
mengembangkan metoda matrik Leopold dengan nama Metoda
Modifikasi dari Metoda Leopold atau Matrik Leopold yang
Dimodifikasi. Modifikasi metoda Leopold ini terutama menyangkut
beberapa hal:
1) Banyaknya komponen lingkungan hidup tidak pasti harus 88
unsur, tetapi dapat kurang atau lebih sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat.
2) Banyaknya aktivitas proyek tidak harus 100 kegiatan,
melainkan dapat dikurangi tetapi ditentukan dan dipilih
aktivitas-aktivitas yang menonjol memberikan dampak.
3) Besaran dampak atau nilai magnitude diganti dengan
besaran skala Kualitas Lingkungan, yang ditentukan atas
dasar standar baku mutu kualitas lingkungan. Dalam hal ini
banyak tim penyusun AMDAL yang menggunakan standar
Pedoman Baku Mutu Lingkungan baik dari KEPMENLH (Nomor
02/1988), SK Gubernur atau Perda yang sesuai dengan
wilayah kajiannya. Bila standar Nasional belum ada, dapat
digunakan standar Internasioanal dari WHO untuk masing-
masing komponen lingkungan.
4) Skala besaran dan pentingnya dampak lingkungan diganti
dengan besaran kepentingan komponen lingkungan terhadap
proyek, sektor dan wilayah (lokal, regional dan nasional).
Seringkali tidak menggunakan skala 1-10, akan tetapi hanya
dibagi tiga skala yaitu: kecil, sedang,dan besar atau
menggunakan skala lima yaitu: kurang penting, cukup
penting, penting, lebih penting dan sangat penting. Untuk
skala besaran dan nilai penting sebaiknya dibuat standar agar
dapat digunakan sebagai pedoman.
5) Pada tabel evaluasi dampak, nilai-nilai tingkat besaran
dampak diganti menjadi keadaan atai kondisi kualitas
lingkungan (Tabel Skala Penilaian).

Matrik Fisher dan Davies


Fisher and Davies mengembangkan metoda ini untuk
mengidentifikasi memprediksi dan mengevaluasi dampak suatu
pembangunan pada suatu wilayah yang kondisinya berubah sangat
cepat. Oleh sebab itu metoda ini sangat cocok untuk dipergunakan
dalam mengadakan AMDAL pada suatu wilayah yang telah banyak
terdapat kegiatan pembangunan.
Seperti halnya metoda matrik yang lain dalam memperkirakan
dampak, metoda Fisher-Davies juga melakukan interaksi antara
kegiatan pembangunan dan parameter komponen lingkungan. Baik
komponen kegiatan yang diduga menimbulkan dampak maupun
parameter yang diduga terkena dampak diperoleh dari pelingkupan
(scoping).
Metode Fisher & Davies dapat dipergunakan untuk melaksanakan
prediksi, interpretasi dan evaluasi dampak suatu pembangunan
pada suatu wilayah yang kondisinya berubah sangat cepat (Fandeli,
2013). Metode ini cocok diterapkan dalam Amdal pada suatu
wilayah yang telah banyak terdapat pembangunan. Langkah awal
dalam penyusunan Matriks Fisher and Davies adalah membuat
Matriks Evaluasi Dasar Rona Lingkungan (environmental baseline
evaluation), dengan memasukkan nilai hasil evaluasi dari masing-
masing komponen lingkungan terhadap kepentingannya terhadap
fungsi ekosistem, kondisi rona dan kepekaan terhadap pengelolaan
lingkungan.
Matrik interaksi Fisher-Davies merupakan metoda yang
menggunakan langkah-langkah cukup panjang, paling tidak
terdapat tiga tabel matrik yang harus diisi untuk memenuhi seluruh
proses metoda ini terdiri atas 3 matriks yang disusun secara
bertahap, yaitu :
Tahap pertama : matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum
proyek dibangun (Environmental Baseline)
Tahap kedua : matriks dampak lingkungan (Environmental
Compatibility Matriks)
Tahap ketiga : matriks keputusan (Decision Matriks)
Tahap pertama Fisher and Davies

