Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan tidak hanya merupakan hak warga tetapi juga merupakan barang
investasi yang menentukan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara,
karena itu negara berkepentingan agar seluruh warganya sehat (Health for
All), sehingga ada kebutuhan untuk melembagakan pelayanan kesehatan
universal, ada dua isu mendasar untuk mewujudkan tujuan pelayanan
kesehatan dengan cakupan universal, yaitu bagaimana cara membiayai
pelayanan kesehatan untuk semua warga, dan bagaimana mengalokasikan
dana kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan dengan efektif,
efisien, dan adil. (Bisma Murti: 2010).

Dalam Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang: Kesehatan juga


disebutkan bahwa kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui
pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan
elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang tanpa adanya kesehatan
yang baik maka tidak akan ada masyarakat yang produktif. Dalam kehidupan
berbangsa, pembangunan kesehatan merupakan suatu hal yang bernilai
sangat insentif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya
yang senantiasa siap pakai dan terhindar dari ancaman penyakit.

Di Indonesia sendiri tak bisa dipungkiri bahwa trend pembangunan


kesehatan bergulir mengikuti pola rezim penguasa. Ketika pemerintah negeri
ini hanya memandang sebelah mata pada pembangunan kesehatan, maka

1
kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat akan menjadi sangat
memprihatinkan. (Delfi Lucy Stefani: 2013)
B. Tujuan

a. Menjelaskan tentang Anggaran Program Kesehatan

b. Menjelaskan Karakteristik Tim yang Efektif Sistem Anggaran

c. Menjelaskan Tahapan Penyusunan anggaran Program Kesehatan

d. Menjelaskan Analisis Rencana Pembiayaan Kesehatan

C. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Anggaran Program Kesehatan?
b. Bagaimana Karakteristik Tim yang Efektif Sistem Anggaran?
c. Bagaimana Tahapan Penyusunan anggaran Program Kesehatan ?
d. Bagimana Analisis Rencana Pembiayaan Kesehatan?

2
BAB II

ISI

A. Definisi Anggaran Program Kesehatan

Definisi Anggaran Kesehatan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


di awali dengan Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat-Bappenas yang
mengadakan Pertemuan Pembahasan Definisi Anggaran Kesehatan Sesuai
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada (04/06) di Bappenas. Deputi
Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas dan Biro Perencanaan dan
Anggaran, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan

3
Pemberdayaan Masyarakat, Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
(Kementerian Kesehatan), Direktur Perimbangan Keuangan, Direktur
Anggaran I (Kementerian Keuangan), Biro Perencanaan dan Keuangan
(Badan POM), Dit. Pengembangan Wilayah, Dit. Otonomi Daerah, Dit.
Alokasi Pendanaan Pembangunan (Bappenas).

Pertemuan tersebut diadakan dengan tujuan untuk Menyamakan persepsi


terhadap definisi alokasi anggaran kesehatan yang tercantum dalam UU No.
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Mendapatkan masukan terkait ruang
lingkup dan komponen anggaran kesehatan (Pusat dan Daerah); dan
Mengidentifikasi langkah tindak lanjut implementasi UU No. 36 Tahun 2009.
Poin penting dalam pertemuan tersebut antara lain:

1. Perlu penjelasan lebih jauh tentang pasal 171 ayat (1) dan (2) UU No. 36
Tahun 2009;
2. Struktur anggaran saat ini (UU APBN) adalah 26% untuk daerah, 26%
untuk subsidi, 20% untuk pendidikan, apabila untuk kesehatan
dialokasikan 5% maka untuk sektor lainnya (infrastruktur, pertanian,
hankam,dll) menjadi 23%. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus
karena dalam konstitusi (UUD) tidak menyebut nominal persentase untuk
anggaran kesehatan, sehingga jika masuk dalam pembahasan MK, posisi
UU Kesehatan menjadi sulit karena sejajar dengan UU APBN.Dengan
demikian, proses untuk memenuhi amanat UU No. 36 Tahun 2009 ini,
perlu dibahas di tingkat Eselon I (DJA, Kepala BKF, Ditjen Perimbangan
Keuangan) untuk selanjutnya dibahas di Sidang Kabinet;
3. Anggaran kesehatan 5% dihitung berdasarkan anggaran langsung terkait
program kesehatan karena apabila anggaran di sektor lain juga dihitung,
kemungkinan alokasi anggaran kesehatan akan melebihi 5%;
4. Perhitungan pemanfaatan anggaran kesehatan sebesar 2/3 untuk
pelayanan publik dapat mengacu pada pelaksanaan SPM kesehatan.
Namun saat ini, SPM kesehatan masih berada pada tataran kabupaten,
harus dipikirkan untuk diturunkan sampai dengan tingkat pelayanan,
yaitu puskesmas dan RS;

4
5. Tata cara alokasi anggaran kesehatan perlu diatur dengan PP tentang
pembiayaan kesehatan. Dengan ditetapkannya PP, maka upaya
pemenuhan alokasi anggaran Pemerintah sebesar 5% dapat segera
dilakukan. Penyusunan PP sedapat mungkin melibatkan seluruh
stakeholder terkait dalam Tim Sinkronisasi/Harmonisasi lintas sektor.

