Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan tidak hanya merupakan hak warga tetapi juga merupakan barang
investasi yang menentukan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara,
karena itu negara berkepentingan agar seluruh warganya sehat (Health for
All), sehingga ada kebutuhan untuk melembagakan pelayanan kesehatan
universal, ada dua isu mendasar untuk mewujudkan tujuan pelayanan
kesehatan dengan cakupan universal, yaitu bagaimana cara membiayai
pelayanan kesehatan untuk semua warga, dan bagaimana mengalokasikan
dana kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan dengan efektif,
efisien, dan adil. (Bisma Murti: 2010).
1
kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat akan menjadi sangat
memprihatinkan. (Delfi Lucy Stefani: 2013)
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Anggaran Program Kesehatan?
b. Bagaimana Karakteristik Tim yang Efektif Sistem Anggaran?
c. Bagaimana Tahapan Penyusunan anggaran Program Kesehatan ?
d. Bagimana Analisis Rencana Pembiayaan Kesehatan?
2
BAB II
ISI
3
Pemberdayaan Masyarakat, Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
(Kementerian Kesehatan), Direktur Perimbangan Keuangan, Direktur
Anggaran I (Kementerian Keuangan), Biro Perencanaan dan Keuangan
(Badan POM), Dit. Pengembangan Wilayah, Dit. Otonomi Daerah, Dit.
Alokasi Pendanaan Pembangunan (Bappenas).
1. Perlu penjelasan lebih jauh tentang pasal 171 ayat (1) dan (2) UU No. 36
Tahun 2009;
2. Struktur anggaran saat ini (UU APBN) adalah 26% untuk daerah, 26%
untuk subsidi, 20% untuk pendidikan, apabila untuk kesehatan
dialokasikan 5% maka untuk sektor lainnya (infrastruktur, pertanian,
hankam,dll) menjadi 23%. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus
karena dalam konstitusi (UUD) tidak menyebut nominal persentase untuk
anggaran kesehatan, sehingga jika masuk dalam pembahasan MK, posisi
UU Kesehatan menjadi sulit karena sejajar dengan UU APBN.Dengan
demikian, proses untuk memenuhi amanat UU No. 36 Tahun 2009 ini,
perlu dibahas di tingkat Eselon I (DJA, Kepala BKF, Ditjen Perimbangan
Keuangan) untuk selanjutnya dibahas di Sidang Kabinet;
3. Anggaran kesehatan 5% dihitung berdasarkan anggaran langsung terkait
program kesehatan karena apabila anggaran di sektor lain juga dihitung,
kemungkinan alokasi anggaran kesehatan akan melebihi 5%;
4. Perhitungan pemanfaatan anggaran kesehatan sebesar 2/3 untuk
pelayanan publik dapat mengacu pada pelaksanaan SPM kesehatan.
Namun saat ini, SPM kesehatan masih berada pada tataran kabupaten,
harus dipikirkan untuk diturunkan sampai dengan tingkat pelayanan,
yaitu puskesmas dan RS;
4
5. Tata cara alokasi anggaran kesehatan perlu diatur dengan PP tentang
pembiayaan kesehatan. Dengan ditetapkannya PP, maka upaya
pemenuhan alokasi anggaran Pemerintah sebesar 5% dapat segera
dilakukan. Penyusunan PP sedapat mungkin melibatkan seluruh
stakeholder terkait dalam Tim Sinkronisasi/Harmonisasi lintas sektor.
Sebagai tindak lanjutnya yaitu dibentuk Tim Kecil yang terdiri dari Dir.
KGM Bappenas, Dir. Otda Bappenas, Dir. Pengembangan Wilayah
Bappenas, Dir. Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas, Dir. Penyusunan
APBN Kemenkeu, Kepala Pusat Kebijakan Belanja Negara Kemenkeu, Dir.
Anggaran I Kemenkeu, Dir. Dana Perimbangan Kemenkeu, Kepala Biro
Perencanaan & Anggaran Kemenkes, Kepala Biro Keuangan Kemenkes,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemenkes, Kepala Pusat Pembiayaan
Kesehatan Kemenkes, Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Dengan tugas Tim Kecil antara lain untuk
Mendefinisikan alokasi anggaran kesehatan Pemerintah dan memberikan
masukan utama dalam penyusunan PP Pembiayaan Kesehatan.
5
2. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan fasilitas rumah sakit provinsi, kabupaten/kota, antara lain:
a. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS;
b. Pemenuhan peralatan unit transfusi darah RS dan bank darah RS;
c. Peningkatan fasilitas instalasi gawat darurat RS;
d. Peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan
untuk program pelayanan obstetric neonatal emergency
komprehensif (PONEK) di RS; dan
e. Pengadaan peralatan pemerksaan kultur M.tuberculosis di BLK
provinsi.
B. Sistem Anggaran
6
2. Dapa mendorong terselenggaranya pelayanan kedokteran pencegahan
7
Penyusunan Anggaran Kesehatan adalah sebagai Teknik Perencanaan dan
Penggunaan Anggaran
8
D. Analisis Rencana Pembiayaan Kesehatan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11
Tanpa nama, 2010.Pertemuan Pembahasan Definisi Anggaran Kesehatan
12