tahap kedua Fisher and Davies


Tahap ketiga (Matriks keputusan) Fisher and Davies
Kriteria penentuan skala penilaian adalah sebagai berikut:
1. Kepentingan terhadap fungsi ekosistem ditentukan mengacu
pada jumlah dampak penting hasil prakiraan pada Bab III untuk
masing-masing komponen dampak, yaitu:
a. Jika 90-100% hasil prakiraan dari jenis dampak lingkungan yang
sama pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi adalah
dampak penting, maka skala 1
b. Jika 70-89% hasil prakiraan dari jenis dampak lingkungan yang
sama pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi adalah
dampak penting, maka skala 2
c. Jika 45-69% hasil prakiraan dari jenis dampak lingkungan yang
sama pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi adalah
dampak penting, maka skala 3
d. Jika 20-44% hasil prakiraan dari jenis dampak lingkungan yang
sama pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi adalah
dampak penting, maka skala 4
e. Jika 0-19% hasil prakiraan dari jenis dampak lingkungan yang
sama pada tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi adalah
dampak penting, maka skala 5
f. Jika penentuan di atas tidak sesuai dengan kondisi lingkungan
sekitar dan literatur yang ada, maka penentuan kepentingan
berdasarkan professional judgement.

Skala kepekaan terhadap pengelolaan lingkungan ditentukan


dengan mempertimbangkan skala kepentingan terhadap ekosistem
dan skala kondisi rona lingkungan hidup awal. Ditentukan dengan
mengalikan nilai skala Kepentingan terhadap fungsi ekosistem
dengan nilai skala kondisi rona lingkungan awal (PSLH UGM, 2015).
a. Jika hasil perkalian adalah 1, maka skala 1
b. Jika hasil perkalian adalah >1 dan 4, maka skala 2
c. Jika hasil perkalian adalah >4 dan 9, maka skala 3
d. Jika hasil perkalian adalah >9 dan 16, maka skala 4
e. Jika hasil perkalian adalah >16 dan 25, maka skala 5

Langkah selanjutnya adalah membuat Matriks Dampak Lingkungan.


Pengisian matrik dampak lingkungan ini dilakukan dengan
menuliskan hasil interaksi dari komponen kegiatan penyebab
(sumber) dampak dan komponen lingkungan terkena dampak,
ditinjau dari:
a) Ada tidaknya dampak (0= tidak ada dampak),
b) Positif dan negatifnya dampak (+ dan -),
c) Skala besaran dampak (skala 1-5),
d) Sifat atau waktu berlangsungnya dampak (S=sementara, atau
P= permanen).

Langkah terakhir adalah membuat matriks keputusan dengan cara:


a) Menentukan kondisi (skala kualitas) lingkungan tanpa proyek
sekarang dan yang akan datang.
b) Menentukan kondisi (skala kualitas) lingkungan dengan adanya
proyek.
c) Menentukan dampak holistik yang merupakan selisih dari kondisi
lingkungan yang akan datang dengan ataupun tanpa proyek.
Dari hasil perhitungan selisih antara kualitas lingkungan yang akan
datang tanpa proyek dan dengan proyek disimpulkan untuk
memutuskan hasil evaluasi dampak dengan skala sebagai berikut:

Penentuan dikelola atau tidaknya suatu dampak ialah sebagai


berikut:
a) Jika selisih masing-masing komponen dampak lebih kecil dari
hasil rata-rata selisih skala
lingkungan maka dampak dikelola,
b) Jika point a) tidak terpenuhi, jika skala kepekaan terhadap
pengelolaan lingkungan masing-
masing komponen dampak lebih kecil samadengan 3 maka dampak
dikelola,
c) Jika point b) tidak terpenuhi, jika terdapat hasil prakirakan berupa
dampak besar dan permanen di salah satu dampak pada masing-
masing komponen dampak, maka
dampak dikelola,
d) Jika point c) tidak terpenuhi, namun berdasarkan profesional
judgement perlu dikelola maka dampak dikelola
e) Jika point d) tidak terpenuhi, maka dampak tidak dikelola.

Hasil evaluasi dengan menggunakan Metode Fisher & Davies


disajikan dalam Tabel 4.3, Tabel 4.4, dan Tabel 4.5 berikut ini.
matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek dibangun
(Environmental Baseline) matriks dampak lingkungan
(Environmental Compatibility Matriks)

matriks keputusan (Decision Matriks)