Sebagai tindak lanjutnya yaitu dibentuk Tim Kecil yang terdiri dari Dir.
KGM Bappenas, Dir. Otda Bappenas, Dir. Pengembangan Wilayah
Bappenas, Dir. Alokasi Pendanaan Pembangunan Bappenas, Dir. Penyusunan
APBN Kemenkeu, Kepala Pusat Kebijakan Belanja Negara Kemenkeu, Dir.
Anggaran I Kemenkeu, Dir. Dana Perimbangan Kemenkeu, Kepala Biro
Perencanaan & Anggaran Kemenkes, Kepala Biro Keuangan Kemenkes,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kemenkes, Kepala Pusat Pembiayaan
Kesehatan Kemenkes, Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Dengan tugas Tim Kecil antara lain untuk
Mendefinisikan alokasi anggaran kesehatan Pemerintah dan memberikan
masukan utama dalam penyusunan PP Pembiayaan Kesehatan.

Anggaran kesehatan nasional menggunakan dana Alokasi Khusus,


selanjutnya disebut DAK, adalah dana perimbangan dan bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional

1. Anggaran tersebut digunakan rata-rata digunakan untuk pengadaan


infrastruktur kesehatan, dan obat dan perbekalan kesehatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan pada pelayanan
kesehatan primer. Pengadaan infrastruktur kesehatan, meliputi:
a. Pembangunan Puskesmas;
b. Pembangunan Puskesmas Perawatan;
c. Pembangunan Pos Kesehatan Desa;
d. Pengadaan Puskesmas Keliling Perairan;
e. Pengadaan Kendaraan roda dua untuk Bidan Desa.

5
2. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan fasilitas rumah sakit provinsi, kabupaten/kota, antara lain:
a. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS;
b. Pemenuhan peralatan unit transfusi darah RS dan bank darah RS;
c. Peningkatan fasilitas instalasi gawat darurat RS;
d. Peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan
untuk program pelayanan obstetric neonatal emergency
komprehensif (PONEK) di RS; dan
e. Pengadaan peralatan pemerksaan kultur M.tuberculosis di BLK
provinsi.

3. Untuk kabupaten/kota, alokasi DAK 2010 ditujukan 2 (dua) kegiatan,


yaitu: pemenuhan pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Pelayanan
dasar berupa pemenuhan kesehatan dasar dan pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan. Untuk pemenuhan kesehatan dasar, DAK
diberikan kepada 405 kabupaten/kota dengan total anggaran sebesar
Rp1,22 triliun, sementara untuk obat dan perbekalan kesehatan diberikan
kepada 378 kabupaten/kota dengan total anggaran sebesar Rp 1 triliun.

B. Sistem Anggaran

Sistem anggaran adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan


oleh Badan Asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan berdasarkan
kesepakatan harga sesuai dengan anggaran yang diajukan oleh sarana
pelayanan kesehatan.

Karena jumlah dana yang diterima oleh sarana pelayanan kesehatan


tetap, maka penyelenggara pelayanan tidak akan melakukan pelayanan yang
perlu. Dengan demikian akan diperoleh beberapa keuntungan yakni :

1. Dapat mencegah kenaikan biaya , Pencegahan yang dimaksud terjadi


karena penggunaan pelayanan yang berlebihan dapat dihindari.

6
2. Dapa mendorong terselenggaranya pelayanan kedokteran pencegahan

Agar penyedia pelayanan tidak sampai rugi, haruslah diupayakan


penggunaan yang seperlunya saja. Hal ini dapat terwujud jika pesera tidak
jatuh sakit. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah menyediakan
pelayanan kedokteran pencegahan, yang apabila dapat dilakukan dalam
jangka panjang justru akan menguntungkan peserta sendiri.

Hanya saja sekalipun sistem prepayment menjanjikan banyak


keuntungan, bukan berarti pelaksanaannya luput dari berbagai masalah. Salah
satu masalah yang yang banyak dibicarakan adalah menurunnya mutu
pelayanan. Untuk mecegah tidak sampai rugi, penyelenggara pelayanan
sering memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan
ataupun di bawah standar, yang tentu saja akan merugikan peserta.

C. Tahapan Penyusunan anggaran Program Kesehatan

7
Penyusunan Anggaran Kesehatan adalah sebagai Teknik Perencanaan dan
Penggunaan Anggaran

Sumber Pembiayaan Teknik Perencanaan Penggunanan Anggaran


Pendapatan asli daerah Kondisi kapasitas fiskal Program dan kegiatan
daerah dan pemasukan oprasional
retribusi
Dana alokasi umum Formulasi DAU Program dan kegiatan
oprasional
Dana alokasi khusus Tergantung dari pusat (sisa Infrastruktur (fisik) kesehatan
bidang kesehatan dana reboisasi) dibagi
berdasarkan kapasitas fiskal
daerah
Dana bagi hasil Tergantung dari kesediaan Program dan kegiatan
SDA (operasional dan
administrasi)
Dana dekonsentrasi dan Tergantung dari pusat Kebutuhan fisik dan
dana pembantuan (berbasis anggaran taun infrastruktur
sebelumnya)
Anggaran biaya Lobby, advokasi dan Kebutuhan mendesak darurat
tambahan negosiasi dan kejadian luar biasa
Program kompensasi Jumlah penduduk miskin Untuk jaminan dan untuk
pengurangan subsidi kesehatan
BBM
Biaya lain (sisa dana Tergantung dari kondisi Kebutuhan mendesak darurat
anggaran taun lalu, kapasitas aset dan financial dan kejadian luar biasa
hutang, penjualan daerah
obligasi)
Dana Tergantung proposal Untuk pelayanan
perusahaan swasta (memberikan keuntungan langsung/tidak langsung
normsl ekonomi)
Dana LSM Tergantung proposal Untuk pelayanan
(memberikan keuntungan langsung/tidak langsung
sosial) Dana

8
D. Analisis Rencana Pembiayaan Kesehatan

1. Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:

a. Mengupayakan kecukupan/adekuasi dan kesinambungan


pembiayaan kesehatan pada tingkat pusat dan daerah

b. Mengupayakan pengurangan pembiayaan OP dan meniadakan


hambatan pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
terutama kelompok miskin dan rentan melalui
pengembangan jaminan

c. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan.

2. Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat


pokok yaitu:
a. Jumlah, Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam
jumlah yang cukup. Yang dimaksudcukup adalah dapat
membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang
dibutuhkan sertatidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.
b. Penyebaran, Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan
kebutuhan. Jika dana yang tersedia tidak d ap a t
d ia l ok as ik a n de ng an b ai k, n is ca ya ak an me n yu l i tk an
p en ye l en gg a ra a n s et ia p u pa ya kesehatan.
c. Pemanfaatan, S ek al i pu n j u ml ah d an pe n ye b a ra n da na b ai k,
t e ta p i j ik a pe ma n fa a t an n ya t i da k me n d ap a t pengaturan
yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah, yang jika
berkelanjutanakan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Definisi Anggaran Kesehatan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


di awali dengan Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat-Bappenas
yang mengadakan Pertemuan Pembahasan Definisi Anggaran Kesehatan
Sesuai UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada (04/06) di
Bappenas.

2. Sistem anggaran adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh


Badan Asuransi kepada sarana pelayanan kesehatan berdasarkan
kesepakatan harga sesuai dengan anggaran yang diajukan oleh sarana
pelayanan kesehatan.

3. Tahapan Penyusunan Penyusunan Anggaran Kesehatan adalah sebagai Teknik


Perencanaan dan Penggunaan Anggaran

4. Analisis Rencana Pembiayaan Kesehatan\

a) Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah: Mengupayakan


kecukupan/adekuasi, pengurangan pembiayaan OP dan
Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan.

b) Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat


pokok yaitu: Jumlah, Penyebaran dan Pemanfaatan

10
DAFTAR PUSTAKA

Diakses tanggal 9 Maret 2017


https://www.academia.edu/5837697/Sistem_Pembiayaan_Nasional_dan_Pe
nyusunan_Anggaran_Kesehatan

Diakses tanggal 9 Maret 2017 https://www.scribd.com/doc/124740114/Sistem-


Pembiayaan-Kesehatan-Indonesia

Lucy Stefani, Delfi. 2013. Pembiayaan Kesehatan

Sulastomo, 2000.Manajemen Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

11
Tanpa nama, 2010.Pertemuan Pembahasan Definisi Anggaran Kesehatan

12

Вам также может понравиться