Matrik Moore
Metode matriks Moore, membuat analisis terhadap penyebab atau
pembuat dampak yang seharusnya terjadi, dengan didasarkan pada
pengenalan dampak langsung dan tidak langsung pada sumberdaya
alam yang sedang dimanfaatkan oleh manusia.
Metode penampalan (overlay), menggambarkan komponen yang
terkena dampak dalam peta tematik yang diberi warna terang, agak
gelap dan gelap untuk memberi penjelasan komponen yang yang
terkena dampak ringan, sedang dan berat
Metode bagan alir (flow chart), dikembangkan oleh Sorenson,
mengidentifikasi berbagai hubungan timbal balik atau sebab akibat
antara faktor-faktor penyebab dan akibat yang ditimbulkannya
dalam suatu alur yang jelas sehingga dapat diketahui dampak
langsung maupun dampak tak langsung dari suatu usaha/kegiatan.
Keistimewaan dari metode ini adalah dampak lingkungan dilihat
dari sudut dampak pada kelompok daerah yang sudah atau sedang
dimanfaatkan manusia yang dapat digambarkan sebagai proyek
pembanguan lainnya.
Filosofi dasar metode Moore adalah analisis dari penyebab atau
pembuat dampak lingkungan yang nyata, didasarkan pada
determinasi dari dampak langsung dan tidak langsung pada sumber
daya lain yang sedang dimanfaatkan manusia.
Matriks Moore dibagi menjadi empat kategori yaitu:
1) Pembentuk timbulnya aktivitas lainnya yang berhubungan.
2) Potensi perubahan lingkungan.
3) Pengaruh pada lingkungan yang utama
4) Pemanfaatan olah manusia yang terkena dampak.
Matriks Moore dibagi menjadi 6 kategori yang berbeda, yaitu :
a. Pembentuk timbulnya aktivitas dan aktivitas lain yang
berhubungan
b. Potensi perubahan lingkungan
c. Pengaruh pada lingkungan yang utama
d. Pemanfaatan pada manusia yang terkena
e. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas
f. Besaran umum dari potensi pengurangan dari pemanfaatan
manusia

Matrik Batelle
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan
metode yang ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah
sistem pembobotan menurut Battelle utnuk pengembangan
sumberdaya air (Dee.el.al.1973). Dalam sistem Battelle ini
lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/
kimia, estetik, dan kepentingan manusia/ sosial.Masing-masing
kategori terdiri atas komponen.Misalnya, komponen dalam katergori
ekologi ialah jenis dan populasi teresterial.Selanjutnya komponen
dibagi dalam indikator dampak.Contoh indikator dampak dalam
komponen jenis dan populasi teresterial ialah tanaman pertanian
dan vegetasi alamiah. Masing-masing kategori, komponen dan
indikator dampak dinilai pentingnya relatif terhadap yang lain
dengan menggunakan angka desimal antara 0 dan 1.
Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan
kegunaannya di Indonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan
di Amerika serikat.Namun demikian metode untuk mendapatkan
bobot dalam sistem evaluasi lingkungan itu kiranya pantas untuk
diteliti kegunaannya di Indonesia.Sudah barang tentu kategori,
komponen dan indikator serta peruntukannya harus disesuaikan
dengan keadaan di Indonesia.Mongkol (1982) membuat modifikasi
sistem evaluasi lingkungan Battelle.Pertama fungsui nilai tidaklah
dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap indikator dampak,
melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S, M ialah indikator
dampak dan S adalah batas maksimum atau minimum indikator
dampak yang tidak boleh dilampaui.
Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya
lingkungan netto atau manfaat lingkungan netto, melainkan nisbah
manfaat/ biaya lingkungan sebagai berikut:
Nisbah manfaat/ biaya lingkungan =
Keterangan :
|Pos E| : Jumlah total dampak positif
|Neg E| : Jumlah total dampak negatif
Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode
pembobotan, metode itu harus menggunakan skala interval atau
skala nisbah.

Matrik Lohani dan Than


Metode matriks lohane dan Thanh merupakan analisis pengaruh
terhadap rencana kegiatan dengan pemberian nilai prioritas
terhadap dampak pembangunan yg dilakukan. Analisis dilakukan
atas berbagai komponen lingkungan hidup yg diprakirakan
mengalami perubahan mendasar atas pembangunan yg dilakukan.
Misalnya pengaruh kesehatan terhadap imigrasi tenaga kerja serta
pengaruh pembangunan terhadap kehutanan.

Table Penghitungan matrik dampak pembangunan dam ( Quae Yai )


terhadap lingkungan ( menurut Leopold dan Lohani & Thanh )

Matrik EQAM

Table CONTOH PENYUSUN APKL (EQAM)

Вам также может понравиться